Filsafat Ilmu dan Logika Sains Dosen : Prof. Dr. Hj. Tri Ratnawati, SE, Ak, MS. Jawaban Soal Teori Oleh : Alwi, Drs. M.Si (Mahasiswa DIE 28) 1. Apa yang dimaksud dengan Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi? Jelaskan! a. Ontologi. Ontologi membahas tentang apa yang ingin diketahui atau apa yang menjadi bidang telaah ilmu. Apa yag ingin di ketahui haruslah apa yag dapat dijangkau pengalaman manusia atau disebut empiris. Objek-objek empiris yang menjadi bidang telaahan mempunyai sifat keragaman, memperlihatkan sifat berulang, dan jalin menjalin secara teratur. b. Epistimologi. Epistimologi membahas tentang metode yang digunakan untuk memperoleh ilmu yang menjadi bidang telaahan, Metode inilah yang membedakan ilmu dan bidang pemikiran lainnya. c. Aksiologi. Aksiologi membahas tentang nilai-nilai pengetahuan, mengapa sesuatu itu ditelaah. Mencari pengetahuan yang bersifat umum, dalam bentuk teori, hukum, kaidah, asas, dan sebagainya. 2. Bagaimana cara berpikir filsafat? Cara berpikir filsafat (Kattsuff, 1992) a. Berpikir secara sistematis, merenung untuk menyusun pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami lingkungan dan diri kita sendiri. b. Perenungan mengusahakan kejelasan, keruntutan agar kita memperoleh pemahaman. c. Pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. 3. Sebuah disertasi harus memuat dua pola dalam memperoleh pengetahuan yang dimaksud dengan metode-metode keilmuan, yaitu : a) berpikir secara rasionalisme. b) berpikir secara empirisme. a. Berpikir secara rasionalisme. Menurut aliran rasionalisme, rasio manusia merupakan satu-satunya sarana untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Dalam pikiran manusia terdapat ide-ide. Idea memimpin manusia untuk berpikir. Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran yang koheren dan logis. Rasionalisme menuntut adanya penjelasan yang koheren dengan pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya. b. Berpikir secara empirisme.
Menurut aliran empirisme pengalaman adalah satu-satuya sarana untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Empirisme memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran. Pendekatan rasional dalam menyusun teori harus dilengkapi dengan pendekatan empiris dalam menguji kebenaran yang diajukan. 4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan berpikir secara keilmuan. a. Kelebihan. Ilmu pengetahuan terletak pada pengetahuan yang tersusun secara logis dan sistematis serta telah teruji kebenarannya. b. Kekurangan. Pengetahuan bertumpu pada persepsi, ingatan dan penalaran. Ilmu secara ontologis hanya terbatas pada gejala-gejala yang bersifat empiris. 5. Dalam penyelesaian sebuah disertasi dari BAB I-VII terdapat metode deduksi dan induksi, jelaskan! a. Pada Bab I Pendahuluan terdapat Sub Bab masalah penelitian yang di dalam paragrafnya terdapat kalimat deklaratif (pernyataan). Kalimat deklaratif ini menggunakan metode induksi yaitu kesimpulan umum yang disusun secara sistematis. b. Pada Bab II Tinjauan Pustaka yang isinya adalah bahan bacaan (deduktif) yang bertalian langsung dengan apa yang diteliti (induktif). c. Pada Bab VII Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan hasil penelitian adalah suatu kesimpulan khusus dari keputusan-keputusan umum (deduktif). 6. Apa urgensi filsafat ilmu sebuah disertasi? Jelaskan! Revolusi pengetahuan merupakan ancaman dengan kemungkinan adanya akibat fatal bagi kehidupan kemanusiaan sehingga memunculkan sikaf optimis dan pesimis di samping sisi positifnya. Perkembangan ilmu begitu terspesifikasi dengan masing-masing disiplin ilmu yang sempit sehingga menimbulkan masalah baru yang pada kenyataannya pemecahan masalah menyangkut dan berdampak pada masalah lain. Oleh karena itu perlu membuka seluruh interaksi antara berbagai cabang ilmu untuk saling memberikan informasi dan kontribusi dalam rangka memecahkan masalah. Melalui filsafat ilmu dengan cakupannya berupa tiga penyangga eksistensi ilmu yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi memungkinkan adanya keterjalinan antar cabang ilmu. 7. Apa yang dimaksud dengan kesalahan logis latius? Jelaskan! Kesalahan logis latius adalah kesalahan manarik kesimpulan yang terlalu luas atau kesimpulan yang universal, padahal yang benar hanya putusan particular.
8. Terdapat 11 tanda atau ciri-ciri kesalahan logis/fallacy jelaskan! a. Generalisasi tergesa-gesa Kesalahan logis yang ini sekedar akibat dari induksi yang salah karena berdasar pada sampling hal-hal khusus yang tidak cukup, atau karena tidak memakai batasan. b. Non sequitur (belum tentu) Merupakan kesalahan yang terjadi karena premis yang salah dipakai. Hubungan premis dan kesimpulan hanya semu, hubungan yang sesungguhnya tidak ada. c. Analogi palsu Suatu bentuk perbandingan yang mencoba membuat suatu idea atau gagasan benar dengan cara membandingkannya dengan idea atau gagasan lain yang sesungguhnya tidak mempunyai hubugan dengan idea atau gagasan yang pertama tadi. d. Penalaran melingkar Kesalahan logis karena si penalar meletakkan kesimpulannya ke dalam premisnya, dan kemudian memakai premis tersebut untuk membuktikan kesimpulannya. Jadi, kesimpulan dan premisnya sama. e. Deduksi cacat Manakala kita memakai suatu premis yang cacat di dalam menarik suatu kesimpulan deduktif, besar kemungkian kesimpulannya juga cacat. f. Pikiran simplistic Kesalahan logis karena si penalar terlalu menyederhanakan masalah. Masalah yang begitu berseluk-beluk disederhanakan menjadi dua kutub yang berlawanan. g. Argument ad hominem Kesalahan logis ini terjadi karena tidak memperhatikan masalah yang sesungguhnya dan menyerang orang pribadinya. h. Argument ad populum Sasaran kesalahan logis argument ad populum adalah kelompok, bukan masalahnya. i. Kewajiban palsu. Kewajiban terkadang dibutuhkan untuk memberi bobot pada penalaran kita. j. Sesudahnya maka karenanya Kesalahan logis ini berkaitan dengan kesalahan interpretasi terhadap hubungan sebab akibat. k. Tidak relevan (tidak bergayutan) Kesalahan logis ini adalah tidak menghiraukan sama sekali pokok masalahnya. 9. Jelaskan jenis-jenis wacana! a. Narasi. Suatu bentuk wacana yang tersusun berdasarkan urutan-urutan peristiwa menurut waktunya.
b. Deskripsi. Suatu bentuk wacana berupa penjabaran hasil pengamatan semua indra kita kedalam kata. c. Eksposisi. Suatu bentuk wacana yang menggunakan retorika untuk menjelaskan sesuatu. Digunakan untuk jenis wacana yang menanyakan atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan sekeliling. d. Argumentasi. Suatu bentuk wacana yang bertujuan untuk mengubah pikiran atau tindakan orang lain dengan menggunakan bukti-bukti yang diterima akal.