Fisiologi, Patofiologi, Etiologi.docx

  • Uploaded by: Muhammad Norhidayat
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fisiologi, Patofiologi, Etiologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 685
  • Pages: 3
FISIOLOGI Hormon Pertumbuhan (HP,GP,Somatotropin) dihasilkan oleh sel somatotropin, yang merupakan 50% dari sel hipofisis anterior. Dalam keadaan normal sel hipofisis mengandung 3-5 mg HP dan mampu menyekresi 500-875

μ g HP perhari dalam darah. Akan tetapi, dijumpai dua bentuk

HP yaitu bentuk monomer dan bentuk dimer. Kekurangan HP akan berakibat pertumbuhan yang lambat sedangkan kelebihan HP berakibat gigantisme atau akromegali. Efek metabolik HP lainnya adalah meningkatkan sintesis protein , efek anti-insulin yang ditunjukkan dengan adanya resistansi insulin pada kasus kelebihan HP dan meningkatkan pengeluaran FFA dari sel-sel lemak. Kadar HP tertinggi dijumpai pada waktu tidur, dan kadar HP tinggi dijumpai pada waktu anak-anak dan dewasa muda (pada fase pertumbuhan) (Tjoktronegoro, 1999). PATOFISIOLOGI Kelenjar hipofisis dianggap sebagai kelenjar endoktrin utama dalam tubuh dan memproduksi enam hormon penting dan menyimpan dan hormon lainnya. Keenam hormon tersebut adalah hormon pertumbuhan (HP),proklatin,luteinizing hormone (LH), follicle stimulating hormone (FSH), thyroid stimulating hormone (TSH), dan adrenocorticotropin hormone (ACTH), yang dihasilkan oleh neuron hipotalamus dan disimpan di hipofisis posterior. Terdapat hubungan timbal balik negatif antara hipofisis dengan organ sasaran (gonad, korteks adrental, dan kelenjar tiroid). Hipofisis sebaliknya dikontrol oleh hipotalamus melalui “bahanbahan kimia” sebagai mediator, yang mencapai hipofisis melalui sistem portal ditangkai hipofisis. Gangguan tangkai ini akan berakibat menurunnya sekresi GH,TSH,FSH,LH, ataupun ACTH dari hipofisis anterior. Penyebab hipersekresi atau hiposekresi hormon, di samping berakibat terjadinya penekanan mekanis terhadap organ-organ sekitarnya. Gejala utama akibat adanya tumor hipofisis adalah timbulnya ekses (sekresi berlebihan) HP dan proklatin. Kelebihan proklatin berakibat hipogonadisme dan galaktorea, sedangkan kelebihan HP berakibat gigantisme atau akromegali (Tjokronegoro, 1999). Kebanyakan pasien mengalami pembesaran tulang dan jaringan lunak, mengakibatkan pembesaran tangan, kaki, ukuran topi, prognatisme, pembesaran lidah, pelebaran jarak antar gigi, dan kulit muka menjadi kasar. Akromegali dikatakan lebih mirip orang lain daripada dengan

anggota keluarga. Hipertrofi laring dan pembesaran sinus akan mengakibatkan suara yang sangau. Telapak tangan yang menebal, lembap, bertambahnya skin tag, akantosis nigrikans, dan kulit yang berminyak. Akromegali bukan hanya penyakit kerusakan kosmetik. Pasien akan merasa lemah dan lelah. Angka metabolisme basal meningkat, yang pada gilirannya keringat bertambah banyak. Kebanyakan mengalami gejala neurologis dan musculoskeletal, termasuk sakit kepala, paresthesia, kelemahan otot, dan atralgia. Hipertrofi kartilago dan pertumbuhan tulang yang berlebihan sering menyebabkan artritis degenelatif,kiposkoliosis,dan kadang-kadang stenosis spinal. Hipertensi terjadi sekitar sepertiga dan ditandai supresi sekresi renim dan aldosterone akibat ekspansi volume plasma dan natrium badan total.hampir semua penderita akromegali yang hipertensif dan setengah akromigali yang tidak hipertensif mengalami kenaikan massa ventrikel kiri atau penebalan dinding ventrikal kiri. Amenorea dapat terjadi dengan atau tanpa hiperprolaktinemia dan hirsutisme sering dijumpai. Depresi dapat menetap setelah pengubatan akromegali yang berhasil. Banyak organ termasuk hati dan ginjal bertambah ukurannya tanpa ada bukti kerusakan fungsional (Isselbacher dkk., 2000). ETIOLOGI Penyebab utama gigantisme atau akromegali adalah adanya adenoma kelenjar hipofisis yang merupakan 95% kasus. Sisanya kurang dari 3% berasal dari produksi berlebihan GHRH dari tumor karsinoid (terutama tumor bronkial), tumor sel beta pankreas, atau tumor adrenal dan kurang dari 2% berasal dari sekresi HP yang berlebihan yang berasal dari tumor ektopik beta sel pancreas. Penyebab gigantisme atau akromegali dapat digolongkan sebagai berikut. 1. Gigantisme atau akromegali primer atau hipofisis, yakni penyebabnya adalah adenoma hipofisis. 2. Gigantisme atau akromegali sekunder atau hipotalamik, disebabkan karena hipersekresi GHRH dari hipotalamus. 3. Gigantisme atau akromegali yang disebabkan karena tumor ektopik (paru, pancreas, dan lainlain) yang menyekresi HP atau GHRH.

Adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam dua bentuk berdasarkan besarnya tumor yakni, mikroadenoma dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makroadenoma kalau diameternya lebih 10 mm. Tumor pada umumnya dijumpai pada sayap lateral sela tursika (sella turcica). Kadar HP mempunyai korelasi dengan besarnya tumor pada saat diagnosis ditegakkan. Kebanyakan (75%) kasus adenoma somatotrofik merupakan makroadenoma, di antaranya 70% dengan ukuran kurang lebih 20 mm. Dua pertiga kasus proklatinoma tergolong mikroadenoma pada saat didiagnosis. Atas dasar inilah maka pemeriksaan penyaring intensif sangat penting dilakukan untuk menemukan kasus sedini mungkin. Akromegali yang disebabkan karena GHRH sangat jarang (kurang dari 1%), namun secara klinis keadaan ini sulit dibedakan dengan akromegali yang disebabkan karena adenohipofisis. Perbedaan hanya dibuat atas dasar pemeriksaan histopatologis, yang mendapatkan adanya hyperplasia dan bukan adanya adenoma. Penyebab lainnya adalah adanya tumor islet sel pancreas yang menghasilkan HP (Tjokronegoro, 1999).

HAL : 248-250

Related Documents

Fisiologi
May 2020 48
Fisiologi
June 2020 30
Fisiologi Jantung.docx
December 2019 14
Fisiologi Hewan.docx
June 2020 11

More Documents from "Siti fatimah nuralisa"