Filosofi Model Konseptual Teori Keperawatan.-1.docx

  • Uploaded by: Komang Sariani
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Filosofi Model Konseptual Teori Keperawatan.-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,456
  • Pages: 38
MAKALAH FILOSOFI MODEL KONSEPTUAL TEORI KEPERAWATAN

Di Susun Oleh : Kelompok 1 Kls D Non reguler 1. 2. 3. 4. 5.

Telma (201801193) Nurdina (201801178) Cindy flourencia (201801198) Ni kadek gaiety (201801170) Sujirman (201801190)

Stikes widya nusantara palu TAHUN AJARAN 2018-2019

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan

sumbangan

baik

materi

maupun

pikirannya

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Palu, Desember 2018

Penyusun

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………….… i Daftar isi ……………………………………………... ii BAB 1 PENDAHULUAN A. Filosofi konseptual teori keperawatan……………… B. Tujuan teori dan model keperawatan……………..... C. Karakteristik teori keperawatan………………….....

1 2 3

BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. F.

Teori keperawatan menurut Florence Nigtingale.... Teori keperawatan menurut Virginia Henderson... Teori keperawatan menurut Carista Roy………….. Teori keperawatan menurut Jean Watson……...…. Teori keperawatan menurut Dorothea Orem...…… Teori keperawatan menurut Hildegard E. peplau...

4 6 13 16 26 31

BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………… B. Saran…………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

3

36 36

A.

FILOSOFI MODEL KONSEPTUAL TEORI KEPERAWATAN Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma. Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan.Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peksa terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

4

B.

TUJUAN TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN a. Tujuan Teori Keperawatan Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya: 1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi. 2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah keperawatan. 3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesain masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan. 4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi

keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam

tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.

b. Tujuan Model Keperawatan 1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan. 2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan. 5

3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan. 4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan. 5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan. C.

KARAKTERISTIK TEORI KEPERAWATAN Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori

keperawatan :

1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan 2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis 3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan 4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang 5.

dilakukan melalui penelitian

Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki

kualitas praktek keperawatan

BAB II TEORI-TEORI KEPERAWATAN

6

A Teori Keperawatan Menurut Florence Nigtingale 1. Teori Nigtingale merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain Nigtingale juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat. Nigtingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teori keperawatan modern

(modern nursing).Titik berat teori ini adalah aspek lingkungan.

Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan yang berpengaruh pada kesehatan,antara lain: a. Udara bersih. b. Air bersih c. Saluran pembuangan yang efisien d. Kebersihan e. Cahaya Aspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah ventilasi yang cukup bagi klien.Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus- menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan.Oleh sebab itu setiap perawat harus menjaga udara yang dihirup klien tetap bersih,sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.Komponen lain

7

yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat.besar bagi kesehatan klien.Karnanya, perawat juga perluh membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat kontraindikasi.Fokus perawatan klien menurut

Nightingale adalah pada kebersihan.Ia berpendapat,kondisi

kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan,baik kebersihan klien,perawat, maupun lingkungan. Selain kelima komponen lingkungan diatas,seorang perawat juga harus memerhatikan kehangatan,ketenangan,dan makanan klien. 2.

Asumsi Utama Teori Florence Nightingale Florence Nigtingale percaya bahwa setiap wanita dapat menjadi perawat tentu dalam pengertian perawatan sebagai wujud tanggung jawab seseorang terhadap kesehatan.menurut Florence Nightingale,selama perawatannya,klien berada dalam kondisi pasif yang tidak mempengaruhi perawat dan lingkungan. Florence Nigtingale mendefinisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan

mampu

memanfaatkan

setiap

daya

yang

dimiliki

hingga

batas

maksimal.Sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk memebebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan adalah mejaga agar proses reparative ini tidak terganggu dan menyediakan kondosinyang optimal untuk proses tersebut.Untuk mencapai kondi kesehatan,

perawat

harus

menggunakan

nalarnya,disertai

ketekunan

dan

observasi.Dengan demikian,kesehatan dapat dipelihara melalui upaya pencegahan penyakit melalui factor kesehatan lingkungan.Ia menyebut hal ini sebagai health nursing dan membedakannya dengan proper nursing yang berarti merawat klien yang sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat kematiannya.

8

Menurut Florence Nigtingale,lingkungan adalah tatanan eksternal yang mempengaruhi sakit dan sehatnya seseorang,termasuk disini makanan klien dan interaksi perawat dengan klien.Jika seseorang ingin sehat,perawat,alam dan orang yang bersangkutan harus bekerja sama agar proses reparative dapat berjalan.Florence Nigtingale memfokuskan teorinya pada lingkungan,namun lingkungan disini lebih berkutat pada lingkungan fisik.Florence Nigtingale sendiri tidak menyebutkan lingkungan emosional maupun lingkungan sosial didalam teorinya karena teori tersebut memang disesuaikan dengan kondisi pada masa itu ,yaitu masa perang.

3. Pengaruh Teori Florence NIgtingale Terhadap Keperawatan Teori Nigtingale ,keperawatan modern (modern nursing),merupakan langka awal dalam formalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya.Ia telah meletakan suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatan sesudahnya.disadari atau tidak,Nigtingale telah memberi pedoman umum bagi perawat dalam merawat klien.Prinsip-prinsip dasar perbaikan lingkungan dan penanganan psikologis terhadap klien dapat diterapkan

dengan

modifikasi

dalam

banyak

tatanan

perawatan

kontemporer.Ide-ide nightingale telah mendorong pemikiran produktif bagi perawat dan profesi keperawatan.

B. Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson 1. Pengertian Keperawatan Menurut Henderson Virginia Handerson memperkenalkan definition of nursing (definisi keperawatan).Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyatakan prinsip kesetimbangan fisiologis.Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan Henderson dengan seorang ahli fisiologis yang bernama stackpole.Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional.Menurutnya,tugas untuk perawat adalah membantu individu baik dalam keadaan sakit maupun sakit

9

melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai,yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat memiliki kekuatan,kemampuan,kemauan,atau pengetahuan untuk itu.Disamping itu,Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The activities of living”.Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin.Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri

,tidak

tergantung

pada

dokter.Akan

tetapi,perawat

tetap

menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

2. Konsep Utama Teori Henderson. Konsep utama dalam

teori

Henderson

mencakup

manusia,keperawatan,kesehatan dan lingkungan. a. Manusia Henderson melihat manusia sebagai individu yang membuuhkan bantuan untuk meraih kesehatan,kebebasan,atau kematian yang damai,serta

bantuan

untuk

meraih

kemandirian.Menurut

Henderson,kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen

penanganan

perawatan.Ke

empat belas

kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: 1). Bernafas secara normal. 2). Makan dan minum dengan cukup. 3). Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan. 4). Membuang kotoran tubuh. 5). Tidur dan istirahat. 6). Memakai pakaian yang sesuai. 7). Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal. 8). Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integument 9). Menghindari bahaya lingkungan yang bias melukai.

10

10).Berkomunikasi

dengan

orang

lain

dalam

mengungkapkan

emosi,kebutuhan,rasa takut atau pendapat. 11) Beribadah sesuai dengan keyakinan. 12).Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi. 13).Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi. 14).Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntut pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia. Ke empat belas kebutuhan dasar manusia diatas dapat diklasifikasikan menjadi

empat

kategori.Yaitu

komponen

kebutuhan

biologis,psikologis,sosiologis,dan spiritual.Kebutuhan dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis,10-14 termasuk komponen kebutuhan

psikologis,poin

11

termasuk

komponen

kebutuhan

spiritual,dan poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis. Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable).sama halnya dengan klien dan keluarga,mereka merupakan satu kesatuan (unik).

b. Keperawatan Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu,baik dalam

keadaan

kesehatan,perawat

sehat

maupun

mempunyai

sakit.Sebagai

fungsi

anggota

independence

tim

didalam

penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen

diatas)Untuk

menjalankan

fungsinya,perawat

memilikipengetahuan biologis maupun sosial. c. Kesehatan.

11

harus

Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsibagi kemanusiaan.Memperoleh kesehatan lebih penting dari pada mengobati penyakit.Untuk mencapai kondisi sehat ,diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.Individu akan meraih atau mempertahankan

kesehatan

bila

mereka

memiliki

kekuatan,kehendak,serta pengetahuan yang cukup. d. Lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan. 1). Individu

yang

sehat

mampu

mengontrol

lingkungan

mereka,namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut. 2). Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis. 3). Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan 4).

lingkungan. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat

5).

sebagai dasar dalam memberikan resep. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui

sarana-sarana tentang kontruksi bangunan dan pemeliharaannya. 6). Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya. Dalam pemberian layanan kepada klien,terjalin hubungan antara perawat dengan klien. Menurut Henderson,hubugan perawat klien terbagi dalam tiga tingkatan,mulai dari hubungan bergantung hingga hubungan sangat mandiri. 1). Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien. 2). Perawat sebagai penolong ( helper) bagi pasien. 3). Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

12

Pada situasi pasien yang gawat,perawat harus berperan sebagai pengganti

(substitute) didalam memenuhi

kekurangan pasien akibat kekurangan fisik,kemampuan atau kemauan pasien

yang

kurang.Disini

perawat

berfungsi

untuk

“melengkapinya”untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya.Kemandirian ini sifatnya relatif,sebab tidak ada satupun manusia yang tidak bergantung pada orang lain.Meskipun demikian,perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.Sebagai mitra ( partner) Perawat dan pasien bersamasama merumuskan rencana perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda,setiap dipenuhi.Hanya

pasien saja,

berdasarkankondisi

memiliki

kebutuha

kebutuhan

dasar

patologis

dan

dasar

yang

tersebut factor

harus

dimodifikasi lainnya,seperti

usia,tabiat,kondisi emosional,status sosal atau budaya,serta kekuatan fisik dan intelektual. Kaitannya dengan hubungan perawat – dokter,Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter

Henderson

sendiri

mempertanyakan

filosofi

yang

memperbolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya.Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter.Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.

Hubungan perawat – pasien – dokter menurut Henderson dapat digambarkan sebagai berikut.

13

Perawat

Pasien

Dokter

3 Keyakinan dan tata nilai teori Henderson. Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki keterikatan hidup secara individual selama daur kehidupan,dari fase ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan usia,keadaan dan lingkungan.Perawat merupakan penolong utama klien dalam melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai.

4 Aplikasi Teori Henderson dalam proses keperawatan. Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya praktik keperawatan menunjukan bahwa perawat memiliki tugas utama pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien,yang semula bergantung pada orang lain menjadi mandiri.perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent)

menjadi

mandiri

14

(independent)

dengan

mengkaji,merencanakan,mengimplementasikan,serta

mengevaluasi

keempat

belas komponen penanganan perawatan kebutuhan dasar. Pada tahap penilaian (pengkajian),perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan mengupulkan

keempat data,

penciuman,peraba

belas perawat

dan

komponen

kebutuhan

menggunakan

pendengaran.Setelah

dasar

metode data

diatas.Dalam

observasi,indera terkumpul,perawat

menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat sakit.Hasil analisis tersebut menentukan hasil diagnosis keperawatan yang akan muncul. Tahap perencanaan,menurut Henderson meliputi aktivitas penyusunan rencana perawatan sesuai kebutuhan individu termasuk didalamnya perbaikan rencana jika keadaan sakit atau sehat.Selanjutnya pada tahap implementasi perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalm rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu,memulihkannya dari kondisi sakit,atau membuatnya meninggal dalam damai.Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual,bergantung pada prinsip fisiologis, usia,latar belakang budaya,keseimbangan emosional,dan kemampuan intelektual serta fisik individu.Terakhir,perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari – hari.

C.

Teori Keperawatan Menurut Calista Roy 1.Teori Calista Roy

15

Sister Calista Roy mengembangkan model konsep adaptasi Dalam keperawatan pada tahun 1964.Model ini banyak digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan.Model adaptasi Roy adalah system model yang esensial dalam keperawatan.Asumsi – asumsi dasar yang dianut dalam model adaptasi Roy antara lain: 1) Individu adalah mahluk bio – psiko – sosial yang merupakan suatu kesatuan yang utuh.Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis,psikologis,dan sosialnya. 2) Setiap orang selalu menggunakan koping,baik yang bersifat positif maupun

negative,untuk

dapat

beradaptasi.Kemampuan

adaptasi

seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen,yaitu penyebab utama perubahan kondisi dan situasi,keyakinan dan pengalaman dalam beradaptasi. 3) Setiap individu berespon terhadap kebutuhan fisiologis,kebutuhan akan konsep diri yang positif,kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian,serta kemampuan dalam melakukan peran dan fungsi secara optimal guna memelihara integritas diri.Kebutuhan fisiologis,menurut Roy,meliputi

oksigenasi

dan

sirkulasi,keseimbangan

cairan

dan

elektrolit,makanan,tidur dan istirahat,pengaturan suhu dan hormone dan fungsi tambahan.kebutuhan konsep diri yang positif berfokus pada persepsi diri yang meliputi kepribadian,norma,etika dan keyakinan seseorang.Kemandirian

lebih

difokuskan

pada

kebutuhan

dan

kemampuan melakukan interaksi sosial,termasuk kebutuhan akan dukungan orang lain.peran dan fungsi yang optimal lebih difokuskan pada prilaku individu yang menjalankan peran dan fungsi yang diembannya. 4) Individu selalu berada dalam rentan sehat – sakit yang berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan guna mempertahankan kemampuan adaptasi. 3.

Model Adaptasi Roy dan Konsep Utama Keperawatan

16

Pendekatan Roy menegaskan bahwa individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang memiliki mekanisme koping untuk

beradaptasi

terhadap

perubahan

lingkungan.Individu

selalu

berinteraksi secara konstan atau selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan.Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua yang ada disekeliling kita dan berpengaruh terhadap perkembangan manusia.Sehat adalah

suatu

keadaan

atau

proses

dalam

menjaga

integritas

diri.Menurutnya,peran perawat adalah membantu klien beradaptasi terhadap perubahan yang ada. Respons atau prilaku adaptasi seseorang terhadap perubahan atau kemunduran,menurut teori adaptasi Roy bergantung pada stimulus yang masuk dan tingkat /kemampuan adaptasi orang tersebut.Tingkat atau kemampuan adaptasi seseorang ditentukan oleh tiga hal,yaitu masukan (input),control dan keluaran ( out – put) Roy mengidentifikasi input sebagai stimulus yang dapat menimbulkan respon.ada tiga komponen pada input,yaitu stimulus fokal,stimulus kontekstual,dan stimulus residual.stimulus fokal adalah stimulus yang langsung berhadapan dengan individu (Stimulus

internal),seperti

perubahan

fisiologis

,perubahan

konsep

diri,perubahan fungsi peran,atau perubahan dalam mempertahankan keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan.stimulus kontekstual adalah semua stimulus yang diterima individu,baik internal (karakteristik diri) maupun eksternal (lingkungan),kelurga,teman,masyarakat,petugas kesehatan,yang mempengaruhi situasi atau stimulus fokal dan dapat diobservasi,diukur,serta dilaporkan secara subjektif.Stimulus residual adalah ciri – ciri tambahan dan relevan dengan situasi yang ada,namun sukar untuk diobservasi.Contohnya adalah keyakinan,sikap,dan sifat individu yang berkembang sesuai dengan pengalaman masa lalu.

17

Aspek berikutnya yang terkait dengan kemampuan adaptasi mekanisme control atau koping regulator dan kognator (proses).Mekanisme control regulator merupakan respons system kimiawi,saraf atau endokrin,otak,dan medulla spinalis yang diteruskan sebagai prilaku atau respons.Sedangkan mekanisme control kognator berhubungan dengan fungsi otak dalam memproses informasi,penilaian dan emosi. Aspek terakhir pada teori adaptasi Roy adalah output.output dari suatu system adaptasi adalah prilaku yang dapat diamati,diukur,atau dapat dikemukakan secara subjektif.Output pada system ini dapat berupa respons adaptif ataupun respons maladaptive. Roy juga mengembangkan konsepnya untuk membantu individu beradaptasi dan menunjukan respons atau perilaku adaptif terhadap perubahankebutuhan yang mencakup perubahan fisiologis,konsep diri,fungsi peran dan hubungan sling ketergantungan antara sehat dan sakit (output).Konsep sehat yang dikembangkan Roy adalah bagaiman individu mampu beradaptasi dan berprilaku adaptif terhadap perubahan yang terjadi guna memenuhi kebutuhannya,seperti kebutuhan fisiologis,konsep diri yang positif,kebutuhan mempertahankan

untuk

menampilkan

keseimbangan

fungsi antara

peran

sosial

kemandirian

dan dan

ketergantungan.Konsep sakit yang dikembangkan Roy adalah ketika individu

tidak

mampu

dialaminya.Selanjutnya,ia

beradaptasi

akan

dengan

menampilkan

respons

perubahanyang atau

perilaku

maladaptive yang menyebabkan keempat kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi.

D. Teori Keperawatan Menurut Jean Watson 1.Teori Jean Watson Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean

18

Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan makana dan cairan Kebutuhan biofisikal

Kebutuhan eliminasi Kebutuhan ventilasi

Kebutuhan psikofisikal

Kebutuhan aktivitas dan istirahat Kebutuhan seksualitas.

Kebutuhan psikososial Intrapersonal - interpersonal iiinterpersonal

Kebutuhan berprestasi Kebutuhan berorganisasi. Kebutuhan aktualisasi diri.

Gambar : Cabang kebutuhan 19 manusia menurut Jean Watson

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. 1. Teori human caring Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science and human care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta seni yang kuat. Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

2. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut: a). Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal. 20

b).Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia. c).Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan individu dan keluarga. d). Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya. e). Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan. f). Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada curing (mengobati). g). Praktik caring merupakan pusat keperawatan. Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. “Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien 21

dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan. Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs). Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk

22

integrasi)

yang

meliputi

kebutuhan

intrapersonal

dan

interpersonal

(kebutuhan aktualisasi diri). Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.

3. Grand theory menurut Jean Watson a. Carrative Factor Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah: 1). Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik. 2). Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope). 3). Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain. 4). Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust). 5). Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative. 6). Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan keputusan. 7). Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal. 8). Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki mental, sosialkultural, dan spiritual. 9). Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. 10) Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis. Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson

menganggap

istilah

“factors”

terlalu

standart

terhadap

sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang

23

dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu: 1).

Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan

ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring. 2). Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem

kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari

dirinya dan orang dirawat. 3). Memberikan perhatian

terhadap

praktik-praktik

spiritual

dan

transpersonal diri orang lain, melebihi ego dirinya. 4). Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya. 5). Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat. 6). Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistic. 7). Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain. 8). Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian. 9). Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan “human care essentials“, yang memunculkan penyusuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.

24

10). Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat. b. Transpersonal Caring Relationship Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada moral perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek. Perawat

sadar

bahwa

mempunyai

hubungan

dan

potensi

untuk

menyembuhkan. Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien, dan juga hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar dari diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan

melindungi,

meningkatkan

dan

kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin. c. Caring Occation Moment 25

mempertahankan

martabat,

Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan (mengenai tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuantujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan

keterbukaan

dan

kemampuan–kemampuan

untuk

berkembang (Watson 1999).

4. Paradigma Keperawatan Menurut Watson 1. Keperawatan Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing. 2. Klien

26

Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, selfcontrol, pilihan dan selfdetermination. 3. Kesehatan Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan. 4. Lingkungan Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat. 5. Asumsi Dasar Science of Caring Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson mengatakan 7 asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu : a. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya b.

secara interpersonal. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap

c.

kebutuhan manusia tertentu. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan

d.

keluarga. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi

e.

juga menerima akan jadi apa dia dikemudian. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk

memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu. f. Caring lebih ”healthogenic” daripada curing. g. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.

27

E. Teori Keperawatan Menurut Dorothea Orem Pengertian Keperawatan Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya, oleh karena itu teori ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit Teori. Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care mereka. A. Deskripsi Konsep Sentral Orem 1. Manusia Suatu kesatuan yang dipandang sebagai berfungsi secara biologis simbolik

dan

sosial

serta

berinisiasi

dan

melakukan

kegiatan

asuhan/perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan 1. Udara 2. Air 3. Makanan 4. Eliminasi 5. Kegiatan dan istirahat 6. Interaksi sosial 7. Pencegahan terhadap bahaya kehidupan

28

8. Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia 2. Masyarakat/lingkungan Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi dan interaktif 3. Kesehatan Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik,

interpersonal

dan

sosial.

Kesejahteraan

digunakan

untuk

menjelaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu kedaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan untuk memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai. 4. Keperawatan Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian pada bayi, anak dan orang dewasa, ketika mereka, orangtua mereka, wali atau orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu merawat atau mengasuh atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditujukan untuk menolong sesama. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan mempunyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan, serta tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia dan lingkungannya.

29

F. Teori Sistem Keperawatan Orem Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu 1. Self Care Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang Thenpeutic sesuai dengan kebutuhan, Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.

Penekanan teori self care secara umum : a. Pemeliharaan intake udara b. Pemeliharaan intake air c. Pemeliharaan intake makanan

30

d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia h. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan

potensinya.

2. Self Care Deficit Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem. Yang menggambarkan kapan keperawatan di perlukan.Oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif Teori self care deficit diterapkan bila ; – Anak belum dewasa – Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan – Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tapi diprediksi untuk masa yang akan datang. 3. Nursing system Teori yang membahas bagaimana kebutuhan “Self Care” patien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan atau

31

direncanakan berdasarkan kebutuhan “Self Care” dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas “Self Care”. Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System : a. The Wholly compensatory system Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh kepada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan keperawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi, serta adanya manipulasi gerakan. b. The Partly compensantory system Merupakan system dalam memberikan perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien post op abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka. c. The supportive – Educative system Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri. Metode bantuan : Perawat membantu klien dengan mengguanakn sistem dan melalui lima metode bantuan yang meliputi : Acting atau melakukan sesuatu untuk klien

32

F.

-

Mengajarkan klien

-

Menagarahkan klien

-

Mensuport klien

-

Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang

Teori Keperawatan Menurut Hildegard E. Peplau A.Teori Hildegard E.Peplau Menurut Peplau, keperawatan adalah terapeutik yaitu satu seni menyembuhkan, menolong individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan. Keperawatan dapat dipandang sebagai satu proses interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama. Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen utama, yaitu: 1. Pasien Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. Oleh adanya proses interpersonal. 2. Perawat Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal. 33

3. Masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik. 4. Proses interpersonal Peplau mengidentifikasi empat tahapan hubungan interpersonal yang saling berkaitan, yaitu: a. Tahap Orientasi Tahap orientasi dipengaruhi langsung oleh sikap perawat dan klien dalam memberi atau menerima pertolongan. Selain itu, tahap ini juga dipengaruhi oleh ras, budaya, agama, pengalaman, latar belakang, dan harapan klien maupun perawat. Akhir dari tahap ini adlah perawat dan klien

bersama-sama

mengidentifikasi

adanya

masalah

serta

menumbuhkan rasa saling percaya sehingga kedua-dunay siap untuk melangkah ke tahap yang berikutnya. b. Tahap Identifikasi Selama tahap identifikasi, klien diharapkan mulai memiliki perasaan terlibat dan mulai memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah dengan mengurangi perasaan tidak berdaya dan putus asa. Upaya ini akan menumbuhkan sikap positif paa diri klien guna melaju ke tahap selanjutnya. c. Tahap Eksploitasi Pada tahap ini, perawat juga dituntut menguasai keterampilan berkomunikasi secara terapeutik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tahap eksplorasi merupakan tahap pemberian bantuan pada klien

34

sebagai langkah pemecahan masalah. Jika tahap ini berhasil, proses d.

interpersonal akan berlanjut pada tahap akhir, yaitu resolusi. Tahap Resolusi Pada tahap resolusi , tujuan bersama antara perawat dan klien sudah sampai pada tahap akhir dan keduanya siap mengakhiri hubungan terapeutik yang selama ini terjalin. Indikator keberhasilan untuk tahap ini adalah jika klien sudah mampu mandiri dan lepas dari bantuan perawat. Selanjutnya, baik perawat maupun klien akan menjadi individu yang matang dan lebih berpengalaman.

B. Teori Keperawatan Peplau Dan Konsep Utama Keperawatan teori keperawatan biasanya berkembang empat konsep utama, yaitu: keperawatan, individu, kesehatan, dan lingkungan.  Individu Individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses interpersonal.  Lingkungan Budaya dan adat istiadat merupakan factor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi individu.  Kesehatan Kesehatan sebagai sebuah simbol yang menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan yang terus-menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam kehidupan pribadi maupun komunitas.  Keperawatan Suatu proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal merupakan maturing force dan alat educatif baik perawaat maupun pasien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami klien dalam mencapai resolusi masalah.

35

C .Implementasi Teori Peplau Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat terapeutik. Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi. Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau.

36

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 

Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan

menjelaskan berbagai fenomena dalam

keperawatan serta berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan 

Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori keperawatan

mengidentifikasi

dan

didefinisikan

sebagai

hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan, harus bersifat alamiah, bersifat sederhana dan umum, sebagai pedoman, serta berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan 

Teori dan model keperawatan menurut beberapa ahli, yaitu: teori Florance

Nightingale, Virginia Henderson,Calista Roy,Jean

Watson,Dorothea Orem, HildegartE.Peplau. B. Saran Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu: Sebaiknya teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

DAFTAR PUSTAKA Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Elisa. 37

2009. . . Hidayat. A. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2. Surabaya: Salemba Medika. Joe. 2009. Model Konseptual Hildegard E. Peplau. Diperoleh dari http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/12/model-konseptual-peplau/ Oktiyah. 2012. Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau.

http://siti oktiya.blogspot.com/2012/01/teori keperawatan-hildegard-e-peplau.htm. Rudi. 2010. Hildegard E. Peplau "Interpersonal Relationship Theory" . diperoleh dari http://perawatankesehatan.blogspot.com/2010/06/hildegard-e-peplau-interpersonal_29.html Potter dan Perry. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Soewandi,J. 1991. Ringkasan Sejarah Keperawatan.Jakarta: Batara Efendi & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. http://hanyasekedarblogg.blogspot.co.id/2013/04/keperawatan-menurut-florence nightingale.html

38

Related Documents


More Documents from "Alex Desrianto"