Nama : moh abdu adam Nim : 521 414 041 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TERMOMETER AIR RAKSA DAN TERMOMETER ALKOHOL Termometer adalah alat pengukur besaran suhu. Pengukuran suhu secara sederhana dapat dilakukan dengan indera peraba. Misalnya, jika kita mengukur dua buah benda yang mempunyai perbedaan suhu cukup tinggi, kita dapat merasakan perbedaannya. Misalnya, air hangat yang dituangkan dalam suatu wadah dan air es pada wadah yang lain. Namun kita hanya dapat mengatakan panas atau dingin, tidak dapat mengatakan berapa tingkat panasnya. Jika kita menyentuh dua buah benda yang mempunyai perbedaan suhu kecil, kita sulit membedakannya. Apalagi mengatakan berapa perbedaan suhunya. Itulah sebabnya, kita memerlukan alat ukur suhu. Alat pengukur suhu disebut termometer. Termometer adalah alat berupa pipa berskala yang berisi zat cair. Zat cair yang paling umum digunakan adalah raksa dan alkhol. Kelebihan termometer raksa sebagai pengukur suhu, antara lain sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Raksa mudah dilihat karena mengkilap. Raksa memuai dengan teratur. Raksa tidak membasahi dinding kaca. Jangkauan suhunya besar (-400C sampai 3500C) Raksa memiliki konduktivitas yang tinggi (penghantar panas yang baik).
Adapun kekurangan termometer raksa, antara lain sebagai berikut: 1. Harga raksa mahal, 2. Tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu di daerah kutub. 3. Raksa bersifat racun sehingga berbahaya jika pecah Di daerah yang dingin, misalnya kutub, banyak digunakan termometer alkohol. Termometer alkohol digunakan untuk mengukur suhu yang rendah karena titik beku alkohol sangat rendah. Karena warnanya bening (tidak berwarna), alkohol dalam termometer harus diberi warna agar mudah dibaca. Kelebihan termometer alkohol sebagai pengukur suhu, antara lain sebagai berikut: 1. Harganya murah 2. Pemuaiannya besar untuk kenaikan suhu yang kecil (teliti) 3. Dapat digunakan untuk mengukur suhu di daerah kutub (titik beku alkohol 1220C) Kekurangan dari termometer alkohol, adalah sebagai berikut: 1. Titik didihnya rendah (780C) 2. Tidak berwarna sehingga harus diberi warna agar mudah dilihat.
3. Membasahi dinding kaca. Prinsip kerja termometer adalah pemuaian zat cair akibat panas yang mengenainya. Sekian tulisan tentang Kelebihan dan kekurangan Termometer Raksa dan Alkohol, semoga bermanfaat. Pengertian Pemuaian Panjang, Pemuaian Luas, dan Pemuaian Volume (Beserta Soal dan Kunci Jawaban) Pengertian pemuaian Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas. Pemuaian pada zat gas ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil nilai koofisien muai volumenya sama dengan 1/273 : #fnr-site 1.
pemuaian panjang
adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah :
Jika ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan bisa menggunakan persamaan seperti di bawah : #fnr-site
Contoh Soal a. Suatu batang logam pada suhu 10°C memiliki panjang 100 cm. Tentukan panjang tersebut pada suhu 300°C jika α = 0,000012 /°C. Diketahui : Lo = 100 ∆t = 300°C Ditanya : L = ? Jawab : L = Lo (1 + α . ∆t) L = 100 (1 + {0,000012 x 300}) L = 100 (1 + 0,0036) L = 100 x (1,0036) L = 100,36 cm Keterangan: (α: alpha) adalah : bilangan yang menunjukkan pertambahan panjang suatu benda jika suhunya dinaikkan 1°C tiap satuan panjang. b. Suatu batang logam pada suhu 15°C memiliki panjang 100 cm. Tentukan panjang tersebut pada suhu 300°C jika α = 0,000010 /°C. Diketahui : Lo = 100 ∆t = 300°C Ditanya : L = ? Jawab : L = Lo (1 + α . ∆t) L = 100 (1 + {0,000010 x 300}) L = 100 (1 + 0,003) L = 100 x (1,003) L = 100,3 cm 2. pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis. Seperti halnya pada pemuian panjang faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang. Pada perguruan tinggi nanti akan dibahas bagaimana perumusan sehingga diperoleh bahwa koefisien muai luas sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
Untuk menentukan pertambahan luas akhir digunakan persamaan sebagai berikut : #fnr-site
Contoh Soal a. Suatu plat aluminium berbentuk persegi dengan panjang sisi 20 cm pada suhu 25°C. Koefisien muai panjang aluminium 0,000012 /°C. Tentukan pertambahan luas plat tersebut jika dipanasi hingga suhu 125°C! Diketahui : So = 20 cm ∆T = 125 - 25 = 100°C α = 0,000012 /°C Ditanya : ∆A = ? Jawab : Ao = So x So Ao = 20 cm x 20cm Ao = 400 cm2 β=2α β = 2 x 0,000012 = 0,000024 /°C ∆A = Ao.β.∆T ∆A = 400 x 0,000024 x 100 ∆A = 0,96 cm2 Jadi pertambahan luas aluminium tersebut adalah 0,96 cm2. Luas setelah memuai adalah 400 + 0,96 = 400,96 cm2 Keterangan: (β: beta) adalah : bilangan yang menunjukkan pertambahan luas suatu benda jika suhunya dinaikkan 1°C tiap satuan luas. β = 2α (koefisien muai luas = 2 x koefisien muai panjang) b. Suatu plat aluminium berbentuk persegi dengan panjang sisi 30 cm pada suhu 25°C. Koefisien muai panjang aluminium 0,000022/°C. Tentukan pertambahan luas plat tersebut jika dipanasi hingga suhu 135°C! Diketahui : So = 30 cm
∆T = 135 - 25 = 110°C α = 0,000022/°C Ditanya : ∆A = ? Jawab : Ao = So x So Ao = 30 cm x 30cm Ao = 900 cm2 β=2.α β = 2 x 0,000022 = 0,000044 /°C ∆A = Ao . β . ∆T ∆A = 900 x 0,000044 x 110 ∆A = 4,356 cm2 Jadi pertambahan luas alumunium tersebut adalah 4, 356 cm2. Luas setelah memuai adalah 900 + 4, 356 = 904,356 cm2 3.
Pemuaian luas
adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang. Sebagaimana yang telah dijelskan diatas bahwa khusus gas koefisien muai volumenya sama dengan 1/273. Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume akhir suatu benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja beda pada lambangnya saja. Perumusannya adalah : #fnr-site
Contoh Soal a. Sebuah bola tembaga pada suhu 15°C volumenya 1 dm3. Berapakah volume tembaga itu pada suhu 100°C? Jika koefisien muai panjang tembaga = 0,00002 /°C. Diketahui : ∆T = 100 - 15 = 85°C γ = 3α = 3 x 0,00002 = 0,00006 /°C Vo = 1 dm3
Ditanya : V = ? Jawab : V = Vo (1 + γ.∆T) V = 1 (1 + {0,00006 x 85}) V = 1 (1 + 0,0051) V = 1 x 1,0051 V = 1,0051 dm3 Jadi volume tembaga setelah memuai adalah 1, 0051 dm3. Keterangan: (γ : gamma) adalah : bilangan yang menunjukkan pertambahan volume suatu benda jika suhunya dinaikkan 1°C tiap satuan volume. γ = 3α = 3/2 β (koefisien muai volume = 3 x koefisien muai panjang = 3/2 x koefisien muai luas) b. Sebuah bola tembaga pada suhu 10°C volumenya 1 dm3. Berapakah volume tembaga itu pada suhu 90°C? Jika koefisien muai panjang tembaga = 0,00003 /°C. Diketahui : ∆T = 90 - 10 = 80°C γ = 3α = 3 x 0,00003 = 0,00009/°C Vo = 1 dm3 Jawab : V = Vo (1 + γ.∆T) V = 1 (1 + {0,00009 x 80}) V = 1 (1 + 0,0072) V = 1 x 1,0072 V = 1,0072 dm3
Logam Platinum Tampilan:Memiliki warna putih natural yang berkilau.Kelebihan:Platinum merupakan salah satu logam yang populer untuk perhiasan. Platinum sendiri melambangkan cinta yang murni dan abadi. Platinum tidak memuai jika terkena panas, tidak memudar dan tidak menimbulkan rekasi alergi sehingga cocok digunakan untuk orang yang memiliki kulit sensitif atau alergi terhafap nikel.Kekurangan:Walapun kuat, seiring dengan berjalannya waktu cincin platinum akan membentuk lapisan kecokelatan atau kehijauan karena oksidasi. Akan tetapi warna putih berkilau pada platinum bisa dikembalikan dengan memolesnya di toko perhiasan. Selain itu, platinum adalah logam yang berat dan padat sehingga lebih banyak digunakan untuk cincin, liontin kecil dan anting untuk wanita. Emas Kuning Tampilan:Emas murni (24 karat) terlalu lunak untuk digunakan sebagai perhiasan. Sehingga, untuk menambah kekuatan dan mengubah warnanya, emas murni harus dicampur dengan
logam lainnya. Umumnya, emas kuning untuk perhiasan didapatkan dari campuran perak dan tembaga.Kelebihan:Emas kuning tahan akan korosi dan kuat, namun cuku lunak untuk dijadikan perhiasan dengan desain yang rumit. Tidak hanya itu, warna emas kuning juga tidak memudar.Kekurangan:Emas kuning mudah tergores, namun goresan tersebut bisa dihilangkan dengan memolesnya. Akan tetapi Anda akan kehilangan emas dalam jumlah yang kecil saat memolesnya. Emas Putih Tampilan:Putih yang terang dan berkilau. Emas putih didapatkan dari campuran emas murni dengan silver atau nikel, tembaga dan zinc, lalu dilapisi kembali dengan rhodium agar aman digunakan untuk orang yang alergi terhadap nikel.Kekurangan:Sama halnya dengan emas kuning, emas putih juga tidak memudar dan kuat, namun cukup lunak untuk dibentuk menjadi perhiasan.Kelemahan:Lapisan rhodium dapat memudar. Oleh karena itu, perhiasan dari emas putih harus dilapisi kembali dengan rhodium setelah digunakan dalam waktu tertentu. Emas Pink/ Hijau Tampilan:Emas pink atau biasa disebut rose gold berwarna emas dengan bayangan merah muda, sedangkan emas hijau berwarna kuning kehijau-hijauan. Rose gold terbuat dari campuran emas murni dengan tembaga dan perak, sedangkan emas hijau terbuat dari campuran emas murni dan perak.Kelebihan:Emas pink dan emas hijau tidak mudah memudar warnanya dan dapat dibentuk menjadi perhiasan yang cantik.Kekurangan:Karena sifatnya yang lunak, maka emas pink dan emas hijau pun mudah tergores. Akan tetapi Anda bisa menghilangkan goresan tersebut dengan memolesnya. Sterling Silver Tampilan:Perak memiliki warna putih yang lebih keabu-abuan dibanding platinum.Kelebihan:Perak murni terlalu lunak untuk digunakan sehari-hari, sehingga harus dicampur dengan tembaga atau logam lainnya untuk membuatnya menjadi lebih kuat. Sterling silver terdiri dari 92,5% perak murni dan biasanya ditulis dengan “925″. Kelebihan lain dari perak terletak pada harganya yang lebih terjangkau dibanding logam mulia lainnya.Kekurangan:Perak mudah tergores dan memudar warnanya. Oleh karena itu, perhiasan dari sterling silver harus disimpan pada tempat perhiasan yang tahan terhadap noda. Palladium Tampilan:Palladium merupakan keluarga dari platinum. Oleh karena itu, seperti platinum, palladium pun memiliki warna putih natural yang berkilau.Kelebihan:Sama halnya dengan platinum, palladium adalah logam mulia yang kuat, tidak memuai saat dipanaskan, tidak memudar, dan tidak menimbulkan reaksi alergi. Selain itu, palladium lebih ringan dibanding platinum.Kekurangan:Karena palladium adalah logam perhiasan yang baru, maka banyak orang yang belum mengenal palladium.
Titanium Tampilan:Memiliki warna hitam atau keabu-abuan. Titanium biasanya digunakan untuk membuat cincin.Kelebihan:Titanium tidak menimbulkan rekasi alergi dan nyaman saat digunakan. Titanium juga cukup tahan lama dan tidak perlu dicampur dengan logam lainnya.Kekurangan:Sayangnya, cincin titanium tidak bisa diubah ukurannya atau ditambahkan ukiran, serta tidak memungkinkan juga untuk memasang batu permata pada titanium. Hal ini dikarenakan panas yang digunakan dapat merusak titanium.
BESARAN Pengertian Besaran Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu 1. dapat diukur atau dihitung 2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai 3. mempunyai satuan Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat dikatakan sebagai besaran. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu : 1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca. 2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah. Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2 1. Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu. 2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Saat membahas bab Besaran dan Satuan maka kita tidak akan lepas dari satu kegiatan yaitu pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam 1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain. 2. Besaran sekalar adalah besaranyang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan, perlajuan dan lain-lain.