DIMENSI KENDARAAN Dimensi Kendaraan adalah Jumlah Lebar keseluruhan, Panjang keseluruhan dan Tinggi keseluruhan. Disamping itu juga kita sering juga mendengar dan mengenal istilah Ground Clearance, Tread width dan Wheel Base.
m l c i j h f
g f
d a
b
e
a. Overall length, adalah jarak antara ujung bumper kendaraan paling depan ke bumper paling belakang b. Overall width, adalah Lebar keseluruhan dari kendaraan itu sendiri. c. Overall height, adalah Tinggi kendaraan dalam keadaan kosong ( tanpa penumpang ). d. Wheelbase, adalah jarak antara titik tengah dari roda depan dan roda belakang. e. Tread, adalah jarak antara titik tengan roda kanan ( depan/belakang ) dan roda kiri ( depan/belakang ). f. Overhang, adalah jarak titik roda ( depan/belakang ) terhadap bumper ( depan/belakang ). g. Ground clearance, adalah jarak terendah dari suatu titik kendaraan terhadap permukaan tanah ( ground ). h. Body clearance, adalah jarak terendah dari body kendaraan terhadap permukaan tanah ( ground ). i. Approach angle, adalah sudut yang dibentuk antara roda depan terhadap bumper bagian bawah. j. Departure angle, adalah sudut yang dibentuk antara roda belakang terhadap bumper bagian bawah .
l. Room width, adalah jarak antara sisi permukaan body trim sebelah kiri dengan sebelah kanan. m. Room height, adalah jarak antara ujung lantai kendaraan dengan atap kendaraan.
KONSTRUKSI KENDARAAN A. Konstruksi Frame/Body adalah Dimana Bodi kendaraan dan Frame/Rangka dipasang secara terpisah, dan biasanya kendaraan ini digunakan untuk kendaraan-kendaraan angkutan berat seperti, truk dll.
B. Konstruksi Monocoque adalah Bodi kendaraan dan Frame terpasang menjadi satu kesatuan, dengan bentuk dari frame yang berbeda, namun terpasang mengikuti bentuk bodi kendaraan. Konstruksi ini biasanya digunakan untuk kendaraan-kendaraan angkutan sedang sampai ringan seperti sedan dll .
BERAT KENDARAAN Berat Kendaraan, sangatlah mempengaruhi performa/kemampuan kendaraan itu sendiri, baik dalam kemampuan ditanjakan serta mempengaruhi effisiensi penggunaan bahan-bakar. Berat kendaraan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu : . 1. Curb Weight adalah Berat kendaraan kosong, tanpa muatan atau penumpang tapi termasuk bensin yang terisi penuh, oli, air radiator dan perlengkapan-perlengkapan standart seprti ban serep dan tools . 2. Gross Vehicle Weight adalah Berat kendaraan kosong ditambah jumlah maksimum penumpang dan daya muat, dan Gross Vehicle Weight merupakan batasan maksimum total berat kendaraan yang dianjurkan pabrik pembuatan kendaraan .
Penilaian kemampuan ( Power ) kendaraan berdasarkan perhitungan Weight Ratio :
Power-Weight Ratio = Berat kendaraan (Kg) / Tenaga Maksimum (PS/KW)
Torque-Weight Ratio = Berat kendaraan (Kg) / Torque Maksimum (Kgm/N.m)
Power dan Torque-Weight Ratio yang memiliki nilai kecil berarti kendaraan memiliki kemampuan yang baik
KARAKTERISTIK AERODINAMIKA Kekuatan Aerodinamis dapat mempengaruhi kestabilan dan kenyamanan pada kendaraan disaat bergerak / melaju, hal ini di sebab adanya gerakkan angin yang mendorong kebelakang. Kekuatan semacam inilah yang harus diatasi kendaraan pada saat bergerak, kekuatan ini disebut Air Resistance (Hambatan Udara). Sehingga dengan demikian diciptakanlah dimensi dan bentuk ( tipe body ) kendaraan yang sedemikian rupa sehingga memiliki tahanan udara yang lebih kecil .
CD ( Coefisien of Drag ) adalah hambatan udara terhadap suatu kendaraan. Kendaraan yang memiliki CD yang kecil, maka akan mendapatkan hambatan udara yang kecil pula. Tetapi hambatan udara tidak hanya ditentukan oleh CD saja, tapi juga tergantung dari kecepatan melajunya sebuah kendaraan. Semakin cepat kendaraan semakin terasa efek dari hambatan udaranya . Kondisi ini memberikan kontribusai terhadap kecepatan maksimum kendaraan dan konsumsi bahan-bakar
KARAKTERISTIK AERODINAMIKA Pada saat kendaraan bergerak / melaju, maka ada gerakkan angin yang mendorong ke belakang dan mengangkat seperti mencoba untuk menerbangkan kendaraa. Gerakkan semacam ini sering disebut dengan “Movement”. Gerakkan angin . tersebut akan berdampak terhadap kestabilan dari kendaraan disaat berkendara. Yawing & Rolling movement adalah besarnya aliran udara yang mampu membuat kendaraan membelok atau menyimpang dari haluan. Hal ini pada umumnya dipengaruhi oleh tinggi dan atau rendahnya suatu kendaraan . Kondisi ini memberikan kontribusi terhadap kemampuan pengemudi menggerakkan Steer disaat belok dan kestabilan kendaraan .
Pitching and Bouncing movement adalah besarnya aliran udara yang mampu membuat kendaraan terangkat. Hal ini pada umumnya dipengaruhi oleh besar dan atau kecilnya ground / body clearance suatu kendaraan . Kondisi ini memberikan kontribusi terhadap kemampuan pengemudi menggerakkan Steer dan kemampuan Traction.
DEFINISI MESIN Mesin yang terdapat pada mobil merupakan suatu sumber tenaga agar kendaraan dapat bergerak / berjalan. Apabila ditinjau dari prinsip kerja, maka mesin dapat dibagi menjadi 2 prinsip kerja yaitu : 1. Mesin Empat Langkah ( 4 Tak ) 2. Mesin Dua Langkah ( 2 Tak ).
Apabila ditinjau dari sistem bahan-bakar yang digunakan, maka dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: 1. Mesin Gasoline ( Bensin ). 2. Mesin Diesel ( Solar ). 3. Mesin LPG ( Liquefied Petroleum Gas ).
Gerakkan bolak-balik atau naik-turun piston akibat proses pembakaran akan diteruskan menjadi gerakan berputar yang kemudian diteruskan ke Fly Wheel ( ring gear )
KONSTRUKSI dan KLASIFIKASI MESIN 1. Bagian Cylinder Head ( sistem mekanisme cam dan katup/valve ) Bagian Cylinder Head merupakan tempat camshaft dan terjadinya sistem mekanisme katup/valve akibat perputaran dari mesin. . 2. Bagian Cylinder Block ( Proses pembakaran ) . Bagian Cylinder Block, merupakan tempat terjadinya proses pembakaran, dimana merubah garakkan bolak balik piston menjadi gerakan putar . 3. Oil Pan, Bagian ini merupakan tempat penampung oli mesin yang akan didistribusikan ke bagian mesin sebagai pelumas dan dilengkapi dengan pompa oli . KLASIFIKASI BENTUK CYLINDER Bentuk ruang bakar ( Cylinder ), pada umumnya disesuaikan dengan jumlah atau banyaknya piston serta besarnya kapasitas mesin ( cc )
KLASIFIKASI MEKANISME CAMSHAFT Camshaft disini berfungsi untuk menggerakkan mekanisme katup agar katup/valve in dan out dapat membuka dan menutup sesuai dengan waktu dan kecepatan kendaraan . 1. DOHC ( Double Overhead Camshaft ) . Berarti jumlah Cam yang menggerakkan katup hisap dan buang/valve intake dan exhaust ada dua, dengan jumlah nok yang disesuaikan dengan jumlah katup atau valve pada kendaraan . TWIN CAM
2. SOHC ( Single Overhead Camshaft ) Berarti jumlah Camshaft yang menggerakkan katup hisap dan buang/valve intake dan exhaust hanya satu dengan jumlah cam/nok yang disesuaikan dengan jumlah katup atau valve pada kendaraan .
DOUBLE CAM
KLASIFIKASI MEKANISME KATUP / VALVE 1. Katup Hisap ( Intake valve ) . Valve atau katup hisap berfungsi untuk mengalirkan dan menutup campuran udara dan bahan-bakar ( gas ) yang akan masuk kedalam ruang bakar . 2. Katup Buang ( Exhaust valve ) . Valve atau katup yang berfungsi untuk membuang dan menutup hasil dari sisa pembakaran .
Cam angle sensor Oil Control Valve
CVTC controller Mengontrol perubahan pembukaan dan penutupan katup in
CVTC ( Continuously Variable valve Timing Control ) Crank angle sensor
CVTC (Continuously Variable valve Timing Control ) adalah sebuah teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke dalam silinder dengan cara mengatur waktu (timing) pembukaan katup masuk saat mesin bekerja pada rpm
VVT-i : Variable Valve Timing – Inteligent ( Toyota ) VVT : Variable Valve Timing ( Suzuki )
tertentu. Teknologi ini akan mampu meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar pada disetiap kondisi rpm
.
MENGAPA DENGAN CVTC MESIN LEBIH HEMAT BAHAN BAKAR ? Saat Idling Untuk menghasilkan mesin berputar lebih halus, overlap tidak diharapkan. Bila mesin dapat menghilangkan overlap saat idling, bahan bakar lebih ekonomis oleh karena tidak ada campuran udara bahan bakar yang terbuang ke exhaust dan campuran bisa di set lebih kurus. Putaran rendah tidak stabil bila ada overlap. Agar stabil campuran di pergemuk (boros)
Tanpa CVTC
Overlap
Putaran rendah stabil bila tidak ada overlap. Campuran tidak perlu terlalu gemuk (irit)
Dengan CVTC
Tidak ada Overlap
MENGAPA DENGAN CVTC MESIN STABIL DAN LEBIH BERTENAGA ? Saat mesin rpm tinggi dengan beban berat . Saat beban berat dan rpm tinggi, maka gerakan piston lebih cepat dari gaya inersia masuknya campuran bahan-bakar ke cylinder. Sehingga penutupan katup “IN” harus diperlambat, atau dengan kata lain waktu pembukaan katup “IN” lebih lama, agar campuran yang masuk lebih banyak. Dengan demikian efisiensi pengisian naik dan power mesin bertambah. Efisiensi pengisian kecil ( sedikit ) tenaga mesin akan berkurang, karena c ampuran bahanbakar sebelum mak s i m a l masuk, valve sudah tertutup. Katup “IN” tertutup tidak sesuai dengan gaya inersia camputan .
E f i s i e n s i pengisian Tinggi ( banyak ) tenaga mesin akan bertambah, karena campuran bahan-bakar yang masuk . Menutupnya katup “IN” sesuai dengan gaya inersia campuran.
Tanpa CVTC
Dengan CVTC
PRINSIP KERJA MESIN GASOLINE ( 4 TAK / LANGKAH ) Gambar dibawah menerangkan 4 langkah, pada satu piston dalam melakukan proses pembakaran sampai menghasilkan suatu tenaga.
1. Langkah Hisap
2. Langkah Kompresi
3. Langkah Usaha
4. Langkah Buang
Katup hisap terbuka dan Katup buang tertutup
Katup hisap dan Katup buang keduanya tertutup
Piston bergerak kebawah dan menghisap campuran bahan-bakar dan udara masuk kedalam ruang bakar
Piston bergerak keatas dan menekan campuran bahan-bakar dan udara didalam ruang bakar
Kedua katup masih tertutup. Campuran bahan-bakar dan udara yang bertekanan tinggi dinyalakan oleh api busi
Katup hisap tertutup dan katup buang terbuka
Piston bergerak cepat kebawah akibat dorongan hasil pembakaran.
Piston bergerak keatas dan medorong gas sisa pembakaran keluar ruang bakar
PRINSIP KERJA MESIN DIESEL ( 4 TAK / LANGKAH ) Gambar dibawah menerangkan 4 langkah, pada satu piston dalam melakukan proses pembakaran sampai menghasilkan suatu tenaga.
1. Langkah Hisap
2. Langkah Kompresi
3. Langkah Usaha
4. Langkah Buang
Katup hisap terbuka dan Katup buang tertutup
Katup hisap dan Katup buang keduanya tertutup
Katup hisap tertutup dan katup buang terbuka
Piston bergerak kebawah dan hanya menghisap udara masuk kedalam ruang bakar
Piston bergerak keatas dan menekan udara dengan tekanan sangat tinggi didalam ruang bakar
Kedua katup masih tertutup. Udara yang bertekanan tinggi dinyalakan dengan menyemprotkan bahanbakar solar ke ruang bakar Piston bergerak cepat kebawah akibat dorongan hasil pembakaran.
Piston bergerak keatas dan medorong gas sisa pembakaran keluar ruang bakar
KAPASITAS dan PERFORMA MESIN KARAKTER MESIN Berdasarkan ratio antara diameter silinder dan langkah piston, maka mesin dapat digolongkan dalam 3 karakter/tipe yaitu : A. Mesin Short Stroke ( Langkah piston lebih pendek dari diameter silinder ) B. Mesin Square Stroke ( Langkah piston sama dengan diameter silinder ) C. Mesin Long Stroke ( Langkah piston lebih panjang dari diameter silinder ).
Keterangan Gambar Dari gambar disamping dapat disimpulkan bahwa, langkah piston sangat mempengaruhi torsi dan kecepatan putar dari suatu mesin. Langkah piston lebih cepat, maka putaran mesin juga akan cepat . Langkah piston lebih lambat, maka putaran mesin juga akan lambat, namun pada karakter ini mesin akan menghasilkan torsi lebih tinggi pada putaran rendah .
KAPASITAS dan PERFORMA MESIN Kapasitas suatu mesin ditentukan oleh piston displacement, atau volume pelepasan saat piston bergerak dari paling bawah sampai ke paling atas. Total piston displacement [ dinyatakan dalam centimeter cubik (cm3) ] adalah dengan mengalikan volume dan jumlah silinder . Kapasitas Mesin = Isi Cylinder x Banyaknya Cylinder ( displacement ) = 22/7 x r2 x stroke x jumlah cylinder = 3,14 x ( bore/2 )2 x stroke x jumlah cylinder
Contoh ( Nissan Sentra ) : Kapasitas Mesin : 3,14 x (80/2)2 mmx 88 mm x 4 cylinder Bore : Diameter dinding dalam cylinder Stroke : Langkah gerak piston
: 1,768,448 mm3 : 1,769 cm3 ( 1,769 cc = 1,800 cc )
PERBANDINGAN KOMPRESI Rasio kompresi menunjukkan berapa banyak campuran udara dan bahan-bakar yang masuk kedalam Cylinder yang dikompresi. 1 1 88
A : Combustion chamber volume B : Cylinder volume.
Kompresi Rasio adalah 9 : 1
Angka Oktan terhadap Kompresi Rasio. Angka Oktan adalah tingkat titik nyala suatu bahan-bakar ( gasoline ) saat bahanb a k a r i t u se n d iri d iko m p re sika n se b e lu m me n ya la d e n ga n se n d irin ya . .
V1 : Combustion chamber volume V2 : Piston displacement volume.
Mesin Kompresi Tinggi (> 9 : 1)
Oktan Tinggi ( diatas 91 )
- Lebih Sulit Menyala, - Perambatan Lebih Baik
Mesin Kompresi Rendah (< 8 : 1)
Oktan Rendah ( dibawah 91 )
- Lebih Mudah Menyala, - Perambatan Kurang
PERFORMA MESIN Performa suatu mesin dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Daya / Output / Horse Power/ Power Stroke adalah Energi yang diperlukan untuk memindahkan 75 kilogram benda sejauh 1 meter dalam waktu 1 detik. 1HP = 75 kg.m / detik. (ukuran “kW” sering digunakan sebagai satuan mesin).
2. Output Torque ( Momen Puntir ) adalah Gaya/kekuatan yang dibutuhkan untuk menggerakkan/memutar suatu obyek pada jarak tertentu. Konversi satuan Daya/Output
Konversi satuan Torsi
Penjelasan ilustrasi pada gambar : Jarak antara poros mur dengan pusat tenaga pada tangkai kunci disimbulkan sebagai jarijari (meter) dan kekuatan yang dipergunakan disimbolkan sebagai gaya (N atau kg), maka Torsi dapat di formulasikan sebagai berikut :
PS
HP
KW
Kg.m
Lb.ft
N.M
1
0,986
0,735
1
7,23
9,81
1,014
1
0,746
0,138
1
1,356
1,360
1,340
1
0,102
0,737
1
SISTEM-SISTEM PENUNJANG KERJA MESIN Agar mesin dapat bekerja dengan maksimal dan effisien, maka diperlukan beberapa sistem penunjang yang terkait dengan kinerja mesin, diantaranya : 1. SISTEM UDARA ( Air Induction System ) . Salah satu syarat terjadinya proses pembakaran adalah banyaknya udara serta aliran udara itu sendiri, semakin banyak udara yang masuk dengan aliran yang cepat dan campuran yang homogen, maka semakin baik pula terjadinya proses pembakaran. . Pada Mesin Diesel sistem udara sangatlah berperan penting dalam proses pembakara. .
A. Aliran Udara Masuk Konvensional
Udara
Air Cleaner
Karburator
Muffler/Knalpot
Intake Manifold
Exhaust Manifold
Mesin
B. Aliran Udara Masuk Menggunakan Turbo Udara yang masuk akan dipampatkan atau dengan kata lain mendesak udara yang masuk agar semakin lebih banyak dan mengalirkan udara dengan aliran bertekanan dan berturbolensi, aliran turbolensi diperlukan agar campuran udara dan bahan-bakar menjadi lebih homogen ( tercampur dengan baik / sempurna ) . Prinsip kerja : Tekanan hasil pembakaran yang melalui exhaust, digunakan untuk memutarkan turbin wheel, dimana turbin tersebut memiliki satu poros terhadap kompresor, sehingga udara yang masuk melalui intake manifold akan lebih banyak dan berturbolensi, sehingga udara dan bahan bakar tercampur lebih baik (homogen) .
SISTEM BAHAN-BAKAR Proses Pengkabutan Proses pengkabutan dilakukan dengan dua cara : 1. Proses Konvensional ( Karburator ) Karburator mencampur bahan-bakar dan udara dengan perbandingan tertentu dan meneruskannya ke dalam ruang bakar di me sin. .
SISTEM BAHAN-BAKAR 2. Proses Penginjeksian ( Injector ) Injector menginjeksikan bahan-bakar ke intake manifold dan diteruskan ke ruang bakar mesin setelah bercampur dengan udara. .
ECCS ( Electronic Concentrate engine Control System )
.
ECCS engine adalah sebuah sistem yang mengontrol injeksi bahan-bakar dengan tujuan mengurangi emisi gas buang, putaran mesin idle berdasarkan setiap kondisi yang disesuaikan pengendara, yang diatur oleh engine control unit ( ECU ) yang mendapat sinyal / informasi dari berbagai sensor . . Tujuan dari pengembangan ECCS adalah : 1. Menambah performa mesin 2. Mengefisiensikan konsumsi bahan bakar 3. Megurangi polusi udara ( gas emisi ) 4. Menambah kemampuan / performa mesin 5. Memberikan kemudahan dalam proses starting pada setiap cuaca ( dingin )
SISTEM PENDINGINAN Saat mesin sedang beroperasi, temperatur pembakaran pada ruang bakar adalah berkisar 2.000oC (3.632oF) atau lebih. Apabila diteruskan, dinding silinder, piston maupun valve menjadi overheat, yang menyebabkan malfungsi pada mesin .
Cooling system pada mesin mobil diklasifikasikan menjadi dua tipe berdasarkan media yang digunakan yaitu : Air- Cooler . Water - Cooler . Sirkulasi air pendingin
SISTEM PELUMASAN Terdapat banyak komponen-komponen yang bergerak di dalam sebuah engine, dan ketika dua buah metal bergesekan satu sama lain , maka akan menghasilkan panas dan goresan akibat pergesekan permukaan kontak dan akhirnya metal tersebut akan macet . Viscosity ( SAE Stardard ) (Society of Automotive Engineers) Viskositas ( kekentalan ) diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan dari SAE 0W sampai SAE 60 berdasarkan standar SAE ( semakin besar nilainya, semakain kental ) . Contoh : 0W , 5W , 20, 30 .
Standard kualitas API ( American Petroleum Institute ) Standart API menetapkan kualitas oli yang dapat digunakan. Mesin Bensin .....SH, SJ, SL, SM
dan
Mesin Diesel ….CD, CF
Huruf dan angka mengindikasikan klasifikasi . - Huruf S sebagai huruf pertama mengindikasikan yang menggunakan bahan-bakar bensin (Gasoline Engine ) . - Huruf C sebagai huruf pertama berarti untuk engine bahan bakar Solar ( Diesel Engine ) . - Huruf H, J ,L dan M menunjukkan kualitas dari pelumas/ oli .
SISTEM KELISTRIKAN MESIN A. SISTEM PENGAPIAN
Sistim pengapian ini berfungsi agar percikan bunga api yang dihasilkan busi ( spark plug ) akan disesuaikan dengan masing-masing posisi piston, pada saat piston melakukan langkah kompresi . Accu / Baterai Sebagai sumber tegangan sekaligus tempat menyimpan tenaga listrik
Ignition Coil Komponen yang merubah tegangan baterai 12 volt menjadi 10.000 ~ 20.000 volt
Distributor & Spark Plug Komponen yang berfungsi mendistribusikan tegangan tinggi ke busi agar menyala
Sistem Pengapian ini hanya terdapat pada mesin gasoline / bensin, dimana bahan bakar yang sudah dikompresi kemudian dibakar dengan menggunakan percikan bunga api dari busi . Tiap silinder minimal memiliki satu busi
SISTEM KELISTRIKAN MESIN Spark Plug ( Busi )
Pada sistim pengapian ini, busi atau sp a rk p lu g ya ng digunakan juga berperan penting agar percikan bunga api yang dihasilkan lebih baik, yang disesuaikan dengan temperatur kinerja mesin dari suatu kendaraan pada saat digunakan .
B. SISTEM PENGISIAN
Prinsip kerja dari Charging system ini adalah mengisi arus listrik ke sumber tegangan ( Battery ) dan memenuhi semua kebutuhan listrik kendaraan, seperti lampu sound sistem, motor wiper dll, dengan cara merubah energi mekanis (gerak putar ) menjadi energi listrik (dari arus bolak-balik menjadi arus seara) Pada sistem pengisian ini, komponen yang digunakan adalah Alternator yang dimana memiliki pengatur tegangan, agar arus yang di hasilkan pada saat kecepatan tinggi dan rendah memiliki output yang tetap atau konstant, maka digunakan pengatur tegangan output / regulator yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu : . 1. Conventional Regulator 2. IC Regulator
C. SISTEM PENGISIAN Prinsip kerja dari Starter system ini adalah merubah dari energi listrik menjadi energi mekanik ( putar ). Energi putar yang dihasilkan dari motor starter ( pinion gear ) kemudian diteruskan untuk memutarkan Fly wheel ( ring gear ) agar piston dapat bergerak naik turun melakukan langkah awal (hisap dan kompresi) agar mesin dapat mulai melakukan proses pembakaran ( mesin bekerja ). .
PERBEDAAN ANTARA MESIN DIESEL DAN MESIN BENSIN Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara mesin Diesel dengan mesin Bensin adalah :
PERIHAL
MESIN DIESEL
MESIN GASOLINE
Bahan bakar
Solar
Bensin
Gas Intake
Udara
Bensin dan Udara
Peralatan Bahan bakar
Pompa injection / Nozzle
Karburator / Injector
Pengapian
Pengapian sendiri
Dengan percikan bunga api
Rasio Kompresi
Tinggi ( 15 ~ 23 )
Rendah ( 7 ~ 11 )
Responsi
Kurang
Cepat / baik
Konstruksi Mesin
Kekuatan mekanik besar
Kekuatan mekanik kecil
Berat mesin
Lebih berat
Lebih ringan
Noise / bunyi mesin
Lebih besar / kasar
Cukup / lebih halus
LAMPU PERINGATAN / INDIKATOR Lampu peringatan / Indikator-Indikator yang berhubungan dengan Mesin kendaraan Nissan diantaranya adalah : Lampu peringatan / Indikator bahan bakar. Indikator lokasi fuel filler Lampu peringatan pengisian baterai,
Lampu peringatan tekanan oli mesin
Lampu indikator glow plug ( mesin diesel
Lampu indikator gangguan fungsi (MIL)
Lampu peringatan adanya air di dalam filter bahan-bakar ( jika dilengkapi untuk model mesin Diesel.
Lampu indikator temperatur kerja mesin rendah/dingin ( biru )
Lampu indikator temperatur kerja mesin tinggi/panas ( merah )
SISTEM PENGGERAK Sistem penggerak pada kendaraan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe berdasarkan letak mesin dan penggeraknya. FR Type atau Mesin terletak di depan ( Front Engine ) dan menggerakkan / penggerak roda belakang ( Rear Drive ), type ini menggunakan metode / memberikan efek gaya dorong .
FF Type atau Mesin terletak di depan ( Front Engine ) dan menggerakkan / penggerak roda depan ( Front Drive ), type ini menggunakan metode / m e m b e r i k a n e f e k g a ya t a r i k .
Midship Type atau Mesin terletak di tengah ( Middle ) dan menggerakkan / penggerak roda belakang ( Rear ) atau depan tergantung kebutuhan, type ini pada umumnya digunakan untuk kendaraan niaga atau kendaraan yang memerlukan ruang kabin yang luas. .
RR Type atau Mesin terletak di belakang ( Rear Engine ) dan menggerakkan / penggerak roda belakang ( Rear Drive ), type ini menggunakan metode / memberikan efek gaya dorong secara langsung .
SISTEM PENGGERAK 4WD ( Four Wheel Drive ) Type atau pada umumnya Mesin terletak di depan ( Front ) dan menggerakkan / penggerak roda depan dan belakang ( Front and Rear d r i ve / 4 r o d a ) se su a i ke in gin a n p e n ge mu d i.
2WD
4WD dapat dibagi menjadi dua karakteristik yaitu : 1. Part-Time 4WD 2. Full-Time 4WD ( Permanent 4WD )
4WD
SISTEM PENERUS DAYA Sistem penerus daya adalah meneruskan putaran mesin (tenaga) ke roda-roda melalui penghubung (clutch/kopling), dan diteruskan ke roda yang disesuaikan dengan gigi percepatan kendaraan (gear ratio) dimana masing-masing percepatannya, dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis, agar kendaraan dapat melaju nyaman disetiap kecepatan, pada kendaraan komponen ini disebut Transmisi / Transaxle .
Transmisi / Transaxle pada kendaraan berfungsi mengatur perbandingan gigi percepatan dan merubah arah putaran roda saat mundur, untuk memenuhi berbagai kondisi pengendaraan ( menanjak, menurun dan sebagainya ).
Contoh : Transmissi 5 Speed From Engine
To Tire
Posisi gigi 1 dan gigi 2, untuk start, mendaki atau turunan terjal .
From Engine
To Tire
From Engine
To Tire
Posisi gigi 3 untuk mengendarai dengan kecepatan sedang / normal
Posisi gigi 4 dan gigi 5, untuk mengendarai kecepatan tinggi. Misalnya dijalan tol. Kondisi gigi terakhir pada A/T disebut juga “Over Drive”
Perbandingan Gigi = Jumlah Gear yang Digerakkan / Jumlah Gear yang Menggerakkan
Transmission / Transaxle pada kendaraan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu : 1. Manual Transmission / Transaxle. 2. Automatic Transmissi/Transaxle. 1. Manual Transmisi / Transaxle. Manual Transmission/Transaxle, mengontrol momen puntir dan kecepatan mesin dengan memilih (menggeser) secara manual kombinasi roda-roda gigi percepatan dengan cara menghubungkan dan memisahkan kopling/clutch secara manual dengan cara menekan pedal Kopling dan menggerakkan tuas Transmisi sesuai kebutuhan.
2. Automatic Transmisi / Transaxle. Automatic Transmisi, merupakan pengembangan teknologi dari sistem perpindahan daya, dimana pengembangan ini difokuskan kepada tingkat kenyamanan berkendara yang disesuaikan dengan pengemudi, diantaranya pengemudi tidak perlu menekan pedal kopling / clutch pada saat menginginkan perubahan pada gigi percepatan ( perubahan gear ratio ). TRANSMISSION AUTOMATIC CONVENTIONAL 4 atau 5 SPEED AUTOMATIC TRANSMISSION CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION ( CVT )
Konstruksi Automatic Transmisi / Transaxle
Torque Converter, merupakan komponen yang berfungsi melepas dan menghubung putaran dari mesin ke transmisi secara otomatis dengan menggunakan media fluida ( ATF : Automatic Transmission Fluid ). Atau dengan kata lain sebagai pengganti fungsi kopling / clutch pada transmissi manual. .
Transmisi, merupakan komponen yang berfungsi merubah perbandingan gigi ( gear ratio ), sesuai dengan perpindahan gigi percepatan yang dibutuhkan, terhadap kecepatan / speed dari kendaraan tanpa harus mengoperasikan perpindahannya. Dengan kata lain perpindahan gigi percepatan akan naik atau turun secara otomatis, dengan media fluida ATF. Komponen yang terkait didalamnya : Clutch, bands and brake, Planetary gear set dan Control valve assembly .
Automatic Transmission/Transaxle, memiliki shift lever yang berfungsi mengontrol / memposisikan kondisi kendaraan pada saat Parkir, Netral, Drive dan Over Drive atau hendak mundur. Shift lever sendiri dibagi menjadi 2 type yaitu : Straight type dan Gate type. . Straight type
Gate type
Prosedure / cara memindahkan tuas transmissi yang direkomendasikan ( ex : Transmissi X-Trail )
Tuas dapat dipindahkan / digeser dengan menekan tombol A terlebih dahulu Tuas dapat dipindahkan / digeser dengan menekan tombol A dan pedal rem terlebih dahulu Tuas dapat dipindahkan / digeser tanpa harus menekan tombol A terlebih dahulu
Cara mengaktifkan Shift Lock ( ex : Automatic Transmisi X-Trail ) Shift Lock berguna disaat hendak memindahkan shift lever dari posisi “P” ( Parking ) ke posisi “N” ( Netral ), dan pada umumnya perpindahan posisi ini difungsikan agar disaat kendaraan sedang diparkir dapat didorong maju atau mundur. . 1. Tekan Tombol yang tersedia ( lihat gambar di samping ), dengan menggunakan anak kunci. 2. Tekan Tombol shift lever / tuas selektor. 3. Gerakkan atau pindahkan shift lever ke posisi “N’ ( Netral ). Adapun fungsi dari arti simbol / tombol tersebut adalah : Over Drive, Jika tombol “OD” ditekan dan tertulis “OD Off” pada meter kombinasi, berarti Over Drive tidak di fungsikan dengan kata lain perpindahan gigi pada transmissi hanya bekerja pada gigi 1 sampai dengan gigi 3 saja ( jika transmissi memiliki 4 gigi percepatan ). Pada umumnya “OD Off” digunakan pada saat kendaraan melalui jalan yang menanjak atau menurun yang tidak terlalu berlebihan, serta menyalip kendaraan, posisi ini dimaksud agar dapat memberikan akselerasi dan tenaga yang lebih. . Disarankan agar tidak terus menerus menonaktifkan “OD” atau selalu memposisikan “OD Off” jika tidak perlu, karena dapat berpengaruh terhadap efisiensi bahan-bakar. .
Simbol dan Fungsi Posisi pada Transmisi Automatic Parking, Posisi ini digunakan saat kendaraan akan diparkir dan pada posisi ini pula kendaraan dapat di start atau mesin dapat dihidupkan, disarankan agar pada posisi parkir, dapat dikombinasikan dengan rem tangan. Untuk meningkatkan keamanan, kunci kontak hanya dapat di keluarkan / dicabut pada posisi parking “P” dan apabila mesin hidup, shift lever atau tuas selektor dapat dipindahkan ke posisi yang diinginkan, bersamaan dengan menginjak pedal rem .
Reverse, Posisi ini digunakan saat kendaraan hendak mundur
Netral, Posisi ini dapat digunakan juga untuk menstarter atau menghidupkan mesin dan sekaligus memposisikan transmisi kondisi netral, sehingga kendaraan dapat di geser ./ di dorong disaat parkir paralel. Drive, Posisi ini pada umumnya digunakan saat berkendara dengankondisi jalan normal ( tidak jalan tanjakan atau turunan yang curam ), perpindahan gigi percepatan akan pindah secara otomatis dari gigi paling rendah ke gigi paling tinggi sesuai dengan putaran mesin atau kecepatan kendaraan . 2 ( DUA ), Posisi ini berarti gigi transmissi akan bekerja hanya pada gigi satu “1” sampai gigi dua “2” saja, dan pada umumnya digunakan untuk jalan menanjak dan menurun yang lebih ekstrim .
1 ( SATU ), Posisi ini berarti kita hanya menggunakan gigi satu “1” saja, pada umumnya digunakan apabila posisi gigi dua “2” sudah tidak mampu untuk digunakan saat menanjak .
CVT ( Continuously Variable Transmission ) CVT merupakan pengembangan teknologi dari sistem Automatic Transmisi Konventional, perbedaan yang mendasar dari CVT dibandingkan dengan pemindah tenaga lain adalah cara meneruskan torsi dari mesin ke roda. . Pada CVT, tidak lagi digunakan roda-roda gigi untuk menurunkan atau menaikkan putaran roda. Sebagai penggantinya, digunakan dua puli dan sabuk logam. Karena tidak ada lagi roda-roda gigi, maka CVT tidak ada perbandingan gigi, yang ada adalah perbandingan putaran dari terendah sampai tertinggi. .
Prinsip kerja CVT Begitu injakan pedal gas dan kondisi beban mesin berubah, CVT akan mengubah perbandingan putaran yang akan dipindahkannnya ke roda secara otomatis. Karena itulah dinamakan ‘continuously variable transmission’. Jadi transmisi ini akan melakukan pergantian perbandingan secara terus-menerus .
Pada saat kecepatan Rendah / low gear - D ri ve n p u lle y ( p u lle y ya n g d i ge r a kkan ) akan mempersempit jarak antara dua sisi driven pulley.dan otomatis diameter belt terhadap pulley akan bertambah besar. . - Sedangkan Drive pulley ( puley penggerak ) akan memperlebar jarak antara dua sisi drive pulley dan otomatis diameter belt terhadap pulley akan mengecil Kondisi ini adalah dimana kendaraan sedang melaju pada putaran rendah dengan kata lain posisi ini digunakan untuk meningkatkan performa akselerasi .
Prinsip kerja CVT Pada saat kecepatan Tinggi / high gear
- Driven pulley ( pulley yang digerakkan ) akan memperlebar jarak antara dua sisi driven pulley.dan otomatis diameter belt terhadap pulley akan mengecil.
- Sedangkan Drive pulley ( puley penggerak ) akan mempersempi jarak antara dua sisi drive pulley dan otomatis diameter belt terhadap pulley akan membesar Kondisi ini adalah dimana kendaraan sedang melaju pada putaran tinggi dengan kata lain posisi ini digunakan untuk meningkatkan power atau speed kendaraan .
SISTEM PENERUS DAYA Drive Shaft ( Poros Penggerak ) Putaran yang dihasilkan dari differential diteruskan ke roda-roda melalui poros penggerak atau sering disebut dengan “ Drive Shaft”. .
Differential Gear atau Final Gear.
.
Putaran dari transmisi/transaxle diteruskan melalui Gigi Diffrential ( Diffrential Gear ), dengan tujuan agar putaran pada roda-roda ( kanan dan kiri ) disaat belok akan terasa lebih halus dan nyaman .
LSD ( Limited Slip Differential )
.
LSD adalah Differential yag dapat meneruskan tenaga putar dari roda penggerak, kanan atau kiri yang selip, kepada roda ya n g le b ih m e n ce n gkra m ke t a n a h . .
LSD memberikan kemungkinan tenaga tarik terbaik pada permukaan jalan yang berlumpur dan licin . Kebanyakan differential dirancang untuk mengimbangi perbedaan putaran antara roda kanan dan kiri ketika mobil menikung/membelok. Dengan kata lain tenaga putaran selalu disesuaikan pada roda kiri dan kanan.
Faktor-faktor ini yang membuat LSD sangat efektif di saat off-road atau jalan licin
Tipe Oli khusus yaitu hypoid gear oil harus digunakan untuk LSD. Plat peringatan diletakkan dekat lubang pengisian oli dari diffrential tipe LSD
ONLY OIL
C. LAMPU PERINGATAN / INDIKATOR Lampu peringatan / Indikator-Indikator yang berhubungan dengan Pemindah Daya dan Penerangan / Lampu kendaraan Nissan diantarannya : Lampu indikator Overdrive off ( jika dilengkapi ),
Lampu peringatan penggerak empat roda (4WD) ( model 4WD Lampu indikator penggerak empat roda (4WD) ( AUTO
Lampu indikator penggerak empat roda (4WD) ( LOCK )
Lampu indikator ESP ( Electronic Stability Program ) off ( jika dilengkapi ) Lampu indikator Slip ( jika dilengkapi ) Lampu indikator lampu kabut depan ( jika dilengkapi ) Lampu indikator cruise control ( jika dilengkapi Lampu indikator lampu jauh Lampu indikator set cruise control ( jika dilengkapi )
Lampu indikator lampu kecil / lampu kota Lampu indikator lampu sen / lampu hazard Lampu indikator defogger/ pemanas kaca belakang
A. SUSPENSI Sistem Suspensi adalah sistem yang berfungsi untuk memastikan pergerakkan vertikal secara halus dan memposisikan pada sisi samping dengan tepat diatas ban agar kendaraan dapat berjalan disetiap kondisi dalam keadan nyaman. Sistem Suspensi secara umum dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu : 1. Tipe Axle / Rigid. 2. Tipe Independent.
Secara umum, batasan daerah kenyamanan dipengaruhi oleh berat/bobot antara spring, dan agar kenyamanan berkendara terasa lebih baik maka didaerah sprung weight harus lebih berat dibandingkan daerah unsprung weight .
1. TIPE SUSPENSI RIGID / AXLE Pada suspensi tipe Axle / Rigid, roda kiri dan roda kanan dihubungkan dengan satu axle, body disambungkan ke axle melalui spring. Karena kekuatan dan struktur sederhana dari tipe ini, maka sering digunakan pada truk,bus ukuran besar 1. Trailing arm type with torsion beam.
2. Parallel leaft spring type.
Tipe Suspensi Axle / Rigid juga terbagi menjadi beberapa tipe yaitu : 1. Trailing arm type with torsion beam. 2. Parallel leaft spring type. 3. Leading and trailing arm type with lateral rod. 4. Four-link type. 4. Four-link type.
3. Leading and trailing arm type with lateral rod.
TIPE RIGID AXLE DENGAN SATU RODA TERANGKAT
( Sudut kedua roda saling mempengaruhi )
1. TIPE SUSPENSI INDEPENDENT Pada suspensi tipe Independent, roda kiri dan roda kanan tidak berhubungan satu dengan yang lain, ketika salah satu roda melewati gundukan atau dengan kata lain sudut roda ketanah tidak berubah ( hanya gerakkan keatas dan kebawah ). Tipe Suspensi Independent juga terbagi menjadi beberapa tipe yaitu : 1. Macpherson Strut type 2. Double Wishbound type. 3. Semi-trailing arm
TIPE INDEPENDENT DENGAN SATU RODA TERANGKAT
( Sudut pada roda ketanah tidak berubah )
Komponen utama dari sistem suspensi adalah : spring, shock absorber, stabilizer dan link. Spring..., menahan beban body dan menyerap kejutan dari jalan. Shock absorber…, Mengontrol gerakan vertikal body. Stabilizer…, Meredam agar tidak terjadi body roll. Link…, Menentukan posisi body dan meneruskan gerakan serta pengereman body. Pegas ( Spring ) dapat dikategorikan lagi menjadi tiga tipe yaitu : 1. Leaf Spring ( Per /pegas daun ) 2. Coil Spring ( Per /pegas keong ) 3. Torsion Bar ( Batang torsi )
B. KEMUDI ( STEERING SYSTEM ) Sistem Kemudi adalah sistem yang berfungsi untuk menentukan arah atau mengendalikan arah kendaran dengan menggerakkan roda pengemudi . Sistem Kemudi dibuat berdasarkan tiga struktur, yaitu : 1. Steering Wheel, bagian untuk pengemudi mengemudikan kendaraan. . 2. Linkage, berhubungan dengan pemindahan gerakkan strukturgear ke roda depan, struktur penghubung menjaga h u bu n ga n ya n g t e p a t a n t a ra ro d a k iri d a n ka n an. 3. Gear, berhubungan dengan pengurangan arah putaran kecepatan steering shaft, dengan cara meneruskan putaran steering shaft oleh gear-gear ke sambungan penghubung. Steering Gear dikategorikan menjadi dua tipe, yaitu : a. Recirculating Ball type b. Rack and Pinion Type
a
. .
b
Power Steering apabila dilihat dari media penggeraknya dapat dibagi menjadi dua bagian : 1. Hydraulic Power Steering, prinsip kerja dari penggerak ini adalah dengan menggunakan pompa hidrolik yang mengambil tenaga penggerak dari putaran mesin, dan menggunakan fluida oli power stee ring sebagai m edia yang membantu memperingan steer disaat berkendara .
2. Electric Power Steering, prinsip kerja dari penggerak ini adalah dengan menggunakan pompa electrik yang mengambil tenaga penggerak dari sumber listrik ( Accu dan Alternator ) atau tidak mengambil tenaga mesin secara langsung dan tidak menggunakan fluida oli power steering sebagai media yang membantu memperingan steer disaat berkendara. .
Oversteer dan Understeer
Turning Radius ( radius putar )
Oversteer adalah kecenderungan mobil membuat lingkaran yang lebih kecil dari yang diharapkan
Radius putar adalah batas lingkaran yang dapat dibentuk oleh kendaraan pada saat berputar pada satu titik
Target Line
Understeer adalah kecenderungan mobil membuat lingkaran yang lebih besar dari yang diharapkan
Tilt Steering, berfungsi untuk merubah posisi atau menyetel sudut kolom steer dengan batasan tertentu. ( steer dapat naik turun )
Telescopic Steering, berfungsi untuk merubah posisi atau menyetel panjang-pendek kolom steer dengan batasan tertentu ( steer dapat menjauh dan mendekat )
C. REM dan RODA Sistem Rem dan Roda saling keterkaitan didalam komponen, dimana rem bekerja dengan cara mengurangi putaran roda, agar kendaraan dapat berjalan dengan kecepatan yang diperlukan maupun berhenti . 1. SISTEM REM Sistem Rem selain untuk memperlambat atau menghentikan kendaran, sistem rem juga digunakan untuk menahan kendaraan pada posisi berhenti. Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah energi gerak menjadi energi panas (dengan menggunakan gesekan) . Tipe dan Fungsi Rem dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu : . a. Rem Utama ( foot brake ), yang digunakan ketika kendaraan sedang bergerak / melaju dan pada umumnya sistem ini menggunakan sistem hidrolik. . b. Rem Parkir ( parking brake ), yang digunakan untuk menahan kendaraan dalam satu posisi dan pada umumnya sistem ini menggunakan sistem mekanis ( kabel ). .
Sistem Rem bila dilihat dari komponen pengeremanya dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu : 1. Rem menggunakan Disc. 2. Rem menggunakan Tromol / Drum 3. Rem menggunakan Disc & Drum 1. Rem Disc ( Disc Brake ) memberikan tenaga pengereman dengan menggunakan dua pad yang kuat di sekitar disc yang ikut berputar bersama roda. Keterangan Gambar : 1. Calliper 2. Brake Pad 3. Disc Brake 4. Piston Brake 5. Brake Oil
Komponen Disc dapat dikategorikan lagi menjadi beberapa jenis yaitu : A. Solid Disc. B. Ventilated Disc. C. Disc with Drum .
2. Rem Tromol ( Drum Brake ) Memberikan tenaga pengereman dengan menggunakan dua shoe yang kuat di sekitar drum yang ikut berputar bersama roda. Pada umumnya Drum Brake, digunakan juga untuk rem tangan atau rem parkir ( parking brake) .
Keterangan Gambar : 1. Wheel Cylinder 2. Brake Shoe 3. Brake Lining 4. Drum Brake 5. Piston cylinder 6. Seal Piston.
3. Rem Disc dan Drum ( Combination Brake ) Sistem kombinasikan antara Tipe drum dengan tipe disc ini, pada umumnya digunakan di roda belakang dan tipe drum digunakan sebagai rem parkir ( parking brake ) .
2. SISTEM RODA Roda adalah gabungan dari Velg dan Ban yang berfungsi sebagai komponen terakhir kendaraan yang meneruskan dan menghentikan putaran agar dapat melaju dan berhenti dengan cara memberikan gesekan ke permukaan jalan VELG ,merupakan tempat ban agar dapat berputar bersama poros penggerak, pada umumnya velg terbuat dari baja atau campuran aluminium ( aluminium alloy ) dan memiliki code ukuran tersendiri . - Kode, pada Velg menjelaskan ukuran lebar, tinggi dan bentuk . Contoh : 5 ½ - JJ - 13 menjelaskan tentang lebar velg ( inch), bentuk velg dan diameter velg ( inch ).
- PCD ( Pitch Circle Diameter ), merupakan dua kali jarak antara titik tengah Velg dengan lobang baut.Nissan menggunakan 100 dan 114,3 mm (3,94 dan 4,50 in) .
- Offset adalah jarak antara pusat pelek dengan permukaan poros lubang pemasangan. Offset berfungsi mencegah terhubungnya antara rem dan wheel tire.) .
Jika offset terlalu lebar, pusat ban akan miring ke dalam, dan jika offsetnya kecil maka pusat ban akan miring ke luar. Offset untuk kendaraan FR kira-kira antara 15 ~ 40 mm ( 0.59 sampai 1.57 in ), sedangkan untuk kendaraan FF diperk irakan 35 ~ 55 mm( 1.38 sampai 2.17 in )
Ban dapat di klasifikasikan menjadi dua tipe yaitu :
.
1. Ban Radial 2. Ban Bias
. .
Pada umumnya kendaraan menggunakan ban radial, konsumsi bahan bakar +18% lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan ban bias. Hal ini disebabkan rendahnya rolling resistance pada ban radial
Kendaraan banyak menggunakan ban tubeless, disebabkan faktor keselamatan : Karena paku atau benda runcing lainnya yang menusuk ban tubeless tidak menyebabkan kehilangan udara secara cepat ( lihat gambar disamping ), sehingga tidak membahayakan pengendara. .
BAN, memainkan peranan yang tidak kalah penting dari komponen penunjang lain, karena fungsi ban secara umum adalah : - Mendukung berat kendaraan - Memindahkan rotasi dan memperlambat torsi ke jalan - Meredam getaran dari permukaan jalan - Menjadi arah perubahan ketika dalam gerakkan
Ban
Jika ukuran Ban 205 / 65 R15 84 V Maksud / arti dari ukuran Ban :
Velg
205 = W = Lebar Ban ( mm ) 65
= H = Aspect Ratio ( 65% W )
R
= Tipe Ban ( Radial )
15
= Diameter Velg ( inch )
84
= Index Muatan
V
= Batas Kecepatan > dari 210 km/jam
Kode Batas Kecepatan Max : H = 210 km/jam, S = 180 km/jam, Q = 160 km/jam, Z = lebih 240 km/jam Kode Index Muatan Max : 84 = 500 kg , 82 = 475 kg, 80 = 450 kg .
KEDUDUKAN RODA ( Wheel Alignment )
.
Kedudukan Roda ( Wheel alignment ) biasanya mengacu pada roda-roda depan guna menentukan arah perjalanan yang dapat mempengaruhi keseluruhan roda kendaraan. Wheel alignment yang tidak sesuai / tepat dapat mengakibatkan pemakaian ban yang t i d a k r a t a a t a u p a d a s t e e r i n g ya n g d i p e n g a r u h i o l e h h e n t a k a n r o d a . Wheel alignment depan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : . 1. Camber adalah sudut antara permukan roda dengan garis tengah roda ( Roda dilihat dari arah depan kendaraan ). Camber mengurangi keausan penggunaan ban .
.
2. Caster adalah sudut yang dibentuk antara garis vertikal dengan Kingpin center line. ( Roda dilihat dari samping kendaraan ). Caster memberikan tenaga putar kembali roda kemudi .
3. Toe-in adalah perbedaan antara titik tengan telapak ban depan bagian depan ( A ) dengan titik tengah telapak ban depan bagian belakang ( B ). Toe-in menjaga roda tetap lurus saat dikendarai. . Toe-out jika jarak A > B .
4. Kingpin Inclination adalah garis yang tegak lurus kingpin dengan permukaan tanah ( Roda dilihat dari arah depan kendaraan )
Faktor-faktor tersebut diatas bekerja sama untuk melakukan fungsi-fungsi seperti : - Membuat roda kemudi mudah dioperasikan / dikendalikan - Menjaga roda kemudi pada posisi stabil ke depan - Memberikan tenaga putar kembali roda kemudi - Mengurangi keausan penggunaan ban
D. LAMPU PERINGATAN / INDIKATOR Lampu peringatan / Indikator-Indikator yang berhubungan dengan Chassis dan Informasi Lain / Safety kendaraan Nissan diantaranya adalah : Lampu peringatan Anti-lock Braking System ( ABS
Lampu peringatan rem,.
Lampu peringatan SRS ( Supplemental Restraint System ) airbag ( jika dilengkapi
Lampu peringatan sabuk keselamatan,
Lampu peringatan electrik power steering,
Lampu peringatan pintu terbuka / tidak rapat,
Lampu peringatan kunci intelligent key ( jika dilengkapi ),
Lampu peringatan sistem intelligent key ( jika dilengkapi ),
Lampu indikator keamanan ( jika dilengkapi
AIR CONDITIONING SYSTEM ( A/C ) A/C adalah alat yang dapat mengatur temperatur udara dalam kendaran sesuai dengan tingkat kenyamanan yang diinginkan penumpang. Kendaraan atau mobil sekarang pada umumnya sudah memiliki / dilengkapi dengan air conditioner, adapun fungsi dari air conditioner secara umum adalah : . . - Me m a n a ska n d an m e n d in gin ka n ru a n gan - Me n si rku la si ka n Ud ara . - Mengurangi kelembaban Udara . Sistem Air Conditoning ini menggunakan media Gas Freon (CFC atau R 134a), serta dilengkapi beberapa komponenkomponen penunjang seperti terlihat pada gambar.
FUNGSI KOMPONEN
Compressor : Mengkompresikan freon dingin dalam bentuk gas (Low pressure gas ) menjadi freon panas dalam bentuk gas ( High Pressure Gas ). . Blower : Fan atau kipas yang menghembuskan udara dingin disekitar evaporator serta menghisap udara panas pada ruang kabin Evaporator : Merubah cairan dingin freon ( low pressure liquid ) menjadi gas freon bertekanan rendah ( low pressure gas ) sehingga temperatur disekitar evaporator menjadi dingin. . Expansion Valve : Valve yang mengekspansikan freon panas dalam bentuk cair (High pressure liquid) menjadi freon cair dingin ( Low pressure liquid ), sesuai dengan temperatur seting dari ruang kabin . Condensor : Mengkondensasikan freon panas dalam bentuk gas (High pressure gas ) menjadi Freon panas (High Pressure Liquid ) dalam bentuk cair. Receiver Drier : Menyaring kotoran dari hasil kompresi serta mengeringkan / memisahkan uap air yang ada pada cairan panas freon . Heater Coil : Memberikan efek panas ke dalam ruang kabin sebelum udara dihembuskan blower, Heater coil menggunakan media cairan ( air ) panas dari radiator.
PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER ( A/C ) 1. Kompressor mengkompresikan gas freon dengan cara menggunakan tenaga dari mesin dengan bantuan belt ke engine pulley dan magnetic clutch pada kompressor . 2. Gas freon yang sudah dikompresikan kemudian di kondensasikan dengan menggunakan condensor ( mirip dengan radiator ). Gas freon panas didinginkan sehingga berubah menjadi freon cair, dengan menggunakan fan . 3. Cairan freon yang sudah dikompresikan kemudian disaring terlebih dahulu oleh receiver drier sebelum di ekspansikan oleh expansion valve ke evaporator . 4. Kemudian evaporator merubah cairan dingin freon menjadi gas dingin sebelum diteruskan ke kompressor kembali. . Gas dingin yang terdapat di sekitar evaporator tersebut dihembuskan oleh blower ke ruang kabin atau penumpang. Namun apabila menginginkan temperatur yang hangat, udara yang dihembuskan dapat melalui heatercoil .
SAFETY CAR Keselamatan kendaraan adalah hal-hal yang bisa atau dapat diperbuat pada kendaraan untuk menghindarkan penumpang dari kecelakaan atau sejenisnya.Safety pada kendaraan dapat di klasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu : 1. ACTIVE / CONTROL SAFETY adalah sistem keamanan yang disiapkan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan atau . dengan kata lain sistem keamanan yang dapat mengontrol agar dapat meminimalisasikan kecelakaan 1.a. ABS ( Anti lock Braking System ), sistem yang mencegah terkuncinya roda saat pengereman mendadak atau panik, terutama pada permukaan jalan yang licin. Dengan cara mengatur tekanan minyak rem pada setiap roda secara electronik, agar kendaraan masih dapat di kendalikan oleh pengemudi .
Menggunakan ABS
Tanpa ABS
SAFETY CAR 1. ACTIVE / CONTROL SAFETY adalah sistem keamanan yang disiapkan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan atau . dengan kata lain sistem keamanan yang dapat mengontrol agar dapat meminimalisasikan kecelakaan 1.b. EBD ( Electronic Braking force Distribution ), berfungsi mendistribusikan secara optimal gaya rem depan dan belakang untuk meningkatkan stabilitas saat pengereman yang disesuaikan dengan kondisi beban didalam kendaraan. Tanpa EBD gaya rem akan selalu sama tanpa mempertimbangkan beban yang ada
SAFETY CAR 1. ACTIVE / CONTROL SAFETY adalah sistem keamanan yang disiapkan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan atau . dengan kata lain sistem keamanan yang dapat mengontrol agar dapat meminimalisasikan kecelakaan 1.c. BA ( Brake Assist ), Pada situasi gawat, tenaga pengereman yang kuat diperlukan untuk mencegah kecelakaan.Sistem ini membantu tenaga kaki pengemudi menekan pedal rem kebawah. Bantuan pengereman hanya berlaku pada keadaan rem mendadak ( pengemudi panik ), sedangkan dalam keadaan biasa, sistem bekerja normal.
2. PASIF / IMPACT SAFETY adalah sistem keamanan yang disiapkan untuk melindungi pengemudi disaat terjadi kecelakaan agar tidak mengalami cidera yang serius, atau dengan kata lain sistem keamanan yang dapat meminimalisasi akibat impact. Beberapa contoh termasuk Pasif Safety : . 2.a. Body ( Zone Body Concept & Door Beam ), Sistem keamanan ini dapat dibagi atas dua bagian yang terpisah yaitu : - Crushable Zone adalah daerah dimana dapat menyerap / absorb impact dari benturan yang keras - Safety Zone adalah daerah dimana menahan impact / benturan agar tidak diteruskan ke ruang kabin
et y Saf
ble sha Cru
e Zon
e Zon
ble sha Cru
e Zon
- Door Beam adalah menahan / menjaga agar impact dari samping ( pintu ) tidak terlau besar ke ruang kabin atau menghindari cidera yang lebih serius apabila terjadi tabrak samping.
2.b. SRS ( Supplemental Restraint System ) Airbag Sistem keamanan ini merupakan pelengkap atau supplement dari sistem safety belt. Pada umumnya airbag dapat berfungsi apabila sensor safety belt sudah aktif ( seatbelt terpasang )
Sistem ini ( airbag ) berfungsi / bekerja pada saat kendaraan menabrak atau menerima impact akibat benda yang diam ( statis )
Penumpang
Pengemudi
2.c. Safety Belt ( ELR, Pre Tensioner & Load Limiter ) . . Sistem keamanan ini merupakan sistem keamanan yang mutlak harus dimiliki oleh setiap kendaraan. Pada sistem inipun telah terjadi perkembangan teknologi agar keselamatan dan kenyamanan pengemudi tetap terjaga dengan sabuk pengaman bertipe 2 titik atau 3 titik. Dan pada umumnya seatbelt dengan 3 titik atau 3 point dilengkapi dengan teknologi sebagai berikut : . ELR ( Emergency Lock Retractor ), dengan ELR selempang belt pada bahu dapat dengan mudah diperpanjang dan ditarik, tidak perlu repot untuk mengontrol serta mengoperasikannya. ELR bekerja denga cara mengunci belt ketika mobil berhenti secara tiba-tiba / mendadak.
P r e Te ns i o ne r da n L oa d Li m i te r, merupakan pengembangan teknologi dari ELR, Dimana Pre Tensioner & Load Limiter pada umumnya digunakan pada kendaraan yang dilengkapi dengan Airbag . Pada saat terjadi tabrakan, Pre-tensioner pada seatbelt akan mengencang dengan sendirinya dan menarik pengemudi atau beban sampai belt kencang, dan setelah itu Load Limiter tetap mempertahankan keselamatan penumpang dengan mengendurkan sedikit seatbelt untuk menghindari daya tarik dari seat belt yang terlalu kencang setelah terjadi kecelakaan.
2.d. Active Headrest, merupakan sistem keamanan yang efektif mengurangi cidera pada leher sekitar 45% apabila terjadi tabrakan dari arah belakang kendaraan.
Head-rest moves to the front
Load from an occupant Swivel
Actuator
X-Trail
Serena
Teana
Grand Livina
Latio
Livina XR
Frontier Navara
Livina X- Gear