FERTILISASI
• Macam fertilisasi: eksternal & internal • Fertilisasi pada sea urchin, ikan, amfibi, reptilia, aves, mamalia • Aplikasi : a.l. kegagalan dalam fertilisasi
SPERMIOGENESIS
P Pematangan telur l • semua materi yang diperlukan untuk mengawali hidup mengandung: ▫ Protein ▫ Ribosome dan tRNA ▫ mRNA Untuk 25 - 50,000 protein berbeda x Untuk faktor morfogenetik x Pelindung terhadap senyawa kimia
• Sintesis RNA oosit: ▫ Selama stadium akhir perkembangan oosit
Stadium telur saat fertilisasi terjadi
Roundworm
Nemertean
Lancelet
Cnidarians (e.g. anemones)
Mesozoan
Polychaete worm
Amphibian
Sea urchins
S Sp0nges
Mollusc ll
Most mammals l
Clam worms
Core worm
Fish
E hi Echiuroid id worm
M Many iinsects t
Dogs and foxes
starfish
Core worm
Lancelet
Fertilisasi • 1 event • bertahap • proses meleburnya pronukleus jantan dengan pronukleus betina (karyogami) • Macam Fertilisasi : ▫ internal : di bagian anterior oviduct ▫ eksternal k l : alami l i di air i (ikan, (ik katak); k k) in i vitro i
• Spesies-specific~ Spesies specific membran di membran vitelin atau zona pelusida (ZP3) Æ diskriminator
Fungsi fertilisasi • amfimiksi fi ik i : pembauran b materi t i genetis ti maternal t l dengan fraternal • diploiditas • determinasi seks secara genetis • aktivasi ---> > sel telur membelah Fertilisasi Æ zigot (2n)
sel somatik --> somatoplasm
sel-sel germa --> germplasm
penetrasi: -Sperma mengalami reaksi k i akrosom k untuk t k dapat menembus : jelly coat -Membran vitelin M b l -Membran plasma
sperma
Pergerakan sperma menuju sel telur Sel telur
Internall Dalam saluran reproduksi betina: Sperma mengalami kapasitasi
penetrasi: -Sperma p mengalami g reaksi akrosom untuk dapat menembus : zona pelusida -Membran plasma
Fertiliasai: Fusi pronukleus jantan & betina
Proses sebelum P b l f ili i pada fertilisasi d hewan dengan fertilisasi eksternal • Perangsangan sperma ke arah sel telur– eksternal • Sel telur menarik sperma melalui kemotaksis ▫ Bukan fenomena umum di alam ▫ Umumnya pada organisma laut
• Kemotaksis : spesifik p spesies p
Terjadinya pertemuan sperma dengan sel telur akibat : 1 kemotaksis (key & lock): Echinodermata 1. ginogamon (betina) >< androgamon (jantan) - fertilizin (betina) >< antifertilizin (jantan) ~ bindin (BM 3 300.000) (BM 10.000) - speract (dari betina Stronggylocentrotus purpuratus) & resact (dari betina Arbacia punctulata) Keduanya terdapat di selaput lendir telur Reseptor resact ---> ~ aktivasi dynein ATP-ase 2.
ukuran sel telur >>>> sperma jumlah sperma >>>> jumlah sel telur Echinodermata 100 bilyun 4 juta Manusia 350 juta 1-2 Banyak hambatan untuk sperma
3. Dalam cluster ---> motilitas ↑↑↑
Kemotaksis • pada hewan invertebrata dan beberapa jenis ikan • Ikan herring ▫ Telur punya korion yang mengelilingi oosit ▫ Korion punya lubang tunggal : micropyle ▫ Sperma harus masuk melewati micropyle untuk memfertilisasi telur ▫ C.chorion melepaskan senyawa kimiawi dalam daerah micropyle
• Ikan Herring– steroid • Sturgeon – glikoprotein
Hambatan H b t yang dih dihadapi d i spermatozoa t untuk membuahi : 1. pH vagina (asam) : 4,3 oleh cairan semen ---> 7,2 2. - Lekukan k k (kript) (k i ) pada d serviks ik - Mukus yang viskos (oleh hormon saat ovulasi dibantu Æ encer) 3. Sel telur tak selalu ada di saluran telur 4. Reotaksis positif (melawan arus)
Spermatozoa yang tidak berhasil membuahi : • dari uterus ‘disapu’ ke vagina ---> ke luar • dari oviduk : dicerna oleh sel-sel sel sel fagositik
Degenerating zona pellucida
Inner cell mass Blastocyst cavity
Blastocyst cavity (a) Zygote (fertilized egg)
Fertilization ((sperm p meets egg)
(b) 4-cell stage 2 days (a)
(c) Morula 3 days
(e) Implanting blastocyst 6 days
(b)
Ovary
Uterine tube
(d) Early blastocyst 4 days
Trophoblast
(c) (d)
Oocyte (egg) Ovulation
(e) Uterus Endometrium Cavity of uterus
Figure 28.4
K Kapasitasi it i :
• konsentrasi kolesterol membran plasma menurun • beberapa protein & karbohidrat di membran plasma hilang Æ motilitas protein membran >> •
▫
kapasitasi (pada mamalia) Æ di saluran reproduksi betina) motilitas >> di uterus - tuba Æ melepaskan protein pembungkus pada sperma mencit : 1 jam manusia : 5-6 jam
Tahapan fertilisasi selalu mencakup 5 tahap utama : 1. 2. 3. 4. 5.
reaksi akrosom reaksi korteks penghambatan terhadap polispermi pembentukan pronukleus jantan dan betina klimaks : amfimiksi
Tahapan secara detail: 11. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
Aktivasi spermatozoon : reaksi akrosom Kontak sperma & sel telur Penembusan membran sel telur oleh spermatozoon Bergabungnya b membran b plasma l spermatozoon dengan membran sel telur Pencegahan g p polispermi p telur : Reaksi korteks telur : granula korteks pecah penyelesaian meiosis II (!!) pembentukan dan peleburan pronukleus jantan (dekondensasi) dan betina(haploid monad) : peleburan materi genetik fraternal dan maternal : amfimiksi aktivasi metabolisme telur Æ menjelang pembelahan
Proses Fertilisasi pada bulu babi 4
5
3 2 6 1
1.
Kepala sperma kontak dengan jelly coat sel telur - Memicu dilepaskannya enzim hidrolitik yang melarutkan jelly coat dan dimulainya reaksi akrosom
Proses Fertilisasi pada bulu babi 4
5
3 2 6 1
2. Reaksi Akrosom -enzim hidrolitik melarutkan lubang pada jelly coat -aktin mulai memanjang dan membentuk tudung akrosom
Reaksi Akrosom Disebabkan oleh interaksi sperma dengan molekul zona pelusida
Interaksi antara sperma dan sel telur bersifat species specific
Proses Fertilisasi pada bulu babi 4
5
3 2 6 1
3. Reaksi Akrosom 3 - Tudung akrosom memanjang terus dan berikatan dengan reseptor pada sperma -ikatan ikatan ini menyebabkan membran vitelin mulai rusak/ lisis
Proses Fertilisasi pada bulu babi 4
5
3 2 6 1
4. Fusi Membran -fast block p y p polyspermy y
- Membran sperma dan membran sel telur berfusi - Menyebabkan depolarisasi membran yang menginaktifkan reseptor sperma
Proses Fertilisasi pada bulu babi 4
5
3 2 6 1
5. Inti sel sperma dan dimulainya reaksi korteks - Fusi membran menyebabkan y meningkatnya g y [[Ca++] -slow block polyspermy
-Lepasnya Ca++ menyebabkan granula korteks berfusi dengan plasma membrane sel telur dan melepaskan y ke rongga gg p perivitelline isinya - Inti sel sperma memasuki sitoplasma sel telur
Proses Fertilisasi pada bulu babi 4
5
3 2 6 1
6. Berlanjutnya reaksi korteks dan aktivasi sel telur - Perubahan lapisan vitelline menjadi membran fertilisasi -Meningkatnya respirasi sel dan sintesis protein ( (egg activation) ti ti )
Reaksi Granula Korteks
• Ca++ merangsang eksositosis • Proteases melarutkan hubungan antara ZP dan membran oosit • Enzim lain mengeraskan ZP • Tyrosine-tyrosine T i i cross linkages li k • GAGs meningkatkan osmolaritas rongga antara oosit dan ZP • Water memasuki rongga dan mengangkat ZP lepas dari oosit
Ringkasan proses fertilisasi pada bulu babi Sperma mendekati dan kontak dengan jelly coat sel telur Enzim Hidrolitik dilepaskan dari vesikula akrosom E i Hidrolitik Enzim Hid litik melarutkan l tk jelly j ll coatt sehingga hi sperma dapat d t masuk k Aktin memanjang dan membentuk tudung akrosom Tudung Akrosom berikatan dengan reseptor pd sperma Ikatan tsb menyebabkan membran vitelin pecah Membran sperm dan sel telur berfusi Depolarisasi membran menginaktifkan r sperma Meningkatnya Ca++ Granula korteks berfusi dengan membran plasma dan mengosongkan isinya ke dalam rongga perivitelin
Membran vitelin menjadi membran fertilisasi
Aktivasi sel telur
Inti sel Sperma dan sel telur berfusi
Inti sel Sperm masuk ke sitoplasma sel telur
Ringkasan proses fertilisasi pada bulu babi S Sperma mendekati d k ti dan d kontak k t k dengan d j ll coatt sell telur jelly t l Enzim Hidrolitik dilepaskan dari vesikula akrosom E i Hidrolitik Enzim Hid litik melarutkan l tk jelly j ll coatt sehingga hi sperma dapat d t masuk k Aktin memanjang dan membentuk tudung akrosom Reaksi Akrosom
tudung Akrosom berikatan dengan reseptor pd sperma Ikatan tsb menyebabkan membran vitelin pecah Membran sperm dan sel telur berfusi Depolarisasi membran menginaktifkan reseptor sperma Meningkatnya Ca++ Granula korteks berfusi dengan membran plasma dan mengosongkan isinya ke dalam rongga perivitelin
Membran vitelin menjadi membran fertilisasi
Aktivasi sel telur
Inti sel Sperma dan sel telur berfusi
Inti sel Sperm masuk ke sitoplasma sel telur
Ringkasan proses fertilisasi pada bulu babi Sperma mendekati dan kontak dengan jelly coat sel telur Enzim Hidrolitik dilepaskan dari vesikula akrosom E i Hidrolitik Enzim Hid litik melarutkan l tk jelly j ll coatt sehingga hi sperma dapat d t masuk k Aktin memanjang dan membentuk tudung akrosom Reaksi Akrosom
Tudung Akrosom berikatan dengan reseptor pd sperma Ikatan tsb menyebabkan membran vitelin pecah
Reaksi Korteks
Membran sperm dan sel telur berfusi Depolarisasi membran menginaktifkan reseptor sperma Meningkatnya Ca++ Granula korteks berfusi dengan membran plasma dan mengosongkan isinya ke dalam rongga perivitelin
Membran vitelin menjadi membran fertilisasi
Aktivasi sel telur
Inti sel Sperma dan sel telur berfusi
Inti sel Sperm masuk ke sitoplasma sel telur
Waktu dalam Fertilisasi Ikatan sel sperma dgn sel telur (1 detik)
Membran fertilisasi terbentuk+ aktivasi sel telur (1 min)
Mening katnya Ca++ (10 detik)
Reaksi korteks (20 detik)
Membran Fertilisasi trebentuk + aktivasi sel telur (1 min)
Reaksi akrosom (2 detik)
Fusi nukleus sel sperma + sel telur (20 min)
Dimulainya sintesis DNA (40 min)
Pembelahan sel pertama (90 min) (Awal perkembangan)
Reaksi akrosom pada manusia
Pengenalan g pada sperma p p mamalia a. Adhesi sperma pada ZP berdasarkan pengenalan b. ikatan N-acetylglalactosaminyl pada ZP3 dengan reseptor sperma c Reseptor Sperma masih sedang c. dikarakterisasi d. Terdeteksi pada ▫ mencit, mencit marmot dan manusia
e. Ikatan pada ZP3 memicu terjadinya reaksi akrosom ▫ membuka T-type T type low voltage activated Ca++ channels
f. mengaktifkan protein G yang akan menginduksi influx dan eksositosis Ca
Molekul ZP: ZP1, ZP2, ZP3
Sesudah sperma berikatan dengan ZP3: pengikatan sperma (yang sudah berikatan dengan ZP3 dan sudah melepas akrosom) dengan glikoprotein ZP2-------> dibantu oleh : ▫ proakrosin ----> > enzim akrosin pencerna ZP2 ▫ dan atau protein PH20 (marmot) ---> tergantung hewan
masuk ke dalam sel telur reaksi korteks (butir (butir-butir butir korteks melepas isinya isinya, a a.l. l protease pengubah ZP2), sehingga sperma lain yang terikat ZP3 tidak dapat terus masuk
• Fungsi pronukleus jantan dan betina berbeda: berbeda • Contoh : transplantasi pronukleus & epronukleasi Æ pronukleus jantan + tak ada pronukleus betina mola ((hydatidiform y mole))
Gen fraternal + gen maternal Æ tertentu harus on Æ normal
Hambatan terhadap polispermi: • Perubahan tegangan potensial membran telur -60 60 mV Æ + 20 mV perubahan pada membran plasma dan plasma kortikal Æ tidak cocok untuk ditembus oleh sperma (1 detik sesudah penetrasi) Æ normal lagi Æ fast blocking • pembentukan membran fertilisasi Æ slow l bl blocking ki
Hambatan cepat (fast blocking) terhadap pp polispermi: p • Terjadi oleh perubahan 3 macam ion : 1 permeabilitas membran terhadap ~ Na+ naik Æ 1. depolarisasi membran (dalam beberapa detik) 2. Influks Ca++ dari deposist intraseluler meningkat ->>[Ca++]↑↑----> ↑↑ pH↑↑ ↑↑ 3. Effluks H+ dan influks Na+ mulai 60 detik ÆpH↑↑↑
Akibat 1, 2, dan 3 : p dipenetrasi p oleh sperma p lain • sel telur tidak dapat • awal pengaktifan sel telur untuk perkembangan
Pembentukan membran fertilisasi Æ penghambat h b II polispermi li i (slow blocking Æpermanen) ▫ mobilisasi Ca++ (dari p penyimpanan y p dalam sel telur) ▫ Pelepasan Ca++ di tempat masuknya sperma g ke p permukaan sel telur ▫ Ca++ mengalir ▫ Inisiasi reaksi korteks : x pecahnya granula korteks (g.k. di bawah plasma)) ---> ∑ ∑15000 5 //1µm µ membran p x pelepasan isi g.k. ke rongga perivitelin (di luar membran plasma) Isi g g.k. : macam-macam enzim; p proteinprotein struktural, mukopolisakarida sulfat (glikosaminoglikans = GAG)
Peristiwa yang y g terjadi segera sesudah penetrasi sperma
Figure 28.3