Filsafat Hukum.docx

  • Uploaded by: Fitra
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Filsafat Hukum.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 911
  • Pages: 3
Sejarah Filsafat Hukum Pada Zaman Modern (1500-1800) Pada zaman ini ditandai oleh pemberontakan terhadap dominasi gereja. Para filsuf telah meletakkan dasar bagi hukum yang mandiri, yang terlepas sama sekali dari hukum abadi yang berasal dari Tuhan. Pemahaman terhadap filsafat modern berlangsung sampai kontemporer atau pasca modern karena tidak mudah untuk membuat penggolongan. Para filosof modern lebih individualitas dengan menampilkan individualitasnya masing-masing. Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance itu, melainkan kelak pada zaman sesudahnya (Zaman Modern). Renaissance lebih dari sekedar kebangkitan dunia modern. Renaissance ialah periode penemuan manusia dan dunia, merupakan periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau sesudah Abad Kegelapan sampai muncul Abad Modern. Zaman ini juga disebut sebagai zaman Humanisme. Maksud ungkapan ini ialah manusia diangkat dari Abad Pertengahan yang mana manusia dianggap kurang dihargai sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran Gereja (Kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan berpikir, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunia. Jadi, zaman Modern filsafat didahului oleh zaman Renaissance. Sebenarnya secara esensial zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari zaman modern. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada pada filsafat modern. Pada filsafat modern, kita menemukan ciri-ciri Renaissance tersebut. Ciri itu antara lain ialah menghidupkan kembali Rasionalisme (Renaissance), Individualisme, Humanisme, lepas dari pengaruh agama dan lain-lain. Filsafat modern ditandai dengan karakteristiknya dengan lahirnya aliran-aliran besar filsafat, yang diawali oleh Rasionalisme dan Empirisme. Selain kedua aliran itu, juga akan diketengahkan aliran-aliran besar lainnya yang ikut berperan mengisi lembaran filsafat modern, yaitu idealisme, materialisme, positivisme, fenomenologi, eksistensialisme dan pragmatisme. Zaman modern atau Renaissance memiliki arti lahir kembali, yaitu dilahirkan kembali sebagai manusia yang bebas untuk berfikir dan berkesenian. Terlepasnya alam pikiran manusia dari ikatan-ikatan keagamaan menandai lahirnya zaman ini. Tentu saja zaman Renaissance membawa dampak perubahan yang tajam dalam segi kehidupan manusia, perkembangan teknologi yang sangat pesat, berdirinya negara-negara baru, ditemukannya dunia-dunia baru, lahirnya segala macam ilmu baru, dan sebagainya. Demikian juga terhadap dunia pemikiran hukum, rasio manusia tidak lagi dapat dilihat sebagai penjelmaan dari rasio Tuhan, sehingga rasio manusia sama sekali terlepas dari ketertiban ketuhanan. Rasio manusia ini dipandang sebagai satu-satunya sumber hukum. Pandangan ini jelas dikumandangkan oleh para penganut hukum alam yang rasionalistis dan para penganut faham positivisme hukum.

Awal tonggak penting perubahan pada masa modern ini adalah munculnya teori baru yang dikenal dengan Revolusi Copernicus (1473-1543) dengan berani menantang pandangan geosentris bahwa tata surya berpusat pada bumi dan memperkenalkan teori baru yaitu helosentris bahwa matahari sebagai pusat tata surya. Kemudian dilanjutkan oleh Rene Descartes (1596-1650) alias Cartesius dikenal juga sebagai Bapak Filsafat Modern yang mempelopori aliran Rasionalisme dimana menegaskan bahwa ada tiga hal pokok yang bersifat kodrati pada diri manusia yaitu realitas pikiran, realitas materi dan realitas Tuhan. Realitas pikiran dianggap sebagai realitas manusia yang menyebabkan manusia memiki keistemewaan. Realitas materi menjadi penyempurna realitas berfikir yang manusia miliki, tanpa realitas materi maka realitas pikiran tak berarti apa-apa. Realitas Tuhan dimaknai sebagai realitas yang sesungguhnya tanpa ketergantungan realitas pikiran yang materi. Beliau berpendapat agar ilmu (termasuk filsafat) dapat dipahami secara baik, mutlak diperlukan suatu metode yang baik dimana metode ini dicapai melalui cara berpikir yang sungguh-sungguh dengan meragukan segala-galanya sehingga pada akhirnya akan diperoleh suatu pengertian yang terang dan jelas. Descartes juga memperkenalkan metode berfikir deduktif logis yang umumnya diterapkan untuk ilmu-ilmu alam. Thomas Hobbes merupakan salah satu filsafat dengan aliran hukum alam dimana mempunyai prinsip pokok yaitu hak alami utk menjaga diri. Asal mula terbentuknya negara adalah kontrak sosial untuk hidup bersama sehingga pentingnya kekuasaan negara yg besar harus diberikan kepada penguasa yg absolut. Dan oleh karena negara dan hukum diwujudkan manusia, maka kebenarannya tergantung dari manusia. John Locke banyak mencetuskan filosofi mengenai Negara hukum yaitu suatu Negara bisa dikatakan menjadi negara hukum jika prinsip-prinsip dari hukum privat dan hukum publik diwujudkan untuk mengatasi kesewenang-wenangan. John Locke juga membagi fungsi ketatanegaraan menjadi tiga bagian yaitu legislative, eksekutif, federative. John Locke mempunyai prinsip pokok dimana Negara dibentuk untuk menjamin hak-hak orang dan Negara tidak mempunyai kemampuan untuk mencabut hak alam manusia. Aliran empirisme dipelopori oleh David Hume (1711-1776) dimana menekankan pada sifat empiris atau dengan kata lain harus berdasarkan pengalaman dan memiliki bukti terhadap suatu hal. Oleh karena itu Ia lebih mencermati dua persoalan pokok yaitu substasi dan kausalitas. Pada zaman modern juga berkembang aliran kritisme yang dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) dimana menurut Immanuel Kant bahwa pendekatan empiris maupun rasionalisme memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal ini, ia berpendapat bahwa pada saat tertentu pengetahuan diperoleh melalui indera manusia, akan tetapi pada sisi lain kondisi-kondisi batiniah manusia mengenai proses-proses yang tunduk pada kausalitas yang tak terbantahkan sehingga dapat dikatakan bahwa titik berat filsafat zaman modern adalah pada manusia itu sendiri (mikrokosmos), bukan pada kosmos seperti zaman kuno atau Tuhan seperti pada Abad Pertengahan.

Montesquieu, antara hukum alam dan situasi konkrit bangsa erat hubungannya. Hukum alam berlaku untuk manusia sebagai manusia dimana perealisasian dalam bentuk hukum dan negara tergantung dari situasi, historis, psikis, cultural suatu bangsa sehingga Undang-Undang yang dilahirkan berbeda-beda. Montesquieu berpendapat bahwa bentuk Negara yag ideal ada tiga bentuk pemerintahan Negara yaitu monarchi, republik, despotism. Seperti John Locke, ia membagi fungsi ketatanegaraan menjadi tiga bagian yang dikenal dengan istilah Trias politica yang terdiri dari legislative, eksekutif, yudikatif . Rousseau berpendapat bahwa kontrak social dapat terbentuk apabila kebebasan asli dapat dipertahankan jika setiap orang dan harta bendanya menyerahkan diri pada masyarakat. Sesudah kontrak, manusia bebas lagi, sebab apa yg telah diserahkan tadi akan dikembalikan kepada orang-orang utk perkembangan masing-masing. Dengan kontrak sosial manusia mendapat pengesahan dari hak-haknya sebagai manusia, baik secara moral, yuridis.

Related Documents

Filsafat
November 2019 56
Filsafat
June 2020 38
Filsafat
December 2019 60
Filsafat
August 2019 58
Filsafat
June 2020 32
Filsafat
November 2019 49

More Documents from ""