Filsafat_ilmu_teknologi_pendidikan.docx

  • Uploaded by: Tika Nurjannah
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Filsafat_ilmu_teknologi_pendidikan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,462
  • Pages: 16
MAKALAH

FILSAFAT ILMU TEKNOLOGI PENDIDIKAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dosen mata kuliah Filsafat Ilmu Dosen : Dr. Arif Rohman

Disusun Oleh: Ence Surahman (14707251039)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, makalah yang berjudul Filsafat Ilmu Teknologi Pendidikan ini dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang ditugaskan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu pada Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Makalah ini berisi penjelasan dari ketiga elemen dasar filsafat ilmu khususnya ilmu teknologi pendidikan yakni penjelasan tentang ontologis ilmu teknologi pendidikan, kemudian

epistemologis ilmu teknologi

pendidikan dan kajian aksiologis ilmu teknologi pendidikan. Penyusun menyadari penjelasan dalam makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu adanya kritik dan masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan makalah ini sangat penyusun harapkan. Demikian pengantar dari penyusun, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 06 Oktober 2014

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ...........................................................................................ii BAB I ................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Permasalahan ....................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2 1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 3 BAB II.................................................................................................. 4 FILSAFAT ILMU TEKNOLOGI PENDIDIKAN ............................................. 4 2.1.

Filsafat Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi ................................. 4

2.2.

Ontologi Teknologi Pendidikan .................................................. 7

2.3.

Epistemologi Teknologi Pendidikan ............................................ 8

2.4.

Aksiologi Teknologi Pendidikan ................................................ 10

BAB III .............................................................................................. 12 KESIMPULAN...................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 13

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia

sebagai

makhluk

yang

diberikan

kelebihan

oleh

penciptanya dibanding makhluk yang lain. Manusia diberikan akal dan pikiran untuk mengolah rasa, mencipta dan berkarya dalam menjalani kehidupannya. Manusia diberikan nafsu yang membuat dirinya selalu memiliki sifat tidak puas akan apa yang telah dicapainya, dan manusia memiliki sifat ingin tahu terhadap fenomena yang mereka temukan dalam kehidupannya. Sejarah menggambarkan bagaimana manusia mencari jati dirinya, mencari tahu alam beserta isinya bahkan mencari tahu hakikat penciptanya. Ali Mudhofir (2010) mengatakan ada beberapa cara dan pendekatan yang digunakan oleh manusia untuk memahami, mengolah, dan menghayati dunia beserta isinya. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah filsafat, ilmu pengetahuan, seni dan agama. Masing-masing

pendekatan

memiliki

karakteristik

yang

membedakan antara pendekatan yang satu dengan yang lainnya. Misalnya filsafat lebih menonjolkan aspek pemaknaan akan sebuah objek kajian, filsafat mengungkap hakikat dari hal-hal material yang ditemukannya. Kemudian ilmu pengetahuan memiliki karakter berpacuan kepada kaidah ilmiah, seperti empiris dan sistematis serta logis. Seni lebih menekankan pada

nilai-nilai

estetika

dari

sebuah

objek

dan

agama

lebih

mengedepankan nilai-nilai kebenaran hakiki yang bersifat dogmatis dan theologis.

1

Kedudukan filsafat dalam cabang ilmu pengetahuan yakni sebagai dasar (fondasi) untuk pembenaran dari hakikat ilmu itu sendiri. Karena filsafat ilmu itu patokan kebenaran maka kajian mendalam tentang filsafat itu merupakan suatu keniscayaan. Perkembangan filsafat dari waktu ke waktu senantiasa mengalami perubahan baik perbuahan kearah yang semakin meluas dan mendalam, ataupun kearah semakin menyempit dan mendalam. Dewasa ini bahkan yang awalnya ilmu itu lahir dari filsafat menjadi seolah berkembang terbalik, dimana filsafat itu kemudian dilahirkan dari bidang-bidang ilmu, bahkan ilmu-ilmu yang baru muncul sekalipun terus dikaji dan diperdalam makna-makna filsafatnya, sehingga muncul istilah filsafat ilmu alam, filsafat ilmu sosial, filsafat teknologi dan lain sebagainya. Dalam

makalah

ini,

penulis

bermaksud

mengungkap

dan

menjelaskan tentang perkembangan filsafat ilmu teknologi pendidikan. Dimana penulis akan menitikberatkan pembahasan pada tiga komponen penting yakni ontologi (apa) yaitu rumusan gejala pengamatan pada suatu objek telaah, yang tidak menjadi garapan dalam bidang yang lain.

Epistemologi (bagaimana) yaitu usaha untuk memperoleh kebenaran dalam objek telaah dan aksiologi (untuk apa) yaitu nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari objek telaah dalam hal ini yakni cabang ilmu teknologi pendidikan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini yaitu ; 1. Apa sajakah objek telaah (ontologi) dari cabang ilmu teknologi pendidikan ?

2

2. Bagaimana cara dan usaha (epistemologi) untuk memperoleh kebenaran dalam objek telaah cabang ilmu pendidikan? 3. Apa kegunaan/manfaat (aksiologi) dari hasil telaah cabang ilmu teknologi pendidikan? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini yaitu: 1. Memahami perihal objek telaah cabang imu teknologi pendidikan 2. Memahami berbagai cara untuk memperoleh kebenaran cabang ilmu teknologi pendidikan 3. Memahami kegunaan dan manfaat dari hasil telaah dan kebenaran cabang ilmu teknologi pendidikan

3

BAB II FILSAFAT ILMU TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2.1.

Filsafat Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi Ruang lingkup filsafat ilmu pada dasarnya mencakup dua hal pokok

bahasan yakni bahasan tentang sifat pengetahuan ilmiah dan telaah caracara mengusahakan pengetahuan ilmiah. Pada bahasan pertama filsafat ilmu berhubungan erat dengan filsafat pengetahuan atau epistemologi yang mengkaji tentang syarat-syarat dan bentuk-bentuk pengetahuan manusia. Sedangkan pada pokok bahasan yang kedua yakni tentang cara mendapatkan pengetahuan ilmiah, dimana filsafat ilmu erat hubungannya dengan logika dan metodologi. Sehingga filsafat imu diartikan sebagai proses penyelidikan filosofis tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara atau usaha untuk memperolehnya. Menurut Imam Wahyudi (2010) filsafat ilmu dikelompokan menjadi dua, yaitu filsafat ilmu umum yang mencakup kajian tentang persoalan kesatuan, keseragaman, serta hubungan diantara segenap ilmu dan filsafat ilmu khusus yaitu kajian filsafat ilmu yang membicarakan kategori-kategori serta metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu atau dalam kelompok-kelompok ilmu tertentu seperti ilmu alam, ilmu teknik, humaniora dan sebagainya. Berdasarkan model pendekatannya filsafat ilmu dibedakan menjadi dua yakni filsafat ilmu terapan yakni filsafat ilmu yang mengkaji pokok pikirankefilsafatan yang melatarbelakangi pengetahuan normatif dunia ilmu dan filsafat ilmu murni yaitu bentuk kajian filsafat ilmu yang dilakukan dengan menelaah secara kritis dan eksploratif terhadap materi kefilsafatan, membuka cakrawala terhadap kemungkinan berkembangnya pengetahuan normatif yang baru.

4

Secara sistematis filsafat ilmu (theory of science) merupakan cabang dari rumpun kajian epistemologi. Cabang lainnya

adalah

filsafat

pengetahuan (theories of kenowledge). Objek telaah filsafat pengetahuan yaitu gejala pengetahuan sedangkan objek telaah filsafat ilmu yaitu gejalagejala ilmu menurut sebab terpokok. Verhak dalam Imam Wahyudi (2010) mengungakapkan bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang diatur secara sistematis dan langkahlangkah pencapaiannya dipertanggungjawabkan secara teoritis. Yang membedakan antara ilmu dan pengetahuan adalah metode ilmiah yang digunakan dalam proses penemuan ilmu itu sendiri. Filsafat ilmu mempunyai wilayah lebih luas dan perhatian lebih transenden dari pada ilmu-ilmu. Maka dari itu filsafat pun mempunyai wilayah lebih luas daripada penyelidikan tentang cara kerja ilmu-ilmu. Filsafat ilmu memiliki tugas untuk meneliti hakikat ilmu. Filsafat ilmu harus merupakan pengetahuan tentang ilmu yang didekati secara filsafati dengan tujuan untuk lebih memfungsionalkan wujud keilmuan baik secara moral, intelektual maupun sosial. Sindung Tjahyadi (2010) mengatakan bahwa ilmu sebagai hasil aktivitas manusia yang mengkaji berbagai hal, baik diri manusia itu sendiri maupun realitas diluar dirinya, sepanjang sejarah perkembangannya sampai saat ini selalu mengalami ketegangan dengan berbagai aspek lain dari

kehidupan

manusia.

Pada

tataran

praktis

operasional,

selau

diperbincangkan kembali hubungan timbal balik antara ilmu dan teknologi khususnya di negara berkembang, manakah yang lebih penting antara mengembangkan ilmu melalui pengembangan ilmu murni dan ilmu dasar dengan

mengembangkan

teknologi

melalui

alih

teknologi

maupun

industrialisasi. pada tataran nilai-ideasional, muncul permasalahan yang lebih kompleks berkaitan dengan kedudukan dan peran ilmu dan teknologi dalam perubahan peradaban manusia, baik yang berkaitan dengan

5

pergeseran nilai maupun terkait dengan berbagai dampak ideasional dari perkembangan

ilmu

dan

teknologi

terhadap

komponen-komponen

pengetahuan manusia yang lain. Gejala-gejala seperti modernisasi, globaliasasi, scientism, teknokrasi, teknophobia, teknofilia dan teknosofi adalah contoh besar pengaruh ilmu dan teknologi terhadap kebudayaan manusia. Menurut Runes dalam Sindung (2010) secara etimologis, akar kata teknologi adalah techne yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek atau kecakapan tertentu, pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode. Techne memiliki kemiripan makna dengan episteme (pengetahuan) dalam arti pengetahuan tentang prinsip-prinsip, namun techne berkaitan dengan tujuan untuk membuat atau mengerjakan sedangkan episteme berkaitan dengan pemahaman. Berikut ini beberapa definisi teknologi menurut para ahli. 1. Teknologi adalah penerapan dari pengetahuan ilmiah kealaman (natural

science) (Brinkmann dalam Sindung :2010) 2. Teknologi merupakan pengetahuan sistematis tentang seni industrial atau sebutan singkatnya (The Liang Gie dalam Sindung : 2010) 3. Teknologi adalah ilmu terapan (applied science) yang dipilah menjadi empat cabang yakn teknologi fisik, teknologi biologis, teknologi sosial, dan teknologi pikir (Bunge dalam Sindung:2010) 4. Teknologi merupakan pertengahan antara ilmu murni dan ilmu terapan atau merujuk pada makna teknologi sebagai keahlian (skill) (Feibleman dalam Sindung) Dari beberapa pengertian diatas, Sindung (2010) menyimpulkan bahwa ada tiga makna pokok dari teknologi yakni pertama teknologi bukan ilmu melainkan penerapan ilmu, kedua teknologi merupakan ilmu, yang dirumuskan dalam kaitan dengan aspek eksternal yaitu industri dan aspek

6

internal yang dikaitkan dengan objek material ilmu maupun aspek murni terapan dan ketiga teknologi merupakan keahlian yang terkait dengan realitas kehidupan sehari-hari. 2.2.

Ontologi Teknologi Pendidikan Untuk memulai pembahasan tentang ontologi teknologi pendidikan,

Prof. Dr. Yusufhadi Miarso sekaligus sebagai Bapak Teknologi Pedidikan Indonesia mengungkapkan beberapa asumsi dasar sekaligus sebagai postulat cabang ilmu teknologi pendidikan, diantaranya: 1. Ilmu dan pengetahuan berkembang dengan pesat, membawa implikasi bagi kebanyakan orang untuk mengikuti perkembangan itu 2. Pertumbuhan

penduduk

akan

senantiasa

terjadi

meskipun

dengan derajat perbandingan yang kian mengecil. Perkembangan penduduk ini membawa implikasi semakin banyaknya mereka yang perlu memperoleh pendidikan 3. Terjadinya perubahan-perubahan mendasar dan bersifat menetap di bidang sosial, politik, ekonomi, industri atau secara luas kebudayaan yang menghendaki re-edukasi atau pendidikan terus menerus bagi semua orang. 4. Penyebaran teknologi kedalam kehidupan masyarakat yang makin luas.

Masyarakat

mengandung

budaya

teknologi

yang

mempengaruhi segenap bidang kehidupan termasuk didalamnya bidang pendidikan. 5. Makin terbatasnya sumber tradisional sehingga harus diciptakan sumber-sumber baru dan sementaraitu memanfaatkan sumber yang semakin terbatas secara lebih berdaya guna dan berhasil guna. Termasuk dalam sumber tradisional ini adalah sumber insani untuk keperluan pendidikan.

7

Dari dasar asumsi dan postulat diatas yang kebenarannya relatif tidak perlu diragukan atau minimal tidak perlu di kritisi kebenarannya, maka objek telaah cabang ilmu teknologi pendidikan menurut Prof. Yusufhadi Miarso diantaranya adalah : 1. Adanya berbagai macam sumber untuk belajar termasuk orang (penulis buku, produser media dan lain-lain), pesan (yang tertulis dalam buku atau tersaji lewat media), media (buku, program televisi, radio dan lain-lain), alat (jaringan televisi, radio dan lainlain) cara-cara tertentu dalam mengolah/menyajikan pesan serta lingkungan dimana proses pendidikan itu berlangsung 2. Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan baik secara konseptual maupun faktual 3. Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumbersumber untuk belajar itu agar dapat digunakan seoptimal mungkin guna keperluan belajar. Dari beberapa objek telaah diatas, bisa disimpulkan bahwa ontologi dari filsafat ilmu teknologi pendidikan adalah masalah-masalah yang ada dalam pendidikan dan pembelajaran, fenomena-fenomena dan

hal-hal

yang penting namun belum menjadi perhatian dari bidang ilmu yang lain. Karena pada dasarnya teknologi pendidikan memiliki kawasan tersendiri yang khas dan unik, yakni perancangan (desgin), pengembangan, pemanfaatan, penilaian dan pengelolaan (manajemen) sumber, bahan, media, alat, sarana dan lingkungan belajar. Itulah inti dari objek telaah (ontologi) filsafat ilmu teknologi pendidikan. 2.3.

Epistemologi Teknologi Pendidikan Adapun bagaimana teknologi pendidikan itu dikembangkan, dikaji

dan ditelaah dengan cara filsafati, Prof. Yusufhadi membaginya kedalam tiga pendekatan baru, yaitu teknik intelektual yang unik yang tidak

8

dilakukan oleh disiplin keilmuan yang lain yang telah ada sebelumnya. Adapun yang merupakan epistemologi teknologi pendidikan, diantaranya : 1. Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah secara simultan. Semua situasi yang ada diperhatikan dan dikaji saling keterkaitannya (sistemik), dan bukannya dikaji secara terpisah-pisah (parsial). 2. Unsur-unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistemik, yaitu dirancang, dikembangkan, dilaksanakan, dinilai, dikelola sebagai suatu kesatuan dan ditujukan untuk memecahkan masalah. 3. Penggabungan ke dalam proses yang kompleks dan perhatian atas gejala secara menyeluruh, harus mengandung daya lipat atau sinergisme, berbeda dengan hal dimana masing-masing fungsi berjalan sendiri. Pada dasarnya terdapat kemiripan objek telaah, antara ontologi dan

epistemologi,

hanya

yang

membedakannya

adalah

ontologi

menitipberatkan pada objek telaah, sementara epistemologi lebih kepada prosesnya. Contohnya pada dasarnya masalah belajar itu bisa dipandang sebagai objek kajian filsafat namun juga bisa menjadi cara dan usaha untuk memperoleh ilmu dari cabang ilmu teknologi pendidikan. Masalah belajar dipandang sebagai objek manakala masalah belajar hanya dilihat sebagai fenomena unik yang harus ditemukan solusinya. Karena apabila dibiarkan saja, hal itu akan mendatangkan masalah yang baru yang lebih komplek, namun masalah akan menjadi bagian dari usaha

epistemologi karena pada dasarnya masalah adalah proses yang paling dasar untuk melakukan sebuah pengkajian, penelitian, guna menemukan cara, model, metode, strategi baru dalam telaah ilmu teknologi pendidikan.

9

2.4.

Aksiologi Teknologi Pendidikan Dalam hal penggunaan teknologi pendidikan (aksiologi), Prof.

Yusufhadi dengan mengutif Presidential Sommision on Instructional

Technology Amerika Serikat (1969) sebagai berikut: 1. Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan jalan: a. Memperlaju pentahapan belajar b. Membantu guru menggunakan waktu secara efektif c. Mengurangi sehingga

beban guru

guru

dapat

dalam lebih

menyajikan banyak

informasi,

membina

dan

sifatnya

lebih

mengembangkan kegairahan belajar anak 2. Memberikan

kemungkinan

pendidikan

yang

individual dengan yang lain a. Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional b. Memberikan

kesempatan

anak

berkembang

sesuai

kemampuannya 3. Memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah, dengan jalan: a. Perencanaan program pengajaran yang lebih sistematik b. Pengembangan bahan ajar yang dilandasi penelitian tentang perilaku 4. Lebih memantapkan pengajaran dengan jalan: a. Meningkatkan kapasitas manusia dengan berbagai media komunikasi b. Penyajian informasi dan data secara lebih konkrit 5. Memungkinkan belajar secara lebih akrab, karena dapat: a. Mengurangi jumlah pemisah antara pelajaran di dalam dan di luar sekolah b. Memberikan pengetahuan tangan pertama 6. Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas dan merata, terutama dengan jalan:

10

a. Pemanfaatan bersama tenaga atau kejadian langka yang secara lebih luas b. Penyajian informasi menembus batas geografi. Dari paparan diatas tentang aksiologi filsafat ilmu teknologi pendidikan, jelaslah bagi kita bahwa inti dari hasil temuan bidang ilmu pendidikan adalah solusi atas masalah-masalah yang ditemukan dalam proses epistemologi ilmu teknologi pendidikan. Aksiologi bisa berupa produk material maupun non material, misalnya produk material berupa media pembelajaran material, bahan ajar, sumber belajar, sarana, alat dan lingkungan tempat belajar, sementra produk non material diantaranya metode pembelajaran baru, model penilaian baru, strategi pencapaian tujuan pembelajaran baru dan lain sebagainya.

11

BAB III KESIMPULAN Filsafat ilmu teknologi pendidikan adalah sebuah telaah mendalam yang mengungkap tentang hakikat dan makna teknologi pendidikan. Adapun objek telaah (ontologi) dari filsafat ilmu pendidikan yaitu permasalahan-permasalahan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran yang belum pernah mendapatkan perhatian dari bidang ilmu yang lainnya (unik), masalah-masalah itu berisikan tentang kawasan-kawasan kajian teknologi pendidikan

yakni

kawasan

perancangan, pengembangan,

pelaksanaan, penilaian dan pengelolaan baik sumber, model, media, sarana, tujuan, bahan dalam proses pendidikan. Telaah tentang bagaimana (epistemologi) cabang ilmu teknologi pendidikan itu diperoleh yakni berkaitan dengan keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya. Unsur-unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistemik, yaitu dirancang, dikembangkan, dilaksanakan, dinilai, dikelola sebagai suatu kesatuan dan ditujukan untuk memecahkan masalah dan penggabungan ke dalam proses yang kompleks dan perhatian atas gejala secara menyeluruh (integratif). Adapun aksiologi dari filsafat ilmu teknologi pendidikan terkait dengan peningkatan produktivitas pendidikan, peningkatan kualitas sistem pendidikan

dan

pembelajaran,

peningkatan

kualitas

guru

dalam

mengemas materi, model, media dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran, peningkatan akses dan layanan pendidikan bagi semua manusia diberbagai wilayah tanpa terkecuali serta memberikan dasar pembelajaran yang lebih ilmiah dan sistematis.

12

DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Y. (2011). Landasan Falsafah Teknologi Pendidikan. Jakarta: PPs UNJ. Mudhofir, A. (2010). Pengenalan Filsafat Dalam Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Tjahyadi, S. (2010). Ilmu, Teknologi dan Kebudayaan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Wahyudi, I. (2010). Ruang Lingkup dan Kedudukan Filafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

13

More Documents from "Tika Nurjannah"

Doc2.docx
April 2020 16
Filsafat 3.docx
April 2020 9
Filsafat 5.docx
April 2020 9
Doc1.docx
April 2020 10