Fitopatologi Acara 1.docx

  • Uploaded by: Rosi Nurbaeti Putri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fitopatologi Acara 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,489
  • Pages: 19
PENGENALAN PENYEBAB DAN GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN

Nama NIM Kelompok Rombongan Asisten

: Rosi Nurbaeti Putri : B1A016017 :3 : II : Khoni Hani Alfaiz

LAPORAN PRAKTIKUM FITOPATOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2018

I.

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penyakit tumbuhan sudah ada sejak zaman dahulu, mungkin sejak munculnya dunia tumbuh-tumbuhan di atas bumi ini. Penyebab penyakit atau patogen terutama berasal dari jamur, bakteri, virus dan nematoda. Penyakit tumbuhan dapat didefinisikan sebagai penyimpangan dari sifat normal yang menyebabkan tumbuhan atau bagian dari suatu tumbuhan tidak dapat melakukan tugas atau fungsi fisiologis seperti biasanya (Semangun, 1996). Fungsi tersebut meliputi pembelahan, diferensiasi dan perkembangan sel yang normal, penyerapan air dan mineral dari tanah dan mentranslokasikannya keseluruh bagian tumbuhan, fotosintes ke tempat-tempat penggunaan dan penyimpanannya, metabolisme senyawa-senyawa yang disintesis, reproduksi dan penyediaan makanan reproduksi (Agrios, 1996). Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ tanaman. Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal. Berbagai penyakit yang umumnya timbul misalnya bercak daun, kudis, penyakit gosong, penyakit layu, penyakit karat dan penyakit embun tepung. Penyebabnya berbeda-beda, misal penyakit layu dapat disebabkan oleh bakteri ataupun jamur. Pengetahuan mengenai berbagai jenis mikroorganisme yang menyebabkan penyakit sangat diperlukan, sehingga kita bisa merencanakan bagaimana cara penanganan penyakit tersebut (Pracaya, 1999). Penyakit tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu penyakit lokal dan penyakit sistemik. Penyakit lokal merupakan penyakit yang terdapat pada suatu tempat atau bagian tertentu pada tumbuhan contohnya pada buah, bunga, daun atau cabang. Penyakit sistemik menyebar keseluruh

merupakan penyakit yang

bagian tumbuhan sehingga tumbuhan menjadi sakit

(Pracaya, 2010).

B.

Tujuan Tujuan acara praktikum kali ini adalah untuk mengetahui berbagai penyebab dan gejala penyakit pada tumbuhan.

II.

Penyakit pada tumbuhan

TELAAH PUSTAKA

utamanya disebabkan oleh

organisme hidup

patogenik (parasit) maupun faktor fisik. Penyebab penyakit dapat dibedakan menjadi penyebab penyakit yang menular, tidak menular dan akibat serangan hama. Penyakit menular merupakan penyakit yang dapat berkembang biak pada suatu pohon. Penyebab penyakit ini dapat berkembang dan menyebar secara aktif dari satu pohon ke pohon lain melalui tanah, pertautan akar, pertautan daun atau menyebar secara pasif dari satu tanaman ke tanaman lain karena terbawa oleh angin atau aliran pada permukaan tanah, selokan dan sungai dan beberapa jenis patogen dapat terbawa oleh serangga, nematoda dan burung (Yunasfi, 2002). Gejala yang diakibatkan oleh bakteri yaitu timbulnya gejala penyakit disebabkan karena adanya interaksi antara tanaman inang dan patogen. Penanaman gejala penyakit dapat didasarkan kepada tanda penyakit, perubahan bentuk, tanaman, pertumbuhan tanaman dan sebagainya. Parasit yang menyebabkan penyakit pada tanaman pada umumnya membentuk bagian vegetatifnya di dalam jaringan tanaman sehingga tidak tampak dari luar. Tetapi walaupun demikian ia membentuk bagian reproduktifnya pada permukaan tanaman yang diserangnya atau hanya sebagian tampak pada permukaan tersebut. Selain itu sering terjadi pembentukan propagul dalam bentuk istirahat pada permukaan tanaman (Filzaharani, 2008). Menurut Brown dan Ogle (1997), gejala pada tumbuhan yang sakit dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu: 1. Kematian dan hancurnya jaringan inang. 2. Kelayuan, berlebihan dalam berbagai hal dan gelaja terkait. 3. Pertumbuhan dan differensiasi yang tidak normal. 4. Penghilangan warna jaringan inang.

III. MATERI DAN METODE

A.

Materi Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop, kamera, dan alat tulis. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah delapan preparat awetan mikroorganisme patogen pada tumbuhan yaitu Puccinia arachidis, Puccinia graminis, Ustilago zeae, Phytophthora infestans, Fusarium sp., dan Pyricularia sp. Preparat bagian tumbuhan yaitu daun kangkung (Ipomoea aquatica), daun jagung (Zea mays), daun bawang (Allium fructesens), daun pisang (Musa sp.), buah cabai (Capsicum anuum), wortel (Daucus carota), daun padi (Oryza sativa) dan buah labu (Sechium edule)

A.

Metode 1. Penyebab Penyakit Preparat Awetan

Diamati di Mikroskop

Diidentifikasi

Digambar

Difoto

2. Gejala Penyakit

Bagian Tumbuhan Sakit

Diamati Gejalanya

Diidentifikasi

Dicatat

Difoto

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil a

b III

I II Gambar 4.1. (a) Preparat awetan dan (b) gambar skematis. Puccinia arachidis penyebab penyakit karat daun pada kacang-kacangan (perbesaran 4x10). (I) Tulang daun. (II) Spora. (III) Sel inang. ca

b

I II

Gambar 4.2. (a) Preparat awetan dan (b) gambar skematis. Puccinia graminis penyebab penyakit karat daun pada tanaman serealia (perbesaran 4x10). (I) Sel inang. (II) Spora. vv b

a II I

Gambar 4.3. (a) Preparat awetan dan (b) gambar skematis. Ustilago zeae penyebab penyakit gosong pada biji jagung (perbesaran 4x10). (I) Sel inang. (II) Spora.

vb

a I III II

Gambar 4.4. (a) Preparat awetan dan (b) gambar skematis. Pyricularia sp. penyebab penyakit gosong pada biji jagung (perbesaran 4x10). (I) Sel inang. (II) Tulang daun. (II) Spora. vb

a I II IV

III

Gambar 4.5. (a) Preparat awetan dan (b) gambar skematis. Phytophthora infestans penyebab penyakit gosong pada biji jagung (perbesaran 4x10). (I) Epidermis atas. (II) Sel inang. (III) Spora. (IV) Epidermis bawah.

a

b

IV I Gambar 4.6. (a) Preparat awetan dan (b) gambar skematis. Fusarium sp. penyebab penyakit gosong pada biji jagung (perbesaran 4x10). (I) Hifa fialids. (II) Mikrokonidia. (III) Makro konidia. (IV) Konidifor. (V) Septat. (VI) Sel kaki.

Gejala

Gejala

Gambar 4.7. Sampel Daun Pisang Berpenyakit

Gambar 4.8. Sampel Daun Bawang Berpenyakit

Gejala

Gejala

Gejala

Gambar 4.9. Sampel Buah Cabai Berpenyakit

Gambar 4.10. Sampel Daun Kangkung Berpenyakit

Gejala

Gejala Gejala Gambar 4.11. Sampel Daun Tomat Berpenyakit

Gejala

Gambar 4.13 Sampel Daun Padi Berpenyakit

Gambar 4.12. Sampel Daun Jagung Berpenyakit

Gejala

Gambar 4.14 Sampel Wortel Berpenyakit

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Gejala dan Penyebab Penyakit No 1.

Nama Preparat Daun Pisang (Musa sp.)

2.

Daun Bawang (Allium fistulosum) Wortel (Daucus carota)

3. 4. 5.

Cabai (Capsicum annum) Daun Jagung (Zea Mays)

6.

Daun Tomat (Solanum lycopersicum)

7.

Daun Kangkung (Ipomoea aquatica) Daun padi (Oryza sativa) Labu siam (Sechium edule)

8. 9.

Gejala Bercak kuning kecoklatan Layu pucuk daun Bercak hitam dan busuk Busuk layu

Penyebab Jamur

Patogen Fusarium sp.

Jamur

Fusarium sp.

Bakteri

Bercak merah kecoklatan dan karat Bercak kuning, layu, dan bintik coklat Bercak

Jamur

Erwinia carotavora Pseudomonas solanacearum Puccinia sorghi

Bercak nekrotik Bercak coklat kehitaman

Jamur

Bakteri

Jamur

Alternaria solani

Jamur

Puccinia graminis Phytoptora infestans Colletotrichum sp.

Jamur

B. Pembahasan Menurut Purnomo (2006), organisme yang dapat menyebabkan suatu penyakit tanaman disebut patogen tanaman. Penyebab penyakit dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biotik atau parasit dan abiotik atau non parasit. Penyakit abiotik merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh penyebab penyakit noninfeksius atau tidak dapat ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain, sehingga penyakit abiotik juga disebut penyakit noninfeksius. Penyakit biotik merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh suatu organisme infeksius bukan binatang, sehingga dapat ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lainnya. Organisme yang dapat menyebabkan suatu penyakit tanaman disebut patogen tanaman. Patogen tanaman meliputi organisme-organisme sebagai berikut : 1. Jamur Jamur merupakan mikroorganisme yang organel selnya bermembran, tidak mempunyai klorofil, berkembangbiak secara seksual dan atau aseksual dengan membentuk spora, tubuh vegetatif berupa sel tunggal atau berupa benang-benang halus. Jamur dibedakan menjadi empat kelompok kelas, yaitu : Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Contoh jamur yang menyebabkan penyakit pada tanaman yaitu Scleroperonospora maydis dan Pythium myriotylum (Purnomo, 2006) 2. Bakteri Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel tunggal. Ada kurang lebih 200 jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tanaman. Jenis-jenis bakteri ini terutama berbentuk batang dan hanya terdiri dari enam genus

(marga),

yaitu

Agrobacterium,

Corynebacterium,

Erwinia,

Pseudomonas, Xanthomonas . genus Agrobacterium yang merupakan patogen tanaman, dan yang paling dikenal yaitu Agrobacterium tumefaciens yang menyebabkan penyakit crown gall atau bengkak pada pangkal batang, akar, dan ranting tanaman gandum, anggur. Corynebacterium merupakan bakteri yang menyebabkan layu tanaman. Contohnya Corynebacterium fasciens penyebab penyakit fasiasi pada dahan kapri. Erwinia merupakan bakteri penyebab kematian jaringan yang bersifat kering, juga penyebab benjolan, layu dan busuk basah. Erwinia carotovora penyebab penyakit busuk basah pada wortel dan sayuran lain sampai tembakau. Pseudomonas merupakan penyebab

penyakit tanaman menyebabkan gejala yang bervariasi mulai dari bercak daun, hawar, busuk daun, sampai layu. (Purnomo, 2006). 3. Virus Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang hanya mengandung satu atau dua bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks. Asam nukleat virus tanaman sebagian besar berbentuk RNA (ribonucleic acid), sedangkan virus hewan dan manusia sebagian besar berbentuk DNA (dioxyribonucleic acid). Beberapa jenis virus mampu menyerang banyak macam tanaman inang tetapi ada pula yang hanya mempunyai satu tanaman inang spesifik. Virus tumbuhan biasanya disebarkan oleh serangga vektor golongan Aphid, leaf hoppers, Trips, tungau, lalat putih atau karena pembuatan okulasi, penyambungan atau oleh adanya kontak antara tanaman sakit dengan tanaman sehat. Contoh virus penyebab penyakit tanaman yaitu TMV (tobacco mosaic virus) dan CMV (cucumber mosaic virus) (Purnomo, 2006). 4. Tumbuhan tingkat tinggi parasitik. Tumbuhan parasitik biasanya mampu menghasilkan biji dan bunga yang mirip dengan biji dan bunga yang dihasilkan tanaman inangnya. Tingkat parasitisme tumbuhan parasit ada 3 macam, yaitu : efifit, hemiparasit dan parasit benar. Contoh tumbuhan parasit yaitu Cassytha filiformis, Viscum ovalifolium, Viscum articulatum, Cuscuta campestris, Cuscuta reflexa, Cuscuta timorrensis, Cuscuta verrucos, Striga multiflora, Striga asiatica, Striga euphrasiodes, Scurrula parasitica, Amyema biniflorium dan Psittacanthus schiedeanus (Purnomo, 2006). 5. Nematoda. Nematoda merupakan satu-satunya kelompok hewan yang dikategorikan ke dalam patogen. Nematoda berbentuk cacing tetapi dalam taksonomi bukan merupakan cacing (Vermes) Nematoda berukuran sangat kecil, panjangnya berkisar antara 300-1.000 µm, meskipun beberapa jenis mempunyai panjang sampai 4 mm. Contoh nematoda patogen tumbuhan, yaitu Meloidogyne javanica (nematoda bintil akar cabe), M. exiguagua (nematoda bintil akar kopi) (Purnomo, 2006). 6. Viroid

Viroid adalah patogen tumbuhan yang tersusun dari potongan pendek RNA yang komplementer, sirkuler, dan beruntai tunggal. Viroid berbeda dengan virus, yaitu struktur penyusun viroid tidak memliki kapsid. Contoh penyakit tanaman yang terinfeksi viroid adalah Spindle Tuber Disease (STD) (Semangun, 2001). 7. Riketsia Riketsia adalah mikroorganisme yang tidak memiliki inti sejati, parasit obligat, memiliki dinding sel, dan tidak terdapat flagellum. Penularannya dengan dibantu oleh vektor wereng. Gejala umum yang disebabkan oleh Ricketsia adalah terjadinya hipoplasia (Triharso, 1996). Acara praktikum fitopatologi kali ini mengenai pengenalan penyebab penyakit pada tumbuhan. Preparat awetan yang digunakan ada 6 diantaranya Puccinia graminis, Ustilago zeae, Phytophthora infestans, Fusarium sp., dan Puccinia arachidis, Pyricularia sp. 1.

Puccinia graminis Penyakit Karat pada tanaman kacang tanah disebabkan oleh cendawan Puccinia graminis. Gejala pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampaicoklat (warna karat), daun gugur sebelum waktunya. Fase hidup dari Puccinia graminis diawli dengan fase picnia dimana spora masih jauh daari permukaan sel, fase Aecia dimana spora sudah menempel pada permukaan sel, fase Uredia, spora sudah keluar dan belum tersegmentasi, terakhir adalah fase Taelia yaitu spora yang sudah keluar dan sudah tersegmentasi (Purnomo, 2006).

2.

Ustilago zeae Ustilago zeae merupakan penyakit yang menyebabkan gosong pada jagung. Ustilago dikenal sebaagai jamur api atau jamur hangus. Pengelolaan penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan sanitasi, mebongkar tanaman yang terinfeksi, menggunakan bibit yang sehat dan tidak mengambil bibit yang terinfeksi, melakukan perawatan dengan fungisida (Agrios, 1996). Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini yaitu pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan spora tersebar. Menurut Wakman dan Burhanuddin (2007), ada 3 penyebab

penyakit gosong pada jagung yaitu Ustilago zeae, Ustilago reiliana dan Ustilago oryzae. 3.

Phytophthora infestans Phytophthora

infestans

penyebab

penyakit

hawar

daun

kentang.

Phytophthora infestan merupakan agen penyebab late bright pada kentang. Penyakit tanaman yang diinduksi Phytophtora (blight) menyebabkan terjadinya kelayuan, rebah, klorosis, busuk akar, dan pembusukan organ lainnya (Akino et al., 2014). Ciri yang khas untuk mengenal sebagian besar Phycomycetes ialah miselliumnya yang tidak bersekat-sekat. Warna misellium

putih,

jika

tuamungkin

agak

coklat

kekuning-kuningan;

kebanyakan sporangium berwarna kehitam-hitaman. Hifanya berkembang sempurna. Phytopthora memilikisporangium yang berbentuk bulat telur. Cendawan Phytophthora infestans menyebar melalui udara dan air (Dwidjoseputro, 2005). 4.

Fusarium sp. Fusarium sp. bisa menyebabkan tanaman tomat mengalami kerusakan dan kerugian secara ekonomi yang besar. Gejala pertama dari penyakit Fusarium sp. adalah tulang daun memucat terutama daun-daun sebelah atas, kadang-kadang daun sebelah bawah. Tanaman menjadi kerdil dengan tangkai merunduk dan akhirnya layu keseluruhan, jika tanaman dipotong dekat pangkal batang akan terlihat suatu cincin cokelat dari berkas pembuluh (Susanna et al., 2010).

5.

Puccinia arachidis Menyebabkan penyakit karat pada daun kacang-kacangan. Gejala yangditimbulkan adalah pada daun yang terserang akan muncul bintil-bintil yangberwarna kuning kemerahan seperti warna karat pada besi. Tanaman yang terserang berat akan mati dan terserang ringan hanya akan menurunkan produksi hingga 30-50% (Martoredjo, 1989).

6.

Pyricularia sp. Pycularia sp. merupakan penyebab penyakit bercak daun pada daun jagung. Gejala dapat ditunjukkan dari bercak coklat tua mengering. Bercak daun mempunyai tepi yang jelas, bergelang, berwarna coklat muda kekuningan, agak basah, lalu mengering menjadi berwarna coklat keputihan dan berbintik hitam. Serangan parah penyakit ini menyebabkan kerobohan

tanaman (Semangun, 2001). Pycularia sp menyerang tanaman jagung terutama pada tongkolnya. Tongkol yang diserang kelihatannya membengkak ada yang kecil dan ada yang besar, mula-mula jamur ini berwarna keputihan, kemudian berubah menjadi lebih tua, ungu muda dan menyerang tongkol, daun, kuncup-kuncup buku pada batang, pada rangkaian bunga, dan bagianbagian yang lain (Pracaya, 1995). Penyakit tumbuhan ditunjukan oleh keadaan patologis yang khas yang disebut gejala. Tanaman yang terserang penyakit biasanya memiliki gejala maupun tanda-tanda alam. Gejala merupakan perubahan struktur morfologi, anatomi ataupun fisiologi tanaman sebagai reaksi tanggapan terhadap patogen. Kadang-kadang penyakit pada tanaman menunjukkan gejala yang sama. Oleh karena itu, dengan memperhatikan gejala saja tidak dapat menentukan diagnosis dengan pasti, maka perlu diperhatika tanda penyakit. Tanda-tanda penyakit merupakan bagian atau keseluruhan morfologi patogen yang terlihat pada bagian tumbuhan yang terserang penyakit. Apabila tanaman diganggu oleh patogen atau oleh kondisi lingkungan tertentu dan satu atau lebih fungsi-fungsi fisiologisnya terganggu sehingga terjadi penyimpangan tertentu dari normal, maka tanaman itu menjadi sakit. Mekanisme terjadinya sakit berbeda-beda sesuai dengan agensia penyebabnya dan kadang- kadang dengan tanamannya (Agrios, 1996). Berdasarkan morfologinya, gejala penyakit tumbuhan dapat dibagi 3 (tiga) yaitu : a) Nekrotik merupakan gejala yang terjadi akibat adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan kematian sel. Nekrotik terbagi atas hidrosis, klorosis, nekrosis, perforasi, busuk, eksudasi, layu, mati ujung (die back), dan terbakar. b) Hipoplastis merupakan gejala yang disebabkan karena terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel. Hipoplastis terbagi atas etiolasi, kerdil, klorosis, perubahan simetri, dan roset. c) Hiperplastis merupakan gejala yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya (overdevelopment). Hiperplastis terbagi atas fasiasi, intumesensia, erinose, kudis (Scab), menggulung atau mengeriting, prolepsis, sapu, erinos, dan sesidium (Purnomo, 2007). Berdasarkan sifatnya, menurut Triharso (1996), ada dua tipe gejala: a). Gejala lokal

gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak atau kanker. Gejalanya terbatas pada bagianbagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar). b). Gejala sistemik kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaic, belang maupun layu. Gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil). Berdasarkan bentuknya gejala penyakit tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu : a). Gejala Morfologi : gejala luar yang dapat dilihat dan dapat diketahui melalui bau, rasa, raba dan dapat ditunjukkan oleh seluruh tumbuhan atau tiap organ dari tumbuhan. b). Gejala Histologi : gejala yang hanya dapat diketahui lewat pemeriksaanpemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang sakit (Semangun, 2001). Gejala dapat dibedakan yaitu gejala primer dan sekunder. a) Gejala primer terjadi pada bagian yang terserang oleh penyebab penyakit. b) Gejala sekunder adalah gejala yang terjadi di tempat lain dari tanaman sebagai akibat dari kerusakan pada bagian yang menunjukkan gejala primer (Martoredjo, 1989). Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil yaitu Preparat pertama daun pisang (Musa sp.) menimbulkan gejala bercak kuning kecoklatan yang disebabkan oleh jamur dan patogennya adalah fusarium sp. Menurut (Aliah et al., 2015), Bercak daun pisang merupakan salah satu penyakit yang paling merusak tanaman pisang. Penyebab penyakit ini adalah jamur. Bercak daun ini menyebabkan kerugian pengurangan fungsi permukaan dari tanaman, kematian dini sejumlah besar daun pisang, menyebabkan tandan buah mengecil dengan sedikit sisiran, dan individu buah pisang yang kurang penuh. Preparat kedua yaitu Daun bawang (Allium fistulosum) dengan gejala layu pucuk daun yang disebabkan oleh cendawan oleh patogen Fusarium sp. Menurut (Trisno et al., 2016), yang diperoleh penyakit pada daun bawang juga bernama penyakit die black. Penyakit ini menimbulkan gejala yaitu pucuk berwarna coklat, layu dan kering. Gejala lanjut menunjukkan daun gugur, ranting gundul, dan pucuk mati. Preparat ketiga yaitu wortel dengan gejala bercak hitam dan busuk yang disebabkan oleh bakteri dan patogennya yaitu Erwinia carotavora. Menurut (Bintari et al., 2015) pada

umbi wortel ditemukan beberapa penyakit pasca panen, diantaranya busuk akar yang disebabkan oleh pathogen Sclerotinia sp., busuk hitam yang disebabkan oleh patogen Alternaria radicina, bercak akar yang disebabkan oleh pathogen Pythium sulcatum dan busuk lunak yang disebabkan oleh pathogen Erwinia sp. Busuk lunak umumnya disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora sub-sp. caratovora atau Erwinia carotovora sub-sp. Preparat keempat yaitu cabai (Capsicum annum) dengan gejala busuk dan layu yang disebabkan oleh bakteri dan patogennya yaitu Pseudomonas

solanacearum.

Menurut

(Arwiyanto,

2018),

Pseudomonas

solanacearum menyebabkan penyakit layu pada tanaman lada, cabai, jahe, wijen, dan anturium. Preparat kelima yaitu daun jagung (Zea mays) yang menimbulkan gejala bercak merah kecoklatan dan karat yang disebabkan oleh jamur dan patogennya adalah Puccinia sorghi. Menurut Purwono dan Rudi (2005), Puccinia sorghi menyebabkan penyakit karat pada jagung dengan gejala terdapat nodanoda merah kecoklatan seperti karat dan terdapat serbuk serbuk kuning. Preparat keenam yaitu daun tomat (Solanum lycopersicum) dengan gejala Bercak kuning, layu, dan bintik coklat yang disebabkan oleh jamur dan patogennya adalah Alternaria solani. Menurut Alternaria solani menyebabkan penyakit bercak kering pada tomat dengan gejala umum berwarna kuning, coklat, sampai hitam dan kemudian bercaknya akan meluas. Preparat ketujuh yaitu daun kangkung (Ipomoea aquatica) dengan gejala Bercak dan disebabkan oleh patogen Puccinia graminis. Menurut (Yusuf et al., 2014), Puccinia graminis memarasit karat pada batang pinus, daun buncis, dan daun kangkung. Preparat ke delapan yaitu daun padi (Oryza sativa) dengan gejala Bercak nekrotik dan menyebabkan hawar daun yang disebabkan oleh patogen Phytoptora infestans. Menurut Siregar (1981), Phytoptora infestans menyebabkan hawar pada daun padi . Preparat kesembillan yaitu labu siam (Sechium edule) yang menimbulkan gejala bercak coklat kehitaman dan menyebabkan penykit busuk basah oleh patogen Colletotrichum sp. Gejala yang terlihat pada buah labu terlihat bercak coklat kehitaman hal tersebut sesuai dengan pendapat Hakim (2013), yang menyatakan bahwa gejala biasanya terlihat pada daun, pada awalnya muncul pada daun sebagai bintik-bintik kuning, coklat atau hitam kecil tidak teratur. Bintik-bintik tersebut kemudian meluas dan bergabung untuk menutupi area yang terinfeksi setelah itu terjadi pembusukan pada bagian yang terinfeksi antraknosa.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Puccinia arachidis menyebabkan gejala bercak berwarna kuning hingga kemerah-merahan pada tanaman kacang-kacangan, Puccinia graminis menyebabkan gejala karat daun pada tanaman serealia, Ustilago zeae menyebabkan gejala pembengkakan dan perubahan warna menjadi hitam pada biji jagung, Pyricularia sp. menyebabkan gejala bercak merah hingga kecoklatan pada bagian tepi daun, Phytophtora infestans menyebabkan gejala munculnya bercak nekrotik pada ujung atau tepi daun yang akan meluas ke tengah daun atau sebaliknya, Fusarium sp. menyebabkan gejala layu atau busuk pada tanaman.

A. Saran Saran untuk praktikum kali ini adalah sebaiknya organisme yang diamati mencakup 10 golongan organisme patogen yang diketahui sebagai penyebab penyakit tumbuhan dan Sebaiknya preparat yang diamati benar-benar yang terserang penyakit, bukan yang terkena perlukaan mekanis.

DAFTAR REFERENSI

Agrios, G., 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Akino, S., Takemoto, D., dan Hosaka, K. 2014. Phytophthora infestans: a review of past and current studies on potato late blight. J. Gen Plant Pathol, 80:24-37. Aliah, N.U., Liliek, S., & Anton, M., 2015. Hubungan Ketebalan Lapisan Epidermis Daun Terhadap Serangan Jamur (Mycosphaerella musicola) Penyebab Penyakit Bercak Daun Sigatoka Pada Sepuluh Kultivar Pisang. Jurnal HPT,3(1): 35-43. Arwiyanto, T., 2018. Ralstonia Solanacearum: Biologi Penyakit Yang Ditimbulkan Dan Pengelolaannya. Yogyakarta: UGM Press. Bintari, N.W.D., Retno, K., & Meitini, W.P., 2015. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penyebab Busuk Lunak pada Umbi Wortel (Daucus carota L.) Varietas Lokal di Bali . JURNAL METAMORFOSA, II (1): 9-15. Brown, J. & Ogle, H. 1997. Fungal Disease and Their Control. Armidal : The University of New England Printery. Burhanuddin, & Wakman, W. 2007. Pengelolaan Penyakit Prapanen Jagung. Maros : Balai Penelitian Tanaman Serealia. Dwidjeseputro,D. 2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. Filzaharani, 2008. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Hakim A, Syukur M, Widodo. 2014. Ketahanan penyakit antraknosa terhadap cabai lokal dan cabai introduksi. Bul. Agrohorti, 2(1) pp:31-36. Martoredjo, T., 1989. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bagian dari Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: Andi Offset. Pracaya. 1995. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Penebar Swadaya. Pracaya., 1999. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya. Pracaya. 2010. Hama dana Penyakit Tanaman Edisi Revisi. Cimanggis, Depok: PT. Penebar Swadaya. Purnomo, B., 2006. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Penggolongan Penyakit dan Patogen Tumbuhan. Yogyakarta: UGM press. Purwono, & Rudi, H., 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya. Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Semangun, H., 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. PT Sastra Hudaya.

Susanna, T., Chamzurni & A. Pratama., 2010. Dosis dan Frekuensi Kascing untuk Pengendalian Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. J. Floratek 5: 152-163. Triharso., 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Trisno, J., Reflin & Martinius, 2016. Vascular Streak Dieback: Penyakit Baru Tanaman Kakao. Jurnal Fitopatologi, 12(4), pp. 142-147. Yunasfi. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit dan Penyakit lain yang Disebabkan oleh Jamur. Sumatera Utara: Digital Library USU. Yusuf, S., Djatnika, E., & Suhardi., 2014. Koleksi dan Karakterisasi Mikoparasit Asal Karat Putih Pada Krisan (Collection and Characterization of Mycoparasite from Rust Disease On Chrysanthemum). J. Hort. 24(1):56-64.

Related Documents

Berita Acara
October 2019 75
Acara I.docx
May 2020 31
Susunan Acara
August 2019 60
Acara Olahraga.xlsx
April 2020 16
Berita Acara
June 2020 42

More Documents from "Angga Resala Perdana"