Fts Percobaan 3 Fiks.docx

  • Uploaded by: Gunawan Kusuma
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fts Percobaan 3 Fiks.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,933
  • Pages: 14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini banyak bentuk sediaan obat yang beredar di pasaran. Obat sediaan padat seperti kapsul, tablet dan sirup kering kebanyakan mempunyai ukuran partikel yang kecil. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologinya (Moechtar, 1990; Sukandar, et al., 2008). Secara klinik,

ukuran

partikel

suatu

obat

dapat

mempengaruhi

pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rektal, dan topikal. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk (Martin, et al., 1993). Penurunan ukuran partikel dapat meningkatkan laju absorpsi dan berpengaruh pada proses pelarutan. Pengurangan ukuran partikel berperan tidak hanya pada laju penyerapan tetapi juga pada kecilnya derajat kelarutan suatu senyawa. Contoh pengaruh ukuran partikel pada penggunaan per oral griseofulvin yang diabsorpsi secara lambat, dengan memperkecil ukuran partikel, absorpsi dapat ditingkatkan. Sediaan tablet dapat berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1980; Gaikwad, 2010). Fluiditas/sifat alir serbuk merupakan faktor kritik dalam produksi obat sediaan padat. Hal ini karena sifat alir serbuk berpengaruh pada peningkatan reprodusibilitas pengisian ruang kompresi pada pembuatan tablet dan kapsul , sehingga menyebabkan keseragaman bobot sediaan lebih baik, demikian pula efek farmakologinya. Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu tertentu.

B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan percobaan ini untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada fluiditas granul.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1.

Sifat Alir Pada Tablet Fluiditas / sifat alir serbuk merupakan faktor kritik dalam produksi obat sediaan padat. Hal ini karena sifat alir serbuk berpengaruh pada peningkatan reprodusibilitas pengisian ruang kompresi pada pembuatan tablet dan kapsul , sehingga menyebabkan keseragaman bobot sediaan lebih baik, demikian pula efek farmakologinya. Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlah granul

melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang

mengalir dalam suatu waktu tertentu. 2.

Pengaruh Sifat Alir Terhadap Tablet Pada umumnya tablet kempa dibuat dengan mengempa massa kempa yang mengalir dari corong ke sisi pengisi lalu ke lubang kempa menjadi massa kompak dan padat. Tablet dibuat sesuai bentuk dan ukuran pons dan lubang kempa lalu dikempa menghasilkan massa rengat dan kompak dengan bentuk tertentu. Unit tablet dalam satu batch harus mempunyai keseragaman bobot, keseragaman kandungan, serta kadar zat aktif yang harus memenuhi syarat. Ketentuan lain yang juga penting dari massa tablet yaitu massa tablet harus homogen dan massa kempa harus mengalir lancar ke lubang kempa. Proses pengisian didasarkan atas aliran granul yang kontinyu dan seragam dari hopper. Bila aliran kurang baik, beberapa dies tidak akan terisi sempurna. Karena aliran yang kurang baik akan berakibat terbetuknya ‘jembatan’ atau ‘lubang tikus’ (poor flow ‘rat holing’) dari granul di hopper Faktor- faktor yang dapat berpengaruh pada fluiditas serbuk: a.

Bentuk partikel dan tekstur, untuk partikel yang ekidimensional (teratur= bulat, kubus) semakin besar diameter maka sifat alir semakin baik sedangkan untuk partikel yang anisomerik maka hasilnya dapat berbeda. Sifat alir terbaik terjadi pada diameter optimum partikel (200-500 µm).

Partikel berukuran kurang dari 100 µm akan lebih cohesive. Semakin kecil gaya gesek friksi / gaya gesek antar partikel sehingga semakin mudah mengalir. Sebaliknya, semakin kasar permukaan partikel maka semakin besar friksi antar partikel sehingga menyebabkan semakin sulit mengalir. b.

Kerapatan jenis,

c.

Porositas, semakin besar porositas maka semakin kecil kontak antar partikel maka kecepatan alir akan semakin baik.

d.

Kandungan lembab, pada kondisi kandungan lembab yang tinggi ikatan partikel akan lebih kuat karena luas kontak antar permukaan serbuk naik. Apabila gaya tarik antar partikel serbuk semakin kuat, maka serbuk akan semakin sukar mengalir.

e.

Kondisi percobaan, ada beberapa kondisi percobaan yang dapat mempengaruhi sifat alir yaitu diameter lubang alat uji, besar/ luas hopper dan sudut dinding hopper.

3.

Uji Sifat Alir Sifat alir serbuk dapat ditetapkan dengan dua macam cara: a. Cara langsung, dengan mengukur secara langsung kecepatan alir sejumlah serbuk atau granul yang mengalir dari hopper. yaitu dengan metode corong dan dengan metode timbang. Ada dua cara pengamatan yaitu dengan metode manual (hopper flow rate) dan metode komputerisasi (recording flow meter). Pengukuran sifat alir granul dengan metode corong dipengaruhi oleh beberapa kondisi pengamatan seperti berat granul, diameter corong, ukuran partikel granul, panjang tangkai corong, cara penuangan sampel dan pengaruh getaran luar b. Cara tidak langsung, yaitu dengan mengukur parameter sudut diam. Caranya yaitu dengan meletakkan massa cetak dalam corong alat uji kecepatan alir yang bagian bawahnya ditutup. Massa cetak yang keluar dari alat tersebut dihitung kecepatan alirannya dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh sejumlah serbuk untuk turun melalui corong alat penguji dengan menggunakan stopwatch dari mulai dibukanya tutup

bagian bawah hingga semua massa granul mengalir keluar dari alat uji. Timbunan granul dapat digunakan untuk menghitung sudut istirahat. Diameter rata-rata timbunan granul dan tinggi puncak timbunan granul diukur. Untuk 100 g granul waktu alirnya tidak boleh lebih dari 10 detik. Waktu alir berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet. B. Deskripsi Bahan Praktikum 1. Paracetamol Nama IUPAC

: N-(4-hydroxyphenyl)ethanamide

Nama Lain

: Acetaminophenum

Kepadatan

: 1.263 g/cm³

Titik lebur

: 169 °C (336 °F) [6][7]

Titik didih

: 420 °C (788 °F)

Kelarutan dalam air : 7.21 g/kg (0 °C)[5], 8.21 g/kg (5 °C)[5], 9.44 g/kg (10 °C)[5]10.97 g/kg (15 °C)[5]12.78 g/kg (20 °C)[5]~14 mg/mL (20 °C) Bioavailabilitas

: 63–89%[2]:73

Ikatan protein

: 10–25%[3]

Metabolisme

: Utama di hati[4]

Waktu paruh

: 1–4 jam[4]

Ekskresi

: Urin (85–90%)[4]

2. Amilum a. Organoleptis Bentuk

: Serbuk sangat halus.

Warna

: Putih.

Bau

: Tidak berbau.

Rasa

: Tidak berasa.

b. Sifat Kimia Rumus Molekul : ( C6H10O-6 )n Kadar

: 5 - 20% sebagai penghancur

pH

: 5,5 - 6,5

Kelarutan

: - Praktis tidak larut dalam air dingin - Praktis tidak larut dalam etanol ( 95 % ) P.

c. Penggunaan

: Penghancur tablet (disintegrant)

d. OTT

:-

e. Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.

3. Gelatin Kandungan gelatin Proline or hydroxyproline

: 25%

Glycine

: 20%

Glutamic acid

: 11%

Arginine

: 8%

Alanine

: 8%

Other essential amino acids

: 16%

Other non-essential amino acids : 12%

4. Talkum Nama Lain

: Talcum

a. Organoleptis Bentuk

: Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran.

Warna

: Putih atau putih kelabu

Bau

: Tidak berbau

Rasa

: Tidak berasa

b. Sifat Kimia Rumus Molekul

: Mg6(Si2O5)4(OH)4

Kadar

: 1 – 5 % sebagai antiadheren dan glidant

pH

: 6,5 - 10

Kelarutan

: Tidak larut dalam hampir semua pelarut.

e. Penggunaan

: Antiadheren dan Glidant.

BAB III METODE PRAKTIKUM A. Alat 1. Mikser 2. Timbangan 3. Ayakan 4. Oven 5. Corong alimentasi B. Bahan 1. Parasetamol 2. Amilum Kering 3. Amilum 4. Gelatin 5. Talk C. Formulasi R/ Parasetamol

5 gram

Amilum

0,5 gram

Sol.Gelatin 10%

qs

Amilum kering

0,3 gram

Talk

0,05 gram

D. Prosedur Kerja 1. Pembuatan Granul Membuat granul dengan mencampurkan paracetamol, amilum, amilum kering, talk dan solution gelatin 10 % 2. Uji Sudut Diam Melakukan dua pengujian yaitu sudut diam

Mengambil graul sebanyak 100 gram (sesuaikan dengan berat granul yang dimiliki masing-masing kelompok )

Masukkan serbuk kedalam corong dan corong tersebut ditahan dibagian bawahnya

Melakukan penghitungan waktu dengan menggunakan stopwatch pada saat serbuk dikeluarkan dari corong

Melakukan pengamatan pada serbuk dengan catatan tidak boleh lebih dari 45̊

Lakukan Replikasi sebanyak 3 kali

3. Uji Pengepakan Timbang berapa jumlah massa partikel setelah dilakukan pengamatan sudut diam

Lakukan uji pengepakan dalam waktu 5 menit, 10 menit dan 15 menit

Cari kerapatan bulk nya dengan menggunakan rumus massa partikel / volume akhir pengepakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Hasil Penimbangan Granul 1 = 5,78 2 = 8,06

28,28 gram

3 = 7,44 4 = 7,00

2. Replikasi 1 = sudutnya 50º (waktu 27 detik) Replikasi 2 = sudutnya 35º (waktu 46 detik) Replikasi 3 = sudutnya 38º (waktu 48 detik)

3. Uji pengepakan Volume awal serbuk sebelum dilakukan uji pengepakan = 67 ml Waktu 5 menit = 53 ml Waktu 10 menit = 52 ml Waktu 15 menit = 51 ml

4. Perhitungan Volume Bulk Volume Bulk =

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛

Diketahui : Massa partikel = 27,11 Volume akhir pengepakan (5 menit ) = 67- 53 = 14 Volume akhir pengepakan (10 menit) = 67-52 = 15 Volume akhir pengepakan (15 menit) = 67-51 = 16

(waktu 5 menit)

=

27,11 𝑔𝑟 14 𝑔𝑟

= 1,93 gr

(waktu 10 menit) =

27,11 𝑔𝑟 15 𝑔𝑟

= 1,80 gr (waktu 15 menit) =

27,11 𝑔𝑟 16

𝑔𝑟

= 1,69 gr

Hasil Pengamatan Sudut Diam

Replikasi 1

Replikasi 2

Sudut 50º (waktu 27 detik)

Sudut 35º (waktu 46 detik)

Sudut 38º Replikasi 3

(waktu 48 detik)

B. Pembahasan Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan tentang pengaruh ukuran partikel pada fluiditas granul yang bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada fluiditas granul. Pada umumnya semakin besar ukuran granul sifat alir semakin baik, Semakin bulat tekstur granulnya maka sifat alir semakin baik sedangkan semakin tidak teratur bentuknya maka sifat alir semakin jelek. Semakin rapat suatu partikel, sifat alirnya semakin baik. Semakin besar porositas, kontak antar partikel semakin kecil sehingga fluiditas semakin baik. Untuk kondisi percobaan dipengaruhi oleh dinding, ukuran, bentuk, semakin datar bentuknya, akan semakin jelek fluiditasnya, tetapi jika semakin curam bentuknya akan semakin baik fluiditasnya. Metode untuk mengukur sifat alir granul dengn cara langsung pada metode corong dan cara tidak langsung pada mengukur sudut diam serbuk dan metode pengepakan. Sudut diam diartikan sebagai sudut yang terbentuk oleh setumpuk partikel terhadap bidang datar pada kondisi stabil, sedangkan pengapakan diartikan dengan mengamati pengurangan volume granul yang terjadi selama pengamatan. Pada percobaan kali ini zat aktif yang digunakan adalah Paracetamol, Gelatin 10%, dan Talk yang sudah tercampur menjadi granul-granul. Gelatin 10% sebagai bahan pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak dan dapat melekat. Bahan pelicin yang digunakan adalah Talk berfungsi untuk memperbaiki sifat alir granul. Faktor- faktor yang menentukan sifat alir serbuk atau granul adalah kerapatan jenis, porositas, bentuk partikel, ukuran partikel, kondisi percobaan dan kandungan lembab. Untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada fluiditas granul dilakukan uji yaitu pengamatan sudut diam dan uji pengetapan. Pada uji pengamatan sudut diam, pertama- tama adalah mengambil granul sesuai dengan granul yang didapat lalu dituang pelan-pelan ke dalam corong ukur lewat tepi corong ditahan supaya partikel mengalir secara perlahan dan

merata kemudian lakukan replikasi sebanyak 3 kali dengan mengamati sudut yang tidak lebih dari 45º serta melihat dengan menghitung waktu menggunakan stopwatch sampai granul habis. Didapat hasil replikasi sudut diam pertama 50º dengan waktu 27 detik, replikasi sudut diam kedua 35º dengan waktu 46 detik, dan replikasi sudut diam ketiga 38º dengan waktu 48 detik. Sehingga hasil percobaan granul mempunyai sifat alir yang cukup baik karena diperoleh sudut diam tidak lebih dari 45º kecuali pada replikasi sudut diam pertama lebih dari 45º. Untuk uji pengetapan, pertama-tama volumenometer kosong ditara, kemudian dituangkan granul secara pelan pelan kedalam gelas ukur sesuai dengan jumlah granul yang didapat. Dipasang gelas ukur pada alat dan dihidupkan motor. Kemudian dicatat pada tiap menit 5, 10, dan 15. Hasil percobaan untuk ukuran granul pada menit ke 5 53, menit ke 10 52, dan menit ke 15 51. Dari hasil T (waktu) yang diperoleh serbuk mempunyai serbuk alir baik karena pemampatannya kurang dari 20%. Semakin besar harga T (waktu), maka sifat alirnya semakin kecil.

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA Lachman,L,Lieberman,H.A.,dan

Kanig,J.L.,1989,Teori

dan

Praktek

Farmasi

Industri,Universitas Indonesia, Jakarta. Moechtar, 1990, Farmasi Fisika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Voight,R,1984,

Buku

Pelajaran

Teknologi

Farmasi,

diterjemahkan

Soewandhi,S.N.,Edisi 2, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

oleh

Related Documents


More Documents from "I N D I"