MINING FOR THE FUTURE K3 DAN LINGKUNGAN HIDUP
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PERUSAHAAN PENGERUKAN TANAH DI KAMPUNG ARSO I KABUPATEN KEEROM - PAPUA Rico B. S. Panjaitan[1], Minar J. Hutagalung[2] [1] [2]
Fakultas Teknik, Universitas Cenderawasih Fakultas Teknik, Universitas Cenderawasih
Abstrak Pengerukan tanah adalah industri yang membutuhkan perhatian khusus dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja, karena memiliki risiko yang lebih tinggi dan perlu pengaturan khusus dari faktor manusia, peralatan atau mesin, bahan dan lingkungan kerja. Tujuan dari penelitian ini menggambarkan analisis risiko keselamatan dan kesehatan pengerukan tanah di Kabupaten Keerom. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini adalah beberapa pekerja tambang yang berjumlah 20 orang, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Penelitian ini dilakukan di perusahaan pengerukan tanah yang terletak di Kampung Arso I, Kabupaten Keerom, Papua. Variabel penelitian ini adalah identifikasi risiko, penilaian risiko, evaluasi risiko, dan pengendalian risiko. Hasil penelitian di perusahaan pengerukan tanah menemukan beberapa risiko tersebut berasal dari tahap persiapan, tahap eksploitasi, dan tahap pengangkutan dengan tingkat kemungkinan tertinggi sangat mungkin (tingkat A) dan konsekuensi tertinggi adalah major (level 4). Penilaian risiko tertinggi adalah extreme risk sehingga evaluasi risiko yang digunakan untuk mengendalikan risiko merupakan risiko dengan kategori generally unacceptable. Risiko harus dikontrol dengan isolasi, pengendalian administratif, penggunaan alat perlindungan diri (APD), dan human control. Peneliti menyarankan untuk menyediakan peralatan keselamatan seperti pertolongan pertama pada kecelakaan serta melakukan sertifikasi terhadap perusahaan pengerukan tanah agar dapat melakukan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan ataupun masyarakat di area perusahaan. Kata Kunci : pengerukan tanah, analisis risiko, keselamatan dan kesehatan kerja.
1.
Pendahuluan Kegiatan penambangan pengerukan tanah merupakan salah satu contoh industri yang memiliki produk baik formal maupun informal dimana industri tersebut di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak lain dapat menimbulkan dampak negatif yang terjadi pada proses kerja maupun pada hasil kerja [1]. Tenaga kerja sektro informal adalah tenaga kerja yang bekerja pada segala jenis pekerjaan tanpa ada perlindungan negara dan atas usaha tersebut tidak dikenakan pajak. Pekerja sektor informal seperti buruh dianggap sebagai pekerja pada pekerjaan yang mengandalkan kekuatan fisik pada kelompok lapangan usaha [2]. Salah satu pekerjaan yang termasuk dalam sektro informal adalah pekerjaan pengerukan tanah. Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan, pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian. Sedangkan pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa
bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah [4]. Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah kabupaten Keerom. Kabupaten Keerom dikenal sebagai salah satu daerah penghasil tanah timbunan atau penghasil tanah sebagai bahan dasar pembuatan batu tela (bata) dan lainnya. Material yang terdapat di kabuaten Keerom termasuk dalam bahan galian golongan C khusunya jenis tanah lempung, pasir, batu, coral dan sirtu. Potensi bahan galian golongan C jumlahnya akan bertambah terus seiring dengan berkembangnya pembangunan di Keerom, dimana kondisi kabupaten Keerom yang sebagian besar adalah rawa yang memerlukan tanah timbunan sebelum mendirikan bangunan. Alasan memilih pertambangan pengerukan tanah sebagai objek penelitian karena pekerja tambang ini banyak melupakan masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Proses produksi yang dilakukan meliputi tahap pengambilan dan pengangkutan. Pekerja menambang dengan menggunakan alat berat
Backhoe/Excavator berukuran sedang sebagai alat untuk mengeruk tanah, selainnya adalah sopir truk yang mengangkut bahan galian tersebut untuk di distribusikan. Perusahaan pengerukan tanah di Keerom, Papua hanya memiliki satu Pos mandor, tempat para supir truk antri mengambil dan mengumpulkan kertas kwitansi. Kondisi pos yang sederhana dan tidak dilengkapi oleh peralatan yang mendukung aktivitas penambangan menjadi hal yang sudah biasa terjadi di berbagai perusahaan pengerukan tanah di Arso I, Keerom, Papua. Upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja dapat direncanakan, dilakukan dan dipantau dengan melakukan studi karakteristik tentang kecelakaan agar upaya pencegahan dan penanggulangannya dapat dibuat melalui pendekatan yang tepat. Secara umum ada empat faktor utama yang mempengaruhi kecelakaan yaitu faktor manusia, alat atau mesin, material dan lingkungan kerja. [5] Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, pekerja tambang terapapar langsung dengan panas sinar matahari karena menggunakan pakaian seadanya, selain itu operator alat berat juga tidak menggunakan alat pelindung diri, sementara kondisi area kerja yang curam sangat beresiko tinggi bagi pekerja tambang tersebut. Kurangnya pengawasan dari pemerintah setempat, membuat para pemilik perusahaan tidak terlalu mementingkan keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lahan pasca tambang yang tidak jelas di rencanakan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti iningin menganalisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada perusahaan pengerukan tanah di kabupaten Keerom, agar dapat dilakukan pencegahan kecelakaan dan kesehatan kerja yang sesuai dalam upaya meningkatkan keselamatan kerja bagi para penambang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada penambangan pasir Kapubaten Keerom.
pengendalian bahaya dengan menerapkan pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang-undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2.2. Tujuan Penerapan Kesehatan Kerja
Keselamatan
dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada dasarnya mengungkapkan kelemahan yang mungkin akan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian cermat dilakukan atau tidak. 3.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain tudi yang digunakan adalah standar AN/NZS 4360:2004 dengan metode kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2017 di Kampung Arso I, Kabuoaten Keerom, Provinsi Papua. Populasi dari penelitian ini sebanyak 20 orang sebagai sampel, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling yaitupengambilan secara acak. Data yang digunakan data primer dan data sekunder. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan lemnar observasi serta teknis analisis data menggunakan metode deskriptif. 4. Hasil dan Pembahasan Identifikasi keselamatan dan kesehatan kerja di penambangan pengerukan tanah kabupaten Keerom, Papua. Distribusi frekuensi risiko keselamatan dan kesehatan kerja apat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Penambangan Pengerukan Tanah Kabupaten Keerom. Tahap Eksploitasi atau Penggalian
2. Teori Dasar 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut (Depnakes 2005), Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya upaya pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan dampak melalui langkah-langkah identifikasi, analisis dan
No.
Jenis Risiko Tahap Penggalian Tanah
Keberada an Risiko
Jumlah
Prese ntase (%)
1.
2.
3.
No.
1.
2.
3.
4.
Tertimpa longsoran Terpapar suhu yang dingin/panas Terjatuh atau terpeleset Jenis Risiko Tahap Mengangku t Tanah Untuk di Pasarkan Truk tidak stabil
Ban truk bocor
Pekerja Dehidrasi Truk tersandung material
Ada
1
Tidak Ada
19
Ada
16
Tidak Ada
4
Ada
5
Tabel 2. Tingkat Kemungkinan (Likelihood) dan Konsekuensi (consequency) dari Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di penambangan Pengerukan Tanah Kabupaten Keerom.
5%
80%
25% Tidak Ada
15
Keberada an Risiko
Jumlah
Ada
8
Tidak Ada
12
Ada
11
Tidak Ada
9
Ada
12
Tidak Ada
8
Ada
6
Tidak Ada
14
Prese ntase (%)
Tahap Eksploitasi atau Penggalian
No.
Jenis Risiko Tahap Penggalian Tanah
Likelihood
Consequ ency
Likeho od x Conseq uency
1.
Tertimpa longsoran
E
2
2E
2.
Terpapar suhu yang dingin/panas
C
1
1C
3.
Terjatuh atau terpeleset
C
2
C
Likelihood
Consequ ency
Likeho od x Conseq uency
40%
55%
60%
30%
Sumber : Data primer (K3-ISMC-UNCEN), 2017
Tabel 1. Menunjukkan sebagian besar responden terdapat risiko keselamatan dan kesehatan kerja yaitu tertimpa longsoran sebesar 5% (1 responen), terpapar suhu yang dingin/panas sebesar 80% (16 responen), dan terjatuh atau terpeleset sebesar 25% (5 responen).
No.
Jenis Risiko Tahap Mengangku t Tanah Untuk di Pasarkan
1.
Truk tidak stabil
C
4
4C
2.
Ban truk bocor
C
2
2C
3.
Pekerja Dehidrasi
A
2
2A
4.
Truk tersandung material
C
2
2C
Sumber : Data primer (K3-ISMC-UNCEN), 2017 Tingkat kemungkinan (likelihood) dan konsekuensi (consequency) dari risiko keselamatan kesehatan kerja di penambang pengerukan tanah Kabupaten Keerom
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui tingkat kemungkinan (likehood) dan konsekuensi (consequency) dari risiko yang ada di penambangan pengerukan tanah. Tingkat kemungkinan (likelihood) tertinggi dari tabel di atas adalah hampir pasti (Tingkat A) yang terdiri dari truk tidak stabil dan pekerja
dehidrasi. Sedangkan konsekuensi (consequency) tertinggi dari tabel diatas adalah major (Tingkat 4) yang terdiri dari risiko truk tidak stabil. Peringkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja di penambangan pengerukan tanah Kabupaten Keerom Tabel 3. Peringkat Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Penambangan Pengerukan Tanah Kabupaten Keerom Tahap Eksploitasi atau Penggalian
No.
Jenis Risiko Tahap Penggalian Tanah
Likehood x Conseque ncy
Peringkat Risiko
pengerukan tanah. Peringkat risiko dikategorikan menjadi 4 tingkatan yaitu extreme risk, high risk, moderate risk, dan low risk. Berikut ini meruakan peringkat risiko berdasarkan observasi : extreme risk terdiri dari risiko truk tidak stabil sedangkan low risk terdiri dari risiko terpapar suhu yang terlalu panas atau dingin.
Evaluasi risiko keselamatan dan kesehatan kerja di penambangan pengerukan tanah Kabupaten Keerom Tabel 4. Evaluasi Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Penambangan Pengerukan Tanah Kabupaten Keerom Tahap Eksploitasi atau Penggalian
1.
2.
3.
No.
Tertimpa longsoran
2E
Terpapar suhu dingin/panas
1C
Terjatuh atau terpeleset Jenis Risiko Tahap Mengangku t Tanah Untuk di Pasarkan
2C
Likehood x Conseque ncy
Truk tidak stabil
4C
2.
Ban truk bocor
2C
3.
4.
Truk tersandung material
Peringkat Risiko
Evaluasi Risiko
1.
Tertimpa longsoran
Low Risk
Tolerable
2.
Terpapar suhu dingin/panas
Low Risk
Generally acceptable
3.
Terjatuh atau terpeleset
Moderate Risk
Tolerable
No.
Jenis Risiko Tahap Penggalian Tanah
Peringkat Risiko
Evaluasi Risiko
1.
Truk tidak stabil
Extreme Risk
Generally unacceptable
2.
Ban truk bocor
Moderate Risk
Generally accepteble
3.
Pekerja Dehidrasi
Moderate Risk
Tolerable
No.
1.
Pekerja Dehidrasi
Jenis Risiko Tahap Penggalian Tanah
Low Risk
2A
2C
Low Risk
Moderate Risk
Peringkat Risiko
Extreme Risk
Moderate Risk
Moderate Risk
Moderate Risk
Sumber : Data primer (K3-ISMC-UNCEN), 2017 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui peringkat risiko yang terdapat dalam penambangan
4.
Truk tersandung material
Moderate Risk
Tolerable
Sumber : Data primer (K3-ISMC-UNCEN), 2017 Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dilakukan evaluasi risiko setelah melakukan peringkat risiko. Evaluasi risiko dibagi menjadi tiga kategori yakni generally acceptable (umum dan dapat diterima), tolerable ( dapat di tolerir) dan generally unacceptable ( umum dan tidak dapat diterima). Risiko yang termasuk dalam kategori generally acceptable terpapar suhu yang terlalu panas atau dingin. Pengendalian risiko keselamatan dan kesehatan kerja di penambangan pengerukan tanah Kabupaten Keerom Tabel 5. Pengendalian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Penambangan Pengerukan Tanah Kabupaten Keerom
Tahap Eksploitasi atau Penggalian Jenis Risiko Tahap Penggalian Tanah
Evaluasi Risiko
Pengendalian Risiko
1.
Tertimpa longsoran
Tolerable
Penggunaan APD
2.
Terpapar suhu dingin/panas
Generally acceptable
Penggunaan APD
3.
Terjatuh atau terpeleset
Tolerable
Human Control
No.
Jenis Risiko Tahap Penggalian Tanah
Evaluasi Risiko
Pengendalian Risiko
1.
Truk tidak stabil
Generally unaccepta ble
Perbaikan Jalan Tambang
No.
2.
Ban truk bocor
3.
Pekerja Dehidrasi
4.
Truk tersandung material
Generally accepteble
Human Control
Tolerable
Human Control
Tolerable
Pengendalian Administratif
Sumber : Data primer (K3-ISMC-UNCEN), 2017 Berdasarkan tanel 5 di atas upaya pengendalian yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja antara eliminasi, isolasi, pengendalian adminsitratif, penguunaan APD, dm human control. Pembahasan Identifikasi risiko keselamatan dan kesehatan kerja di penambangan pengerukan tanah Kabupaten Keerom Langkah awal dalam menganalisis risiko adalah melakukan identifikasi apa saja potensi bahaya yang ada dalam organisasi atau perusahaan. Bahaya dapat bersumber dari proses produksi, material atau bahan yang digunakan, kegiatan kerja yang dijalankan dalam perusahaan serta instalasi yang menagndung potensi risiko [6]. Risiko tertinggi pada tahap ekploitasi atau penggalian terdiri dari pengerukan tanah langsung pada bukit gamping menggunakan Backhoe/excavator kemudian diangkut kedalam truck. Tahap pengerukan tanah langsung pada bukit, menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja yaitu tertimpa longsoran, terpapar suhu dingin atau panas, terjatuh atau terpeleset, truk tidak stabil akibat kelebihan muatan, ban truk bocor, pekerja dehidrasi, dan truk tersandung material yang berjatuhan dar truk lainnya.
Tingkat kemungkinan (likelihood) dam konsekuensi dari risiko keselamatn dan kesehatan kerja di penambangan pengerukan tanah Kabupaten Keerom Pada hasil penelitian mengenai identifikasi risiko di penambangan, kemungkinan (likelihood) tertinggi mendapatkan nilai A, nilai A adalah risiko tersebut hampir pasti terjadi di semua keadaan dallam
melakukan proses kegiatan penambangan pengerukan tanah tersebut. Pemberian nilai A berdasar pada hasil pengamatan terhadap kondisi dan situasi di lapangan pada saat kegiatan penambangan berlangsung. Salah satu contonya adalah pekerja dehidrasi, hal tersebut mendapatkan nilai A karena dalam proses penambangan, kebanyakan operator ataupun sopir truk tidak menyediakan air mineral sebagai persediaan, sehingga kemungkinan untuk dehidrasi pasti dialami oleh pekerja Peringkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja di penambangan pengerukan tanah Kabupaten Keerom
tentang “Practicable” atau praktis untuk dilaksanakan. Dalam pendekatan ini evaluasi dibagi menjadi tiga bagian yakni secara umum dapat diterima (generally acceptablle), dapat ditolerir (tolerable), dan tidak dapat diterima (generally unaccpetable). Setelah dilakukam evaluasi risiko berdasakrkan hasil peringkat risiko risiko yang akan dikendalikan adalah risiko yang masuk kategori tidak dapat diterima (generally unacceptable), adapun risiko yang masuk dalam kategori tersebut adalah : truk tidak stabil pada saat membawa muatan penuh akibat dari kondisi jalan tambang yang jarang dipernaiki atau di tambal.
Peringkat risiko merupakan hasil kombinasi dari tingkat kemungkinan dan konsekuensi dari suatu risiko. Untuk memudahkan menentukan peringkat suatu risiko maka digunakan matriks risiko yang berisi kombinasi antara likehood dan consequency dari suatu risiko. Selanjutnya setelah keduanya dikombinasikan akan diperoleh peringkat risiko yang dikategorikan atas risiko yang sangat tinggi/Extreme risk (E), risiko tinggi/High risk (H), risiko sedang/Moderate risk (M) dan risiko rendah/Low risk (L) [7]
Pengendalian risiko keselamatan dan kesehatan kerja di penambangan di penambangan pengerukan tanah Kabupaten Keerom
Pada penelitian ini yang mendapatkan peringkat risiko tertinggi adalah truk tidak stabil saat membawa muatan penuh. Akibat dari risiko ini bisa menyebabkan
Risiko yang telah diketahui besar dan potensi akibatnya juga besar harus dikelola dengan tepat, efektif dan seusai dengan kemampuan dan kondisi lokasi penambangan. Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan berbagai pilihan, misalnya dengan s=dihindarkan, dialihkan kepada pihak lain, atau dikelola dengan baik.
para pekerja cidera, kerugian financial yang besar pada proses penambangan. Hal tersbut dapat dilihat dari consequency yang dapat ditimbulkan dari bahaya tersebut serta likelihood yang apabila dikombinasikan masuk dalam peringkat risiko yang sangat tinggi atau extreme risk. Evaluasi risiko keselamatan dan kesehatan kerja di penambang pengerukan tanah Kabupaten Keerom Peringkat risiko yang telah dilakukan tersebut sangat berguna untuk menlakukan evaluasi terhadap berbagai risiko yang dihadapi oloeh pekerja penambangan. Peringkat risiko sangat penting sebagai alat dalam mengambil keputusan. Melalui peringkat risiko dapat menentukkan skala prioritas dalam penanganannya serta serta dapat mengalokasikan sumber daya yang sesuai untuk masing-masing risiko sesuai dengan tingkat prioritasnya [8]. Evaluasi yang terhadap risiko tersebut menggunakan pendekatan ALARP (As Low As Reasonably Practicable) yang menekankan pengertian
Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan dalam keseluruhan manajemen risiko. Jika pada tahapan sebelumnya lebih banyak bersifat konsep dan perencanaan, maka pada tahap ini sudah merupakan realisasi dari upaya pengelolaan risiko .
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan dalam penelitian untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja antara lain eliminasi, isolaso, pengendalian administratif, pengguanaan APD, dan human control. Simpulan dan Saran Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah : 1) Risiko yang ada pada penambangan pengerukan tanah meliputi tertimpa longsoran tanah, terpapar suhu dingin/panas, terjatuh atau terpeleset, truk tidak stabil, ban truk bocor, pekerja dehidrasi dan truk tersandung material yang berjatuhan. 2) Risiko yang paling banyak dialami pekerja terdapat dalam tahap eksploitasi/penggalian meliputi terpapar suhu dingin atau panas, terjatuh/terpeleset, pekerja dehidrasi, truk tidak stabil, truk tersandung material lain, ban truk bocor.
3) Tingkat kemungkinan (likelihood) tertinggi adalah hampir pasti (Tingkat A) meliputi pekerja dehidrasi. Sedangkan konsekuensi (consequency) tertinggi adalah major (Tingkat 4) meliputi risiko truk tidak stabil. Peringkat risiko extreme risk terdiri dari truk tidak stabil. 4) Risiko yang tergolong generally unacceptable adalah risiko yang masuk dalam kategori extreme risk dan high risk. 5) Upaya pengendalian yang dilakukan berupa pengendalian yang dilakukam berupa pengendalian administratif, pengguanaan APD, dan human control. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun saran dalam penelitian ini adalah hendaknya bagi dinas terkait dalam pemerintahan daerah khusunya
Lampiran
Gambar 1. Lokasi Perusahaan
Kabupaten Keerom untuk mampu menyediakan peralatan keselamatan seperti pertolongan pertama dalam kecelakaan, menyelenggarakan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
Daftar Pustaka [1] Noviandry, I. Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan perilaku pekerja dalam pengguanaan alat pelindung diri (APD) pada industri pengelasan informal Di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun 2013. Skripsi. FKIK Universitas Islam Negrei Syarif Hidayatullah Jakarta.2013
Gambar 2 Kegiatan Penambangan
[2] Bernadzar Asha Army Rosamia,dkk. Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Penambangan Pasir Kabupaten Lumajang, Jurnal, FKM Universitas Jember. Jmener, 2015.
Gambar 3 Wawancara dengan Salah satu Supir Truk
Judul Karya
: Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Perusahaan Pengerukan Tanah Di Kampung Arso I Kabupaten Keerom – Papua
Sub Tema
: K3 dan Lingkungan Tambang
Asal Perguruan Tinggi
: Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua
Biodata Ketua A. Identitas Diri 1
Nama lengkap
Rico B. S. Panjaitan
2
Jenis Kelamin
Laki-laki
3
Program Studi
Teknik Pertambangan
4
NIM
20150611044007
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Siabal-abal, 11 Oktober 1997
6
E-mail
[email protected]
7
Nomor Telepon/HP
081248083210
B. Kartu Tanda Mahasiswa
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Biodata Anggota 1 A. Identitas Diri 1
Nama lengkap
Minar Julita Hutagalung
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
Program Studi
Teknik Pertambangan
4
NIM
20160611044010
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Purbatua, 05 Juli 1997
6
E-mail
[email protected]
7
Nomor Telepon/HP
081344658238
B. Kartu Tanda Mahasiswa
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.