Fix Telaah Literaturmmm.docx

  • Uploaded by: dicky
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fix Telaah Literaturmmm.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,525
  • Pages: 43
TELAAH LITERATUR “PENGALAMAN PERAWAT DALAM MENERAPKAN PALLIATIVE CARE DI EMERGENCY DEPARTMENT”

OLEH : KELOMPOK 4 REGULER 2016 A Dicky Mal’an Karom

(04021181621002)

AnisaRahayu

(04021181621007)

Halimil Umami

(04021181621010)

Winda Febriyanti

(04021181621012)

Vianti Nandeswari

(04021281621020)

Liyana Athirah Kalsum

(04021281621025)

Indah Lestari Sitanggang

(04021281621087)

Elsy Julianti

(04021381621034)

Dimas Reinaldi

(04021381621038)

Anggun Oktaviani Putri

(04021381621039)

Billa Yuliati

(04021381621040)

DOSEN PEMBIMBING Hikayati,S.Kp….

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2019

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

“NURSE EXPERIENCE IN APPLYING PALLIATIVE CARE IN EMERGENCY DEPARTMENT” ABSTRACT

Background:

Objective:

Method: The method used to compile the review literature is done using electronic data base, articles search method using Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, proquest and neliti.com. Inclusion criteria for the articles is the articles that publishing less than four years. Keywords used are palliative care, emergency department, nurse’s role. The articles that used in the review literature was obtained from various research journals international and national. But there are ten articles that fill up the inclusion criteria and have detail explanation about nurse experience in applying palliative care in emergency department.

Results: Keywords: palliative care, emergency department, nurse’s role.

PENGALAMAN PERAWAT DALAM MENERAPKAN PALLIATIVE CARE DI EMERGENCY DEPARTMENT ABSTRAK

Latar Belakang : Tujuan: Untuk mengetahui pengalaman perawat emergency department dalam menerapkan palliative care pada pasien end of life (EOL) atau menjelang ajal.

Metode : metode yang digunakan untuk menyusun literatur review dilakukan menggunakan electronic data base, metode pencarian jurnal menggunakan Perpustakaan Nasional Indonesia, proquest dan neliti.com. Kata kunci yang digunakan yaitu departemen gawat darurat, perawatan paliatif, peran perawat. Adapun kriteria inklusi artikel yaitu artikel yang terbit pada empat tahun terakhir. Artikel yang digunakan dalam literatur review diperoleh dari berbagai jurnal penelitian nasional dan internasional, terdapat 4695 artikel ilmiah yang didapatkan pada mesin pencarian namun hanya dipilih sepuluh artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan dapat menjelaskan secara rinci pengalaman perawat dalam menerapkan palliative care di emergency department.

Hasil:.

Kata Kunci

: departemen gawat darurat, perawatan paliatif, peran perawat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Manfaat

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Palliative Care 2.2 Emergency Department 2.3 Peran Perawat

BAB III ANALISIS JURNAL 3.1 Analisis PICO Judul Jurnal Emergency

Nurses’ Populasi

Perceptions Providing

Population/ Problem :

Comparison/ Conclusion

Outcome

ini Intervensi pada informan Dari hasil wawancara yang dilakukan Setelah

of dilakukan di Rumah Sakit dilakukan

dengan dengan

16

informan

dilakukan

didapatkan wawancara

semi

End-Of- Akut regional di Hongkong menggunakan wawancara saturasi data yang dikelompokkan terstruktur dengan

Life Care in A Hong dengan Kong

penelitian

Intervention

populasi

adalah semi-terstruktur dan tatap menjadi 4 Tema dan 10 Subtema.

16

informan

Emergency perawat yang memberikan muka serta menggunakan Tema 1 : Melakukan yang terbaik didapatkan saturasi

Department: Qualitative Study

A perawatan (EOL)

End

di

Of

ruang

Life pertanyaan Gawat untuk

Darurat. Penulis :

Sampel

panduan untuk pasien End of Life, dengan sub data mendorong tema :

yang

dikelompokkan

informan lebih banyak - Memperkirakan durasi waktu dan menjadi 4 tema dan :

Keung Tse JW, Yu menggunakan

Penelitian

ini mengungkapkan

pendekatan pengalaman

memberikan perawatan End of Life ; dan -

Mempromosikan

tempat

10

sub

yang mengenai persepsi

Hung Ms dan Che kualitatif dengan purposive perspektif pribadi mereka diinginkan pasien untuk perawatan perawat Phan SM

sampling dari 16 perawat tentang layanan ED EOL End of Life ;

Tahun : 2016

yang memiliki pengalaman (Emergency Department dalam

memberikan End of Life).

Memberikan

tema

dalam

memberikan kenyamanan

dan perawatan

perawatan untuk memenuhi kebutuhan pada

pasien

perawatan EOL(End-Of-Life)

pasien EOL.

Department

di ruang Gawat Darurat..

Tema 2 : Memfasilitasi keterlibatan Emergency.

Wawancara semi-terstruktur

keluarga, dengan sub tema

EOL di

dan tatap muka dilakukan

- mewujudkan keterlibatan keluarga

dari Mei hingga Oktober

dalam

2014.

keputusan/intervensi

pengambilan yang

akan

dilakukan -

Mendukung

mengekspresikan

rasa

keluarga cinta

dan

keeduliannya kepada pasien -

menyeimbangkan

kebutuhan

keluarga dan minat pasien selama menhadapi EOL Tema 3 : Peningkatan pribadi perawat dan profesionalisme dengan sub tema : - merefleksikan makna kehidupan dan kematian - Revitalisasi diri perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan Tema 4 : Mengungkapkan ambiguitas untuk pengembangan sumber daya, dengan sub tema : - kendala tenaga kerja dan prioritas layanan dalam konteks darurat

- efektivitas pemanfaatan sumber daya dalam konteks darurat.

When Someone Dies Populasi : populasi dalam Intervensi pada informan Dari hasil wawancara yang dilakukan Dari

hasil

In The Emergency penelitian yang dilakukan di dilakukan

yang

Department:

Kanada ini adalah perawat wawancara

Perspectives

Of Emergency

Emergency Nurses

yang

pasien yang meninggal di pendekatan

Penulis : Hogan KA, Sampel

Brajtman S

didapatkan wawancara

11

dengan informan

deskriptif Tema 1 : It’s not a nice place to die : didapatkan saturasi

ini mengeksplorasi

desain pengalaman

kualitatif dengan pendekatan yang

informan

menjadi 3 tema.

interpretatif

Penelitian

FF, menggunakan

deskriptif Tahun : 2016

:

11

saturasi data yang dikelompokkan dilakukan

merawat menggunakan

departemen darurat.

Bourbonnais

dengan dengan

merawat

untuk Emergency Department bukan tempat data yang setelah yang baik untuk meninggal. Hal ini dilakukan

analisis

perawat karena perawat tidak bisa memberikan data

yang

pasien perawatan terbaik penuh kasih untuk mendalam

interpretatif. dewasa di departemen pasien

dan

keluarga

dalam menghasilkan

Wawancara semi terstruktur darurat.

menghadapi end of life.

dilakukan dengan 11 perawat

Tema 2 : I see the grief : Melihat mengenai

ED (Emergency Department)

kesedihan Pasien dan keluarga. Semua pengalaman

dari sistem ilmu kesehatan

informan sepakat bahwa berurusan perawat

akademik Kanada.

dengan adalah

kematian

seorang

tema

utama

pasien merawat dewasa

3

yang pasien di

bagian dari pekerjaan keperawatan departemen darurat darurat, dan yang paling sulit adalah yang

menghadapi

melihat kesedihan yang terjadi pada end of life. keluarga pasien. Tema 3 : Needing to know you’ve done your best : Perawat harus memastian bahwa telah melakukan yang terbaik untuk pasien. Informan menceritakan bahwa mereka mencoba membuat situasi lebih baik dengan menemui keluarga, memberikan waktu bagi keluarga untuk bertemu pasien serta

mendampingi

keluarga

menghadapi proses duka cita. Serta informan mereka

mengungkapkan menemukan

bahwa

makna

dan

kepuasan saat mereka melakukan yang terbaik

sebagai

peran

mereka

di

department gawat darurat. Studi

fenomenologi Instalasi

Gawat

pengalaman perawat (IGD)

merupakan

instalasi

dalam

gawat pertama

Darurat Melakukan

wawancara Pengalaman perawat dalam merawat Perawat

unit terkait

pengalaman pasien gelandangan pada fase paliatif bersikap

pelayanan perawat dalam merawat di IGD

darurat (igd) dalam kesehatan di Rumah Sakit pasien terlantar di IGD 1. Merasa

profesional hati

tersentuh

pada menghormati

harus

merawat terlantar

pasien yang memprioritaskan pasien dengan keadaan pasien pada

fase sesuai

dengan

end of life di rsud dr. keadaan saiful anwar malang

gawat

pasien terlantar menjelang ajal

tingkat end of life

pasien terlantar yang meninggal pasien

darurat

tanpa

didampingi

Kondisi pasien yang datang

menyebabkan

ke IGD bervariasi, baik yang

psokologis

Penulis : Ose MI, mengancam

jiwa

harkat dan martabat

maupun

dalam

keluarga memberikan perubahan perawatan.

pada

perawat Dukungan spiritual

menyebabkan perawat merasa iba. tidak

dapat

Ratnawati R, Lestari yang menjelang ajal. Pasien

Maka dari itu perawat diwajibkan diberikan

R

dengan kondisi mengancam

untuk

nyawa

simpati, empati dan berusaha agar menjadi

bagian

tidak dipengaruhi oleh perasaan perawatan

terbaik

sedangkan pada pasien yang

tersebut.

pasien

menjelang ajal lebih berfokus

profesional dalam merawat pasien terlantar

yang

pada perawatan End of Life

menjelang ajal

menjelang

ajal.

dan Tantangan

dan

Tahun : 2016

berfokus

tindakan

dengan Peaceful

pada

resusitasi,

menerapkan End

of

Teori Life.

dapat

membedakan

perawat

2. Menghargai

Martabat pasien terlantar menghargai

rasa perawatan suportif

bersikap bagi

Harkat

harkat

namun

hambatan

dalam

Intervensi dalam konsep teori

Sikap

ini dilakukan yang bertujuan

martabat menjadi bagian dalam Life yaitu kondisi

pasien merasa bebas dari rasa

perawatan pasien terlantar yang lingkungan kerja di

nyeri, merasa kenyamanan,

menjelang ajal. Watson (2010) IGD tidak adanya

merasa dihargai, dihormati

menyebutkan perawat menunjukan team

dan berada dalam kedamaian

nilai-nilai

humanistic

dan perawatan End of

kerohanian

(rasa dan tidak adanya

dan ketenangan juga merasa

kemanusian) dengan nilai kebaikan, ruangan

dekat

orang

empati dan caring pada pasien untuk pasien yang

perawat

dengan mengutamakan kepentingan End of Life. Selain

mengalami hambatan dalam

pasien yang akan berdampak rasa itu pelayanan IGD

memberikan pelayanan End

kebahagian dan kepuasaan dari yang

of Lifeyang baik pada pasien

perawat

dengan

dirawatnya.

yang tidak memiliki identitas.

3. memilih

perawatan

suportif pasien

sebagai tindakan terbaik

Life menjadi sulit dilakukan

Perawatan pasien terlantar yang hidupnya

dan

menjelang ajal kondisi End of Life tinggi. membutuhkan fokus memberikan Adanya

terutama jika tidak ada yang

perawatan

mendampingi.

perawatan

keterbatasan

dalam

suportif. ini

dengan

kesempatan

permasalahan bagi perawat,

terdapat

lebih

memprioritaskan

Selain itu perawatan End of

menimbulkan

khusus

lebih

fasilitas

Tujuan ruangan

yaitu

yang

untuk khusus dan team

mengontrol gejala. Murphy, & kerohanian

bagi

pelaksanaan fase End of Life

Porock(2011) dan Chan (2011) pasien

meliputi beberapa hal yaitu

menyebutkan bahwa pasien-pasien diharapkan

pengalaman

dengan resusistasi selalu didahului menyiapkan

perawat,

pengetahuan

dan

perawat,

persepsi

perawat,

perawat

saat

jumlah

menghadapi

pasien dengan kondisi yang

diatas perawatan End of Life.

kematian

4. Terpaksa meninggalkan pasien damai tanpa pendampingan spiritual

terlantar dapat

yang dan

bermartabat dengan

Tujuan dari perawatan paliatif yaitu tidak

adanya

kritis, dan dukungan sosial

untuk meningkatkan kualitas hidup perlakuan

yaitu dukungan keluarga

pasien

dengan

memenuhi berbeda

kebutuhan pasien secara holistik. pasien Dalam

pemenuhan

akan spiritualpun wajib untuk di ajal. penuhi. Namun pada kenyataannya katerna banyaknya beban kerja dan kesibukan perawat menyebabkan Ketidakmampuan perawat untuk mendampingi spiritual pasien, hal menimbulkan

dilema

bagi

perawat 5. Mengalami

konflik

dalam

menempatkan pasien terlantar yang menjelang ajal Keterbatasan ruangan merupakan salah

satu

masalah

dalam

melaksanakan perawatan paliatif. Dalam

melakukan

antara terlantar

kebutuhan dengan pasien lain

secara holistik maka kebutuhan yang

ini

yang

perawatan

paliatif diperlukan ruangan yang

menjelang

tenang dan kondusif agar pasien merasa nyaman berada di tuangan namun pada kenyataannya suasana di ruang IGD sangat jauh dari kata tenang, hal itulah yang melatar belakangi di perkujannya ruangan khusus bagi pasien paliati. 6. Kurangnya dukungan sosial Dukungan sosial sangat diperlukan terutama dari keluarga, namun pada pasien terlantar hal ini tidak dapat dipenuhi,

maka

menyebabkan

dilema etik kepada perawat

Pengalaman Perawat Do Not Resuscitate (DNR) mengeksplorasi Igd Merawat Pasien

Peran dan fungsi perawat IGD dalam Pengambilan

merupakan ke-putusan untuk pengalaman perawat di memrawat pasien paliatif do not keputusan

Do Not Resuscitate tidak melanjutkan tindakan IGD

dalam

merawat resusitation

(Do

pada Fase Perawatan

CPR setelah 30 menit tidak pasien DNR di IGD

Menjelang Ajal

menunjukan ada Return of

Resusitasi

spontaneous

Pemahaman,

Penulis : Ose MI

(ROSC).

circulation Pasien-pasien

baik

Resus-

Kegagalan citate)

1. Memahami

yang

Not

DNR

membutuhkan dan

pengetahuan pertimbangan

ter-kait

dan

DNR pe-mahaman pada

Tahun : 2017

dengan DNR termasuk dalam

mendukung perawat dalam meng- kriteria

kategori

ambilan

keputusan

menjelang ajal. Salah satu

efektif

terkait

kom-petensi

mempersiapkan

sebagai

pasien

perawat

IGD

tepat DNR

dan Selain itu, perawat dan harus terlibat dalam

perawatan kolaborasi dengan

menurut Emergency Nursing

menjelang

Association

positif, keyakinan yang tinggi pasien,

yaitu

DNR.

ajal.

Sikap

yang tim yang merawat sehingga

memecahkan masalah dengan

menjadi indikasi perawat dalam keputusan

mengunakan

prinsip

memberikan perawatan menjelang tepat.

dalam

peng-ambilan

keputusan

dan

tanggung

jawab

memberikan menjelang

etik

memiliki dalam perawatan

ajal.

Perawat

menjelang

ajal

mempersiapkan

pasien

DNR

Perawatan

ajal yang berkualitas. Perhatian DNR di IGD memdan

kepedulian

manajemen

holistik

maupun berikan

resusitasi

menjadi sebagai

tindakan

komponen yang penting dalam awal

dan

perawatan menjelang ajal yang mempersiapkan baik.

kematian

pasien

2. Melakukan Resusitasi sebagai dengan baik dengan

menghadapi kematian dengan

Protap Penanganan Awal

baik, bertujuan agar pasien

IGD merupakan lingkungan kerja keluarga, sehingga

merasakan bebas dari nyeri,

yang

merasa kenyamanan, merasa

penanganan

dihargai,

menyelamatkan nyawa se-hingga meningkat

dihormati

dan

berada dalam kedamaian dan

tindakan

melibatkan

memprioritaskan kualitas

resusitasi

dalam pasien

merupakan

hidup dapat

ketenangan dekat

juga

dengan

merasa

tindakan penangan awal yang

orang

harus dilakukan dalam penangan

dirawatnya.

pasien

Perawat memiliki tantangan dalam

praktik

membantu

3. Berkolaborasi

Mengambil

Keputusan DNR.

meningkatkan kualitas hidup

Menentukan

selama

diperlukan

konsultasi

kesepakatan

antara

di

IGD

pengembangan

melalui

hubunganan

status

DNR dan perawat

tara perawat dengan pasien,

dengan dokter

mempertahankan komunikasi

pasien

dan

sebagai

keluarga pasien (Mcmahon, et al.,

pasien

(2009). Kerjasama dan kolaborasi

selama krisis (Bailey, et al.,

mengarahkan untuk memastikan

2011).

agar

bertindak

pelindung

untuk

Doran

(2013)

dan

yang merawat atas

seluruh

persetujuan

staf jawab

dapat

menyebutkan bahwa adanya

bertanggung

dalam

ke-tegangan

dalam

perawatan pasien. Semakin baik

kepedulian sosial atau caring

koordinasi dan komunikasi di

pada Perawat yang bekerja di

antara pihak-pihak yang terlibat

IGD memiliki pengalaman

dalam proses implementasi, maka

dalam menghadapi banyak

terjadi kesalahan-kesalah an akan

situasi etik yang sulit yang

sangat kecil untuk tejadi dan

sering

mengalami

ke-

begitu pula sebaliknya. Boyd, et

tegangan emosi dibandingkan

al.,

(2011)

dengan perawat lainnya.

lapangan

menyebutkan kolaborasi

di

antara

perawat dengan dokter belum berjalan optimal, dan perawat tidak terlibat dalam komunikasi pengambilan

keputusan

cenderung

dan

menye-tujui

pendelegasian 4. Menyiapkan Kematian Pasien dengan Baik Perawatan pasien dalam tahap menjelang

ajal,

yang

membutuhkan penanganan yang bertujuan untuk memberi rasa nyaman, ketenangan, kedekatan support sosial (Beckstrand, et al., 2012, Decker, et al., 2015). Alligood

dan

menyebutkan

Tomey

(2014)

perawatan

menjelang ajal mempersiapkan

pasien

menghadapi

kematian

dengan baik, bertujuan pasien merasakan merasa

bebas

dari

kenyamanan,

nyeri, merasa

dihargai, dihormati dan berada dalam kedamaian dan ketenangan juga merasa dekat dengan orang dirawatnya. Dalam meningkatkan kualiatas hidup pasien perawat wajin melibatkan keluarga pasien Palliative

care

for Kemajuan

dalam Penelitian

end-of-life patients in pengobatan,perawatan a

basic

menggunakan

emergency kesehatan yang lebih baik retrospektif,

service

ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa Intervensi populasi penelitian sebagian besar perawatan kuantitatif, perempuan

dan kondisi kehidupan di eksplorasi dan deskriptif

dapat

memberikan kontribusi umur yang

Pareira ME, Barbosa panjang A, Dixe MA

yang

berhubungan

dirawat,

mungkin meninggal

Tahun : 2017

non-onkologikal

life

di

yang 77.8 11,0 tahun (median = 80 tahun) darurat dalam dan beberapa patologi onkologi dan

peningkatan pelayanan dalam waktu nononcological

penyakit kronis onkologi dan kurang dari

diberikan

(54,2%), menikah (71,7%), dengan untuk pasien end of

tingkatkan.antara lain telah (tingkat I) desain. Pasien usia rata-rata Penulis :

yang

(43,6%

berkaitan

dengan pendukung

dengan kehidupan,

patologi antara tiga dan fi ve terkait). didasarkan

satu minggu (<1 jam Gejala

gawat

resep

medis

komorbiditas dan permintaan untuk 5 hari) setelah utama yang disajikan oleh pasien pada menemani

pada dan

yang

lebih

tinggi

untuk masuk mereka, dipilih. saat masuk adalah sebagai berikut:

perawatan kesehatan dengan Pasien berikut beberapa

dan

sujud / hyporesponsiveness (62,7%), hidup

diulang dikeluarkan

penerimaan rumah sakit.

perawatan

dari dyspnoea / polypnoea / superfisial

atau

remaja;

pasien.

Pendekatan

penelitian ini: anak-anak pernafasan (61,4%),

akhir

akhir

terapi

individu edema (51,8%), nyeri / mengerang / kehidupan,berpusat

yang disajikan

meratap (47,0%), komunikasi verbal

penangkapan

dipertahankan

(49,5%),

oliguria

pada

model

/ biomedis

yang

kardiorespirasi pada saat anuria (34,9%), pernapasan sekresi / menjadi masuk; dan pasien dalam berisik / fase

cirri

beberapa

rattle dan perut buncit (30,1%), agitasi emergency

kesakitan

tapi

yang (18,1% ) dan disorientasi / bingung

berfokus

dan pada

dipindahkan ke Layanan (19,3%); dan 60,2% pasien meninggal status

fungsional

Medis. Untuk memilih dalam dua jam untuk satu hari rawat pasien

dan

sampel,

inap

menghilangkan

langkah-langkah berikut di Ruang Observasi (OR). intervensi gejala. diikuti: pertama, daftar keperawatan (NI) mencakup daerah semua

pasien

yang yang berbeda.

meninggal di BES, pada periode yang dipertimbangkan, menghasilkan total 130;

kedua, menghapus dari daftar individu serti fi ed mati pada

saat

kedatangan;

ketiga, membuat daftar nal fi individu yang meninggal di BES dalam periode yang dipertimbangkan; keempat, catatan

dan

semacam darurat

dan

catatan keperawatan

(di

atas

kertas). End-of-life decisions Sampai saat ini, perawatan Ini guiding the palliative care

of

patients emergency

paliatif

(PC)

sumber

adalah

registri Semua pasien kanker dirawat di ED Bahkan

di berbasis penelitian kohort dari tuh dari 1 Agustus 31 Desember

cancer Finlandia telah jarang. Untuk retrospektif sebelum dan

2013

ditinjau.

visiting memenuhi kebutuhan yang sesudah proyek EOL dan kemudian meningkat untuk PC

pembentukan hari kerja kanker

department in South akhir-of-hidup (EOL) proyek klinik rawat jalan

proyek,

Selama semua

yang

periode sederhana

investasi cukup dalam

pasien sumber daya untuk PC dan

dirawat UGD dari 1 Agustus 31 pendidikan

bagi

Western Finland: a retrospective

perawatan telah berlangsung paliatif.

Desember 2016 ditinjau sesuai dan

cohort di South Western Finland

study

Penulis : Hirvonen

pasien

sejak 2012, dan pada tahun

poin mewakili awal hari kerja klinik

2015, sebuah klinik pada hari

rawat jalan paliatif dan pendidikan membuat

kerja paliatif

bagi rumah sakit dan staf berbasis

Alalahti JE, Syrjanen Rumah

Tahun : 2018

profesional

perbandingan hasil dilakukan. Waktu merawat

PM, rawat jalan didirikan pada

KJ, Jyrkkio SM

para

Sakit

EOL

perubahan

masyarakat pada 2013, dan evaluasi dalam

Turku

dampak dari upaya ini dievaluasi

dapat

bagaimana

sumber

University (Tuh). Tujuan dari

pada tahun 2016. Pasien diidentifikasi kesehatan

penelitian ini adalah untuk

dari catatan debit ED dengan

mengeksplorasi

ICD-10

efek

dari

kode

C00

-97.

praktek manajemen pasien

pasien

kanker

selama periode 5 bulan disertakan

Departemen

Darurat

yang

Hanya dan meningkatkan

kunjungan ED pertama untuk setiap ACP pasien.

menghadiri

daya

digunakan,

proyek dan klinik PC pada

EOL

benar

.

(ED)

dari Tuh 2013-2016. Effectiveness

of Orang-orang yang bertahan Metode

Emergency

hidup

Department Based

sampai

Palliative Adults

Care

Kajian

usia

60

dapat Item Pelaporan Preferred intervensi PC berbasis ED,

with tahun tambahan, dan pangsa sistematis global

Dalam

review

dilakukan sesuai dengan Kami menemukan tiga jenis utama dari sistematis ini kami

for berharap untuk hidup 20 untuk

Advanced Disease:

ini Jenis intervensi

dijelaskan Ulasan

sesuai

dengan

menemukan bahwa tingkat ada

dan kerjasama antara ED dan PC jasa:

belum

insufisiensi fi

Meta-Analisis (PRISMA) alat skrining ED digunakan oleh bukti memadai dari

A Systematic Review

orang tua diprediksi terus pernyataan 13 dan diikuti anggota PC: Glajchen et al .; 19 ini efek intervensi PC tumbuh,

21,1% protokol pradesain. hasil: adalah

berbasis

ED,

pada tahun 2050. Karena Lima studi dengan 4374 dua-tahap penyaringan protokol cepat kecuali

Penulis : Soares

mencapai

DS,

CM, Gomes B

Nunes jumlah kematian diperkirakan peserta akan terus meningkat di masa seri depan, tingginya

Tahun : 2016

termasuk:

kasus

dan

penelitian

tiga (BriefPal) yang dikembangkan

indikasi dari satu

dua untuk meningkatkan rujukan orang studi

kohort. lemah tua di ED ke PC atau

untuk

tidak

hubungan

ada

dengan

jumlah kematian di rumah Intervensi termasuk alat perawatan rumah sakit konsultasi PC 90-hari pendaftaran sakit menjadi sulit untuk screening, mempertahankan perluasan perawatan

dan

tradisional tradisional di UGD:. Van Tricht et al, kembali

'' ED-PC, dan

20

rumah

sakit tapi

ED-PC yang terintegrasi. Mahony et al., 21 dan Lamba et al. 22 kemungkinan paliatif

(PC) Dua

studi

melaporkan Dalam intervensi ini, ada biasanya ada

penurunan

LOS

Ketentuan akan perlu terjadi pada penerimaan rumah spesifisitas c hubungan kolaboratif jika PC terintegrasi di semua pengaturan.

sakit: dalam satu studi untuk membantu mengintegrasikan tidak

ada

statistik prinsip-prinsip PC ke dalam kain di ED bukan

signifikan

perbedaan perawatan ED 23

dalam 90 hari

pasien

memulai

PC

terintegrasi (11/50

setelah

masuk

layanan PC terintegrasi ED: Wu et al .; rumah sakit. Bukti

tarif pendaftaran kembali 18 program ini ditandai dengan antara

diperkenalkan awal

di

pasien,

sangat langka dari

yang hubungan kerja yang lebih formal dampak

pada

yang antara program PC ED dan untuk

kontrol gejala,

UGD de tujuan kemitraan fi ne dan tujuan.

kualitas hidup, dan

22%) Menggunakan alat penilaian kualitas rujukan ke layanan

dibandingkan

dengan BAGUS untuk kasus seri, 13

PC spesialis dan

mereka yang memulai PC kualitas seri tiga kasus dianggap penggunaan setelah

masuk

rumah moderat (lihat Gambar. 2). Semua

layanan

sakit ( 179/1385, 13%); serangkaian kasus yang satu pusat dan kesehatan lainnya. Penelitian

lain data dikumpulkan secara

menunjukkan

Akhirnya,

kami

tingkat retrospektif. kelemahan metodologis menemukan saling

penerimaan yang tinggi lainnya yang berkaitan dengan

bertentangan

data

(90%) dalam 14 bulan kurangnya kejelasan hipotesis, tujuan, pada berikut ED-PC, tetapi

dan sasaran, 17,18 kriteria inklusi /

kelangsungan

tanpa perbandingan. Satu eksklusi, 19 pengumpulan data, 18 dan hidup studi

menunjukkan hasil diuku

yang

membutuhkan

penurunan LOS (rata-rata

penyelidikan. Ada

4,32 hari pada kelompok

kebutuhan

PC

mendesak

ED-diprakarsai

vs

8,29 hari pada kelompok

untuk

postadmission

dan baik-dilakukan

diprakarsai; p < 0,01).

uji coba terkontrol

Ada bukti langka pada

secara acak untuk

hasil lain kecuali saling

memeriksa

bertentangan fi temuan

setiap

pada

potensial

kelangsungan

bertenaga

manfaat dari

hidup: dalam satu studi, pasien

ED-PC

mungkin

lebih untuk

mengalami selang waktu antara presentasi ED dan kematian> 9 jam (OR 2,75, 95% CI 2,21-3,41); Penelitian lain menunjukkan

risiko

kematian meningkat pada kelompok intervensi; dan serangkaian

kasus

dijelaskan tingkat yang lebih tinggi di rumah sakit kematian ketika PC sedang EDdiprakarsai

(62%),

dibandingkan

dengan

bangsal (16%) atau ICU (50%) (tidak diketahui pnilai).

intervensi ini

Populasi:

Judul : Emergency

penelitian

ini Intervensi pada informan Analisis data dalam penelitian ini Data Dari

Nurses’ dilakukan di 9 rumah sakit di dilakukan

dengan demografi dan tingkat kompetensi penelitian

Competency in the Bangkok, dengan populasi menggunakan Provision

Related Factors

darurat Sampel:

Theerachol Yaowarat

penelitian

menggunakan

Peneliti:

(PCQN)

Kompetensi

Satsin, deskriptif

korelasi untuk

Spearman bekerja

di

menganalisis emergency,

perawatan hubungan antara kompetensi perawat pengalaman dalam darurat dalam penyediaan perawatan memberikan paliatif dan faktor terkait.

perawatan paliatif,

inklusi:

Thongthawee

pengalaman bekerja di gawat

emergency

penyediaan tambahan

dari

darurat selama minimal 1

perawatan paliatif dan faktor-faktor perawatan

paliatif

Tahun :

tahun, dan 2) Bersedia untuk

terkait,

2017

berpartisipasi

bahwa usia memiliki hubungan negatif hubungan

emergency

memiliki

dan

Borwarnuluck

penelitian

1)

statistik pendidikan,

dan deskriptif. Pearson korelasi Product- pengalaman

dalam digunakan

korelasional paliatif (ENCPPC)

Matchim, dengan berdasarkan kriteria

menggunakan

perawat Momen

ini Emergency desain penyediaan

ini

quiz dalam memberikan paliatif dianalisis menemukan bahwa

of ada 169 perawat emergency perawatan paliatif untuk dengan

Palliative Care and yang bekerja di ruang gawat perawat

hasil

dalam

ini.

Ada

perawat

169 yang

memenuhi kriteria inklusi.

Hubungan antara kompetensi perawat dan

dengan

dalam

temuan ini menunjukkan tidak

dukungan

pelatihan

memiliki dengan

psikososial, kompetensi dalam

komponen pertama dari kompetensi penyediaan dalam penyediaan perawatan paliatif (r perawatan paliatif. = -0,168, p <0,05). Dijelaskan bahwa Perawat yang tidak jenis negatif

kelamin dengan

memiliki semua

hubungan memiliki komponen keterampilan

dan

kompetensi

dalam

penyediaan kepercayaan

perawatan paliatif. Pengetahuan

dalam komunikasi

perawatan

memiliki hubungan

diri

paliatif dengan pasien kritis

positif dengan dan

keluarga

pasien dan dukungan keluarga (r = 0, mereka tidak bisa 223, p <0,01), manajemen gejala (r = membantu

klien

0,163, p <0,05), kapasitas pengambilan mengatasi

situasi

keputusan (r = 0,171, p <0,05), staf krisis di UGD. pendukung (r = 0,173, p <0,05) dan 4

minggu

kompetensi secara keseluruhan dalam menjalankan penyediaan perawatan paliatif (r = program pelatihan 0,174, p <0,05).

perawatan

Setelah menjalani program pelatihan di

paliatif

UGD,

perawatan paliatif pada perawat gawat peserta

para

memiliki

darurat selama 4 minggu para peserta pengetahuan memiliki pengetahuan yang lebih besar lebih

yang

besar.

Ini

dan dirasakan lebih tinggi self-efficacy menunjukkan dari

perawat

profesional

sebelum bahwa

program

masuk ke program dengan statistik pelatihan signifikan masing-masing (t = -1,517, perawatan p <0,001 ), dan (t = -1,700, p <0,001).

dengan

paliatif

memberikan pengetahuan lebih tentang perawatan paliatif

dapat

meningkatkan pengetahuan perawatan

paliatif

di UGD, terutama nyeri

dan

manajemen gejala, perawat

gawat

darurat

dapat

meningkatkan kompetensinya dalam memberikan perawatan

paliatif

di UGD. Dengan demikian, memberikan pengetahuan perawatan

paliatif

untuk

perawat

UGD penting sekali untuk meningkatkan kematian

yang

damai pada pasien di UGD Populasi

Judul :

:

penelitian

ini Dari

hasil

wawancara Analisis data dalam penelitian ini yaitu Hasil penelitian ini

Loss of Dignity In dilakukan di 2 rumah sakit di dengan 10 dokter dan 16 dalam analisis FG dan wawancara penanganan end-ofEnd-of-Life Care in Almeria, Spanyol. the

gawat darurat individu, modifikasi bentuk tahapan life

Emergency pertemuan ED (Emergency didaatkan saturasi data yang

Department:

A Department),

Phenomenological Study

ruang perawat

with

Professionals

dengan yang

populasi adalah pengalaman menjadi 3 tema dan 6 1.

Health dokter dan perawat berkaitan subtema.

perawatan

di

departemen dan

Sampel:

menggunakan Tahun :

Putuskan

apakah

ini berkaitan

pendekatan hilangnya

di gawat

pertanyaan darurat.

Perawat

penelitian relevan dalam hubungannya professional harus menyadari

lingkungan 2. Identifikasi pra-pemahaman peneliti pentingnya

kondisi

di tentang

objek

penelitian.

departemen darurat yang penelitian ini memimpin Penelitian

Valerie ditingkatkan bagian

dengan hilangnya martabat Tema 1. Mengacu pada dengan asumsi metodologis.

Jose Granero M., et darurat. al.

oleh

dikelompokkan Fleming:

dalam kaitannya dengan EOL organisasi, Peneliti:

dikembangkan

perlu

Upaya martabat perawatan paliatif

dengan peneliti untuk proses refleksi diri pada hidup

di

akhir

pasien

di

martabat martabat pasien sekarat di gawat ruang gawat darurat

kualitatif dengan purposive pasien, dengan sub tema:

darurat. Pra-pemahaman penelitian ini dan

mengarahkan

2016

sampling dari 26 peserta yang - Improvisasi Perawatan berasal dari klinis terdiri dari 10 dokter dan 16 untuk orang sekarat perawat gawat darurat. Intervensi

pada

dilakukan menggunakan

-

Kurangnya

pengalaman mereka di departemen dari

focus

pada

“menyelamatkan

ruang darurat, perawatan kritis, dan

informan perawatan untuk orang pengalaman mengajar dan penelitian nyawa’ untuk focus dengan yang sekarat

mereka

dalam

perawatan

dengan

sikap 3.

mendalam. Dan wawancara professional -

Dapatkan

pemahaman

melalui Banyak

orang

dialog dengan peserta melalui teks. dirawat di gawat

Menyadari

tindakan Untuk mencapai dialog ini,

yang tidak bermartabat -

akhir pada “melestarikan martabat”

kelompok Tema 2. Menjadi diri kehidupan.

focus (FG) dan wawancara kritis

tatap muka.

perawatan mereka

Kurangnya

makna

setiap

kalimat

darurat

menerima

dipelajari, perawatan di akhir

budaya mencari unit makna, subtitle, dan hidup

mereka,

paliatif di Departemen tema. Pengodean dilakukan oleh 3 karena itu membuat darurat Tema

anggota tim peneliti. 3.

anggota

keluarga

Hambatan 4. Membangun keandalan. Kami telah merasa lebih aman.

keluarga menyelamatkan

dan mencoba untuk fokus kepada

Mereka

merasa

Rumah teks dan konteksnya. Daftar akhir tema melakukan sesuatu

Sakit

dan kutipan dikonfirmasi oleh orang untuk orang yang

- Membuat pilihan yang yang berpartisipasi dalam FG dan mereka

cintai.

disarankan

wawancara mendalam. ATLAS.ti 7.0 Martabat

orang

- Menghindari beban

perangkat

lunak

(Berlin,

digunakan selama proses ini.

Jerman) yang

menerima

perawatan

akhir

Untuk

memastikan

ketelitian

dan hidup

dalam

kepercayaan, triangulasi sumber dan keadaan

darurat

peneliti dilakukan untuk Analisis dan mungkin

dirusak

penafsiran data .

akibat karakteristik

Dalam jurnal ini muncullah 3 tema organisasi, yang

berkaitan

dengan

sikap

hilangnya professional

martabat di akhir kehidupan perawatan keputusan di departemen darurat :

dan yang

dibuat oleh anggota

Tema 1. Mengacu pada organisasi, keluarga. lingkungan dan kondisi di departemen darurat

yang

berkaitan

dengan

hilangnya martabat pasien. Tema 2. Menjadi diri kritis dengan sikap professional Tema

3.

Obstinasi

keluarga

dan

menyelamatkan Rumah Sakit Judul

:

Exploring Gawat

darurat

adalah Penelitian

lain

yang Peserta kelompok fokus menyatakan Skor tinggi pada

The Management of pengaturan perawatan yang berfokus pada perawat' keinginan umum untuk menyediakan survei

kuantitatif

Death:

Emergency mana pasien pada dasarnya persepsi hambatan dan dukungan bagi pasien dan keluarga di menunjukkan

Nurses’

Perceptions tidak

diketahui

dan perilaku

mendukung EOL

tapi

melaporkan

kurangnya tingkat

of End-of-Life Care berpotensi akut sakit atau dalam pengaturan kritis protokol dan pedoman, terutama untuk tinggi

rata-rata sikap

dan

in

The

Emergency terluka, dan perawat darurat dan perawatan darurat mengelola pasien akut sakit sekarat. keyakinan

Department

dapat

menjadi

pendorong mengidentifikasikanfied

Peneliti :

perawatan

Lisa A et al

untuk pasien ini. Karena penyediaan

Tahun :

penanganan

2015

pengiriman

dan

sangat

advokasi tantangan mirip dengan dan kelelahan yang dapat hasil dari terhadap

cepat

untuk ketersediaan

morbiditas

dan

mortalitas, pekerja

dorongan

untuk

sesuatu”.

Pengaturan

sosial

menantang harapan

cepat

bisa

kompromi realistis

mencari

orang

dan stres

mereka

dan

(misalnya, termasuk yang dan

untuk keluarga

Untuk yang

tidak perawatan anggota manajemen

konseling

berkabung, menemukan

penuh

kasih,

dan tema,

holistik

pasien

dan mencerminkan

Paliatif

di

buruk

Perawatan kekhawatiran ICU

dan pasien

Emergency Medicine Project keinginan

9

lingkungan berbagi model pengasuhan alternatif, sekitar kenyamanan

dan paliatif tim perawatan, EOL / pelatihan dengan

mengatasi masalah ini, 2011 kurangnya privasi); dan perawatan paliatif untuk staf ED, 24 EOL, Meningkatkan

fokus

bingung); kebutuhan keluarga. Beberapa peserta kekhawatiran

layanan kendala

mereka.

Analisis

meningkatkan kelompok

darurat dan perawat yang (misalnya, desain ruang termasuk di rumah sakit dan EOL / dan merawat

yang

masalah perawatan keluarga pasien. Saran ini transkrip

ED keluarga

daya

mengidentifikasi dan

(misalnya, percaya akan membantu mengelola 10,88).

“lakukan pendeta);

sumber

mampu

mereka

layanan spesifikfik kompetensi bahwa mereka dicintai (131,26 ±

tingkat dukungan

EOL

merawat

dan EOL kualitas, termasuk perawatan EOL kualitas, dan mereka keluarga

penting

pengalaman

positif

perawatan ketidakmampuan untuk memberikan pasien sekarat dan

sumberdaya perawat beban kerja dan juga

mengurangi

pasien

Perawat menggambarkan emosional konsisten

tantangan hati-hati pelatihan

tentang jam EOL hotline untuk pengasuh, dan yang tepat untuk

menghormati' perluasan pendeta atau layanan sosial perawat, (misalnya, lainnya untuk membantu dengan EOL ketersediaan

dan

(IPAL-EM) mengembangkan ketidakpastian sebuah pernyataan konsensus keputusan tentang

perlu

competen- pengobatan

tepat,

penyediaan

dan

muka rekomendasi lain termasuk integrasi dalam

(TELOS)

praktik

terbaik

anggota

model untuk

keluarga strategi yang mendukung (misalnya, sifat

perawatan

bagaimana briefing setelah peristiwa EOL) untuk darurat

dan sifat

EOL perawatan koping

EOL

darurat sekolah

kurikulum pendidikan perawat; waktu

dan

dari 6 domain: pengambilan tambahan sumber daya komunikasi, (misalnya, pekerja sosial

perawatan fisik, perawatan dan

spiritual,

perawatan budidaya dan

staf dan

untuk darurat, seperti integrasi keterampilan.

departemen. Hal ini terdiri meningkat

psikologis,

Juga

antara

untuk pasien trauma dilihat dalam

keputusan,

pengaturan

hormat. dokter darurat, pasien, perbedaan spiritual dan budaya, dan disonansi

memberikan dukungan EOL dari

keadaan

ini

adalah

Optimum mengatasi tantangan ini membantu

Support

pengaturan menyediakan jenis

literatur kematian dan sekarat latihan ke dalam darurat.

darurat EOL adalah Trauma tentang

dalam

kematian,

serta termasuk saran-saran dari kurikulum keperawatan, menghormati mencatat

Spesifikfic untuk perawatan dan

Akhir-of-Life

penyelesaian sumber daya untuk

yang pemakaman, dan disposisi dari tubuh). perawatan

yang mencakup pengakuan arahan). yang

(misalnya,

mengenai sertifikat

badan-untuk perawatan EOL diinginkan

pasien

tentang transisi

paliatifpeduli); interaksi

kepedulian dokter-pasien positif dan

mengembangkan perawatan EOL. manajemen

stres

sosial peka budaya. Apa yang komunikasi masih kurang, bagaimanapun, dokter. adalah suatu proses untuk merawat pasien akut sakit sekarat yang menyajikan ke gawat darurat dengan kronis, hidup-membatasipenyakit. Dalam kasus ini pasien's kondisi ini tidak baru, seperti dengan pasien trauma; pasien mungkin

menjadi

pasien

rumah sakit yang sedang sekarat atau yang sakit tidak dapat

dikendalikan

dan

dibawa ke gawat darurat oleh anggota

keluarga.

Dalam

situasi ini, tantangan untuk perawatan

EOL

optimal

berpotensi Magnified oleh kendala pengaturan ED

perawat-

3.2 Pembahasan Pembahasan pada literature review ini difokuskan pada pengalaman perawat dalam menerapkan palliative care atau merawat pasien dengan kondisi end of life di Emegency Department . Perawatan menjelang ajal merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki perawat IGD yang disebutkan dalam Emergency Nursing Association (Wolf, 2015). Kompetensi tersebut yaitu memiliki pengetahuan dan kemampuan melakukan perawatan pada fase menjelang ajal, bagaimana melakukan persiapan pada pasien maupun memberikan dukungan social menjelang kematian (Seiler, et al., 2012). Berdasarkan sepuluh jurnal yang telah dianalisis didapatkan beberapa tema mengenai bagaimana pengalaman perawat dalam menerapkan paliatif care di emergency department : 1. Perawat berusaha melakukan yang terbaik untuk pasien Berdasarakan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Keung Tse JW, Yu Hung Ms dan Che Phan SM (2016) di Hong Kong Emergency Department mengungkapkan bahwa perawat melakuan yang terbaik untuk pasien yang menghadapi end of life. Hal ini dilakukan dengan cara Memperkirakan durasi waktu dan memberikan perawatan End of Life ; Mempromosikan tempat yang diinginkan pasien untuk perawatan End of Life ; Memberikan kenyamanan dan perawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien EOL. Saat mengetahui pasien memasuki tahap end of life, prioritas bergeser dari mempertahankan hidup dan melakukan intervensi invasive menjadi memaksimalkan kualitas hidup selama sisa waktu pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian Hogan KA, Bourbonnais FF, Brajtman S (2016) yang dilakukan di Kanada bahwa perawat melakukan yang terbaik untuk pasien dengan cara membuat situasi lebih baik dengan mencoba menciptakan lingkungan yang pribadi, tenang, dan lebih damai dimana martabat pasien dipertahankan di tengah-tengah departemen darurat yang kacau serta memfasilitasi keluarga untuk selalu berada disisi pasien dalam menghadapi end of life.Informan menyatakan dapat menemukan makna dan kepuasan dalam menjalankan perannya. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Ose MI, Ratnawati R dan Lestari R (2016) menyebutkan bahwa usaha terbaik yang dilakukan perawat IGD dalam memberikan perawatan paliatif pada pasien adalah menghargai

harkat dan martabat pasien, tidak membedakan pasien dan memandang bahwa seorang pasien yang menghadapi end of life tetaplah manusia utuh yang wajib mendapatkan perlakuan yang layak. Dalam penelitian ini juga disebutkan bahwa hal terbaik yang dapat dilakukan perawat adalah dengan memberikan perawatan supportif / perawatan lanjutan seperti membuka jalan napas secara non- invasive, pemberianoksigen, pemberian cairan serta obat-obatan anti nyeri. 2. Melibatkan keluarga pada pasien end of life Melibatkan keluarga dalam merawat pasien yang menghadapi Iend of lifeI merupakan hal yang tepat. Menurut Fridh, Forsberg, & Bergbom, (2009) menyebutkan bahwa pasien yang meninggal dalam keadaan tanpa didampingi oleh keluarga akan menjadikan suatu hal yang sangat menyedihkan. Menurut penelitian kualitatif dari Hogan KA, Bourbonnais FF, Brajtman S (2016) yang dilakukan di Kanada semua informan sepakat bahwa melihat kematian pasien merupakan suatu kesedihan, namun berusurusan dengan anggota keluarga pasien setelah kematian pasien merupakan hal yang lebih menyedihkan lagi karena harus melihat intensitas kesedihan keluarga pasien. Berdasarakan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Keung Tse JW, Yu Hung Ms dan Che Phan SM (2016) di Hong Kong Emergency Department mengungkapkan bahwa penting untuk melibatkan keluarga pada pasien end of life terutama untuk memilih pilihan intervensi yang akan dilakukan pada pasien serta mendukung keluarga untuk mengekspresikan rasa cinta dan kepedulian mereka epada pasien guna meningkatkan kualitas serta martabat hidup pasien. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Ose MI (2017) yang menyebutkan peran keluarga menjadi pusat dalam perawatan pasien menghadapiend of life. Keluarga diberikan kesempatan untuk berada disamping pasien untuk memberikan dukungan secara emosi, psikologis maupun spiritual dari pasien. Dengan demikian, hal ini dapat memberikan ketenangan pada pasien yang menjelang ajal. Penelitian lain oleh Lisa. A et al (2015) menyebutkan bahwa meskipun suasana di dalam ruang gawat darurat tidak terlalu tenang untuk pasien end of life perawat gawat darurat berusaha untuk menghormati pasien dan keluarga seperti dalam hal perawatan, tindakan resusitasi.

3. Berusaha meningkatkan profesionalisme perawat Joes et al. (2016) mengungkapakan dalam temuannya bahwa ada beberapa ketidak profesionalan perawat dalam menerapkan paliatif care di emergency department. Pertama, menyadari tindakan yang tidak bermartabat : dari hasil wawancara didapatkan kurangnya empati perawat, apatis pun ada di antara beberapa professional, yang menjadi acuh tak acuh dalam memberikan perawatan kepada pasien sehingga sikap ini menyebabkan hilangnya martabat. Hal ini dikarenakan tindakan yang cepat untuk melakukan pertolongan, padahal informasi yang lengkap dan akurat perlu didapatkan oleh pasien maupun keluarga pasien. Dalam wawancara ini Perawat beranggapan bahwa setiap professional dapat melakukan apapun yang mereka inginkan, karena pasien tidak tahu dan tidak ada yang akan menanyai mereka. Situasi ini sering menyebabkan intervensi yang sia-sia yang berfokus pada peningkatan data laboratorium atau stabilitasi hemodinamik, lupa bahwa akhir kehidupan pasien tujuan terapeutiknya pasien mati dalam keadaan damai (perawatan paliatif) situasi ini menjadi ciri khas dari departemen darurat, dimana mentalitas para professional dan orientasi departemen sendiri lebih terfokus pada kuratif bukan paliatif. Salah satu cara untuk meningkatkan profesionalisme perawat gawat darurat dalam menerapkan paliatif care adalah memberikan pengetahuan dengan mengadakan pelatihan mengenai paliatif care. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Theerachol Satsin, Yaowarat Matchim, Borwarnuluck Thongthawee (2017) dengan populasi 169 perawat gawat darurat

didapatkan

bahwa pelatihan perawatan palatif dapat meningkatkan pengetahuan perawatan paliatif di UGD terutama dalam hal menangani nyeri dan manajemen gejala. Pelatihan ini diperlukan karena perawatan paliatif di UGD belum sepenuhnya diperhatikan. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan situasi yang mendesak di ruang gawat darurat perawat gawat darurat sulit untuk memberikan pola penuh perawatan paliatif untuk end-of-life pasien di UGD. Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Keung Tse JW, Yu Hung Ms dan Che Phan SM (2016) mengungkapkan bahwa revitalisasi diri perawat merupakan carauntuk meningkatkan profesionalisme. Informan menyatakan orientasi perawatan gawat darurat dan perawatan paliatif sedikit berbeda, hal inilah yang membuat informan bertekad untuk memperkuat kompetnsi,

pengetahuan dan keterampilan terutama yang melibatkan hubungan terapeutik dan peran advokasi dalam komunikasi pasien dengan tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, profesionalisme perawat dapat ditingkatkan dengan cara melakukan kolaborasi.Menurut penelitian Ose, MI (2016) menyatakan berkolaborasi merupakan tindakan dan interaksi yang dibutuhkan oleh tim secara komprehensif terkait dalam mengambil dan menentukan keputusan pada pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian Pereira, ME et al (2017) yang menyebutkan bahwa tim keperawatan dan multidisiplin harus berkolaborasi dalam menentukan prognosis pasien dan rencana tindakan perawatan selanjutnya. Hal ini terkait dengan memutuskan perawatan yang tidak diperlukan serta penentuan resusitasi pada pasien harus dikolaborasikan juga dengan keluarga. 4. Kondisi Emergency Department yang bertolak belakang dengan Paliatif Emergency Department merupakan lingkungan yang sibuk, bising dan memiliki privasi yang sangat rendah. Kondisi ini menyebabkan pasien tidak mendapatkan perawatan end of life. Hal ini sangat bertolak belakang dengan yang dibutuhkan untuk perawatan pasien dalam tahap end of life, yang membutuhkan penanganan yang bertujuan untuk memberikan rasa nyaman, ketenangan, kedekatan dukungan social, serta meningkatkan kualitas hidup. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hogan KA, Bourbonnais FF, Brajtman S (2016) yang menyebutkan Emergency Department bukan tempat yang baik untuk meninggal. Hal ini karena perawat tidak bisa memberikan perawatan terbaik penuh kasih untuk pasien dan keluarga dalam menghadapi end of life.

Sejalan dengan hal tersebut penelitian dari Joes et al (2016). mengungkapkan bahwa kurangnya ruang untuk merawat orang yang sekarat dapat menyebabkan penurun martabat padapasien end of life. Dari hasil wawancara didpatkan kurangnya ruang membatasi kunjungan anggota keluarga pasien untuk periode singkat, yang meningkatkan perasaan kehilangan martabat di antara pasien yang sakit parah. Lisa A (2015) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa emergency department merupakan

tempat yang kurang tepat untuk menghadapi kematian karena kekacauan, kebisingan, dan ketidakpasitian.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran 1. Bagi peneliti keperawatan Peniliti selanjutnya dapat menjadikan hasil analisa jurnal ini sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian terkait cara pengalaman perawat dalam menerapkan paliatif care di emergency department. 2. Bagi pendidikan keperawatan Bidang keperawatan dapat menjadikan hasil analisa jurnal ini sebagai landasan untuk pengembangan ilmu keperawatan yang aplikatif terhadap gambaran peran yang dilakukan perawat emergency dalam menerapkan palliative care. 3. Bagi praktik keperawatan Perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan menjadikan hasil analisa jurnal ini sebagai bahan masukan serta pertimbangan, khususnya bagi perawat di emergency department dan palliative department dalam memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan sehingga dapat menjalankan perannya sebagai perawat, dalam hal ini perawat memberikan perawatan terbaik untuk pasien palliative di emergency.

DAFTAR PUSTAKA Wolf, L.A., Altair, M.D, et al. (2015). Exploring the management of death: Emergency nurses’ perceptions of challenges and facilitators in the provision of end-of-life care in the emergency department. Journal of Emergency Nursing, 41 (5), e23–e33.

Seiler, A.J., & Moss, V.A. (2012). The experiences of nurse practitioners providing health care to the homeless. Journal of the American Academy of Nurse Practitioners, 24 (5), 303– 312. Fridh, I., Forsberg, A., Bergbom, I. (2009). Doing one’s utmost: Nurses' descriptions of caring for dying patients in an intensive care environment. Intensive and Critical Care Nursing, 25(5), 233–241. Keung Tse, J.W., Yu Hung, Ms., Che Phan, SM. (2016). Emergency Nurses’ Perceptions of Providing End-Of-Life Care in A Hong Kong Emergency Department: A Qualitative Study. Journal of Emergency Nursing Volume 42, Isuue 3. www.jenonline.org.

Hogan, K.A., Bourbonnais, F.F., Brajtman, S. (2016). When Someone Dies In The Emergency Department: Perspectives Of Emergency Nurses. Journal of Emergency Nursing Volume 42, Isuue 3. www.jenonline.org.

Ose, M.I., Ratnawati, R., Lestari, R. (2016). Studi fenomenologi pengalaman perawat instalasi gawat darurat (igd) dalam merawat pasien terlantar pada fase end of life di rsud dr. saiful anwar malang. Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol:4, No.2

Ose, M.I. (2017). Pengalaman Perawat Igd Merawat Pasien Do Not Resuscitate pada Fase Perawatan Menjelang Ajal. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 20 No.1.

Pareira, M.E., Barbosa, A., Dixe, M.A. (2017). Palliative care for end-of-life patients in a basic emergency service. Scandinavian Journal of Caring Sciences.

Hirvonen, P.M., Alalahti, J.E., Syrjanen, K.J., Jyrkkio, S.M. (2018). End-Of-Life Decisions Guiding The Palliative Care Of Cancer Patients Visiting Emergency Department In South Western Finland: A Retrospective Cohort Study. Journal BMC Palliative Care.

Soares, D.S., Nunes, C.M., Gomes, B. (20216). Effectiveness of Emergency Department Based Palliative Care for Adults with Advanced Disease: A Systematic Review. Journalof Palliative Medecine Volume 19 No. 6. Satsin, T., Matchim, Y., Thongthawee, B. (2017). Emergency Nurses’ Competency in the Provision of Palliative Care and Related Factors. Songklanagarind Journal of Nursing, Vol. 37 No. 41-50.

Jose Granero M., et al. (2016). Loss of Dignity In End-of-Life Care in the Emergency Department: A Phenomenological Study with Health Professionals. Journal of Emergency Nursing Volume 42. Lisa A et al (2015). Exploring The Management of Death: Emergency Nurses’ Perceptions of End-of-Life Care in The Emergency Department. Journal of Emergency Nursing Volume 41 Issue 5.

Related Documents

Fix Telaah Literaturmmm.docx
November 2019 22
Telaah Demokrasi.docx
October 2019 29
Telaah-soal
May 2020 22
Telaah Jurnal.docx
June 2020 20
Telaah Staff.docx
December 2019 24

More Documents from "Muhammad Rudito"