KAJIAN EKONOMI PENAMBANGAN BATU ANDESIT CV. HANDIKA KARYA DESA HARGOREJO, KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULONPROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Finanti Puja Dwikasih Program Studi Magister Teknik Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta No. Hp 081372508518, email:
[email protected] RINGKASAN CV Handika Karya (HK) secara administratif terletak di Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. CV.HK merupakan perusahaan pertambangan dengan hasil tambang berupa bahan galian industri batu andesit dengan target produksi sebesar 120.000m3/tahun. Harga jual batu andesit adalah Rp 78.751/m3. Sistem penambangan batu andesit menggunakan tambang terbuka dengan metode quarry. Operasional kegiatan penambangan batu andesit secara garis besar meliputi kegiatan pembersihan lahan (land clearing), pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan. Biaya investasi untuk membuka tambang adalah sebesar Rp.7.308.280.010,- dimana besarnya biaya tersebut merupakan hasil penjumlahan dari modal tetap sebesar Rp.5.189.635.200,-, modal kerja sebesar Rp.2.078.644.810,-, biaya studi dan pengurusan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sebesar Rp.40.000.000,-. Sumber dana yang digunakan untuk membiayai penambangan merupakan 100% modal sendiri. Hasil perhitungan studi kelayakan ekonomi dengan 100% modal sendiri menghasilkan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp6.299.585.279,- , Discounted Cash Flow Rate of Return (DCFROR) sebesar 27%, dan waktu pengembalian modal / Payback Period (PBP) sebesar 3,9 tahun. Dari hasil analisis kelayakan ekonomi diatas, proyek penambagan layak untuk dilaksanakan. Analisis terhadap sensitivitas perubahan kenaikan atau penurunan harga sewa alat sebesar 5%, 10%, dan 15% serta investasi awal sebesar 10%, 20%, dan 30% dengan struktur 100% modal sendiri menunjukkan proyek tersebut tetap layak untuk dilaksanakan. Namun saat terjadi perubahan pada parameter pendapatan, proyek akan mengalami titik nadir dan menjadi bernilai tidak layak ketika mengalami penurunan pendapatan sebesar 12%. Sebaliknya, jika terjadi perubahan kenaikan pendapatan sebesar 4%, 8% dan 12% serta perubahan penurunan pendapatan sebesar 4%, dan 8% menunjukkan proyek tersebut tetap layak untuk dilaksanakan. 1. PENDAHULUAN CV. Handika Karya (HK) mempunyai Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi seluas 30 hektar. WIUP tersebut secara administratif terletak di Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. CV. HK merupakan perusahaan pertambangan dengan hasil tambang berupa bahan galian industri batu andesit. Sistem penambangan yang dilakukan menggunakan tambang terbuka dengan metode penambangan quarry. Kegiatan operasional penambangan batu andesit secara garis besar meliputi pembersihan lahan (land clearing), pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan, sedangkan pemasaran ditujukan ke perusahaan material untuk dibuat menjadi split dengan ukuran -50mm dan dipakai untuk pengerjaan proyek Dinas Pekeriaan Umum, bangunan perumahan dan lain sebagainya. Dalam menjalankan suatu pertambangan, ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan untuk menentukan layak atau tidaknya proyek pertambangan tersebut dilakukan. Pertimbangan tersebut meliputi aspek teknis dan aspek ekonomi, sedangkan kajian yang dilakukan pada penelitian ini adalah aspek ekonomi. Pokok bahasan pada penelitian ini mencakup perhitungan biaya – biaya yang dibutuhkan, pendapatan, perhitungan aliran (cash flow), net present value, discounted rate of return, payback periode dan analisis sensitivitas (sensitive analysis). Kajian keekonomisan ini dibuat berdasarkan
data-data dari rancangan teknis yang telah ada, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan oleh pihak perusahaan. 2. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah : a. Studi Literatur, mencari dan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dilapangan melalui buku ataupun literatur-literatur. b. Observasi Lapangan, dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di lokasi lokasi penelitian yaitu lokasi penambangan batu andesit. c. Pengambilan Data, mendapatkan data – data apa saja yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan penelitian. Data ini diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan (data primer), dan literatur-literatur yang berhubungan dan permasalahan yang ada (data sekunder). Contoh : mengetahui biaya perijinan, biaya konstruksi, biaya sewa alat, biaya pemakaian bahan bakar, data gaji karyawan dll. d. Pengolahan Data, penyususnan data dari hasil survey dilokasi penambangan secara sistematis agar dapat digunakan sebagai bahan analisis. e. Analisis Hasil Pengolahan Data, menyelesaikan masalah dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang ada. f. Kesimpulan, berupa pemanfaatan batu andesit yang akan dapat menambah nilai ekonomis batu andesit dimana batu andesit ini dapat digunakan sebagai bahan baku industri, sehingga dapat menumbuhkan iklim investasi pemanfaatan bahan galian sehingga meningkatkan pendapatan asli daerah Kulon Progo yang selanjutnya dapat dijadikan masukan bagi Perusahaan. 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Aspek Teknis 3.1.1. Penambangan Kegiatan penambangan yang dilakukan secara umum adalah: kegiatan pembersihan lahan (land clearing) dengan menggunakan Excavator Backhoe Komatsu PC 200-8 dan Bulldozer Caterpillar D5M L6P, kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup 1 unit Backhoe PC 200-8 sebagai alat muat dan 2 unit Mitsubishi HD 125 PS sebagai alat angkut, kegiatan pembongkaran batu andesit dengan menggunakan 2 unit alat Hydraulic Rock Breaker (HRB), kegiatan pemuatan dengan menggunakan 1 buah Backhoe PC 200-8 serta kegiatan pengangkutan menggunakan Dumptruck (DT) Mitsubishi HD 125 PS dimana dalam satu kali pengangkutan bahan galian andesit yang dibawa seberat 10 ton (1 rit). 3.1.3. Jalan Angkut Jalan angkut dibuat untuk menghubungkan tempat – tempat tertentu di lingkungan tambang dengan menggunakan alat angkut yang sama. Perhitungan lebar jalan angkut agar dapat dilalui alat angkut tersebut secara optimal adalah sebagai berikut: 1. Lebar jalan lurus : 7 m 2. Lebar jalan tikungan: 10 m 3. Lebar selokan :1m 4. Gradien Maksimum : 8 – 12% (AASHTO 1994) 5. Superelevasi : 4% (AASHTO 1994) 3.1.4. Penyaliran Tambang Perancangan sistem penyaliran dilakukan dengan cara paritan yaitu dengan membuat saluran penyaliran disisi jalan tambang. Rancangan ini didasarkan pada topografi daerah penambangan dengan memperhatikan perbedaan ketinggian agar aliran air bisa terjadi secara alamiah. Cara paritan ini diterapkan karena biaya yang dibutuhkan lebih kecil serta mudah dalam pembuatannya. 3.2. Aspek Ekonomi Nilai ekonomis merupakan nilai investasi yang dinyatakan dalam bentuk nilai uang yang akan dipergunakan sebagai bahan penyusunan aliran uang tunai (cash flow) yang terdiri dari investasi total (modal tetap, bunga masa konstruksi dan modal kerja), pendapatan, biaya operasi, depresiasi, amortisasi, modal pinjaman.
Asumsi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan ini adalah : a. Alternatif struktur pembiayaan adalah 100 % modal sendiri; b. Dalam penentuan tingkat bunga minimum dilakukan perimbangan berdasarkan struktur modalnya. Tingkat bunga minimum yang diinginkan oleh perusahaan adalah 14,5% 3.2.1. Investasi Total Investasi total merupakan jumlah investasi yang disediakan untuk menjalankan usaha penambangan, sebesar Rp. 7.308.280.010,-. 3.2.2. Modal Tetap Merupakan jumlah biaya pembelian peralatan operasi maupun biaya persiapan. Besarnya biaya modal tetap yang dibutuhkan pada tahun ke-0 sebelum proyek beroperasi adalah Rp. 5.189.635.200,-. 3.2.3. Modal Kerja Modal kerja adalah sejumlah modal yang diperlukan untuk membiayai keperluan biaya produksi sebelum proyek tersebut memberikan pendapatan untuk membiayai produksinya sendiri. Modal Kerja= (Rp. 8.314.579.238,-) * (3/12) = Rp. 2.078.644.810,-. 3.2.4. Pendapatan Pendapatan dari penjualan batu andesit dengan total produksi sebesar 120.000 m3/tahun dan diperkirakan harga jual adalah Rp. 78.751,-/m3 dan terdapat eskalasi pendapatan sebesar 6% sehingga pendapatan pada tahun pertama adalah Rp. 9.428.571.429,-. 3.2.5. Biaya Persiapan Penambangan Biaya persiapan penambangan meliputi; biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan izin penambangan, eksplorasi, pembebasan lahan, biaya pembuatan jalan tambang dan saluran. Biaya yang dikeluarkan oleh CV HK untuk persiapan penambangan sebesar Rp.180.000.000,a. Biaya pembebasan lahan Tanah yang dimilik oleh masyarakat sekitar seperti kebun, dan rumah, besarnya biaya pembebasan disesuaikan dengan harga yang umum yang berlaku di daerah tersebut. Besarnya biaya yang diperlukan adalah Rp. 600.000.000,-. b. Biaya konstruksi dan infrastruktur Biaya yang dikeluarkan untuk kontruksi dan infrastruktur adalah Rp. 500.000.000,-. 3.2.6. Biaya Produksi a. Biaya Produksi Tetap Biaya ini terdiri dari : 1) Pengembangan masyarakat Biaya pengembangan masyarakat yang ditujukan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial, ekonomi, budaya yang lebih. Besarnya biaya yang dikeluarkan tiap tahun adalah Rp. 36.000.000,-. 2) Gaji Karyawan Tambang direncanakan beroperasi setelah segala keperluan persiapan tambang telah dilaksanakan. Penentuan besarnya gaji berdasarkan pada UMK Kulonprogo 2015 sebesar Rp. 1.138.000. Jumlah gaji yang dikeluarkan tiap tahun sebesar Rp. 216.000.000,-. 3) Amortisasi Perhitungan amortisasi menggunakan metode satuan produksi diterapkan untuk usaha penambangan. Contoh perhitungan amortisasi untuk tahun pertama adalah sebagai berikut: Target Produksi = 120.000 m3 Total Cadangan = 1.320.000 m3 120.000 Persentase Produksi= 5.445.000 𝑥100% = 9,09% Amortisasi tahun ke-1= 9,09% 𝑥 20.000.000 = Rp. 1.818.182 ,4) Biaya Eksternal Biaya eksternal merupakan biaya yang harus ditanggung atau manfaat tidak langsung yang diberikan dari suatu pihak akibat aktivitas ekonomi. CV. HK mengeluarkan biaya
eksternal sebesar 8.500.000,- per bulan sehingga biaya eksternal yang dikeluarkan tiap tahun adalah Rp. 102.000.000,5) Biaya Sewa Alat Tambang Alat Tambang yang digunakan dalam melakukan proses penambangan adalah 1 unit Hydraulic Rock Breaker CAT 320 D, 1 unit Hydraulic Rock Breaker CAT 336 DL, 1 unit backhoe Komatsu PC-200 serta 23 dumptruck. Biaya sewa alat tambang satu tahun adalah sebesar Rp. 2.764.800.000,-. b. Biaya Produksi Tidak Tetap 1. Perhitungan Biaya Bahan Bakar Biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kebutuhan bahan bakar yang digunakan satu tahun adalah Rp. 963.835.200,- untuk 1 unit breaker CAT 320D, 1 unit CAT 336DL dan 1 unit backhoe Komatsu PC-200 2. Biaya Pemegang Saham Biaya yang dikeluarkan untuk pemegang saham oleh CV. HK adalah 5% dari produksi tambang andesit per m3 dengan total biaya pemegang saham tahun pertama adalah Rp. 471.428.571,-. 3.2.7.Pajak a. Pajak Penghasilan Berdasarkan UU No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, perhitungan pajak adalah menggunakan tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap yaitu 25% dari pendapatan. = 25% x Rp. 2.601.356.540,= Rp. 659.339.135- untuk tahun pertama dan 25% dari pendapatan terpajak pada tahun berikutnya b. Pajak Bumi dan Bangunan Objek pajak yang terkena PBB meliputi bumi lokasi penambangan, dan bangunan. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak untuk Kabupaten Kulon Progo adalah Rp. 8.000.000,sehingga perhitungan pajak bumi dan bangunan adalah sebagai berikut : Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) = Rp. 8.000.000, Nilai Jual Objek Kena Pajak (NJOP) = Rp.394.404.000-Rp.8.000.000 =Rp. 386.404.000, Nilai Jual Kena Pajak = 20% x Rp. 386.404.000,- = Rp. 77.280.800, PBB terutang = Rp. 0,5% x 77.280.800,- = Rp. 386.400,c. Pajak Pengambilan Bahan Galian Berdasarkan Peraturan Daerah Kulon Progo Nomor 4 tahun 2005, maka setiap pengambilan bahan galian akan dikenakan pajak sebesar 20% dari nilai jual pengambilan bahan galian. Sedangkan nilai jual bahan galian batu andesit ditentukan berdasarkan informasi dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kulon Progo Rp. 78.571,- per m3. Dengan target produksi penjualan batu andesit sebesar 120.000 m3 tiap tahunnya, maka besarnya pajak pengambilan bahan galian tahun pertama adalah : 20% x 120.000 m3 x 78.571,-/m3 = Rp. 1.885.714.286,-. 3.2.8.Biaya Jaminan Reklamasi dan Jaminan Pasca Tambang Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara menyatakan bahwa setiap perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan berkewajiban melakukan upaya pengamanan sedemikian rupa terhadap perlengkapan/infrastruktur pertambangan, termasuk tanah bekas areal pertambangan dan tanah sekitar bekas pertambangan. Besarnya jaminan reklamasi adalah Rp. 1.651.096.559,dan besarnya jaminan pasca tambang adalah Rp. 225.361.578,3.2.9. Analisis Kelayakan Ekonomi Hasil perhitungan dari komponen – komponen biaya yang disusun dalam cash flow selanjutnya dianalisis dengan metode NPV, DCFROR, dan PBP.
Hasil analisis kelayakan dengan menggunakan metode NPV, didapatkan nilai NPV sebesar Rp. 6.299.585.279,-. Hasil analisis kelayakan dengan menggunakan metode DCFROR, didapatkan nilai DCFROR sebesar 27%. Hasil analisis kelayakan dengan menggunakan metode PBP, didapatkan nilai PBP sebesar 3,9 tahun. 3.2.10. Analisis Kepekaan Hasil analisis ekonomi setiap struktur modal tersebut selanjutnya dilakukan analisis kepekaan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari kenaikan atau penurunan parameter terhadap nilai keuntungan proyek yang diperhitungkan. Parameter – parameter tersebut antara lain : Perubahan harga sewa alat sebesar ±5%, ±10%, ±15% Perubahan pendapatan sebesar ±4%, ±8%, ±12% Perubahan investasi sebesar ±10%, ±20%,±30% 4. PEMBAHASAN 4.1. Analisis Kelayakan Analisis kelayakan ekonomi dilakukan berdasarkan rencana penambangan yang telah ditetapkan dengan umur tambang sebesar 11 tahun. Hasil kelayakan investasi dari proyek penambangan dapat diketahui dengan melakukan analisis terhadap nilai sekarang bersih (NPV), discounted cash flow rate of return (DCFROR) dan masa pengembalian (PBP), sehingga dapat diketahui layak tidaknya suatu investasi. Analisis ekonomi yang akan dilakukan pada CV. HK ini menggunakan struktur modal 100% modal sendiri. Syarat yang harus dipenuhi supaya tambang dapat dianggap layak utuk dipertimbangkan adalah NPV bernilai positif (>0), nilai DCFROR lebih besar dari tingkat bunga minimum(i*) aliran kas tunai, dan PBP lebih kecil dari umur proyek penambangan. Jika ketiga syarat tersebut terpenuhi maka penambangan batu andesit di CV. HK dikatakan layak secara ekonomi. Tabel 4.1. Analisis Kelayakan Ekonomi Penambangan Batu Andesit di CV. HK Net Present Value (NPV) Rp.6.299.585.279,-
Discounted Cash Flow Rate of Return (DCFROR) 27%
Pay Back Period (PBP) 3,9 Tahun
Dari hasil analisis kelayakan ekonomi didapatkan nilai NPV bernilai positif atau lebih besar dari 0, nilai DCFROR sebesar 27% dimana nilai terebut lebih besar dari i* 14,5%, serta periode pengembalian modal (PBP) yang diperlukan oleh proyek penambangan adalah dalam jangka waktu 3,9 tahun dimana masa pengembalian modal tersebut lebih kecil dari masa umur tambangnya. Dengan hasil analisis dari ketiga metode diatas maka investasi proyek layak secara ekonomi untuk dilaksanakan. 4.2. Analisis Kepekaan 4.2.1.Analisis Kepekaan dengan Perubahan Harga Sewa Alat Pada analisis kepekaan ini parameter yang diubah untuk setiap struktur modal adalah harga sewa. Jika harga sewa mengalami kenaikan atau penurunan harga sewa alat sebesar 5% , 10% dan 15% maka proyek tersebut tetap layak untuk dipertimbangkan. Hasil analisis kepekaan dapat dilihat pada gambar 4.1 4.2.2.Analisis Kepekaan dengan Perubahan Pendapatan Pada analisis kepekaan ini parameter yang diubah untuk setiap struktur modal adalah pendapatan. Jika pendapatan mengalami kenaikan sebesar 4%, 8%, dan 12% maka proyek tersebut tetap layak untuk dipertimbangkan. Akan tetapi, proyek dinyatakan tidak layak untuk dipertimbangkan atau dilaksanakan pada saat terjadi perubahan penurunan pendapatan sebesar 12%. Hasil analisis kepekaan dapat dilihat pada gambar 4.2 4.2.3.Analisis Kepekaan dengan Perubahan Investasi Awal Pada analisis kepekaan ini parameter yang diubah untuk setiap struktur modal adalah investasi awal. Jika investasi awal mengalami kenaikan atau penurunan sebesar 10%, 20%, dan 30%, maka proyek tersebut tetap layak untuk dipertimbangkan. Hasil analisis kepekaan dapat dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.1 Grafik Kepekaan Terhadap Perubahan Harga Sewa Alat
Gambar 4.2. Grafik Kepekaan Terhadap Perubahan Pendapatan
Gambar 4.3. Grafik Kepekaan Terhadap Perubahan Investasi Awal 5. KESIMPULAN a. Hasil analisis kelayakan ekonomi dengan tingkat bunga minimum (i*) sebesar 14,5% menunjukkan bahwa struktur modal 100% modal sendiri mempunyai NPV positif Rp. 6.299.585.279,- DCFROR melebihi tingkat bunga minimum sebesar 27% dan waktu pengembalian modal (PBP) lebih kecil dari umur proyek sebesar 3,9 tahun sehingga proyek dinyatakan layak dilaksanakan. b. Analisis kepekaan perubahan kenaikan atau penurunan harga sewa alat sebesar 5%, 10%, dan 15% serta investasi awal sebesar 10%, 20%, dan 30% dengan struktur modal 100% modal sendiri menunjukkan proyek tersebut tetap layak untuk dilaksanakan. c. Analisis kepekaan perubahan kenaikan atau penurunan pendapatan dengan struktur modal 100% modal sendiri tidak layak dilaksanakan saat mengalami penurunan pendapatan sebesar 12%. Sebaliknya, jika terjadi perubahan kenaikan pendapatan sebesar 4%, 8% dan 12% serta perubahan penurunan pendapatan sebesar 4%, dan 8% menunjukkan proyek tersebut tetap layak untuk dilaksanakan DAFTAR PUSTAKA Arif, Irwandy, 2005, Analisis Investasi Tambang, Departemen Teknik Pertambangan, Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia, hal. VII-4 Haryanto, D, 2010, Evaluasi Ekonomi Proyek Mineral, Awan Poetih, Yogyakarta, Indonesia, hal. 90-95 Indonesianto, Y., 2013, Pemindahan Tanah Mekanis, Awan poetih, Yogyakarta, Indonesia, hal.44 dan 100 Republik Indonesia, 2008, Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan, Sekretariat Negara, Jakarta, hal. 22-23 Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia, 2014, Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara, Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral, Jakarta. Stermole, F.J,and Stermole, J.M., 2000, Economic Evaluation and Investment Decision Methods, Investment Evaluations Corporation, Goldenveu Drive, Golden Colorado 80401, p. 271-272 Saptono, Singgih., Setyowati, Indah., & Siri, Hasywir Thaib., 2015, PERENCANAAN TAMBANG 2 Edisi V Tahun 2015, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia, hal. XII-2