Filariasis Konten Poster Leaflet.docx

  • Uploaded by: nico
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Filariasis Konten Poster Leaflet.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 726
  • Pages: 5
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit raenular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres.

Klasifikasi cacing filaria dibagi menjadi 6 tipe, yaitu a. Wuchereria bancrofti tipe perkotaan (urban) Ditemukan di daerah perkotaan seperti Bekasi, Tangerang, Pekalongan dan sekitarnya memiliki periodisitas nokturna, ditularkan oleh nyamuk. Cx. quinquefasciatus yang berkembang biak di air limbah rumah tangga. b. Wuchereria bancrofti tipe pedesaan (rural) Ditemukan di daerah pedesaan luar Jawa, terutama tersebar luas di Papua dan Nusa Tenggara Timur, mempunyai periodisitas nokturna yang ditularkan melalui berbagai spesies nyamuk Anopheles dan Culex. c. Brugia malayi tipe periodik nokturna Mikrofilaria ditemukan di darah tepi pada malam hari. Jenis nyamuk penularnya adalah Anopheles barbirostis yang ditemukan di daerah persawahan. d. Brugia malayi tipe subperiodik nokturna Mikrofilaria ditemukan di darah tepi pada siang dan malam hari, tetapi lebih banyak ditemukan pada malam hari. Jenis nyamuk penularnya adalah Mansonia spp yang ditemukan di daerah rawa. e. Brugia malayi tipe non periodik Mikrofilaria ditemukan di darah tepi baik malam maupun siang hari. Jenis nyamuk penularnya adalah Mansonia bonneae dan Mansonia uniformis yang ditemukan di hutan rimba. f. Brugia timori tipe periodik nokturna Mikrofilaria ditemukan di darah tepi pada malam hari. Jenis nyamuk penularnya adalah An. barbirostris yang ditemukan di daerah persawahan Nusa Tenggara Timur, Maluku Tenggara.

Siklus hidup parasit ini memerfukan waktu sangat panjang. Masa pertumbuhan parasit dalam hidup nyamuk kurang lebih dua minggu. Sementara pada manusia, belum diketahui secara pasti, beberapa literatur menyebutkan kurang lebih 7-12 bulan. Pada tubuh manusia cacing dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan kelenjar limfe, bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih. Cacing jantan panjangnya ± 40 mm diameter 0,1 mm. Sementara cacing betina panjang 80-100 mm dengan diameter 0,24- 0,30 mm. Cacing betina bersifat ovovivipar dan dapat menghasilkan puluhan ribu mikrofilaria. Mikrofilaria ini hidup di dalam darah dan terdapat di a !iran darah tepi yang pada waktu-waktu tertentu, sehingga mempunyai periodisitas.

Siklus hidup mikrofilaria terjadi dalam dua tahap yaitu dalam tubuh manusia dan dalam tubuh nyamuk.

Keterangan : Selama mengisap darah, nyamuk yang terinfeksi memasukkan larva stadium tiga (L-3) melalui kulit manusia dan penetrasi melalui luka bekas gigitan❶. Larva berkembang menjadi dewasa dan pada umumnya habitatnya pada kelenjar limfatik❷. Cacing dewasa menghasilkan microfilaria yang migrasi ke limfe dan mencapai sirkulasi darah perifer❸. Nyamuk mengingesti microfilaria selama mengisap darah❹. Setelah masuk dalam tubuh nyamuk, selubung (sheath) dari microfilaria terlepas dan melalui dinding proventikulus dan ke usus bagian tengah (midgut) kemudian mencapai otot toraks❺. Microfilaria berkembang menjadi larva stadium pertama (L-1)❻kemudian menjadi L-2 dan selanjutnya menjadi larva stadium tiga (L-3)❼. Larva stadium tiga bermigrasi menuju probosis❽dan dapat menginfeksi penderita yang lain ketika mengisap darah❶

bionomik (tata hidup) vektor yang mencakup tempat berkembang biak, perilaku menggigit (mencari darah) dan tempat istirahat. Tempat perindukan nyamuk

berbeda-beda tergantung jenisnya. Umumnya nyamuk beristirahat di tempat-tempat teduh, seperti semak-semak di sekitar tempat perindukan dan di dalam rumah pada tempat-tempat yang gelap. Sifat nyamuk dalam memilih jenis mangsanya berbeda-beda, dapat hanya menyukai darah manusia (antropofilik), darah hewan (zoofilik), atau darah hewan dan manusia (zooantropofilik). Demikian juga mencari mangsanya berbeda-beda, dapat hanya di luar rumah (eksofagik) atau dalam rumah (endofagik). Perilaku nyamuk ini dapat berpengaruh terhadap distribusi kasus Filariasis. Setiap daerah mempunyai spesies nyamuk berbeda-beda, dan pada umumnya terdapat beberapa spesies nyamuk sebagai vektor utama dan spesies lainnya hanya merupakan vektor potensial.

Menurut Depkes RI (2005), tindakan pencegahan dan pemberantasan filariasis yang dapat dilakukan adalah: 1. Melaporkan ke Puskesmas bila menemukan warga desa dengan pembesaran kaki, tangan, kantong buah zakar, atau payudara. 2. Ikut serta dalam pemeriksaan darah jari yang dilakukan pada malam hari oleh petugas kesehatan. 3. Minum obat anti filariasis yang diberikan oleh petugas kesehatan. 4. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar bebas dari nyamuk penular. 5. Menjaga diri dari gigitan nyamuk misalnya dengan menggunakan kelambu pada saat tidur.

VEKTOR Di Indonesia hingga saat ini telah diketahui terdapat 23 spesies nyamuk dari 5 genus yaitu : Mansonia, Anopheles, Culex, Aedes dan Armigeres yang menjadi vektor Filariasis. Sepuluh spesies nyamuk Anopheles telah diidentifikasi sebagai vektor Wuchereria bancrofti tipe pedesaan. Culex quinquefasciatus merupakan vektor Wuchereria bancrofti tipe perkotaan. Enam spesies Mansonia merupakan vektor Brugia malayi. Di Indonesia bagian timur, Mansonia dan Anopheles barbirostris merupakan vektor fialariasis yang penting . Beberapa spesies Mansonia dapat menjadi

vektor Brugia malayi tipe sub periodic nokturna. Sementara Anopheles barbirostris merupakan vektor penting terhadap Brugia timori yang terdapat di Nusa Tenggara Timur dan kepulauan Maluku Selatan.

Related Documents

Filariasis
July 2020 22
Filariasis
November 2019 21
Filariasis
May 2020 19
Filariasis
November 2019 29
Filariasis
May 2020 22

More Documents from ""

November 2019 50
Ts01a019.docx
June 2020 1
Fase 3.xlsx
November 2019 21