Fix_ana_septiani_16303244013_kajian_literatur[1].docx

  • Uploaded by: Anhiy Septhiyanha
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fix_ana_septiani_16303244013_kajian_literatur[1].docx as PDF for free.

More details

  • Words: 776
  • Pages: 2
ANA SEPTIANI_16303244013 Keyword: Model pembelajaran Two Stay Two Stray Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) adalah model pembelajaran yang melibatkan interaksi siswa dalam intra-grup dan inter-grup di ruang kelas (Arif & et. al, 2016). Dewi, dkk (2016) menegaskan bahwa model pembelajaran TSTS adalah model pembelajaran yang memberi peluang untuk berbagi hasil dan informasi antar kelompok yang dilakukan melalui kunjungan timbal balik. Sedangkan, Zulirfan (2009) menjelaskan pembelajaran TSTS merupakan model pembelajaran yang dapat melatih siswa berfikir kritis, kreatif dan efektif serta saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk saling berprestasi dalam kelompoknya dan kelompok lain. TSTS sebagai model pembelajan kooperatif memiliki ciri-ciri, antara lain: (1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya; (2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah; (3) bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda; dan (4) penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu (Herawati, 2015). Langkah pembelajaran TSTS meliputi kerja sama dalam kelompok berempat, berbagi informasi antar kelompok, mendiskusikan ulang hasil temuan dari kelompok lain bersama kelompok masing-masing, selanjutnya mempresentasikan hasil diskusi. Lebih lanjut, Nurkhasanah, Mulyani, dan Utomo (2013) menjelaskan tiap kelompok pada pembelajaran TSTS terdapat dua siswa sebagai tamu dan dua siswa sebagai tuan rumah dimana tamu bertugas mencari informasi dari kelompok lain, sedangkan tuan rumah bertugas menyampaikan informasi kepada kelompok lain. Wardana, Setyani, dan Gleydis (2018) menegaskan pada langkah awal model pembelajaran TSTS, para guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadirannya. Guru juga memotivasi dan memberi aturan ketenaran dan mengkonfirmasi batas waktu untuk setiap tindakan. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan siswa dari kelompok 4-5 siswa. Dalam kegiatan utama, guru lima penjelasan mengenai tugas terkait dengan materi pembelajaran yang bisa mendapatkan informasi awal dari siswa. Setiap kelompok mendapat topik dari guru untuk didiskusikan dan setiap kelompok akan membagikan tugas antar anggota. Setelah melakukan tugas, masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil kerja mereka ke kelompok dan akan berdiskusi bersama. Selanjutnya, dua anggota akan pergi ke kelompok lain untuk mencatat informasi dari kelompok yang dikunjungi, sementara dua anggota yang tersisa akan mendistribusikan hasil pekerjaan kepada para tamu. Setelah berdiskusi, tamu akan kembali ke kelompok mereka sendiri dan mendiskusikan informasi yang didapat dari kelompok lain dan mempresentasikan pemahaman mereka di depan kelas. Dalam penutup, guru akan memberikan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dan kemudian materi yang akan disimpulkan. Akhirnya, guru menutup sesi. Penerapan model pembelajaran TSTS pada hasil penelitian yang dikerjakan oleh Hidayat dan Muhson (2018) menyatakan bahwa pembelajaran ekonomi dan keterampilan kerjasama siswa melalui model pembelajaran TSTS memiliki dampak positif. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan model TSTS memiliki hasil belajar dan keterampilan kolaboratif yang lebih baik. Penerapan model pembelajaran TSTS secara kimia oleh Dewijayanti, Walanda, dan Solfarina (2014) pada pokok bahasan ikatan kimia di kelas X SMA Negeri 1 Sausu menunjukkan hasil belajar siswa menjadi lebih tinggi daripada hasil

belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional. Jadi, dari dua hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray memiliki dampak positif terhadap hasil belajar siswa.

Arif, N., & et. al. (2016). The Implementation of Carousel Feedback and Two Stay Two Stray Learning Models to Enhance Students’ self Efficacy and Social Studies learning Outcome. IOSR Journal and Social Science. Dewi, Rosita, F. D., Soetjipto, B. E., & Utaya, S. (2016). The Implementation of TSTS and Round Robin Learning Models to Enhance Communication Skill and Social Studies Learning Outcome For the Fourth Grade Students. IOSR Journal of Research and Method Education. Dewijayanti, P., Walanda, D., & Solfarina. (2014). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA NEGERI 1 SAUSU. J.Akad. Kim., 30-35. Herawati. (2015). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN DI KELAS VI SD NEGERI 53 BANDA ACEH. Jurnal Peluang,. Hidayat, T. M., & Muhson, A. (2018). The Impact of Think Pair Share and Two Stay Two Stray Learning Model Towards Learning Outcomes and Cooperation Ability. Jurnal Unnes, 119-129. Nurkhasanah, Mulyani, & Utomo. (2013). Efektifitas pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (tsts) dan think pair square (tpsq) melalui pemanfaatan peta konsep terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI SMA N 4 Magelang tahun ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 24-30. Wardana, L. W., Setyani, R., & Gleydis. (2018). The Implementation of the Two Stay Two Stray (Tsts) Learning Model and Co-Op Co-Op for the Improvement of Students’ Learning Outcome in the Crafts and Entrepreneurship Subject. 1st IRCEB. Zulirfan. (2009). Hasil belajar ketrampilan psikomotor fisika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tps dan tsts pada siswa kelas X MA Dar El Hikmah Pekanbaru. Jurnal Geliga Sains, 43-47.

More Documents from "Anhiy Septhiyanha"