Formula Lipstick -cheilitis.docx

  • Uploaded by: Fadiza Fadillah N
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Formula Lipstick -cheilitis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,269
  • Pages: 6
Nama: Fadiza Fadillah Nurchasanah NPM: 1306366496 Kasus Cheilitis Formula Dose of colors Satin Lipstick

Formula emina creamatte

Formula liptint etude

Formula glossier balm dot com

Bibir merupakan membran muscular yang mengelilingi bagian anterior dari mulut. Jaringan di bibir terdiri dari mukosa dan kulit yang memiliki anatomi kompleks. Jaringan labial memiliki reseptor sensori yang padat, sensitif terhadap stress dari lingkungan, dapat menunjukkan defek pigmentasi dan termodifikasi selama proses penuaan. Lipstick saat ini terdiri dari anhydrous pastes (substansi, khususnya senyawa kristalin yang tidak mengandung air) seperti minyak dan waxes. Anatomi Bibir Daerah yang berkontak antara dua bibir disebut stomium dan membentuk celah labial. Permukaan eksternal dari bibir dilapisi oleh kulit dengan folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Permukaan internal dilapisi oleh mukosa labial yang tidak terstratifikasi, epitel tidak terkeratinisasi yang menjadi bantalan kelenjar saliva. Zona transisi antara kedua epitel tersebut adalah vermilion border. Vermilion border tidak memiliki folikel rambut dan kelenjar saliva, namun kelenjar sebasea terdapat pada 50% dewasa. Beberapa studi mengidentifikasi daerah intermediate antara vermilion border dan mukosa tidak memiliki cutaneous annex tapi dilapisi oleh epitel terstratifikasi yang kekurangan stratum granulosum tapi memiliki lapisan permukaan parakeratin yang tebal. Daerah intermediate meningkat seiring bertambahnya usia. Daerah yang lebih dalam dari jaringan lunak yang membentuk bibir terdiri dari lapisan otot striated, otot orbicularis oris, dan jaringan ikat longgar. Otot membentuk lengkungan melengkung eksterior di tepi daerah vermilion dimana memberikan bentuk bagi bibir. Diatas transisi antara kulit dan zona vermilion terdapat lengkungan Cupidon yang merupakan ridge mukokutan juga disebut sebagai white roll atau white skin roll. Tampilan fisik dan warnanya yang lebih muda disebabkan konfigurasi otot yang mendasari. Daerah ini rich in fine, unpigmented, “vellous” hairs yang mempengaruhi tampilan pada zona ini.

Bibir memiliki sensitivitas taktil yang tinggi. Jaringan labial memiliki reseptor sensori yang padat, termasuk Meissner corpuscles, sel Merkel, dan free nerve endings. Sensitivitas dari bibir berada diantara lidah dan ujung jari.

Epidermis Labial Ketebalan epidermis regio vermilion sama dengan kulit yang berdekatan. Pada bagian epidermis memiliki penanda diferensiasi epidermis kutan meskipun lapisan terkeratinisasinya lebih sedikit dibandingkan dengan kulit. Barrett et al. menemukan distribusi sitokeratin berbeda dari zona intermediate dengan kehilangan sitokeratin kulit CK1 dan CK10 dan terdapat sitokeratin mukosa CK4, CK13, dan CK19. CK5 dan CK14 masih terdapat di lapisan basal dan kadang terdapat di lapisan suprabasal. CK8, CK18, dan CK20 hanya terdapat di sel Merkel. Involucrin terdapat di seluruh zona, tapi distribusinya terbatas di stratum granulosum dari kulit meluas ke stratum spinosum dan keratinosit parabasal dari zona bibir dan mukosa. Loricrin, profilagrin, dan filaggrin ditemukan di stratum granulosum dari zona orthokeratinized tapi tidak terdapat setelah pertemuan antara zona vermilion dan zona intermediate. Korneosit pada mukosa merupakan sel datar dan halus. Sebaliknya, korneosit pada permukaan vermilion border memiliki mikrovili pada seluruh permukaan internal. Vermilion border mengalami kehilangan kandungan air 3x lebih cepat seperti pada pipi dan hanya memiliki 1/3 konduktansi (sifat dapat menyalurkan arus listrik). Bibir memiliki fungsi sebagai pembatas tapi kapasitas menahan airnya lebih buruk dari kulit muka. Hikima et al. menunjukkan bahwa permukaan bibir seperti permukaan kulit yang memiliki aktivitas cathepsin D-like dan chymotrypsin-like. Enzim-enzim tersebut berperan dalam hidrolisis korneodesmosom dan karenanya terdapat pelepasan korneosit dari permukaan kulit. Seperti kulit, epitel vermilion border mengandung melanosit dan terdapat melanin di sitoplasma dari sel basal. Namun, pigmentasi melanin pada bibir sedikit dan berhbungan dengan pengurangan keratinisasi sehingga warna dari hemoglobin terlihat dengan jelas. Pada vermilion border juga terdapat sel Langerhans. Cruchley et al. menggunakan immunodeteksi dari CD1a untuk menunjukkan bahea sel Langerhans di bibir lebih banyak dibandingkan pada kulit abdominal. Sallette et al. baru-baru ini menunjukkan bahwa pada epidermis bibir lebih

banyak neurotransmitter neuropeptide-type dibandingkan pada kelopak mata yang menunjukkan bahwa bibir memiliki inervasi yang lebih baik. Dermis Bibir dan Lamina Propria Epitel dari vermilion border terletak pada lapisan jaringan ikat, dimana memastikan kontinuitas dari dermis kutan dan lamina propria. Jaringan ini terdiri dari serabut kolagen dan jaringan serabut elastik. Terdapat lapisan jaringan berlemak diantara otot dan dermis pada bagian kutan dari bibir dengan banyak perlekatan antara otot dan kulit. Lapisan terdalam dari lamina propria dari mukosa terletak diatas hipoedermis dari zona subkutan. Invaginasi di pertemuan antara epitel dan jaringan ikat dari vermilion border lebih tinggi dibandingkan pada kulit. Papillae tersebut mengandung kapiler darah. Loop kapiler pada vermilion border lebih tinggi dibandingkan pada kulit dimana menonjolkan warna merah pada bibir karena haemoglobin yang terkandung didalamnya. Drainase limfe pada red border tidak seragam, yaitu mengalir menuju system kutan di sisi eksternal dari bibir dan menuju sistem mukosa pada sisi internal (dalam). Sensitivitas bibir terhadap lingkungan Karena bibir memiliki sedikit jaringan terkornifikasi atau melanin, bibir sangat sensitive terhadap kerusakan kimia, fisik, atau microbial. Paparan sinar matahari jangka panjang, umumnya pada orang kulit putih, dapat menyebabkan actinic cheilitis bahkan sampai karsinoma spinocellular. Lip plumpness dan Cheilitis Cheilitis dapat disebabkan lingkungan yang dingin atau kering, tekanan yang berulang pada bibir (pada penggunaan instrument tiup) atau karena defective dental work. Cheilitis juga dapat terjadi pada individu yang mengkonsumsi retinoid oral atau karena kekurangan vitamin B12 (riboflavin), B6 (pyridoxine), asam nikotin, asam folat, atau zat besi. Hikima et al. menunjukkan bahwa korneosit pada tepi bibir yang kering menjadi datar dan permukaannya meningkat. Hal tersebut menyebabkan pergantian sel terlambat pada bibir yang kering. Derajat kering yang terlihat juga berhubungan dengan reduksi cathepsin D, salah satu enzim yang berperan pada deskuamasi, namun aktivitas chymotrypsin-lika tidak berubah. Bibir atas lebih tidak kering dibandingkan bibir bawah karena lebih tidak terekspos. Formula Lipstik  Wax (sekitar 15%) yang solid pada suhu ruang; memberikan kekerasan dan creaminess saat digunakan  Waxy paste (20%) membantu lubrikasi lipstick setelah aplikasi  Oil (30%) untuk menyebar pigmen  Texturing agent (10%) untuk memperbaiki tekstur  Agen pewarna, pigment, dan/atau pearl (20%) untuk memberikan warna  Preserving agen dan antioksidan (1%) untuk stabilisasi formulasi  Parfume (1%)  Bahan aktif termasuk filter UV untuk meningkatkan manfaat jangka panjang

Wax Wax berbentuk padat pada suhu ruang dan harus dicairkan sebelum digunakan. Wax membentuk jaringan kristalin dengan formulasi lipstick sehingga lipstick dapat memiliki bentuk. Wax digunakan untuk memberikan lipstick kekerasan yang sesuai sehingga tidak rusak saat diaplikasi ke bibir. Wax juga memberikan tampilan matte pada lipstick. Waxy paste Disebut demikian karena bentuknya semi-padat pada suhu ruang. Berkontribusi untuk fungsi kosmetik lipstick dengan membantu menjaga warna pada bibir. Hal tersebut dapat terjadi karena waxy paste sifatnya lengket dank arena titik fusi yang mendekati temperatut bibir. Oil Merupakan cairan hidrofobik merupakan pelarut untuk agen pewarna sehingga dapat menyebar seiring dengan perkembangannya. Oil menyediakan kenyamana, lubrikasi selama aplikasi, dan berkontribusi besar pada efek kosmetik.

Bibir akan menjadi kasar ketika terlalu kering. Udara kering dapat menarik kelembaban dari lapisan puncak epidermis lebih cepat kemudian dapat menyebar ke lapisan dibawahnya menyebabkan bibir mengering. Pada cuaca kering, lapisan tipis epidermis pada tubuh khususnya pada bibir dapat mengering hingga pada titik menjadi rapuh dan retak terbuka meskipun hanya dengan gerakan ringan. Jadi, pertimbangan terpenting dalam penanganan bibir kering adalah mempertahankan kondisi kulit terhidrasi dengan baik. Cara terbaik adalah dengan mengaplikasikan sealant pada kulit untuk mencegah kehilangan kandungan air. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melapisi bibir menggunakan bahan yang kedap air. Pada seluruh kasus, bahan kedap air tersebut membentuk rantai panjang hidrokarbon (atau asam lemak), perbedaan panjang dan saturasi rantai karbon menentukan apakah balm tersebut waxy atau greasy (berminyak). Berdasarkan interaksi molekular, gaya yang bekerja pada lip balm adalah gaya Van der Waal dan hidrofobisitas. Gaya Van der Waal berperan pada atraksi antara molekul non-polar karena polarisasi sementara dari awan elektronnya. Ini merupakan gaya molecular terendah namun cukup mampu untuk menahan molekul rantai panjang hidrokarbon sehingga molekul air susah untuk keluar. Interaksi antara molekul wax/minyak membantu membentuk batasan padat untuk air. Air tidak melalui pembatas karena wax dan oil sifatnya hidrofobik sehingga mereka menolak air.

Related Documents

Lipstick
June 2020 1
Questionnaire On Lipstick
November 2019 8
Formula
May 2020 45
Formula
April 2020 39
Survey On Lipstick
November 2019 21

More Documents from "Khayaal"