Firda Widianti_offering B_jurbel Ke-3

  • Uploaded by: Firda Widianti
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Firda Widianti_offering B_jurbel Ke-3 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,192
  • Pages: 9
JURNAL BELAJAR KE-3 PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA Dosen Pengampu Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd

I.

IDENTITAS

Nama

: Firda Widianti

NIM

: 160341606030

Hari, Tanggal : Kamis–Jum’at, 7 Februari 2019 – 8 Februari 2019 Kelas/Off

: B-B

Topik

: 1. PermenDikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah 2. PermenDikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

II.

ISI REFLEKSI

A.

KONSEP YANG DIPELAJARI

1.

Pertemuan I PermenDikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah Peraturan pemerintah No. 20 Tahun 2016 ini memuat mengenai standar

kompetensi lulusan. Terdapat 3 pasal pada peraturan pemerintah ini. Pasal 1 terdiri dari 3 ayat, ayat (1) pasal 1 menjelaskan mengenai tujuan penggunaan standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah yaitu digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Selanjutnya ayat (2) pasal 1 menjelaskan bagian dari standar kompetensi lulusan yaitu terdiri dari: a. Kompetensi lulusan SD/MI/SDLB/paket A; b. Kompetensi lulusan SMP/MTS/SMPLB/paket B; dan c. Kompetensi lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/paket C.

Untuk ayat (3) pasal 1 menjelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri. Pasal 2 menjelaskan mengenai ketidakberlakuan peraturan menteri sebelumnya yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 menjelaskan mengenai tanggal berlakunya Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2016 mengenai Standar Kompetensi Lulusan. BAB I Pendahuluan yang terdapat pada salinan lampiran menjelaskan bahwa sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. BAB II mengenai Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan menjelaskan bahwa setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang pendidikan memperhatikan: a. perkembangan psikologis anak; b. lingkup dan kedalaman; c. kesinambungan; d. fungsi satuan pendidikan; dan e. lingkungan. Jadi, kesimpulan implementasi yang didapatkan dari Peraturan Menteri ini antara lain:

a. SD: implementasi perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan masih dalam lingkup yang lebih sederhana; b. SMP: implementasi perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan masih dalam lingkup kompleks; c. SMA: implementasi perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan masih dalam lingkup yang sangat kompleks.

2.

Pertemuan 2 PermenDikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah Peraturan pemerintah No. 21 Tahun 2016 ini memuat hal mengenai Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan pemerintah ini terdiri dari 4 pasal. Pasal 1 terdiri dari 9 ayat. Pasal 1 ayat (1) menjelaskan Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi terdiri dari Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Pasal 1 ayat (2) menjelaskan mengenai Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Pasal 1 ayat (3) menjelaskan mengenai perumusan ruang lingkup materi yang spesifik. Pasal 1 ayat (4) menjelaskan mengenai standar isi untuk peminatan kejuruan pada SMK/MAK. Pasal 1 ayat (5) menjelaskan mengenai pencapaian Kompetensi Inti. Pasal 1 ayat (6) menjelaskan mengenai perumusan Kompetensi Dasar pada tiap Kompetensi Inti untuk tiap mata pelajaran. Pasal 1 ayat (7) menjelaskan mengenai perumusan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti sikap spiritual. Pasal 1 ayat (8) menjelaskan mengenai perumusan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti sikap sosial. Pasal 1 ayat (9) menjelaskan mengenai lampiran Standar Isi yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Pasal 2 menjelaskan mengenai satuan pendidikan dasr dan menengah wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri yang paling lambat 3 (tiga) tahun untuk semua tingkat kelas. Pasal 3 menjelaskan mengenai ketidakberlakuan Peraturan Menteri sebelumnya yaitu Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 64 Tahun 2013

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 4 menjelaskan mengenai tanggal diberlakukannya Peraturan menteri No. 21 Tahun 2016 mengenai Standar Isi. Salinan pada lampiran Peraturan Menteri ini terdiri dari 2 BAB yaitu BAB I pendahuluan dan BAB II tingkat kompetensi.

Hal penting yang dapat diambil dari BAB I Pendahuluan ini adalah dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas Indonesia Tahun 2045, telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang berbasis pada Kompetensi Abad XXI, Bonus Demografi Indonesia, dan Potensi Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara Ekonomi Terbesar Dunia, dan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan peradaban dunia. Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitasaktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitasaktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitasaktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Hal penting yang dapat diambil dari BAB II Tingkat Kompetensi adalah Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang selanjutnya disebut Kompetensi Inti (KI). Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kompleks intensitas pengalaman belajar peserta didik dan proses pembelajaran serta penilaian.

B.

RELEVANSI POKOK PIKIRAN DENGAN HASIL EKSPLORASI No. 1.

Pemahaman Sebelum Sebelumnya

saya

Pemahaman Sesudah

belum Peraturan

Menteri

Pendidikan

mengetahui pengganti Peraturan Nasional Nomor 54 Tahun 2013 Menteri

Pendidikan

Nasional Tentang

Standar

Kompetensi

Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Lulusan untuk Satuan Pendidikan Standar

Kompetensi

Lulusan Dasar dan Menengah tidak berlaku,

untuk Satuan Pendidikan Dasar diganti dengan Peraturan Menteri dan Menengah

Pendidikan Tahun

Nasional

2016

Nomor

Tentang

20

Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2.

Sebelumnya

saya

belum Peraturan

Menteri

Pendidikan

mengetahui pengganti Peraturan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 Menteri Pendidikan

Nasional tentang Standar Isi untuk Satuan

Nomor 64 Tahun 2013 tentang Pendidikan Dasar dan Menengah Standar

Isi

untuk

Satuan tidak

Pendidikan Dasar dan Menengah

berlaku,

Peraturan

diganti

Menteri

dengan

Pendidikan

Nasional Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 3.

Sebelumnya

saya

mengetahui

tujuan

kompetensi lulusan

belum Standar

Kompetensi

standar digunakan

sebagai

Lulusan

acuan

utama

pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar

pendidik

dan

tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. 4.

Sebelumnya

saya

belum Setiap lulusan satuan pendidikan

mengetahui 3 dimensi kompetensi dasar inti

dan

menengah

memiliki

kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap,

pengetahuan,

dan

keterampilan. Sehingga lulusan perlu mencapai 3 dimensi tersebut.

5.

Sebelumnya

saya

belum Standar Isi merupakan

mengetahui pengertian standar isi

mengenai

ruang

kriteria

lingkup

materi

dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 6.

Sebelumnya

saya

mengetahui

pengertian

belum Tingkat

Kompetensi

merupakan

tingkat kriteria capaian kompetensi yang

kompetensi

bersifat generik yang harus dipenuhi oleh

peserta

didik

pada

setiap

jenjang pendidikan dalam rangka pencapaian

Standar

Kompetensi

Lulusan. 7.

Sebelumnya

saya

belum Dimensi

mengetahui berbagai klasifikasi diklasifikasikan tentang dimensi pengetahuan

konseptual,

pengetahuan menjadi

faktual,

prosedural,

serta

metakognitif yang penguasaannya dimulai sejak Tingkat Pendidikan Dasar hingga Tingkat Pendidikan Menengah.

C. 1.

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN SERTA PEMECAHAN SOLUSINYA Mengapa standar kompetensi lulusan menjadi peraturan pemerintah yang direvisi terlebih dahulu yaitu menjadi Peraturan pemerintah No. 20 Tahun 2016? Jawaban: Karena standar kompetensi lulusan ini digunakan sebagai acuan utama pengembangan 7 standar nasional pendidikan yang lain, seperti pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Sehingga standar kompetensi lulusan ini perlu direvisi terlebih dahulu untuk merevisi 7 standar nasional pendidikan yang lain.

2.

Bagaimana contoh implementasi dimensi sikap pada tingkat pendidikan SMA? Jawaban: Sebagai seorang pendidik terutama dalam pendidik biologi, saya akan memotivasi peserta didik agar mampu membangun sikap yang positif sehingga memiliki karakter yang baik. Seperti halnya saat memberi tugas berupa laporan, siswa dituntut untuk dapat bertanggungjawab penuh terhadap tugasnya, selain itu

perlu diterapkan kejujuran dalam mengerjakan tugas, jika terdapat siswa yang melakukan plagiasi terhadap tugas yang diberikan, maka guru (saya) akan memberikan sanksi yang tegas dan sesuai. Ranah sikap ini perlu dibangun sejak awal agar peserta didik termotivasi dan memiliki self regulation jika suatu saat siswa mendapat kesempatan belajar di kawasan internasional. Selain itu, ranah sikap ini perlu dikembangkan dalam setiap KD mata pelajaran biologi, misalnya dengan mensyukuri segala nikmat yang telah Tuhan berikan. 3.

Bagaimana contoh implementasi dimensi pengetahuan pada tingkat pendidikan SMA? Jawaban: Sebagai seorang pendidik biologi, saya harus mampu memotivasi siswa untuk memiliki pengetahuan yang mampu berkembang sesuai dengan teknologi. Seperti contohnya dalam mengajar KD mengenai Perubahan Lingkungan kelas X, guru sebaiknya menggunakan metode diskusi agar pengetahuan siswa lebih berkembang dan siswa dapat menyampaikan pendapat secara luas.

4.

Bagaimana contoh implementasi dimensi keterampilan pada tingkat pendidikan SMA? Jawaban: Sebagai seorang pendidik biologi, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang produktif. Pada Abad 21 ini, siswa dituntut untuk mampu menguasai

4

ranah

keterampilan

antara

lain

keterampilan

berpikir

kreatif,kolaboratif, kritis dan komunikatif. Misalnya dalam proses pembelajaran KD Sistem Pencernaan kelas XI, guru menggunakan model PBL agar siswa terampil dalam memecahkan masalah. Guru menyediakan suatu kasus misalnya penyakit sistem pencernaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga nantinya siswa diminta untuk merumuskan masalah dan menemukan solusi sehingga akan terampil dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu, keterampilan ini perlu dibangun oleh guru menggunakan berbagai model pembelajaran yang ada. 5.

Bagaimana perbedaan pengalaman belajar dan proses pembelajaran pada tingkat kompetensi yang berbeda? Jawaban: Tingkat kompetensi yang berbeda akan menuntut pembelajaran dan penilaian dengan focus dan penekanan yang berbeda pula. Semakin tinggi tingkat kompetensi, semakin kompleks intensitas pengalaman belajar peserta didik dan proses pembelajaran serta penilaian.

D. 1.

SELF REGULATED LEARNING Self Reflection Learning Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan pada minggu ini mengenai

permen 20 dan 21 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, saya masih merasa kesulitan dalam mengimplementasikan ranah keterampilan siswa pada beberapa materi atau kompetensi dasar tertentu, saya masih merasa bingung membedakannya dengan ranah pengetahuan siswa. Menurut saya dalam proses pengimplementasiannya, 2 ranah tersebut tidak bisa dipisahkan atau saling berhubungan. Selain itu, kekurangan yang lain yaitu membedakan materi mengenai fakta, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Saya juga merasa kesulitan dalam membedakan ranah lingkup pengimplementasian dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan pada jenjang pendidikan yang berbeda (SD, SMP, SMA). 2.

Evaluation Untuk mengatasi hal tersebut, tentunya saya banyak membaca kajian pustaka

mengenai berbagai ranah dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, saya juga aktif saat bertanya kepada Dosen Matakuliah ini yaitu Ibu Endah dan juga Asisten Dosen. Dari penjelasan mengenai berbagai pengimplementasian tersebut, saya merasa lebih mengerti dan dapat membedakan ketiga ranah tersebut. Untuk lebih memahami ketiga ranah tersebut, sebaiknya kita banyak membaca dan lebih open minded mengenai berbagai pengimplementasian 3 ranah (sikap, pengetahuan dan keterampilan). Sehingga saat menjadi guru, kita seharusnya mampu mengimplentasikannya ke dalam berbagai Kompetensi Dasar atau materi pembelajaran biologi. Untuk strategi mengikuti pembelajaran selanjutnya, sebaiknya kita harus menyiapkan segala hal yang optimal sebelum mengikuti proses pembelajaran seperti membuat self planner dengan sungguhsungguh.

KRITERIA PENILAIAN JURNAL MATAKULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM BIO SMA SEMESTER GENAP 2018-2019 No.

Elemen

I. Identitas 1 Nama dicantumkan 2 Seluruh masukan dibubuhi tanggal 3 Topik yang dipelajari dicantumkan II. Isi Refleksi 4 Mengeksplor beragam pokok-pokok pikiran yang telah dipelajari 5 Relevansi pokok-pokok pikiran dengan hasil eksplorasi 6 Mengidentifikasi permasalahan/pertanyaan beserta pemecahannya (paling sedikit 5 permasalahan) I. Self Regulated Learning 7. Mampu menemukan kekurangan pada diri sendiri, mengatasi kekurangan, dan merencanakan strategi untuk pembelajaran selanjutnya.

Skor Penilaian Maks 5 5 5

15 15 15

20

IV. Sistematika 8 Jurnal terorganisasi dengan baik dan lengkap

10

V. Lain-lain 9 Ketepatan dalam mengumpulkan jurnal

10

Jumlah Skor Maksimal

100

Related Documents

Ulangan Ke3
August 2019 32
Firda Mutia.doc
May 2020 8
Puisi Firda
August 2019 14
Firda Elt.docx
December 2019 13

More Documents from "Anonymous CKAborxxw"

Daftar Pustaka.docx
April 2020 31
Al-ghazali
October 2019 45
Plato
October 2019 71