BAB II FUNGSI DAN LIMITNYA 2.1 Fungsi dan Grafiknya Misal A = {a1,a2, a3, a4, a5}, B = {b1, b2, b3, b4, b5} adalah dua himpunan yang anggotanya berhingga, maka dapat dibuat hubungan (relasi) antara himpunan A dan B, seperti gambar berikut.
B
A
Andaikan A dan B anggotanya tidak berhingga, maka dapat dibuat garis real dalam bentuk sumbu koordinat X dan Y. Semua titik pada sumbu X disebut domain (daerah asal alamiah) sedang semua titik pada sumbu Y yang mempunyai pra peta di A disebut renge.
Y
X
Definisi: Fungsi
adalah
suatu
aturan
korespondensi
satu-satu
yang
menghubungkan setiap objek x dalam suatu himpunan, yang disebut daerah asal (domain) dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan yang kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil (range). Untuk memberi nama suatu fungsi digunakan simbol berupa f atau F. Maka f(x) dibaca “fungsi f pada x”. Hal ini menunjukkan nilai yang diberikan oleh fungsi f terhadap nilai x. Jadi secara umum jika f : A -> B adalah fungsi f dari disebut Range. Untuk menentukan daerah asal dan daerah hasil statu fungsi secara lengkap kita harus menyatakan, disamping aturan yang bersesuian daerah asal fungsi. Misalnya jika f adalah fungsi dengan aturan f(x) = x + 1 maka daerah asal alamiah (domain) f(x) adalah semua bilangan real dan daerah hasil (range) adalah semua bilangan real. f(x) = x + 1 daerah asal alamiahnya semua bilangan real karena untuk setiap x bilangan real f(x) mempunyai nilai. Contoh Tentukan daerah asal alamiah dan Range dari: 1. f(x) =
1 x
Jawab Daerah asal alamiah (D) = {x|x < 1} = (- ,1) Daerah hasil (R) = {y|x 0 } = [0, ) 2. f(x) =
1 1 x2
Jawab Daerah asal alamiah (D) = R – {-1,1} Daerah hasil (R) = R – {0} 3. f(x) =
x2 1
Jawab Daerah asal alamiah (D) = [-1,1]
Daerah hasil (R) = [0,1] 4. f(x)
1 x 1
Jawab Daerah asal alamiah (D) = (1, ) Daerah hasil (R) = (0,1) Catatan Misal f(x) dan g(x) fungsi-fungsi yang terdefinisi pada interval tertentu dalam R, 1. Jika f(x) = f(-x) maka f(x) disebut fungsi genap Contoh a. f(x) = x 2 x 4 adalah fungsi ganjil karena f(-x) = (-x) 2 -(-x) 2 = x 2 x 4 b. f(x) =
1 1 x2
adalah fungsi genap
c. f(x) = 6 adalah fungsi genap 2. Jika –f(x) = f(-x) maka f(x) disebut fungsi ganjil Contoh a. f(x) = x 3 x adalah fungsi ganjil b. f(x) =
2 2 x3
adalah fungsi ganjil
3. jika f(x) = f(-x) = -f(x) maka f(x) disebut fungsi genap dan ganjil Contoh a. f(x) = 0 fungsi genap dan ganjil karena f(x) = 0, -f(x) = -0 = 0 dan f(-x) = 0
sehingga f(x) = f(-x) = -f(x)
4. jika f(x) f ( x) f ( x) maka f(x) disebut fungsi tidak genap tidak ganjil. Contoh a. f(x) = 1 – x adalah fungsi bukan genap dan bukan ganjil b. f(x) = x - x 2 adalah fungsi bukan genap bukan ganjil
c. f(x) =
1 adalah bukan fungsi genap bukan fungsi ganjil. 1 x
2.2 Operasi Pada Fungsi Sepertihalnya dengan bilangan, fungsi dapat dioperasikan dengan tanda operasi pada bilangan. Operasi tersebut adalah + (jumlah), - (selisih), : (pembagian), dan . (perkalian). Misal f(x) dan g(x) dua fungsi yang terdefinisi pada suatu selang, maka operasinya adalah: 1. f(x) + g(x) = (f+g)(x) 2. f(x) – g(x) = (f-g)(x) 3. f(x) x g(x) = (fxg)(x) 4.
f ( x) f g ( x) g
( x) asalkan g ( x ) 0
f ( x ). f ( x). f ( x). f ( x).... f ( x) ( f . f . f . f ... f )( x ) 5. = = f n (x) n faktor
n faktor
Selain
operasi
di
atas,
dua
fungsi
atau
lebih
dapat
dikomposisikan. Jika fungsi f mempunyai daerah hasil f(x) dan fungsi g mempunyai daerah definisi g(f(x)). Maka dapat dikatakan kita telah mengkomposisikan g(x) dengan f(x). Fungsi yang dihasilkan disebut komposisi fungsi g dengan fungsi f dan dinotasikan dengan gof, sehingga (gof)(x) = g(f(x)).
Dengan cara yang sama kita juga dapat melakukan komposisi f(x) dengan g(x). Fungsi yang dihasilkan disebut komposisi fungsi f dengan fungsi g dan dinotasikan dengan fog, sehingga (fog)(x) = f(g(x)). Contoh 1. f(x) =
x2 4 ,
g(x) = 2 +
1 1 x
a. f(x) + g(x) =
x2 4
+ (2 +
b. f(x) - g(x) =
x2 4
- (2 +
c. f(x). g(x) = ( x 2 4 )(2 +
a. (fog)(x)
= f(g(x))
=
x
)
x
= g(f(x)) = 1-
1 x
Berdasarkan a dan b (fog)(x)
3. f(x) =
1 ) 1 x
x
=1–(1-
b. (gof)(x)
1 ) 1 x
1 ) 1 x
d. f(x) : g(x) = ( x 2 4 ):(2 +
2. f(x) = 1- x , g(x) = 1 -
1 ) 1 x
1 , g(x) = 2 x
1 x2
(gof)(x)
a. (fog)(x) = f(g(x)) = b. (gof)(x)
1 2 1 x2
= g(f(x)) = 1
1 2x
2
=
1 1 2 4 4 x x
=
3 4x x 2 4 4x x 2
Berdasarkan a dan b (fog)(x) ( gof )( x)
Soal-soal 1. Tentukan daerah definisi dan daerah hasil dari fungsi berikut: a) f(x) = 1-
1 x
b) g(x) =
1 2x
c) f(x) =
1 x2
d) g(x) = 1- x 2 e) f(x) =
1 , 2 x
f) (x) = x 3 1 g) f(x) = x2 + 4, e. g(x) =
2 x3
,
,
f
2. Tentukan daerah definisi (f+g)(x), (f-g)(x), (f.g)(x), dan ( x ) jika: g a. f(x) = 1b. f(x) = c. f(x) =
1 x
1 x2
, g(x) =
, g(x) = 1- x 2
1 , g(x) = x 3 1 2 x 2 x3
d. f(x) = x2 + 4, g(x) = e. f(x) =
1 2x
x 2 3,
g(x) =
x 1
3. Tentukan (fog)(x) dan (gof)(x) jika a. f(x) = 1b. f(x) = c. f(x) =
1 x
1 x2
, g(x) =
, g(x) = 1- x 2
1 , g(x) = x 3 1 2 x 2 x3
d. f(x) = x2 + 4, g(x) = e. f(x) =
1 2x
x 2 3,
g(x) =
x 1
2.3 Fungsi Trigonometri C
r A
y B
x Pada gambar di atas, ABC adalah sebarang segitiga yang salah satu sudutnya dan siku-siku pada CBA. Dengan memisalkan AB = x, BC = y dan AC = r. maka berdasarkan segitiga tersebut terdapat 6
perbandingan
sisi-sisi
segitiga
(goniometri)
yaitu:
AB BC BC AC AC AB , , , , , AC AC AB AB BC BC
Karena A = maka perbandingan tersebut dinyatakan dengan: 1. sin
BC y = AC r
2. cos
AB x = AC r
3. tan
BC y = y AB x
4. cot
AB = y y BC
5. sec
6. csc
x
1
x
1 tan
r 1 1 x x cos r
AC AB
r
1
AC y y BC
r
1 sin
Karena ABC salah satu sudutnya siku-siku, maka menurut teorema Pitágoras berlaku: AB 2 BC 2 AC 2 x2 y2 r 2
Selanjutnya
secara
berurutan
membagi
persamaan
dengan r2, x2 dan y2 diperoleh persamaan baru 1.
x2 y2 r2 2 r2 r2 r
x2 y2 r 2
2
2
x y 12 r r cos
2
sin
2
1
cos sin 1 (1) 2
2
x2 y2 r2 2. 2 2 2 x x x 2
y r 12 x x
2
1 tan (sec ) 2 2
1 tan 2 sec 2 ( 2)
3.
x2 y2 r2 y2 y2 y2 2
x r 12 y y cot
2
2
1 (csc ) 2
cot 2 1 csc 2 (3)
Persamaan (1), (2), dan (3) di atas dinamakan rumus identitas. Selanjutnya
berdasarkans
perbandingan
tersebut
dapat
dibuat
beberapa humus tentang fungsi trigonometri. Perhatikan gambar berikut ini. k
U
S
l
T
O
Pada
m
P Q gambar
di
atas
terdapat
QOT , TSU , OTU , dan OPU QOT TSU
4
segitiga
siku-siku,
yaitu
dan diketahui QOT , TOU .
sehingga SUT
Berdasarkan OPU diperoleh perbandingan panjang sisi Sin POU
UP dengan UP = PS + SU OU
Karena QOT TSU maka SU = UT cos
Karena PS = QT dan karena OQT siku-siku di TQU maka OQ = OT cos
dan QT = OT sin
Karena OTU siku-siku di OTU maka OT = OU cos dan UT = OU sin Karena POU Sin POU
UP OU
sin ( ) =
UP OU
=
PS SU OU
=
QT SU OU
=
OT sin UT cos OU
=
OU cos sin OU sin cos OU
Sehingga diperoleh rumus sin ( +
) =
.
sin cos sin cos
............ (4) Dengan cara yang sama diperoleh: cos POU
OP , OP = OQ – PQ OU
Karena QOT TSU maka SU = UT cos
Karena PQ = ST dan karena UST siku-siku di TSU maka ST = SU sin
Karena OTU siku-siku di OTU maka OT = OU cos dan UT = OU sin Karena OQT siku-siku di TQU maka OQ = OT cos sin
dan QT = OT
Karena POU cos POU
UP OU
cos ( ) =
OP OU
=
OQ PQ OU
=
OQ ST OU
= =
OT cos UT sin OU
OU cos cos OU sin sin OU
Sehinggda diperoleh rumus cos ( + ) = cos cos sin sin ............ (5) Berdasarkan (4) dan (5) dapat ditentukan rumus lain Sin ( ) = sin ( ( )) = sin cos ( ) cos sin ( ) = sin cos cos ( sin ) = sin cos cos sin ...........(6) Cos ( ) = cos ( ( )) = cos cos ( ) sin sin ( ) = cos cos sin ( sin ) = cos cos sin sin ...........(7) tan ( )
sin ( ) cos( ) sin cos cos sin
= cos cos sin sin
Persamaan di atas dibagi dengan cos cos , diperoleh: sin cos = cos cos
cos cos sin cos cos cos cos sin sin cos cos cos
sin sin cos cos = sin cos 1 cos cos tan tan
= 1 tan tan tan tan
Sehingga tan ( ) = 1 tan tan tan ( )
.................... (8)
sin ( ) cos( ) sin cos cos sin
= cos cos sin sin Persamaan di atas dibagi dengan cos cos , diperoleh: sin cos = cos cos
cos cos sin cos cos cos cos sin sin cos cos cos
sin sin cos cos = sin cos 1 cos cos tan tan
= 1 tan tan tan tan
Sehingga tan ( ) = 1 tan tan
.................... (9)
Beberapa rumus fungsi trigonometri yang lain adalah: 1. sin( ) sin 2. cos( ) cos 3. tan( ) tan cos 2 2
4. sin sin 2 sin
2
5. cos cos 2 cos
cos 2
6. sin 2 2 sin cos 7. cos 2 cos 2 sin 2 2 cos 2 1 1 2 sin 2
1 2
8. sin sin [cos( ) cos( )] 1 2
9. cos cos [cos( ) cos( )] 10.
sin cos
1 [sin( ) sin( )] 2
11.
x sin 2
1 cos 2
12.
x cos 2
1 cos 2
Bukti rumus di atas ditinggalkan oleh penulis untuk menjadi latihan bagi pembaca. Soal-soal 1. Selidiki fungsi berikut genap, ganjil, bukan genap ataupun ganjil a. f(x) = cos x + sin x b. f(x) = sec x c. f(x) = cos (sin t) d. f(x) = sin 2 x e. f(x) = x 2 sin x f. f(x) =
sin 4 x
2. Buktikan kesamaan berikut. a. (1+ sinx)(1- sinx) =
1 sec 2 x
b. (sec x-1)(sec x +1) = tan 2 x c. sec x – sin x cos x = cos x sec 2 x 1 d. sin 2 x 2 sec x
e. sin 2 x
1 1 sec 2 x
f. cos 3y = 4 cos 3 y 3 cos y g. sin 4s = 8 sin s cos 3 s 4 sin s cos s h. (1+ cos x)(1- cos x) = sin 2 x
i.
sin p cos p 1 cos p sec p
j. (1 - cos 2 x)(1 cot 2 x) 1 k. sin t(csc t – sin t) = cos 2 t l.
1 csc 2 y 1 2 csc y sec 2 t
. 2.4 Limit Fungsi 1 Teorema
f(x) g(x) xlim f(x) lim g(x) 1. xlim a a x a
4.
lim f(x).g(x) lim f(x). lim g(x)
x a
x a
xa
f(x) g(x) xlim f(x) lim g(x) 2. xlim a a x a
5.
lim g(x) x a f (x)
lim f(x) x a lim g(x) x a
g(x) 0 dengan xlim a
c .f(x) c. lim f(x) , c = konstanta 3. xlim a x a lim f(x)
x a
n
lim f(x) x a
6.
n
2 Bentuk Tak Tentu Bentuk di dalam matematika ada 3 macam, yaitu : 1. Bentuk terdefinisi (tertentu) : yaitu bentuk yang nilainya ada dan tertentu, misalnya : 63 , 40 . 2. Bentuk tak terdefinisi : yaitu bentuk yang tidak mempunyai nilai, misalnya : 50 3. Bentuk tak tentu : yaitu bentuk yang nilainya sembarang, misalnya : 00 , , ,1 Penting : Persoalan limit adalah mengubah bentuk tak tentuk menjadi bentuk tertentu. 3 Limit Fungsi Aljabar
Jika
diketahui
fungsi
lim f (x ) f (a )
f(x)
dan
nilai
f(a)
terdefinisi,
maka
x a
x 2 2x ) (32 2(3)) 9 6 15 1. lim( x 3
Contoh :
lim 5x x 7x 2
2.
70 0
02 0 5( 0 ) 7
x 0
Berikut ini akan dibahas limit Limit Fungsi Aljabar Bentuk Tak Tentu yaitu : 00 , , dan 1 .
3.1 Bentuk 00 Limit ini dapat diselesaikan dengan memfaktorkan pembilang dan penyebutnya, kemudian “mencoret” faktor yang sama, lalu substitusikan nilai x = a.
Catatan : 1. Karena xa, maka (xa) 0 sehingga pembilang dan penyebut boleh dibagi dengan (x a) 2. Nilai limitnya ada dengan syarat : Q(a) 0 3. Jika pembilang atau penyebutnya memuat bentuk akar, maka sebelum difaktorkan dikalikan dulu dengan bentuk sekawannya. Contoh : 1.
lim x x25x9 6 lim ((xx 33)()( xx 23)) lim xx 23
2.
lim xx3 4xx 252xx
2
x 3
x 3
3
2
x 0
x 3
2
x ( x x 5) 2
x (x 4x 2)
x 1
x 2 3 5x 1 x2 x
lim x 1
x 2 5x 4 x 1 ( x 1) x 2 3 5x 1
lim (1 1)
2
1 4 4 4
3 2 (2 2)
3.2 Limit Bentuk
3 8
83
lim xx2 4xx52 2
x 0
3.
lim
3 2 3 3
x 2 3 5x 1 x 2 1
1 6
0 2 0 5 0 4 ( 0) 2 2
x 2 3 5x 1 2
x 3 5x 1
5 2
lim
( x 1)( x 4 ) x 1 ( x 1)( x 1) x 2 3
lim
( x 2 3) ( 5x 1) x 1 ( x 2 1) x 2 3 5x 1
5x 1
lim
x 1 ( x 1)
(x 4) x2 3
5
Limit ini dapat diselesaikan dengan membagi pembilang dan penyebut dengan variabel pangkat tertinggi, kemuadian a 0. digunakan rumus : xlim x
Contoh : 1. 3
2
6x 2x 5x
lim
x 12x3
lim
6x3 x3
2
x
5x x3
x
x
8x x3
6x3 x4
7x4
2x3
7x2 8x x 12x3 7x2 3 3
lim
5 x2
6 2x
x 12 7 x
600 6 1 12 0 0 12 2
000 0 0 200 2
8 x2
2.
lim
3
2
6x 7x 3x
x 2x
4
3
2
x 4x
lim
x 2x 4 x4
2
x x3
x4
3x x4
4x2 x4
lim
x
6 x
7 x2 1 x
2
3 x3
4 x2
3.
lim
4
2
5x 3x 2
x 2x3
4x2 7
lim
5x 4 x4
2
3x4 x
x 2x3 x4
4x2 x4
2 x4 7 x4
lim
5
x 2 x
3 x2
2
x4 4 7 x2 x 4
Kesimpulan: Jika f ( x ) a0 x n a1 x n 1 ..... an g ( x ) b0 x m b1 x m1 ..... bm maka: 1. lim x
f (x) g(x)
2. lim x
f (x) g(x)
3. lim x
f (x) g(x)
4.
a0 b0
untuk n = m
0 untuk n < m atau - untuk n > m
lim 62xx5 2xx 378xx 2 5
4
3
x
x 10 2 x 8 3 x 7 12 5 2 x x 12 x x
5. lim
3x7 6 x 4 2 6 4 3 2 x x 7 x x
6. lim
2 6
1 3
(kesimpulan (1))
0
(kesimpulan (2))
(kesimpulan (3))
3.3 Limit Bentuk Limit ini umumnya memuat bentuk akar:
Cara Penyelesaian : 1. Kalikan dengan bentuk sekawannya !
500 5 000 0
lim
g(x)
f(x)
x
f ( x)
g(x)
f ( x)
g(x)
lim x
f (x) g(x) f (x )
g(x)
2. Bentuknya berubah menjadi 3. Selesaikan seperti pada (2.4.2)
Contoh: 1.
lim
x
x 2 6x 2 x 2 4x 1
lim
x2 4x 1
x2 6x 2
lim
x
(x2 6 x 2)(x2 4x 1) x2 6 x 2
x
x2 4x 1
10x 1 2 2x x x2 4x 1
lim
x
x2 6x 2
x2 4x 1
x2 6x 2
x2 4x 1
pangkat tertinggi pembilang 1, 10x 1 pangkat tertinggi penyebut 1,
lim
x2 6 x 2 2x2 4x 1 sebab
x
10 1 1
x
10 2
x
5
2. lim
x
lim
2x2 x
x2 3x lim
(2x2 x)(x2 3x) 2x2 x x2 3x
x
2x2 x
x
lim
x
x2 3x2
lim
ax 2 bx c px 2 qx r
b q
1) 2 a jika a = p 2) jika a > p 3) - jika a < p 3. 4. 5.
3 (5)
lim
4x2 3x 1 4x2 5x 2
lim
4x 2 7x 1 3x 2 x 8
lim
4x 2 2x 3 5x 2 4x 7
x x x
3.4 Limit Bentuk Definisi :
2 4
2 4
1 2
1
lim 1
n
1 n n
2x2 x x2 3x
x2pangkat 4x tertinggi pembilang 2, 2 penyebut 1. 2x xpangkat x2 3tertinggi x
Secara umum: x
2x2 x x2 3x
e 2,718281.....
n bilangan asli
Dari definisi dapat dibuktikan teorema berikut :
1 1. xlim
1 x x
lim 1 x
1 x
1 x x
2. lim 1 x lim 1 x x 0
x 0
Contoh : 1.
lim1
4 x x
2.
1 x 2x
3.
x
lim 1
x
lim 1 x
x 4
lim 1 x
x
1 x
1 x
lim 1
1 x x
e
x bilangan real
e
4
4 lim 1 1x lim 1 1x x x 4 4 x
1 1 2x 2 2x
1 1 lim 1 3x x lim 1 3x 3x x 0 x 0
lim 1 x 3
1 1 2 2x
x 4
4
4
1
e2
1 lim 1 3x 3x x 0
3
e 3
4 Limit Fungsi Trigonometri Teorema : sin x x 1. lim x lim sin x 1 x 0 x 0 tan x x 2. lim x lim tan x 1 x 0 x 0
Untuk keperluan praktis teorema tersebut dapat dikembangkan menjadi: lim sin ax x 0 bx
ax x 0 sin bx
lim
lim
x 0
tan ax bx
ax x 0 tan bx
lim
tan ax x 0 tan bx
lim
sin ax x 0 tan bx
lim
tan ax x 0 sin bx
lim
a b
Seperti pada fungsi aljabar, maka pada fungsi trigonometri juga
f (x ) f (a ) berlaku bahwa jika f(a) terdefinisi, maka: lim x a Contoh : 1. lim sin 2 x cos x sin 0 cos 0 0 1 1 x 0
2.
lim
x 1 2
sin x cos x 2 sin x 3 cos x
sin 1 cos 1 2 2 2 sin 1 3 cos 1 2 2
1 0 2 0
1 2
Berikut ini akan dibahas limit Fungsi Trigonometri bentuk tak tentu yaitu : 00 , ,0. . 4.1 Limit Bentuk sin 3x 1. xlim 0 tan 4x
0 0
3 4
2 x)
1(12 sin 2x lim 3x. sin x 2. lim 13xcos . sin x x 0
3.
x 0
sin x sin a lim x a x a x a
lim
2 sin2 x x 0 3x sin x
lim
2 cos 1 (x a). sin 1 (x a) 2 2 x a
2 sin sin x . sin x x 0 3x
lim
lim 2 cos 1 (x a). 2 x a
2 .(1) 3
sin 1 (x a) 2 (x a)
2 3
2 cos 12 (a a). 12 cos a
4.2 Limit Bentuk Limit bentuk dapat diselesaikan dengan mengubahnya
. 0 0
ke bentuk Contoh :
1 lim (sec x tan x) lim ( cos x
x 2
x 2
2 cos 1 ( x) sin 1 ( x) 2 2 2 2 x) sin( x 2 2
lim
2 cos 12
sin x ) cos x
1 sin x cos x x 2
lim
lim 2 cos
2 2 .[12 ] cos 12 0
x 2
1 2
2
x.
sin . sin x 2 ) sin( x 2x 2
lim
sin 1 ( x) 2 2 sin( x) 2
4.3 Limit Bentuk 0. Limit bentuk 0. dapat diselesaikan dengan mengubahnya
. 0 0
ke bentuk Contoh :
(1)(sin 1 2 x 1 cos 1 x 2
lim (x 1). tan 1 x lim 2
x 1
1 1 2
sin
1 2
1 1 2
(x 1) sin 1 x 2 x 1 sin( 1 1 x) 2 2
lim
(x 1) sin 1 x lim 1 2 x 1 sin (1 x) 2
2
5 Limit Deret Konvergen Definisi : Deret Geometri Konvergen adalah deret geometri dengan rasio (pembanding) : 1 < r < 1. Teorema : S
a 1r
S : jumlah tak hingga suku deret geometri konvergen a : U1 : suku pertama
r
r : rasio, yaitu
U2 U1
Contoh : 1. Hitung jumlah tak hingga deret geometri berikut : a) 2 1 21 41 ..... b) 3 1 13 91 ..... Jawab : a)
S 1a r 12 1 21 4 2
2. Hitung limit berikut :
2
b)
S 1a r 1 (3 1 ) 34 94 3
3
1 a) nlim
1 4
1 16
1 4n
...
i 1
lim 1 41 161 ...
Jawab : a)
n n
2 2.3 i lim n i 1 i 1 3
b)
n
2.3 i n
b) lim
lim
2 9
1 4n
....
2 3n
11 1
a 1 r
4
a 1r
2 3
4 3
1 2 3
2 3 1 3
2
3. Ubahlah menjadi pecahan biasa ! a) 0,6666 ..... b) 0,242424 ..... Jawab : a) 0,6666 ..... = 0,6 + 0,06 + 0,006 + .....
a 1r
0,6 10,1
0,6 0,9
6 9
2 3
b) 0,242424 ..... = 0,24 + 0,0024 + 0,000024 + a 1r
0,24 10,01
0,24 0,99
24 99
8 33
4. Jumlah semua suku deret geometri tak hingga adalah 12, jumlah suku-suku bernomor genap adalah 4. Tentukan rasio dan suku pertama deret itu ! S 12 1a r 12 Jawab : ...... (1) U2 + U4 + U6 + ... = 4 ar + ar3 + ar5 + ... = 4 ar 1 r 2
4 1a r 1r r 4
...... (2)
Dari (1) dan (2) : 12 1 r r 4 8r 4
Persamaan (1) : Rasio =
1 2
a 1 r
12r 1r r 12
4 12r 4 4r
12 1a 1 12 a 6 2
dan suku pertama = 6
5. Diketahui sebuah bujursangkar dengan sisi 10 cm. Titik tengah keempat sisinya dihubungkan sehingga terbentuk bujursangkar kedua. Titik tengah keempat sisibujursangkar kedua dihubungkan lagi sehingga terbentuk bujursangkar ketiga, demikian seterusnya. Hitunglah jumlah luas semua bujursangkar itu ! Jawab : D
R
C
S
Q
A
5 2
5 2 5
P
5
B
Luas bujursangkar I = AB x AD = 10 x 10 = 100 cm2. Luas bujursangkar II = PQ x PS = 52 x 52 = 50 cm2. 50 21 Rasio luas = 100
6 Kontinuitas dan Diskontinuitas Fungsi Definisi :
Fungsi f(x) dikatakan kontinu (sinambung) di x = a
f ( x ) f (a ) . jika dan hanya jika lim xa
Dari definisi terlihat ada tiga syarat fungsi f(x) kontinu di x = a, yaitu : 1. f(a) terdefinisi (ada)
f ( x ) terdefinisi ada 2. lim x a f ( x ) f (a ) 3. lim xa Apabila satu di antara ketiga syarat itu tidak dipenuhi, maka fungsi f(x) diskontinu (tak sinambung) di x =a. Perhatikan gambar berikut : y
1.
f(x) kontinu di x = a, sebab
f(a)
f(x) x
a
y
2.
f(x) f(a)
x
a
y
3.
f(x) diskontinu di x = a, sebab tidak ada
f(x) diskontinu di x = a, sebab f(a) f(x)
f(a) a
x
Contoh : 1. Tunjukkan bahwa fungsi f ( x) x 2 x 3 kontinu di x = 1 Jawab : 1) f (1) 12 1 3 1 f(1) terdefinisi
f(x) lim x 2 x 3 12 1 3 1 lim f ( x ) terdefinisi 2) xlim x 1 1 x 1
f ( x ) f (1) 3) lim x 1
Jadi fungsi f ( x ) x 2 x 3 kontinu di x =1.
2. Selidiki apakah fungsi
f ( 3)
Jawab : 1)
f (x) 32 9 3 3
00
x2 9 x3
kontinu di x = 3
(tidak terdefinisi)
Karena f(3) tak terdefinisi, maka f(x) diskontinu di x = 3 3. Selidiki apakah fungsi
xx 24 , untuk x 2 f ( x) 4, untuk x 2 2
Jawab : 1) 2)
f(1) = 4 (terdefinisi) x3 1 x 1 x 1
lim f(x) lim
x 1
3)
kontinu di x = 2
(x 1)(x2 x 1) x 1 x 1
lim
(terdefinisi) lim f ( x) f (1) , berarti f(x) disko x 1
2.5 Teorema Limit 2.6 Limit di Tak Hingga dan Limit Tak Hingga 2.7 Kekontinuan Fungsi 2.8 Soal-soal
lim x2 x 1 12 1 1 3 x 1