LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DASAR DAN FUNGSI TUMBUHAN FUNGSI FISIOLOGIS TUMBUHAN ”Fotosintesis”
Oleh: Dyah Intan Prismasari Kelas A
(160210104016)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2018
I.
Judul Fotosintesis
II.
Tujuan Untuk mengetahui peranan cahaya dalam fotosintesis
III.
Tinjauan Pustaka Daun merupakan organ tubuh tanaman yang penting, karena daun
merupakan tempat utama berlangsungnya proses fotosintesis. Stomata adalah bagian terpenting dalam pertukaran gas (O2 dan CO2) pada tanaman. Stomata merupakan saah satu modifikasi epidermis biasanya berada pada bagian abaksial daun. Struktur stomata mempengaruhi cara kerja atau keefektifan stomata selama proses fotosintesis. Semakin rapat stomata, proses buka-tutup stomata semakin terhambat. Kerapatan stomata berpengaruh terhadap jumlah CO2 yang difiksasi tanaman, dimana nantinya CO2 tersebut akan digunakan sebagai salah satu bahan mentah fotosintesis. Proses fotosintesis adalah proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia yang disimpan dalam gula dan molekul organik lainnya (Khoiroh, 2014). Fotosintesis merupakan suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat yang menggunakan CO2 dari udara bebas dan air dari dalam tanah dengan bantuan cahaya dan klorofil. Fotosintesis dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik meliputi perbedaan antara spesies, pengaruh umur daun, dan pengaruh laju translokasi fotosintat. Faktor lingkungan meliputi ketersediaan air, ketersediaan CO2, pengaruh cahaya, serta pengaruh suhu. Pembentukan klorofil dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor genetik tanaman, intensitas cahaya, oksigen, karbohidrat, unsur hara, air, dan temperatur (Setyanti, 2013). Menurut Campbell (2000: 184) proses fotosintesis terjadi di daun yang berklorofil, dimana karbondioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari melalui berbagai proses metabolisme diubah menjadi gula, oksigen dan air. Dalam persamaan kimia, reaksi fotosintesis digambarkan sebagai berikut:
Cahaya Matahari 6CO2 + 12H2O
C6H12O6 + 6O2 + 6H2O Klorofil
Laju fotosintesis antar jenis tumbuhan dan antar habitat berbeda. Tanaman yang tumbuh cepat memiliki laju fotosintesis yang tinggi, tetapi tidak berarti bahwa tumbuhan dengan laju fotosintesis tinggi selalu tumbuh cepat. Tumbuhan dengan laju fotosintesis tinggi mampu menyerap CO2 dalam jumlah lebih banyak dibanding tumbuhan dengan laju fotosintesis rendah (Hidayati, 2013). Menurut Fried (2006: 68) fotosintesis adalah proses pembentukan molekul-molekul makanan yang kompleks dan berenergi tinggi dari komponenkomponen yang lebih sederhana oleh tumbuhan hijau dan organisme autotrofik lainnya dengan keberadaan energi cahaya. Dalam proses fotosintesis, foton cahaya ditangkap oleh molkeul-molekul pigmen yang spesifik. Elektron-elektron di dalam molekul-molekul pigmen tersebut dieksitasi oleh foton-foton yang diserap, dan elektron-elektron yang tereksitasi itu pun akhirnya akan membebaskan energi ke dalam sel saat elektron-elektron itu kembali ke keadaan tak tereksitasi. Panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk fotosintesis hanya sebuah fraksi kecil dar spectrum total radiasi elektromagnetik. Warna-warni dari spektrum cahaya tampak memiliki panjang gelombang antara 380-750 nanometer (nm) secara berturut-turut. Kebanyakan cahaya hanya melewati tumbuhan (ditransmisikan) atau dipanulkan dari permukaan tumbuhan. Menurut Advinda (2018: 86-87) fotosintesis adalah suatu proses yang berlangsung pada tumbuhan hijau untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa karbon organik yang berasal dari molekul karbon dioksida dan air. Fotosintesi menyediakan baik karbon maupun energi bagi organisme hidup dan menghasilkan oksigen dalam atmosfir. Fotosintesis pada tumbuhan tinggi terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi terang (reaksi cahaya) dan reaksi gelap. Panjang gelombang (λ) cahaya matahari yang sampai ke permukaan bumi meliputi λ 310-2300 nm. Cahaya tampak memiliki λ sekitar 390 nm sampai 760 nm. Sinar ultraviolet memiliki λ= 225 nm dan memiliki energi yang sangat tinggi yang berbahaya bagi kehidupan. Pigmen
klorofil menyerap lebih banyak cahaya tampak, yaitu pada warna biru (400-450 nm) dan merah (650-700 nm) dibandingkan hijau (500-600 nm). Cahaya hijau akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata manusia, sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Sinar yang efektif dalam proses fotosintesis adalah merah, ungu, biru, dan orange. Sinar hijau tidak efektif dalam proses fotosintesis. Sinar inframerah berperan dalam fotosintesis dan berfungsi meningkatkan suhu lingkungan (Abdurahman, 2008: 69).
Sumber: (Abdurahman, 2008: 69) Cahaya sebagai partikel diekspresikan dengan pernyataan bahwa cahaya menerpa sebagai foton (photon) atau kuanta, yang merupakan suatu paket diskrit dari energi, di mana masing-masing dikaitkan dengan panjang gelombang tertentu. Energi dalam tiap foton berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Cahaya biru dan ungu dengan panjang gelombang lebih pendek memiliki lebih banyak foton energetik dibandingkan cahaya merah dan jingga dengan panjang gelombang lebih panjang (Nurmaeli, 2015). IV.
Metode Penelitian 4.1 Alat dan Bahan
a. Gelas piala ukuran 1000 ml berisi 300 ml air b. Bunsen/pemanas listrik c. Silet d. Penjepit e. Pinset f. Gelas piala ukuran 500 ml g. Cawan petri h. Pipet tetes i. Gunting j. Selotipe k. Air l. Alkohol 70% m. Plastik transparansi (merah, bening, orange, biru muda, biru tua, kuning, karbon) n. Betadin o. Daun jambu biji (Psidium guajava) p. Daun singkong (Manihot esculenta) 4.2 Langkah Kerja a. Perlakuan Satu minggu sebelum percobaan, memilih daun jambu biji dan daun singkong untuk dilakukan percobaan fotosintesis. Memilih 7 helai daun untuk diberi perlakuan yang berbeda.
Mengambil 7 potongan plastik transparansi (merah, bening, orange, biru muda, biru tua, kuning, karbon) yang berukuran 3 x 6 cm. Menempelkan potongan plastik tersebut pada 7 helai daun yang telah dipilih, dan menjepitnya sedemikian rupa hingga tidak ada celah menggunakan selotipe.
Meletakkan tanaman pada daerah yang mempunyai cahaya penuh dan membiarkannya sampai satu minggu kemudian.
b. Uji kandungan karbohidrat Pada hari percobaan, mengambil daun yang telah ditempeli plastik transparansi. Memberi tanda pada masing-masing daun, misalnya dengan memotong panjang petiole. Meyiapkan alkohol mendidih dengan cara menempatkan gelas piala ukuran 1000 ml yang telah berisi 300 ml diatas pemanas listrik.
Dengan hati-hati menempatkan gelas piala ukuran 500 ml yang telah berisi 100 ml alkohol 70% ke dalam gelas piala 1000 ml tersebut. Menyalakan pemanas listrik dan tunggu hingga alkohol mendidih. Merebus daun tersebut dalam alkohol mendidih dengan keadaan daun masih tertutup plastik transparansi.
Mengangkat daun rebusan yang telah berwarna putih dengan menggunakan pinset. Melepaskan plastik pembungkus daun (plastik transparansi). Mencuci daun dengan menggunakan akuades pada cawan petri.
Meletakkan
daun
pada
cawan
petri
yang
berisi
betadin,
membiarkannya hingga iodin bereaksi dengan pati dalam daun dan menghasilkan warna ungu kehitaman. Meletakkan
daun
pada
kertas
pengamatan
dan
mengamati
perubahannya.
V.
Hasil Pengamatan Kel.
Daun Singkong
Sebelum Perlakuan Mika merah
Setelah Perlakuan Mika merah
(Manihot 1
esculenta)
Warna:
Warna:
a. hijau
a. hijau
b. merah
b. pucat
Struktur:
Struktur:
a. segar
-
Layu
b. segar
-
Tidak berbintik
Mika Biru Tua
Mika Biru Tua
Warna:
Warna:
a. hijau
a. hijau
b. hijau
b. pucat
Struktur:
Struktur:
a. segar
-
Layu
b. segar
-
Berbintik
Mika Biru Muda
Mika Biru Muda
Warna:
Warna:
a. hijau b. hijau
a. hijau b.
gelap
Struktur:
Struktur:
a. segar
-
Layu
b. segar
-
Tidak berbintik
Mika Kuning
Mika Kuning
Warna:
Warna:
a. Hijau
a. Hijau
b. Kuning
b. Pucat
Struktur:
Struktur:
a. Segar
-
Layu
b. Segar
-
Tidak berbintik
Mika Orange
Mika Orange
Warna:
Warna:
a. Hijau
a. hijau
b. Orange
b. pucat
Struktur:
Struktur:
a. Segar
-
layu
b. Segar
-
berbintik
Mika Bening
Mika Bening
Warna:
Warna:
a. hijau
a. hijau
b. bening
b. pucat
Struktur:
Struktur:
a. segar
-
layu
b. segar
-
berbintik
Carbon (hitam)
Carbon (hitam)
Warna:
Warna:
a. kusam
a. kuning
b. hitam
b. gelap
Struktur: -
layu
Mika Bening
Struktur: -
layu
-
berbintik banyak
Mika Bening
Jambu biji 2
(Psidium guajava)
Warna: gelap dan pucat Warna: hijau
Struktur: banyak granul
Struktur: kaku, segar
amilum
Mika Merah
Mika Merah
Warna: hijau
Warna: gelap, pucat
Struktur: kaku, segar
Struktur: sedikit amilum
Mika Biru Muda
Mika Biru Muda
Warna: hijau
Warna: gelap, pucat
Struktur: kaku, segar
Struktur: sedikit amilum
Mika Biru Tua
Mika Biru Tua
Warna: hijau
Warna: gelap, pucat
Struktur: kaku, segar
Struktur: sedikit amilum
Mika Kuning
Mika Kuning
Warna: gelap, pucat Warna: hijau
Struktur: banyak granul
Struktur: kaku, segar
amilum
Carbon (hitam)
Carbon (hitam)
Warna: gelap, pucat
Warna: hijau kehitaman
Struktur: layu, banyak
Struktur: kaku, segar
granul amilum
Mika Orange
Mika Orange
Warna: gelap, pucat Warna: hijau
Struktur: banyak granul
Struktur: kaku, segar
amilum
Mika Merah
Mika Merah
Warna: pucat Warna: hijau
Struktur: layu, terdapat
Struktur: segar
amilum
Mika Kuning
Mika Kuning
Singkong 3
(Manihot esculenta)
Warna: pucat Warna: hijau
Struktur: layu, terdapat
Struktur: segar
amilum
Mika Biru Tua
Mika Biru Tua
Warna: pucat Warna: hijau
Struktur:
layu,
Struktur: segar
sedikit amilum
ada
Mika Biru Muda
Mika Biru Muda
Warna: pucat Warna: hijau
Struktur: layu, terdapat
Struktur: segar
sedikit amilum
Mika Orange
Mika Orange
Warna: pucat Warna: hijau
Struktur: layu, banyak
Struktur: segar
amilum
Mika Bening
Mika Bening
Warna: hijau
Warna: pucat
Struktur: segar
Struktur: layu, banyak amilum
Carbon (hitam)
Carbon (hitam)
Warna: gelap Warna: hijau
Struktur: layu, tidak ada
Struktur: segar
amilum
Mika Merah
Mika Merah
Warna: (a). Hijau pucat, Warna: (a). Hijau, (b). (b). Hijau pucat Hijau
Struktur: layu, tidak ada
Struktur: segar
amilum
Mika Kuning
Mika Kuning
Warna: (a). Hijau pucat, Jambu biji 4
(Psidium guajava)
Warna: (a). Hijau, (b). (b). Hijau pucat Hijau
Struktur: layu, banyak
Struktur: segar
amilum
Mika orange
Mika orange
Warna: (a). Hijau pucat, Warna: (a). Hijau, (b). (b). Hijau pucat Hijau
Struktur: layu, banyak
Struktur: segar
amilum
Mika Biru Muda
Mika Biru Muda
Warna: (a). Hijau pucat, Warna: (a). Hijau, (b). (b). Hijau pucat
Hijau
Struktur:
layu,
Struktur: segar
amilum
Mika Biru Tua
Mika Biru Tua
ada
Warna: (a). Hijau pucat, Warna: (a). Hijau, (b). (b). Hijau pucat Hijau
Struktur:
Struktur: segar
amilum
Mika Bening
Mika Bening
layu,
ada
Warna: (a). Hijau, (b). Warna: (a). Hijau pucat, Hijau
(b). Hijau pucat
Struktur: segar
Struktur:
layu,
ada
amilum
Carbon (hitam)
Carbon (hitam)
Warna: (a). cokelat, (b). Warna: (a). cokelat, (b). Hijau
Hijau pucat
Struktur: (a). kering, Struktur: (a). kering, (b).
Singkong 5
(Manihot esculenta)
(b). segar
layu, tidak ada amilum
Mika Merah
Mika Merah
Warna: (a). hijau, (b). Warna: (a). hijau, (b). merah
Hijau pucat
Struktur: segar
Struktur: layu
Mika Biru Tua
Mika Biru Tua
Warna: (a). hijau, (b). Warna: (a). hijau, (b). Biru tua
Hijau
Struktur: segar
Struktur: layu
Mika Biru Muda
Mika Biru Muda
Warna: (a). hijau, (b). Warna: (a). hijau, (b). Biru muda
buram
Struktur: segar
Struktur: layu
Mika Bening
Mika Bening
Warna: (a). hijau, (b). Warna: (a). hijau, (b). bening
Hijau
Struktur: segar
Struktur: layu
Mika Kuning
Mika Kuning
Warna: (a). hijau, (b). Warna: (a). hijau, (b).
kuning
Hijau
Struktur: segar
Struktur: layu
Mika Orange
Mika Orange
Warna: (a). hijau, (b). Warna: (a). hijau, (b). Hijau pucat orange
Struktur:
layu,
Struktur: segar
amilum
Carbon (hitam)
Carbon (hitam)
ada
Warna: (a). hijau, (b). Warna: (a). kuning, (b). hitam
hitam
Struktur: segar
Struktur: layu
Mika Merah
Mika Merah
Warna: Hijau pucat
Jambu biji 6
(Psidium
Warna: hijau
Struktur: layu, tidak ada
guajava)
Struktur: segar
amilum
Mika Biru Tua
Mika Biru Tua
Warna: Hijau pucat
Warna: hijau
Struktur:
Struktur: segar
amilum
Mika Orange
Mika Orange
layu,
ada
Warna: hijau pucat Warna: hijau
Struktur:
layu,
Struktur: segar
banyak amilum
Mika Bening
Mika Bening
ada
Warna: hijau pucat Warna: hijau
Struktur:
layu,
Struktur: segar
amilum
Mika Biru Muda
Mika Biru Muda
ada
Warna: hijau pucat Warna: hijau
Struktur:
Struktur: segar
amilum
Mika Kuning
Mika Kuning
layu,
ada
Warna: hijau pucat Warna: hijau
Struktur: layu, banyak
Struktur: segar
amilum
Carbon (hitam)
Warna:
VI.
hijau
Carbon (hitam)
agak Warna: hijau pucat
gosong
Struktur: layu, tidak ada
Struktur: segar
amilum
Pembahasan Judul praktikum ini yaitu fungsi fisiologis tumbuhan dengan sub judul
fotosintesis yang bertujuan untuk mengetahui peranan cahaya dalam fotosintesis. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi Gelas piala ukuran 1000 ml berisi 300 ml air, bunsen/pemanas listrik, silet, penjepit, pinset, gelas piala ukuran 500 ml, cawan petri, pipet tetes, gunting, selotipe, air, alkohol 70%, plastik transparansi (merah, bening, orange, biru muda, biru tua, kuning, karbon), betadin, daun jambu biji (Psidium guajava), daun singkong (Manihot esculenta) Cara kerja yang dilakukan yaitu pertama melakukan perlakuan pada daun yang akan digunakan percobaan. Satu minggu sebelum percobaan, memilih daun jambu biji dan daun singkong untuk dilakukan percobaan fotosintesis. Memilih 7 helai daun untuk diberi perlakuan yang berbeda. Mengambil 7 potongan plastik transparansi (merah, bening, orange, biru muda, biru tua, kuning, karbon) yang berukuran 3 x 6 cm. Menempelkan potongan plastik tersebut pada 7 helai daun yang telah dipilih, dan menjepitnya sedemikian rupa hingga tidak ada celah menggunakan selotipe. Meletakkan tanaman pada daerah yang mempunyai cahaya penuh dan membiarkannya sampai satu minggu kemudian. Tujuannya penggunaan plastik transparansi untuk mengetahui efektifitas cahaya fotosintesis, warna plastik transparansi merupakan interpretasi warna cahaya yang dipantulkan. Cara kerja yang kedua yaitu untuk uji karbohidrat. Pada hari percobaan, mengambil daun yang telah ditempeli plastik transparansi. Memberi tanda pada
masing-masing daun, misalnya dengan memotong panjang petiole. Meyiapkan alkohol mendidih dengan cara menempatkan gelas piala ukuran 1000 ml yang telah berisi 300 ml diatas pemanas listrik. Dengan hati-hati menempatkan gelas piala ukuran 500 ml yang telah berisi 100 ml alkohol 70% ke dalam gelas piala 1000 ml tersebut. Menyalakan pemanas listrik dan tunggu hingga alkohol mendidih. Pemanasan alkohol tidak dapat langsung dipanaskan diatas pemanas listrik karena dapat menyebabkan kebarakan, oleh karenanya perlu perantara lain yakni pemanasan alkohol dilakukan dalam wadah berisi air. Menangaskan daun tersebut dalam alkohol mendidih dengan keadaan daun masih tertutup plastik transparansi. Mengangkat daun rebusan yang telah berwarna putih dengan menggunakan pinset. Melepaskan plastik pembungkus daun (plastik transparansi). Mencuci daun dengan menggunakan akuades pada cawan petri. Tujuan perebusan daun tersebut untuk meluruhkan koloril agar tidak terjadi fotosintesis lanjutan. Meletakkan daun pada cawan petri yang berisi betadin, membiarkannya hingga iodin bereaksi dengan pati dalam daun dan menghasilkan warna ungu kehitaman. Penggunaan iodin disini sebagai indikator ada atau tidaknya amilum pada daun. Meletakkan daun pada kertas pengamatan dan mengamati perubahannya. Proses fotosintesis adalah proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia yang disimpan dalam gula dan molekul organik lainnya (Khoiroh, 2014). Fotosintesis merupakan suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat yang menggunakan CO2 dari udara bebas dan air dari dalam tanah dengan bantuan cahaya dan klorofil (Setyanti, 2013). Menurut Fried (2006: 68) fotosintesis adalah proses pembentukan molekul-molekul makanan yang kompleks dan berenergi tinggi dari komponen-komponen yang lebih sederhana oleh tumbuhan hijau dan organisme autotrofik lainnya dengan keberadaan energi cahaya. Menurut Advinda (2018: 86-87) fotosintesis adalah suatu proses yang berlangsung pada tumbuhan hijau untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa karbon organik yang berasal dari molekul karbon dioksida dan air. Laju fotosintesis antar jenis tumbuhan dan antar habitat berbeda. Tanaman yang tumbuh cepat memiliki laju fotosintesis yang tinggi, tetapi tidak berarti
bahwa tumbuhan dengan laju fotosintesis tinggi selalu tumbuh . Tumbuhan dengan laju fotosintesis tinggi mampu menyerap CO2 dalam jumlah lebih banyak dibanding tumbuhan dengan laju fotosintesis rendah. Tumbuhan pohon memiliki kapasitas fotosintesis yang tergolong rendah yakni sekitar <2 μmol m-2 s-1 - >25 μmol m-2 s-1 (jenis-jenis pohon di negara empat musim). Variasi dari kapasitas fotosintesis ini selain dipengaruhi oleh faktor internal juga eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi fotosintesis termasuk cahaya, konsentrasi CO2 di udara, suhu, ketersediaan air dan hara. Laju fotosintesis menurun apabila intensitas cahaya matahari berkurang, suhu menurun, ketersediaan air dan hara rendah. Kekurangan fosfor (P) dan nitrogen (N) juga berpengaruh terhadap fotosintesis. Faktor eksternal pengaruhnya lebih besar pada fotosintesis dibandingkan dengan faktor internal (Hidayati, 2013). Percobaan menggunakan kertas transparansi dengan warna merah, bening, orange, biru muda, biru tua, kuning, karbon sebagai interpretasi cahaya yag dipantulkan, bertujuan untuk mengetahui efektivitas peranan cahaya pada spektrum tertentu. Berikut ini merupakan urutan panjang gelombangnya:
Sumber: Ai (2011) Klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat dalam kloroplas. Kloroplas adalah organel sel tanaman yang mempunyai membran luar, membran dalam, ruang antar membran dan stroma. Klorofil banyak menyerap sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru. Sifat kimia klorofil, antara lain (1) tidak larut dalam air, melainkan larut dalam pelarut organik yang lebih polar, seperti etanol dan kloroform; (2) inti Mg akan tergeser oleh 2 atom H bila dalam suasana asam, sehingga membentuk suatu persenyawaan yang disebut feofitin yang berwarna coklat (Ai, 2011). Menurut
Campbell (2000: 187) interaksi cahaya dengan materi dalam kloroplas, pigmen kloroplas akan menyerap cahaya biru dan merah sebagai warna paling efektif dalam fotosintesis. Pigmen kloroplas memantulkan atau meneruskan cahaya hijau, oleh karena itu daun tampak berwarna hijau. Sifat fisik klorofil adalah menerima dan
atau
memantulkan
cahaya
dengan
gelombang
yang
berlainan
(berpendar/berfluoresensi). Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh oleh 6 kelompok dengan menggunakan daun singkong dan daun jambu biji yaitu, kelompok 1 dengan menggunakan daun singkong yang ditutup dengan 7 variasi warna plastik transparansi. Daun yang ditutup dengan mika merah, biru tua, biru muda, kuning, orange, dan bening setelah diberikan perlakuan berwarna hijau pucat dengan struktur daun layu, serta terdapat bintik granul amilum pada daun yang ditutup dengan mika biru tua, orange, bening. Sedangkan pada daun yang ditutup dengan carbon warna daun setelah diberikan perlakuan berwarna kuning gelap dengan struktur layu dan tidak ada granul amilum. Kelompok 3 dengan menggunakan daun singkong yang ditutup dengan 7 variasi warna plastik transparansi. Daun yang ditutup dengan mika merah, kuning, biru tua, biru muda, orange, bening, dan carbon setelah diberikan perlakuan berwarna hijau pucat dengan struktur daun yang layu, serta terdapat granul amilum pada daun yang ditutup dengan mika merah, kuning, biru tua, biru muda, orange, bening. Pada daun yang ditutup menggunakan carbon tidak terdapat granul amilum. Kelompok 5 dengan menggunakan daun singkong yang ditutup dengan 7 variasi warna plastik transparansi. Daun yang ditutup dengan mika merah, biru tua, biru muda, bening, kuning, orange setelah diberikan perlakuan menjadi berwarna hijau pucat, sedangkan dengan penutup carbon berwarna kuning hitam. Kelompok 2 dengan menggunakan daun jambu biji yang ditutup dengan 7 variasi warna plastik transparansi. Daun yang ditutup dengan mika bening, merah, biru muda, biru tua, kuning, carbon, dan orange setelah diberikan perlakuan berwarna gelap pucat dengan struktur layu, terdapat granul amilum pada semua daun yang ditutup dengan plastik transparansi. Kelompok 4 dengan menggunakan daun jambu biji yang ditutup dengan 7 variasi warna plastik transparansi. Daun
yang ditutup dengan mika bening, merah, biru muda, biru tua, kuning, dan orange setelah diberikan perlakuan berwarna hijau pucat dengan struktur layu, sedangkan daun dengan penutup karbon berwarna cokelat, struktur daun menjadi kering. Pada daun dengan penutup mika kuning, orange, biru muda, biru tua, dan bening terdapat amilum. Kelompok 6 dengan menggunakan daun jambu biji yang ditutup dengan 7 variasi warna plastik transparansi. Daun yang ditutup dengan mika bening, merah, biru muda, biru tua, kuning, dan orange setelah diberikan perlakuan berwarna hijau pucat dengan struktur layu. Pada daun dengan penutup mika kuning, orange, biru muda, biru tua, dan bening terdapat amilum. Perbandingan efektivitas cahaya fotosintesis pada daun singkong dan daun jambu biji yaitu lebih efektif daun jambu biji karena daun biji memiliki struktur daun yang lebih luas dan lebih tebal daripada daun singkong sehingga klorofil dan jaringan lain yang dimiliki daun jambu biji lebih banyak daripada daun singkong. Penggunaan plastik transparansi berwarna-warni merupakan interpretasi cahaya yang dipantulkan, sehingga berdasarkan literatur maka daun yang tidak mampu berfotosintesi dengan baik dengan indikator adanya granul amilum adalah daun yang ditutup dengan mika merah, biru, dan carbon. Dengan adanya penutup mika merah, biru, dan carbon spectrum gelombang yang efektif tidak dapat diserap oleh daun untuk fotosintesis, melainkan malah dipantulkan. Akan tetapi dari percobaan yang telah dilakukan ada beberapa kelompok daun dengan penutup mika merah dan biru terdapat banyak amilum yang menandakan fotosintesis berjalan dengan baik. Kesalahan ini terjadi mungkin ketika praktikan memberikan perlakuan pada daun selotipenya kurang rapat sehingga cahaya dengan spektrum tertentu tetap saja bisa masuk melalui celah.
VII.
Penutup
7.1 Kesimpulan Fotosintesis merupakan suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat yang menggunakan CO2 dari udara bebas dan air dari dalam tanah dengan bantuan cahaya dan klorofil. Cahaya memegang peranan penting bagi terlaksananya fotosintesis bagi tumbuhan. Cahaya dengan spektrum
warna merah dan biru merupakan warna paling efektif untuk terjadinya proses fotosintesis. Persamaan kimiawi reaksi fotosintesis: Cahaya Matahari 6CO2 + 12H2O
C6H12O6 + 6O2 + 6H2O Klorofil
7.2 Saran Untuk kedepannya ketika praktikum tentang fotosintesis selama waktu perlakuan pada daun yang akan dibuat percobaan, ketika menyelotipe harus lebih rapat lagi sehingga kesalahan selama percobaan dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Bandung: Grafindo. Advinda, Linda. Deepublish.
2018.
Dasar-Dasar
Fisiologi
Tumbuhan.
Yogyakarta:
Ai, Nio Song., dan Yunia Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. Vol.11(2): 166-173. Campbell, neil A., Jane, Reece., Lawrence Mitchell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga. Fried, George., George Hademenos. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Hidayati, Buril., Mansur., dan Titi Juhaeti. 2013. Variasi Serapan Karbondioksida (CO2) Jenis-Jenis Pohon Di “Ecopark”, Cibinong Dan Kaitannya Dengan Potensi Mitigasi Gas Rumah Kaca. Buletin Kebun Raya. Vol.6(1): 38-50. Khoiroh, Yasminatul., Nunung harijati., dan Retno Mastuti. 2014. Pertumbuhan Serta Hubungan Kerapatan Stomata Dan Berat Umbi Pada Amorphophallus muelleri Blume Dan Amorphophallus variabilis Blume. Jurnal Biotropika. Vol. 2(5): 249-253. Nurmaeli, Eli., M. Thoifur. 2015. Analisis Penentuan kandungan Gas Oksigen (O2) Fotosintesis Tanaman Gelombang Cinta (Anthurium sp.) Pada Variasi Daya Lampu.Jurnal Vokasi.Vol.3(32): 490-499. Setyanti, Y., Anwar., dan Slamet. 2013. Karakteristik Fotosintetik dan Serapan Fosfor Hijauan Alfalfa (Medicago sativa) Pada Tinggi Pemotongan Dan Pemupukan Nitrogen yang Berbeda. Animal Agriculture Journal. Vol.2(1): 8696.