PENGARUH SUBTITUSI GONDORUKEM PADA ASPAL PEN 60/70 DAN FILLER KOMBINASI ABU AMPAS TEBU TERHADAP LASTON AC-WC DENGAN MENGUNAKAN AGREGAT HALUS SABANG
Dikerjakan Oleh Cut Nawalul Azka NIM : 1609200060021
Komisi Pembimbing ` Dr. Ir. Sofyan M. Saleh., M. Sc. Eng, IPM dan Dr. Eng. Sugiarto, S.T., M. Eng
Outlite Presentasi
PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
UMUM JENIS PERKERASAN LENTUR Flexible pavement adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan di bawahnya.
02 - PENDAHULUAN 01 - PENDAHULUAN LATAR BELAKANG GONDORUKEM
UMUM
ABU AMPAS TEBU
SEMEN PORTLAND
AGREGAT HALUS SABANG
Gondorukem GONDORUKEM Spesifikasi 1.Titik lunak metode ring & ball 2.Uji warna dengan lovibond 3.Kadar Kotoran 4. Bilangan Asam (Acid Value) 5.Bilangan Penyambung (Saponification Value) 6.Bilangan Iod (Iodine Value) 7.Kadar Abu (ash Content) 8.Kadar terpentin tersisa (valantine Oil Content) Keterangan : X (Rex) WW (Water White) WG N (Nancy)
: Warna yang paling jernih : Warna yang beningnya seperti air : Warna bening seperti kaca jendela : Warna kuning – kecokelat cokelatan
Standard
X > 78°C Sesuai < 0,02%
WW > 78°C Sesuai < 0,05% 160-190 170-190 5-25
WG > 76°C Sesuai < 0,07%
N > 74°C Sesuai < 0,10%
<0,01%
<0,04%
< 0,05%
< 0,08%
< 2%
< 2%
< 2,5%
< 3%
Abu Ampas Tebu ABU AMPAS TEBU Komposisi Kimia (%)
Lambang
Kode
Range
Presentase
SiO2
S
40 - 81
42.47
Aluminium oxside
AI2O3
A
1 - 19
1.69
Ferrie oxide
Fe2O3
F
2 – 12
1.02
Calcium oxide
CaO
C
2-4
5.01
Magnesium oxide
MgO
M
0-5
0,9
Sillicon dioxide
Agregat Halus Sabang AGREGAT HALUS SABANG
01 - PENDAHULUAN TUJUAN PENELITIAN Menentukan kadar aspal optimum (KAO) yang tepat dengan bahan tambah gondorukem dilihat dari parameter Marshall;
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui pengaruh karakteristik lapisan beton aspal (AC-WC) dengan penggunaan gondorukem terhadap filler kombinasi abu ampas tebu dan semen portland, dilihat dari parameter Marshall Mengetahui pengaruh karakteristik campuran lapisan aspal beton (AC-WC) dengan variasi pencampuran kadar agregat halus dari Sabang dan agregat halus dari Kabupaten Aceh Besar dalam pemanfaatan sebagai material perkerasan yang dapat menghasilkan kinerja campuran aspal optimum;
01 - PENDAHULUAN RUANG LINGKUP PENELITIAN ASPAL KERAS PEN 60/70
PT. Dana Dinamika Persada berlokasi Leupung Baleu, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar.
GONDORUKEM
PT. Tenaga Inti berlokasi Bango, Kota Sabang Provinsi Aceh.
ABU AMPAS TEBU DAN SEMEN PORTLAND
PT. Kilang Tebu berlokasi di Desa Blang Mancung Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah dan PT. Semen Andalas Indonesia berlokasi di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.
AGREGAT HALUS AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS STANDAR
PT. Perhutani Pine Chemical Industry Kabupaten Pemalang, Propinsi Jawa Tengah.
PT. PERTAMINA
LOKASI MATERIAL LOKASI MATERIAL
LOKASI GONDORUKEM LOKASI GONDORUKEM
Sistem Jalan di Malaysia
02 – TINJAUAN PUSTAKA KARAKTERISTIK CAMPURAN BERASPAL STABILITAS DURABILITAS KARAKTERISTIK
KELENTURAN KETAHANAN TERHADAP KELELEHAN KEKESATAN PERMUKAAN
KEDAR AIR KEMUDAHAN PELAKSANAAN
02 – TINJAUAN PUSTAKA METODE MARSHALL Rancangan campuran berdasarkan metode Marshall ditemukan oleh Bruce Marshall. Pengujian Marshall bertujuan untuk mengukur daya tahan (stabilitas) campuran agregat dan aspal terhadap kelelehan plastis (flow). Flow didefinisikan sebagai perubahan deformasi atau regangan suatu campuran mulai dari tanpa beban, sampai beban maksimum. Alat marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan Proving ring (cincin penguji) berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs) dan flowmeter. Proving ring digunakan untuk mengukur nilai stabilitas, dan flowmeter untuk mengukur Sifat-sifat campuran beraspal dapat dilihat dari parameter-parameter pengujian marshall antara lain : a. Stabilitas marshall b. Kelelehan (Flow) c. Marshall quotient d. Rongga terisi aspal / Void Filled with Asphalt (VFA) e. Rongga antar agregat / Void in Mineral Aggregate (VMA) f. Rongga udara di dalam campuran / Voids In Mix (VIM)
02 – TINJAUAN PUSTAKA ILUSTRASI FUNGSI ASPAL
02 – TINJAUAN PUSTAKA VOLUMETRIK CAMPURAN BERASPAL
02 – TINJAUAN PUSTAKA
02 – TINJAUAN PUSTAKA PENGUJIAN DURABILITAS Durabilitas pada umumnya berkaitan dengan keawetan campuran terhadap pengaruh rendaman air dan temperatur dalam kurun waktu yang lama. Durabilitas campuran dapat ditingkatkan dengan membuat campuran beton aspal yang padat dan kedap, serta tahan terhadap pengaruh air, yang hanya dapat diperoleh dari penggunaan agregat bergradasi rapat dengan aspal polimer yang mempunyai daya lengket lebih tinggi, serta dengan penggunaan kadar aspal yang tinggi.
Menurut Spesifikasi umum Bina Marga 2010 Revisi 3 (2014) menyebutkan nilai durabilitas dikatakan baik apabila nilainya ≥ 90%. Faktor yang mempengaruhi durabilitas dalam campuran beton adalah: Nilai indek perendaman (IP) dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut : IRS = MSI/MSsx 100 Keterangan : IRS = Indeks Stabilitas Sisa (%) MS1 = Stabilitas Marshall setelah perendaman 24 jam (kg) MSs = Stabilitas Marshall setelah perendaman 30 menit (kg)
03 – METODE PENELITIAN PEMBUATAN BENDA UJI No
Jumlah Benda Uji
1 Benda uji untuk menentukan nilai (KAO) 2 Benda uji dengan subtitusi gondorukem 4% dan 8%
Benda Uji Untuk Menentukan Nilai KAO Dengan 3 Variasi Filler Kombinasi dengan subtitusi Gondorukem 4% dan 8% Benda Uji Untuk Menentukan Nilai KAO Dengan 4 Variasi Agregat Halus Sabang dengan subtitusi Gondorukem 4% dan 8% 5 Benda Uji Perendaman 30 menit dan 24 jam Jumlah
Total 15 18 18
18 54
123
03 – METODE PENELITIAN PENENTUAN KADAR ASPAL OPTIMUM
03 – METODE PENELITIAN METODE ANALISIS REGRESI DAN ANOVA
Analisis Regresi Sederhana adalah sebuah metode pendekatan untuk pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen
(ANOVA) adalah kumpulan dari model statistik yang digunakan untuk menganalisis perbedaan rata-rata antara kelompok dan prosedur terkait.
BAGAN ALIR
Nilai Kao Subtitusi Gondorukem Tes Marshall & Durabilitas
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN SIFAT FISIS AGREGAT Pengujian Berat Jenis Penyerapan Terhadap Air Berat Isi Agregat Indeks Kelonjongan Indeks Kepipihan Tumbukan (Impact) Keausan agregat dengan Mesin Los Angeles Pengujian Berat jenis Penyerapan terhadap air Pengujian Berat jenis Penyerapan terhadap air
Standar SNI 1969-2008 SNI1969-2008 AASHTO T-19-74 ASTM D-4791 ASTM D-4791 SNI 03-4426-1997
Nilai Min 2,5 Maks. 3% Min 1% Maks. 10% Maks. 10% Maks 30%
Satuan % Kg/dm % % %
Hasil 2,807 0,495 1,609 17,68 19.11 6,49
SNI 2417-2008
Maks. 40%
%
21,52
Standar SNI1970-2008 SNI 1970-2008
Nilai Min. 2,5 Maks. 3 %
Satuan %
Hasil 2,80 0,70
Standar SNI1970-2008 SNI 1970-2008
Nilai Min. 2,5 Maks. 3 %
Satuan %
Hasil 2,50 4,45
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN ANALISA SARINGAN Ukuran Saringan
Saringan 3/ " 4 1/ " 2 3/8"
No. 4 No.8 No. 16 No. 30 No. 50 No. 100 No. 200 Filler
Ukuran (mm)
19,0 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,60 0,30 0.15 0,075 0
(AC-WC)
Gradasi Rencana Lapisan Aspal Beton (AC-WC) 100.0
% Berat yang lolos Gradasi Spesifikasi Uji Rencana 100 100 90 – 100 89.5 77 – 90 85.9 53 – 69 64.7 33 – 53 43.2 21 – 40 31.4 14 – 30 17.9 9 – 22 12 6 – 15 8.3 4–9 6.2 0 0
100.0
90.0
89.5 85.9
80.0 70.0
64.7 60.0 50.0
43.2
40.0
31.4
30.0 20.0
17.9 12.0
10.0
6.2
8.3
0.0 0.01
Hasil 0.1Saringan
Grad 1 Max
Grad 10 Min
100
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN SIFAT FISIS ASPAL No.
Sifat-sifat Fisis Aspal
Standar
Satuan
Syarat
Hasil
1.
Berat jenis
SNI 06-2441-1991
-
≥ 1,0
1,020
2.
Penetrasi
SNI 06-2456-1991
(0,1 mm)
60-70
64
3.
Daktilitas
SNI 06-2432-1991
Cm
≥ 100
130
4.
Titik lembek
SNI 06-2434-1991
°C
≥ 48
48
No.
Sifat-sifat Fisis Aspal
Standar
Satuan
Syarat
4%
8%
1.
Berat jenis
SNI 06-2441-2011
-
≥ 1,0
1.036
1.039
2.
Penetrasi
SNI 06-2456-1991
(0,1 mm)
Min 50-70
58.33
52
3.
Daktilitas
SNI 06-2432-1991
Cm
≥ 50
133.67
132
4.
Titik lembek
SNI 06-2434-1991
°C
≥ 54
56
57
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN MARSHALL PENENTUAN (KAO) Karakteristik Campuran
Kadar Aspal (%)
Spesifikasi BM (2014)
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
Density (g/cm3)
2.46
2,43
2,45
2,47
2,46
-
VIM (%)
5,89
6,28
4,80
3,14
2,97
Min. 3 - 5
VMA (%)
16,76
18,21
18,02
17,70
18,65
Min 15
VFA (%)
64,86
65,54
73,40
82,29
84,13
Min. 65
Stabilitas
1731.44
1869.80
1604.65
1269.26
Flow (mm)
3,37
3,50
3,40
3,30
2,90
Min 2-4
MQ (kg/mm)
518,69
571,26
494,38
400,97
368.77
Min. 250
1068.93 Min. 800
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL KADAR ASPAL OPTIMUM DENGAN METODE ANALITIS
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN
2150.00
60.00 55.00 50.00
Stabilitas
63.22 69.06 74.62
65.00
70.73 76.88 83.53
70.00
6.35
1750.00 1550.00 1350.00 1150.00 950.00
5.38
4
5.87
3.5
6.35
2.5 2
750.00 Kadar Aspal
Kadar Aspal
19.85
19.77
19.70 18.15
18.14
18.01
18.35
Gondorukem 4% Gondorukem 8% Kadar Aspal
4.5
3
18.22
17.94
VMA
7.27 5.87 5.05
5.87
1950.00
6.35
75.00
72.25 77.79 83.66
VFA
80.00
5.38
KAO
Kadar Aspal
650 600 550 500 450 400 350 300 250 200
5.38 5.87 6.35
439.65 519.85 614.97
5.87
Gondorukem Gondorukem 4% 8% Kadar Aspal
414.12 486.36 559.52
85.00
6.35
388.39 456.23 507.09
2350.00
5.87
MQ
5.38
5.38
4.18 3.57 3.14
90.00
20 19.5 19 18.5 18 17.5 17 16.5
3.51 3.48 3.00
KAO
Gondorukem Gondorukem 4% 8% Kadar Aspal
3.03 3.32 3.46
KAO
FLOW
2.36
1836.33 1853.99 1929.10
2.38
6.35
5.27 4.20 2.99
2.40
5.87
1443.63 1690.97 1707.51
2.42
5.38
5.00 4.08 3.00
6.35
8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
1133.92 1443.86 1658.73
2.44
2.40 2.41 2.42
5.87
2.45 2.46 2.47
2.46
2.45 2.46 2.46
5.38
Density
2.48
VIM
HASIL REKAPITULASI PENGUJIAN MARSHALL TANPA DAN DENGAN SUBTITUSI GONDORUKEM
Kadar Aspal
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL REKAPITULASI PENGUJIAN MARSHALL SUBTITUSI GONDORUKEM 4% DAN FILLER
4%
2.22
50% 75% 100% Kadar Aspal
4.88 4.20
4%
50%
5.87
1880.06 1786.5 1863.38
FLOW
1690.97
1400 900 400 4%
50% 75% Kadar Aspal
75% 100%
100%
4 3.8 3.6 3.4 3.2 3 2.8 2.6 2.4 2.2 2
5.87
18.14 18.22
18.71
76.88
75
69.47
70
64.11
65 60 55
50%
5.87
3.00
2.96 2.51
50% 75% Kadar Aspal
5.87
73.23
75% 100%
4%
Kadar Aspal
3.48
4%
80
19.63
4%
Kadar Aspal
2400 1900
5.75
85
VFA
2.29
5.87
21.00 20.50 20.00 19.50 19.00 18.50 18.00 17.50 17.00 16.50
100%
1000 950 900 850 800 750 700 650 600 550 500 450 400
50%
75% 100%
Kadar Aspal
5.87
754.03
Marshall
2.35
7.05
VMA
2.46
7.80 7.20 6.60 6.00 5.40 4.80 4.20 3.60 3.00
VIM
5.87
STABILITAS
Density
2.8 2.7 2.6 2.5 2.4 2.3 2.2 2.1 2
617.34 630.25 486.36
4%
50%
75%
Kadar Aspal
100%
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL REKAPITULASI PENGUJIAN MARSHALL SUBTITUSI GONDORUKEM 8% DAN FILLER
50% 75% 100% Kadar Aspal
2300 2100 1900 1700 1500 1300 1100 900 700 500
5.05
5.56
8%
50%
6.11
75% 100%
2114.17 3.20
3.02
3.00
19.85 19.93 19.95
71.14 69.40
8%
50% 75% 100% Kadar Aspal
900.00
845.76
6.35 800.00
2.50
2.40
673.12
700.00
614.97
640.65
600.00
2.20 2.00
8%
50% 75% 100% Kadar Aspal
8%
50% 75% Kadar Aspal
6…
59.17
60
50% 75% 100% Kadar Aspal
2.80
6.35
74.62
40
2.97
2.60
80
50
6.35
3.14
22.29
70
8%
Kadar Aspal
1929.1 1931.71 1965.07
90 6…
VFA
2.16
6…
VMA
2.27
24.00 23.50 23.00 22.50 22.00 21.50 21.00 20.50 20.00 19.50 19.00 18.50 18.00
Marshall
8%
2.32
9.10
FLow
2.42
10.00 9.20 8.40 7.60 6.80 6.00 5.20 4.40 3.60
VIM
6.…
STABILITAS
Density
2.9 2.7 2.5 2.3 2.1 1.9 1.7 1.5
100%
500.00
8%
50% 75% Kadar Aspal
100%
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL REKAPITULASI PENGUJIAN MARSHALL SUBTITUSI GONDORUKEM 4% DAN FILLER DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS SABANG
2.35
6
2.31
2.22
2.25
4
73.23 73.07
1800
AHS 50%
6.00
1786.5
5.87 1619.23 1613.87
Stabilitas
1232.81
60.00
4% + AAT AHS 50% AHS 75% AHS100% 50% Kadar Aspal
5.50700
5.87
3.99
4.30
3.00
500 400
2.00
300
800
1.00
200
600
0.00
100
1000
400
617.34
5.87
600
3.00
1200
65.00
AHS100%
5.00 4.00
1400
64.81
AHS 75%
Kadar Aspal
1600
69.93
18.27
18.00
Marshall
5.87
18.22
18.50
17.00 4% + AAT 50%
FLOW
2000
80.00
18.76
19.00
17.50
0 4% + AAT AHS 50% AHS 75% AHS100% 50% Kadar Aspal
VFA
4.93
19.46
5.87
19.50
2
2.15
70.00
4.88
5.65 VMA
2.35
20.00
6.86
5.87
VIM
Density
2.35
75.00
8
5.87
2.45
413.03
379.46 224.72
0 4% + AAT AHS 50% AHS 75% AHS100% 50%
Kadar Aspal
Kadar Aspal
Kadar Aspal
Kadar Aspal
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL REKAPITULASI PENGUJIAN MARSHALL SUBTITUSI GONDORUKEM 8% DAN FILLER DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS SABANG
2.27
2.25
2.16
2.15 2.05 AHS 50%
AHS 75%
79.00 74.00
6.35
72.02 71.45
69.00
VFA
66.21
64.00
60.88
59.00 54.00 8% + AHS AAT 50% 50%
AHS 100%
AHS AHS 75% 100%
Kadar Aspal
2500 2300 2100 1900 1700 1500 1300 1100 900 700 500
7.07 5.56
5.68
21.50 20.50
19.75
19.86
18.50 8% + AAT AHS 50% AHS 75% AHS 100% 50% Kadar Aspal
1709.61
5.00 1567.74
4.00
5.83 700
6.35
6.00
6.35 1809.71
20.91
19.50
7.00 1931.71
21.83
6.35
8% + AAT AHS 50% AHS 75% AHS 100% 50% Kadar Aspal
Kadar Aspal
Stabilitas
8% + AAT 50%
22.50
4.33 4.36
500
3.02
3.00
400
2.00
300
1.00
Kadar Aspal
6.35
435.61
396.87 291.14
200
0.00 8% + AHS 50% AHS 75% AHS AAT 50% 100%
640.65
600
Marsall Quotient
2.32
8.57
6.35
V M A
2.32
10 9 8 7 6 5 4 3
FLOW
2.35
6.35
VIM
DENSITY
2.45
8% + AAT 50%
AHS 50%
AHS 75%
Kadar Aspal
AHS 100 100%
8% + AAT AHS 50% AHS 75% AHS 100% 50% Kadar Aspal
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN DURABILITAS No
Variasi % Gondorukem Efektif
a
b Benda Uji dengan Kadar Aspal Optimum (5.87%) Benda Uji dengan Kadar Aspal Optimum (6.35%) Benda Uji Subtitusi Gondorukem 4% Dengan KAO (5.87%) Benda Uji Subtitusi Gondorukem 8% Dengan KAO (6.35%) Benda Uji dengan Subtitusi Gondorukem 4% serta filler abu ampas tebu dan semen
1 2 3 4 5
Rendaman 30 Menit c
Rendaman 24 Jam d
e=d/c
1527,37
1443,96
94,53%
1178,30
1132,83
96,14%
1579.34
1423.79
90.15%.
1834.22
1668.63
90.97%
1702.43
1561.50
91.72%
Hasil
6
Benda Uji dengan Subtitusi Gondorukem 8% serta filler abu ampas tebu dan semen
1991.77
1829.44
91.85%
7
Benda Uji dengan Subtitusi Gondorukem 4% dengan filler serta Variasi Agregat Halus Sabang
1625.62
1448.35
89.10%
8
Benda Uji dengan Subtitusi Gondorukem 8% dengan filler serta Variasi Agregat Halus Sabang
2046,89
1837.12
89.75%
04 – HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI ONE WAY ANOVA Kadar Aspal 5.87% dengan variasi agregat halus Karakteristik Campuran
Nilai Fhitung dan Sig.
Nilai Ftabel dan α
df1 df2
Uji Anova
Asrukem 4%+AAT 50% Kesimpulan 2.36
Fhitung = 46.000 Ftabel = 4.066 Sig. = 0,00 α = 0,05
df1 = 3 df2 = 8
Ho ditolak Ha diterima
Ada pengaruh
Fhitung = 6.286 Sig. = 0,01
Ftabel = 4.066 α = 0,05
df1 = 2 df2 = 6
Ho ditolak Ha diterima
Ada pengaruh
VMA
Fhitung = 4.229 Sig. = 0,04
Ftabel = 4.066 α = 0,05
df1 = 3 df2 = 8
Ho ditolak Ha diterima
Ada pengaruh
VFA
Fhitung = 7.558 Sig. = 0,01
Ftabel = 4.066 α = 0,05
df1 = 3 df2 = 8
Ho ditolak Ha diterima
Ada pengaruh
Stabilitas
Fhitung = 17.030 Sig. = 0,00
Ftabel = 4.066 α = 0,05
df1 = 3 df2 = 8
Ho ditolak Ha diterima
Ada Pengaruh
Flow
Fhitung = 10.298 Sig. = 0,00
Ftabel = 4.066 α = 0,05
df1 = 3 df2 = 8
Ho ditolak Ha diterima
Ada pengaruh
Fhitung = 9.444 Sig. = 0,03
Ftabel = 4.066 α = 0,05
df1 = 3 df2 = 8
Ho ditolak Ha diterima
Ada pengaruh
Density
VIM
MQ
AHS 50%
AHS 75%
AHS 100%
2.37
2.29
2.23
2.36
2.36
2.32
2.23
2.35
2.33
2.33
2.21
Anova: Single Factor (DENSITY
SUMMARY Groups Asrukem 4%+AAT 50% AHS 50% AHS 75% AHS 100%
Count 3 3 3 3
Sum 7.063448 7.059443 6.939003 6.673814
Average 2.354483 2.353148 2.313001 2.224605
Variance 3.2E-05 0.000327 0.000376 0.000233
ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
SS df 0.033405 3 0.001936 8
Total
0.035341
11
PMS F value F crit 0.011135 46.000 0.00 4.066 0.000242
05 – KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. 2. 3.
4.
5.
berdasarkan evaluasi parameter Marshall dengan range nilai KAO diperoleh lebih kecil dari 1% maka campuran akan diuji pada batas range bawah, tengah dan batas atas diperoleh 5.38%; 5.87% dan 6.35%. Semakin besar persentase subtitusi gondorukem kedalam campuran aspal nilai stabilitas campuran semakin meningkat, dengan nilai stabilitas tertinggi diperoleh. berdasarkan pengujian stabilitas terhadap penambahan persentase abu ampas tebu memiliki peningkatan disebabkan oleh pengaruh dari abu ampas tebu yang mempunyai kemampuan untuk mengambil air yang ada pada agregat sehingga akan meningkatkan adesi antara agregat dan aspal, dan mengakibatkan ikatan antara agregat lebih kuat yang pada akhirnya akan meningkatkan kerapatan campuran dan meningkatkan bidang kontak antar agregat Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai porositas agregat maka berat jenis dari agregat itu semakin kecil sehingga berat jenis maksimum campuran menjadi semakin kecil sedangkan semakin kecil nilai porositas agregat maka berat jenis dari agregat itu semakin besar sehingga berat jenis maksimum campuran menjadi semakin besar. Penggunaan kadar agregat halus sabang yang berlebihan tidak baik, karena daya ikat dari lapisan aspal sudah tidak efektif untuk penguncian antar partikel, sehingga terjadi gesekan antar butir. Durabilitas campuran aspal beton yang dihasilkan masih memenuhi standar memenuhi persyaratan Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 Revisi 3 (2014) campuran beraspal dikatagorikan awet (durable), apabila nilai stabilitas sisa ≥ 90%. Namun pada subtitusi gondorukem memenuhi standar yang diisyaratkan oleh AASHTO 1993 yaitu ≥ 75%
05 – KESIMPULAN DAN SARAN SARAN 1. Di masa yang akan datang penelitian dapat dilanjutan dengan subjek yang sama dengan diterapkan beberapa variasi yang berbeda dari penelitian ini, antara lain berupa variasi persentase agregat, variasi bahan tambah, dan memanfaatkan abu ampas tebu sebagai pengganti atau substitusi variasi persen filler 2. Pengujian anova pada penelitian ini hanya dilakukan pada satu arah, disarankan untuk pegujian berikutnya dengan menggunakan anova dua arah. 3. Pada Penelitian ini, reaksi kimia dan struktur kimia aspal, agregat, filler serta bahan tambah berupa gondorukem tidak ditinjau lebih lanjut. Perlu dilakukan pengujian lebih mendetail terhadap unsur kimia dan persentase zat aditif yang ditambahkan pada aspal konvensional sehingga dapat mengetahui pengaruh zat tersebut terhadap karakteristik aspal. 4. Dilakukannya pengujian lain pada penelitian selanjutnya selain pengujian Marshall dan durabilitas, seperti uji permeabilitas, skid resistance atau wheel tracking machine (WTM). 5. Campuran yang dilakukan pada penelitian ini adalah Asphalt Course –Wearing Course sehingga dapat dilakukannya pengembangan penelitian pada campuran lapis perkerasan yang lain seperti AC-BC, AC-Base, HRS-WC, HRS-Base,dan SMA.