Fisdas 3 Klompok 3 (garis Gaya & Hukum Gauss) Fix.docx

  • Uploaded by: NurVikaAmilia
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fisdas 3 Klompok 3 (garis Gaya & Hukum Gauss) Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,215
  • Pages: 22
FISIKA DASAR 3 GARIS GAYA DAN HUKUM GAUSS

DISUSUN OLEH : KELOMPOK

TJOK ISTRI AGUNG CESHIA UTARI DEWI

1813021020/IIB

ALDI PRAYOGA

1813021029/IIB

MADE OKYTADEVI

1513021069

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2019

1

KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Garis Gaya dan Hukum Gauss” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan, serta semangat dari berbagai pihak. Untuk itulah dengan penuh rasa hormat penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini. Penulis sadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan agar nantinya dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal. Dalam kesempatan ini penulis juga mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan dalam makalah ini dan proses yang dilalui dalam penyusunannya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Om Santih, Santih, Santih, Om

Singaraja, 2 Maret 2019 Penulis

2

DAFTAR ISI COVER……………………………………………………………………………………………1 KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6 A. Garis Gaya ........................................................................................................................... 6 B. Garis Gaya Pada Muatan Positif .......................................................................................... 6 C. Garis Gaya Pada Muatan Positif dan Negatif ...................................................................... 7 D. Fluks Medan Listrik ............................................................................................................. 8 E. Hukum Gauss ..................................................................................................................... 10 1.

Perhitungan Medan Listrik dengan Menggunakan Hukum Gauss............................... 111

Contoh Soal: ............................................................................................................................ 166 BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 22

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG Pada materi sebelumnya telah dijelaskan tentang Hukum Coulomb. Untuk beberapa kasus tertentu yang memiliki tingkat kesimetrian tinggi, Hukum Coulomb dapat dinyatakan dengan bentuk lain yaitu Hukum Gauss. Namun sebelumnya kita harus dapat memahami apa yang dimaksud dengan garis gaya dan fluks medan listrik. Kedua konsep ini harus dapat dipahami karena berkaitan erat dengan Hukum Gauss itu sendiri. Garis gaya adalah suatu garis khayal yang digambarkan keluar dari muatan positif dan masuk ke muatan negative. Sedangkan fluks medan listrik merupakan jumlah garis-garis medan listrik yang menembus tegak lurus pada suatu bidang. Hukum Gauss adalah sebuah alternatif untuk menjelaskan bagaimana muatan listrik dan medan listrik berperilaku. Salah satu konsekuensi dari hukum ini adalah bahwa muatan listrik statik pada konduktor terdapat pada permukaan konduktor itu, bukan di bagian dalam dari konduktor. Sebagai contohnya, saat seorang mendapatkan muatan listrik ketika menyentuh bola logam bermuatan. Hukum Gauss adalah bagian dari kunci penggunaan pertimbangan simetri untuk menyederhanakan perhitungan medan listrik.

1.2.RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu antara lain: 1. Apa yang dimaksud dengan garis gaya? 2. Bagaimana garis gaya pada muatan positif? 3. Bagaimana garis gaya pada muatan positif dan negative? 4. Apa itu fluks listrik? 5. Apakah artinya Hukum Gauss? 6. Bagaimana perhitungan medan listrik menggunakan Hukum Gauss? 7. Bagaimana Penerapan Hukum Gauss 4

1.3.TUJUAN Terdapat beberapa tujuan yang ingin kami capai dari rumusan masalah diatas yaitu, 1. Mampu menjelaskan pengertian garis gaya 2. Dapat menjelaskan garis gaya sekitar muatan listrik positif 3. Dapat menjelaskan garis gaya sekitar muatan listrik positif dan negatif 4. Dapat mengerti fluks listrik 5. Mampu menjelaskan Hukum Gauss 6. Mengerti tentang perhitungan medan listrik menggunakan Hukum Gauss 7. Mengetahui bagaimana penerapan Hukum Gauss 1.4.MANFAAT Dari tujuan diatas, maka manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah 1. Memberikan pengetahuan yang lebih mendalam lagi mengenai pengertian garis gaya baik disekitar muatan positif maupun positif dan negatif, pengertian mengenai fluks listrik, mampu menjelaskan Hukum Gauss dan dapat menggunakannya untuk menghitung medan listrik dan kuat medan listrik pada bola konduktor berongga. 2. Menambah modul pembelajaran mengenai pengertian garis gaya baik disekitar muatan positif maupun positif dan negatif, pengertian mengenai fluks listrik, menjelaskan Hukum Gauss dan dapat menggunakannya untuk menghitung medan listrik dan kuat medan listrik pada bola konduktor berongga. 3. Memberikan tambahan wawasan mengenai pengertian garis gaya baik disekitar muatan positif maupun positif dan negatif, pengertian mengenai fluks listrik, menjelaskan Hukum Gauss dan dapat menggunakannya untuk menghitung medan listrik dan kuat medan listrik pada bola konduktor berongga.

5

BAB II PEMBAHASAN

A. Garis Gaya Faraday menggambarkan arah dan besar medan listrik dalam bentuk garis-garis berarah yang disebut garis-garis gaya atau garis-garis medan lsitrik. Garis gaya atau yang sering disebut dengan garis-garis medan listrik ini digambarkan sedemikian rupa sehingga menggambarkan arah gaya yang disebabkan oleh medan tersebut pada muatan tes positif (Giancoli,1999:18). Garis gaya atau yang disebut dengan line of force ini merupakan sebuah cara yang digunakan untuk memandang pola-pola dari medan listrik. Garis gaya medan listrik bukanlah besaran nyata melainkan suatu abstraksi atau angan–angan atau gambaran yang menyatakan arah medan listrik di berbagai tempat di dalam ruang bermedan listrik, yakni yang polanya menyatakan distribusi arah medan listrik. Di sekitar muatan listrik, baik muatan positif maupun negatif timbul garis gaya. Garis ini merupakan suatu garis khayal yang digambarkan keluar dari muatan positif dan masuk ke muatan negative. Kuat medan listrik pada suatu titik menyinggung garis gaya. Di tempat yang bermedan kuat, garis gaya dilukiskan rapat. Bila medan lemah, garis gaya dilukiskan renggang. Adapun hubungan di antara garis-garis gaya dan vector medan listrik adalah : a.

Garis singgung kepada sebuah garis gaya pada setiap titik memberikan arah E pada titik tersebut.

b.

Garis-garis gaya digambarkan sehingga banyaknya garis persatuan luas nampang adalah sebanding dengan besarnya E. Kuat medan akan lebih besar jika lebih dekat dengan kutubnya sedangkan yang ditengah-tengah atau yang lebih jauh dari kutub kuat medannya lebih kecil.

c.

Garis-garis medan listrik dimulai dari muatan positif dan berakhir pada muatan negatif dan jumlah pada awal dan akhir sebanding dengan besar muatan.

B. Garis Gaya Pada Muatan Positif Benda yang bermuatan listrik dikelilingi sebuah daerah yang disebut medan listrik. Dalam medan ini, muatan listrik dapat dideteksi. Menurut Faraday (1791- 867), suatu medan listrik 6

keluar dari setiap muatan dan menyebar ke seluruh ruangan. Untuk memvisualisasikan medan listrik, dilakukan dengan menggambarkan serangkaian garis untuk menunjukkan arah medan listrik pada berbagai titik di ruang, yang disebut garis-garis gaya listrik. Garis garis gaya yang ditimbulkan oleh muatan positif akan menunjuk radial kearah luar muatan sedangkan pada muatan negative garis gaya akan menunjuk radial kearah dalam muatan (Giancoli,1999:18). Untuk lebih jelasnya lihatlah gambar ilustrasi berikut.

(a)

(b) Gambar 1 : arah garis gaya listrik

( sumber: http://gamesiana.com/pengertian-medan-listrik-dan-rumusnya/ )

Gambar a merupakan partikel bermuatan positif. Garis-garis yang keluar dari partikel a disebut dengan medan listrik. Arah medan listrik pada gambar a keluar dari partikel bermuatan positif. Pada gambar b, merupakan partikel bermuatan negatif. Sama halnya dengan gambar a garis-garis yang ada pada gambar b merupakan medan listrik. Letak perbedaannya terdapat pada arah medan listrik partikel tersebut. C. Garis Gaya Pada Muatan Positif dan Negatif Gambar (a) merupakan Garis garis medan pada sebuah muatan titik positif dan negative di dekatnya yang bermagnitudo sama akan saling Tarik menarik . Pola garis garis medan listrik yang direpresentasikannya memilki simetri putar. mengapa dua partikel tersebut dapat tarik menarik. Hal ini dikarenakan oleh garis gaya yang keluar menjauhi muatan positif 7

menuju ke muatan negative. Sedangkan gambar (b) merupakan garis garis medan listrik untuk dua muatan positif yang sama , kedua muatan akan saling tolak menolak. Garis medan listrik pada partikel tersebut saling menjauhi satu sama lain. Ini terjadi karena garis gaya yang ada di kedua partikel sejenis menjauhi muatan positif itu (Halliday,2010:27). Untuk lebih jelasnya lihatlah gambar ilustrasi berikut.

(a)

(b)

Gambar 2: garis gaya muatan positif dan negatif ( sumber : https://rumushitung.com/wp-content/uploads/2014/06/arah-keluar-masuk.png )

D. Fluks Medan Listrik Dalam hal ini akan dibahas tentang suatu teknik sederhana untuk menentukan kuat medan listrik bagi distribusi muatan continue yang di kembangkan oleh Karl Friedrich Gauss (1777-1855). Gauss menurunkan hukumnya berdasarkan pada konsep garis-garis medan listrik dan hal ini berhubungan dengan fluks listrik. Fluks Listrik didefinisikan sebagai jumlah garis-garis medan listrik yang menembus tegak lurus suatu bidang Fluks medan listrik (𝛷𝐸 ) memberikan gambaran tentang banyaknya garis gaya listrik yang ⃗⃗⃗⃗⃗ dan menembusi luasan secara normal. Jika medan listrik itu 𝐸⃗ menembusi elemen luasan 𝑑𝐴 sudut antara 𝐸⃗ terhadap ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑑𝐴 adalah

, maka fluks medan listrik dimaksud memenuhi

persamaan: ⃗⃗⃗⃗⃗ atau Φ = ∫ 𝐸 𝑑𝐴 𝑐𝑜𝑠𝜃 Φ𝐸 = ∫ 𝑑Φ𝐸 = ∫ 𝐸⃗ . 𝑑𝐴

8

Dari persamaan diatas berarti nilai Φ𝐸 maksimum ketika 𝐸⃗ sejajar dengan ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑑𝐴 , dan minimum ketika 𝐸⃗ berlawanan dengan ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑑𝐴 (Murdaka & Tri Kuntoro,2010:11). berikut ini diuraikan beberapa contoh menentukan fluks medan listrik: Fluks Listrik didefinisikan sebagai jumlah garis-garis medan listrik yang menembus tegak lurus suatu bidang. Dimana dalam menentukan fluk terdapat dua cara yaitu:

Gambar 3 : fluks dengan garis sejajar bidang (sumber: https://rebanas.com/gambar/images/03-bab2-listrik-sebuah-bola-bermuatan-negatif-10-gambar-arah)

Jika terdapat garis-garis gaya dan suatu medan listnik homogen yang menembus tegak lurus suatu bidang seluas A, jumlah garis medan yang menembus tegak lurus bidang tersebut sama dengan perkalian E dan A. Perkalian antara E dan A. Jika garis-garis medan listrik tegak lurus dengan luas permukaan yang dilewatinya seperti pada gambar, maka sudut antara garis medan listrik dengan garis normal adalah 0o, di mana cos 0o = 1. Dengan demikian persamaan fluks pada gambar diatas yaitu : Φ = E. A = 𝐸 .𝐴

9

Gambar 4 : garis gaya yang menembus permukaan dengan sudut 𝜃 (sumber: https://www.emaze.com/@AFQIQLIL )

Dengan 𝜃 adalah sudut antara E dan arah normal bidang n. Arah normal bidang adalah arah yang tegak lurus terhadap bidang (lihat gamabar). Garis garis gaya yang menembus permukaan dengan sudut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Φ = E. A cos 𝛳 Φ = fluks Iistrik (Nm2/C atau weber)

Keteragan:

E = kuat medan listrik (N/C) A = luas bidang yang ditembus medan listrik (m2) 𝜃 = besarnya sudut yang dibentuk

Dari konsep fluks listrik inilah,gauss menemukan hukumnya yang disebut Hukum Gauss. E. Hukum Gauss Hukum Gauss adalah sebuah hubungan antara medan di semua titik pada permukaan dengan muatan total yang tercakup di dalam permukaan itu. Hal ini mungkin kedengarannya menyerupai sebuah cara yang cenderung tidak langsung untuk menyatakan sesuatu, tetapi terbukti akan merupakan sebuah hubungan yang sangat berguna. Selain kegunaannya sebagai alat perhitungan, hukum Gauss akan membantu kita mendapatkan penglihatan (insight) yang lebih dalam mengenai medan listrik. 10

Hukum Gauss dapat digunakan untuk menghitung medan listrik dari sistem yang mempunyai kesimetrian yang tinggi (misalnya simetri bola, silinder, atau kotak). Untuk menggunakan hukum gauss perlu dipilih suatu permukaan khayal yang tertutup (permukaan gauss). Bentuk permukaan tertutup tersebut dapat sembarang. Hukum Gauss memiliki kemiripan dengan Hukum Coulomb, yaitu merumuskan gaya interaksi Antaramuatan listrik yang diam. Hanya saja , pada Hukum Gauss secara eksplisit menampilkan hubungan Antara muatan listrik dengan medan lsitrik yang dikerahkannya. Hukum Gauss menyatakan bahwa “Fluks medan listrik oleh medan listrik menembusi luasan yang dibatasi oleh lingkup tertutup adalah sebanding dengan muatan neto yang dilingkupnya” (Murdaka & Tri Kuntoro,2010:13). Diawali dengan medan sebuah muatan titik positif tunggal q. Garis-garis medan itu dipancarkan ke luar sama besar dalam semua arah. Kemudian ditempatkan muatan ini di pusat sebuah permukaan bola khayal yang jari-jarinya R. Besar E dari medan listrik di tiaptiap titik pada permukaan itu diberikan oleh 𝐸=

1 𝑞 4𝜋𝜖0 𝑅 2

Di setiap titik pada permukaan itu, 𝐸⃗ tegak lurus terhadap permukaan, dan besarnya sama di tiap-tiap titik. Fluks listrik total adalah hasil kali dari besarnya medan E dan luas total 𝐴 = 4𝜋𝑅 2 dari bola itu adalah : Di setiap titik pada permukaan itu, 𝐸⃗ tegak lurus terhadap permukaan, dan besarnya sama di tiap-tiap titik. Fluks listrik total adalah hasil kali dari besarnya medan E dan luas total 𝐴 = 4𝜋𝑅 2 dari bola itu adalah :

E= 𝐸𝐴 =

1

𝑞

4𝜋𝜖0 𝑅 2

(4𝜋𝑅 2 ) =

𝑞 𝜖0

1. Perhitungan Medan Listrik dengan Menggunakan Hukum Gauss 

Medan Listrik pada Keping Sejajar

11

Gambar 5 : medan listrik keeping sejajar (sumber: https://akateljakartacommunity.wordpress.com/tag/medan-listrik-di-antara-dua-keping-sejajar/ )

Medan listrik di antara pelat sejajar dapat dihitung dengan mudah menggunakan Hukum Gauss. Dua buah pelat keping yang memiliki luas A masing-masing diberi muatan sama tersebar merata, tetapi berlawanan jenis, yaitu +q dan —q seperti pada gambar di atas. Rapat muatan q tiap keping didefinisikan sebagai muatan q per satuan luas A. Secara maternatis, dituliskan sebagai berikut. 𝝈= Keterangan:

𝒒 𝑨

σ = rapat muatan (C/m2) q = muatan listrik A = luas penampang (m)



Kuat Medan Listrik E Pada Pelat Konduktor

Kuat medan listrik E pada pelat konduktor ditentukan berdasarkan konsep Hukum Gauss. Caranya dengan membuat suatu permukaan tertutup, seperti silinder untuk memudahkan perhitungan. Perhatikan Gambar dibawah.

12

Persamaan fluks listrik pada silinder tertutup tersebut adalah : Φsilinder tertutup =Φ 1 + Φ 2 +Φ 3= E A1 cos 0o + E A2 cos 90o+ E A3 cos 0o Oleh karena A1 = A2 = A3 = A maka Φ silinder tertutup = 2 E.A 𝑞

Dari persamaan: Φ silinder tertutup = 𝜀

0

sehingga:

𝑞

2EA=𝜀

menjadi

0

𝑞

E = 2𝜀

0𝐴

Oleh karena q/A = σ (rapat muatan) maka kuat medan listrik E yang ditimbulkan oleh satu pelat konduktor dinyatakan dengan persamaan 𝜎

E = 2𝜀

0

Dengan demikian besarnya kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh 2 pelat konduktor dinyatakan dengan persamaan 𝜎

E=𝜀

0

Keterangan:

13

σ = rapat muatan (C/m2) εo = permitivitas ruang hampa (8,85 x 10-12 C2/Nm2)

2. Penerapan Hukum Gauss 1. Bola Konduktor Bermuatan

Bola konduktor berjari-jari R diberi muatan Q muatan itu akan tersebar pada permukaan bola seperti gambar dibawah. Arah medan listrik oleh bola bermuatan sama dengan muatan titik yaitu meninggalkan muatan positif dan menuju muatan negative. Sedangkan kuat medan listriknya dapat ditentukan dari hukum Gauss. Dari hukum Gauss dapat dijelaskan bahwa medan listrik timbul jika ada muatan yang dilingkupinya. Luasan yang dibutuhkan titik A tidak melengkapi muatan berarti kuat medannya nol, E.A = nol. Untuk titik di permukaan bola dan di luar bola akan memiliki luasan yang melingkupi muatan Q tersebut sehingga dapat diturunkan dengan hukum Gauss sebagai berikut : 𝐸. (4𝜋𝑅 2 ) =

𝐸 (𝑟 > 𝑅) =

𝑄 𝜀0

1 𝑄 4𝜋𝜀0 𝑟 2

Jadi dapat disimpulkan kuat medan listrik oleh bola konduktor sebagai berikut : Di dalam bola

:E=0 14

Di luar/permukaan

:𝐸

=𝑘

𝑄 𝑟2

2. Medan Listrik Diantara Dua Keping Sejajar Pada dua keeping sejajar yang mempunyai muatan listrik sama, tetapi berlawanan jenisnya, antara kedua keeping tersebut terdapat muatan listrik homogen. Jika luas keeping A, masing-masing keeping bermuatan +q dan –q, medan listrik dinyatakan oleh banyaknya garis-garis gaya, sedangkan garis-garis gaya dinyatakan sebagai jumlah muatan yang menimbulkan garis gaya. Muatan listrik tiap satu satuan luas keeping penghantar didefinisikan sebagai rapat muatan permukaan sigma, yang diukur dalam C/m2. 3. Medan listrik pada kawat lurus panjang tak hingga

Gambar 7 : hukum gauss pada kawat lurus panjang tak hingga (sumber : https://akateljakartacommunity.wordpress.com/tag/medan-listrik-di-antara-dua-kepingsejajar/)

Muatan itu tersebar homogen pada kerapatan 𝜆 , dan mengerahkan medan listrik 𝐸⃗ yang berarah normal terhadap arah memanjang kawat . kuat medan listrik itu pada jarak r dari kawat dinyatakan: 𝐸=

1

𝜆

2𝜋𝜀0 𝑟

4. Bola Padat Berbahan Isolator Sebuah bola pada berbahan isolator berjari jari R, bermuatan +Q yang tersebar dibagian bola. Jika muatan neto yang berada di sebelah dalam bola yang berjari jari r

15

(
1 𝑞 4𝜋𝜀0 𝑟 2

Sifat sebaran homogeny di dalam bola , mengharuskan 𝑄 4 𝜋𝑅 3 3

=4 3

𝑞 𝜋𝑟 3

𝑟 3

atau 𝑞 = 𝑄 (𝑅)

Jika persamaan diatas dikenakan hokum gauss maka diperoleh kaitan : 𝐸=

1 𝑄𝑟 4𝜋𝜀0 𝑅 3

Adapun medan listrik di luar bola isolator (r>R) memenuhi kaitan : 𝐸=

Keterangan :

1 𝑄 4𝜋𝜀0 𝑟 2

E = Medan listrik 𝜀0 = permetivitas ruang hampa ( 8,85 × 10-12 C2/ N m2) R,r = jarak dari muatan listrik Q = muatan listrik

Contoh Soal: 1). Pada gambar di bawah ini ditunjukkan tiga buah plastik bermuatan dan sebuah koin netral (tidak bermuatan). 𝑞1 = 3.1 nC, 𝑞2 = -5.9 nC dan 𝑞3 = -3.1 nC. Tentukan jumlah fluks yang menembus permukaan S1 dan S2.

16

Jawab: Dik: 𝑞1 = +3,1 𝑞2 = -5,9 𝑞3 = -3,1 𝜀0 = 8,85 × 10-12 Dit: Φ = …? Penyelesaian: Φ=

Φ=

𝑞1 𝜀0

=

+3,1 ×10−9

8,85 ×10−12 𝐶2 𝑁𝑚2

𝑞1 +𝑞2 +𝑞3 𝜀0

𝐶

=

=350

𝑁𝑚2 𝐶

(+3,1−5,9−3,1)×109 8,85×10−12

= -670

𝑁𝑚2 𝐶

2). Sebuah bola kecil bermuatan listrik 10 μC berada di antara keping sejajar P dan Q dengan muatan yang berbeda jenis dengan rapat muatan 1,77 × 10-8 C/m2. Jika g = 10 m/s2 dan permitivitas udara adalah 8,85 × 10-12C2/Nm2, hitung massa bola tersebut!

17

Penyelesaian:

Diketahui: q = 10 μC = 10-5 C σ = 1,77 × 10-8 C/m2 g = 10 m/s2 ε0 = 8,85 × 10-12 C2/Nm2

Ditanya: m = ... ?

Pembahasan : 𝐸=

𝜎 1,77 × 108 = = 2.000 𝑁/𝐶 𝜀0 8,85 × 10−12

Dari gambar di atas, syarat bola dalam keadaan setimbang adalah jika : F=w q.E = m.g m=

𝑞𝐸 𝑔

=

=

(10−5 )(2000) 10

2×102 10

m

= 2×10-3 kg

m

= 2 gram

3). Hitunglah fluks listrik pada suatu bidang persegi yang berukuran 20×15 cm, jika kuat medan listrik homogen sebesar 150 N/C dan arahnya: 18

a. sejajar bidang b. membentuk sudut 37o terhadap bidang c. tegak lurus terhadap bidang

Penyelesaian : Diketahui : Luas persegi A = (20cm x 15cm) = 300cm2 = 3.10-2 m2; Kuat medan listrik E = 150N/C Fluks listrik dapat diperhatikan pada gambar berikut.

a. untuk sudut θ = 90o Φ = EA cos 90o = 150N/C (3×10-2 m2)(0) Φ=0 b. untuk sudut θ = 53o Φ = EA cos 53o = 150N/C (3×10-2 m2)(0,6) 19

Φ = 2,7 wb c. untuk sudut θ = 0o Φ = EA cos 0o = 150N/C (3×10-2 m2)(1) Φ = 4,5 wb

20

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan 

Garis gaya atau yang disebut dengan line of force ini merupakan sebuah cara yang digunakan untuk memandang pola-pola dari medan listrik. Garis gaya medan listrik merupakan suatu abstraksi yang menyatakan arah medan listrik di berbagai tempat di dalam ruang bermedan listrik. Garis garis gaya yang ditimbulkan oleh muatan positif akan menunjuk radial kearah luar muatan sedangkan pada muatan negative garis gaya akan suatu menunjuk radial kearah dalam muatan



Karl Friedrich Gauss (1777-1855). Gauss menurunkan hukumnya berdasarkan pada konsep garis-garis medan listrik dan hal ini berhubungan dengan fluks listrik. Fluks Listrik didefinisikan sebagai jumlah garis-garis medan listrik yang menembus tegak lurus suatu bidang. Dari konsep fluks listrik inilah,gauss menemukan hukumnya yang disebut Hukum Gauss. Hukum Gauss menyatakan bahwa “Fluks medan listrik oleh medan listrik menembusi luasan yang dibatasi oleh lingkup tertutup adalah sebanding dengan muatan neto yang dilingkupnya”

3.2. Saran Berdasarkan pembahasan dalam makalah penulis, maka yang dapat dijadikan saran adalah sebagai berikut. 1. Mahasiswa hendaknya menguasai dan memahami materi tentang listrik khususnya mengenai garis gaya baik disekitar muatan positif maupun muatan positif dan negatif, mengenai fluks listrik, Hukum Gauss dan dapat menggunakannya untuk menghitung medan listrik dan kuat medan listrik pada bola konduktor berongga. 2. Mahasiswa hendaknya mampu menerapkan konsep listrik khususnya mengenai garis gaya baik disekitar muatan positif maupun muatan positif dan negatif, mengenai fluks listrik, Hukum Gauss dan dapat menggunakannya untuk menghitung medan listrik dan kuat medan listrik pada bola konduktor berongga beserta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

21

DAFTAR PUSTAKA

Resnick, Halliday,Walker.2010.Fisika Dasar Edisi 7 Jillid 1 . Jakarta : Erlangga Giancoli,Douglas C.1999.Fisik Edisi kelima Jilid 2, Jakarta: Penerbit Erlangga Jati,Bambang Murdaka Eka dan Priyambodo,Tri Kuntoro.2010.Fisika Dasar ListrikMagnet-Optika-Fisika Modern. Yogyakarta. Andi Marwanrossi.2013.Medan

Listrik

Diatara

Dua

Keping

https://akateljakartacommunity.wordpress.com/tag/medan-listrik-di-antara sejajar/

Sejajar. dua-keping-

(diakses pada 28 februari 2019)

22

Related Documents


More Documents from "Alifta"