LABORATORIUM PSIKOLOGI LANJUT LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI KOGNITIF Feature Detection
DISUSUN OLEH :
Nama
: Larasanti Dwi Permata
NPM
: 14516001
Kelas
: 3PA06
Tutor
: Eka Putri Irianti Atmaja
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2019
I.
Teori Feature Detection A. Definisi Feature Detection Menurut Best (1989), feature detection atau dikenal juga dengan feature analysis adalah nama yang diberikan untuk pendekatan terhadap masalah pengenalan pola. Asumsi dasarnya adalah bahwa semua rangsangan kompleks terdiri dari bagian-bagian yang berbeda dan dapat dipisahkan yang dikenal sebagai fitur. Pengenalan pola dicapai dengan menghitung ada atau tidak adanya fitur, dan membandingkan hitungan dengan tabulasi fitur yang terkait. Menurut Fiedenberg dan Silverman (2006), feature detection atau feature analysis merupakan suatu pendekatan kemampuan visual korteks, dimana pada indera penglihatan manusia dapat menerima, mendeteksi atau mencirikan suatu stimulus tertentu yang masuk melalui indera penglihatan kita Menurut Solso, Maclin dan Maclin (2008), feature detection atau yang biasa disebut dengan feature analysis adalah sebuah objek merupakan suatu pemrosesan informasi tingkat tinggi yang sebelumnya dilakukan pengidentifikasian atau pencirian pada stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan fitur - fitur yang lebih sederhana. Jadi, dapat disimpulkan bahwa feature detection adalah sebuah pemrosesan informasi melalui proses penyeleksian dan pencirian yang spesifik dalam pengenalan pola dengan menggunakan indera penglihatan sehingga stimulus tersebut dapat diterima oleh mata.
B. Jenis-Jenis Demon Menurut Friedenberg dan Silverman (2006) demon dibagi ke dalam empat jenis demon dan memiliki tugas masing-masing. Di antaranya adalah:
1. Image Demon (ID) Jenis demon pertama memiliki tugas yang paling sederhana, yaitu merekognisi suatu unit. 2. Feature Demon (FD) Jenis demon kedua, bertugas menganalisa. Masing-masing demon melihat ciri khusus pada pola, kemudian akan berteriak ketika melihat cirinya terdapat pada suatu gambaran. 3. Cognitive demon (CD) Jenis demon ketiga, yang bertugas menerima dan mengamati respon-respon dari feature demon (FD). Jika berhasil menemukan ada yang sesuai dengan cirinya pada suatu gambaran, maka cognitive demon (CD) akan berteriak paling keras. 4. Decision Demon (DD) Jenis demon keempat, yaitu bertugas mendengarkan teriakan paling keras dari cognitive demons (CD) sebagai huruf yang dikenali.
II.
Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui secara lebih dalam mengenai proses otak dalam mengenali fitur - fitur yang memiliki stimulus dengan pencirian tertentu menggunakan indera pengelihatan.
III.
Point of View Manfaat praktikum bagi praktikan maupun didalam kehidupan seharihari adalah praktikan dapat dengan mudah mengenali, membedakan, dan mencirikan antara suatu stimulus dengan stimulus lainnya, dengan kata lain, praktikan dapat lebih mengerti mengenai feature detection apabila terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
IV.
Pelaksanaan A. Langkah – langkah 1. Nyalakan computer. 2. Klik VMware Workstation. 3. Klik Play dikiri atas yang berwarna hijau. Setelah itu, akan muncul layar berwarna hitam. 4. Lalu, klik full screen. Akan muncul layar hitam lagi yang bertuliskan, “Lab in Cognition & Perceprion”. a. Klik Experiments. b. Klik Choose experiments. c. Klik Feature detection. 5. Klik Experiment, lalu pilih Start experiment setup. 6. Lalu akan muncul tampilan dari Part 1, Part 2, dan Part 3. Pada Part 2, terdapat saklar berwarna hijau di sebelah kiri atas. Saklar tersebut dimatikan hingga berwarna merah. Begitu pula pada saklar bagian Part 3. 7. Klik Part 1 a. Ada tulisan “Target”, lalu ubah huruf “P” menjadi “p”. b. Pada Distractor 1, ubah huruf “R” menjadi “q”. c. Pada Disctartor 2, ubah huruf “R” menjadi “b”. d. Klik File di sebelah kiri atas. e. Lalu Start Pilih With Auto Logging Simpan file dengan “NamaLengkap_Kelas”, Klik Ok. f. Muncul Subject ID, lalu isi dengan nama depan, lalu pilih Ok. g. Setelah itu muncul instruksi dalam bentuk bahasa inggris, yang inti dari instruksi tersebut adalah praktikan diminta untuk mencari karakter “p” pada beberapa percobaan. Apabila terdapat karakter “p” pada percobaan tersebut maka praktikan harus memilih option “Present”,
sebaliknya, bila tidak terdapat karakter “p” maka praktikan harus memilih option “Absent.” h. Setelah muncul instruksi, klik Start. i. Lakukan beberapa kali percobaan, jika sudah selesai klik Ok. Setiap kali percobaan dilakukan, akan muncul apakah jawaban yang praktikan jawab “correct” atau “incorrect”, dan akan muncul waktu pengerjaan tersebut. j. Lalu muncul File name, isi dengan “NamaLengkap_Kelas” Klik Ok. k. Setelah itu, matikan saklar pada Part 1. 8. Klik Part 2. a. Nyalakan saklar part 2 yang berada di sebelah kiri atas sampai berwarna hijau. b. Terdapat tulisan “Target”, lalu ubah huruf “P” menjadi “p”. c. Klik Color Pilih warna pink baris pertama paling kanan Klik Ok. d. Pada Distractor 1, ubah huruf “R” menjadi “q”. e. Setelah itu, klik Color Pilih warna cokelat baris ketiga dari bawah, paling kiri Klik Ok. f. Begitu pun pada Disctartor 2, ubah huruf “R” menjadi “b”. g. Lalu, klik Color Pilih warna orange disamping warna cokelat pada baris ketiga paling kiri Klik Ok. h. Klik File Start Pilih Without Auto Logging Muncul Subject ID, lalu isi nama file dengan “Nama depan” Klik Ok. i. Setelah itu muncul instruksi yang kurang lebih sama dengan instruksi pada part sebelumnya. Tetapi terdapat perbedaan, pada instruksi part 1 praktikan tidak diminta untuk mengganti warna pada font-nya, sedangkan pada part 2 praktikan diminta untuk mengganti warna font sesuai dengan ketentuan. j. Pilih Start, jika sudah siap.
k. Lakukan beberapa kali percobaan, jika sudah selesai klik Ok. Setiap kali percobaan dilakukan, akan muncul apakah jawaban yang praktikan jawab “correct” atau “incorrect”, dan akan muncul waktu pengerjaan tersebut. l. Pilih File name, isi dengan “NamaLengkap_Kelas” Klik Ok. m. Setelah itu matikan saklar pada Part 2. 9. Klik Part 3. a. Nyalakan saklar part 3 yang berada di sebelah kiri atas sampai berwarna hijau. b. Terdapat tulisan “Target”, lalu ubah huruf “P” menjadi “p”. c. Klik Color Pilih warna pink baris pertama paling kanan Klik Ok. d. Lalu klik Font & size. e. Pilih Font-nya “Arial” Klik Font style-nya “Bold Italic” Dan Size delapan Klik Ok. f. Pada Distractor 1, ubah huruf “R” menjadi “q”. g. Setelah itu, klik Color Pilih warna cokelat baris ketiga paling kiri Klik Ok. h. Lalu klik Font & size. i. Pilih Font-nya “Arial” Klik Font style-nya “Italic” Dan size delapan Klik Ok. j. Begitu pun pada Disctartor 2, ubah huruf “R” menjadi “b”. k. Lalu, klik Color Pilih warna orange disamping warna cokelat pada baris ketiga paling kiri Klik Ok. l. Pilih Font-nya “Arial” Klik Font Style-nya “Bold” Dan size delapan Klik Ok. m. Klik File Start Pilih Without Auto Logging Muncul Subject ID, lalu isi nama File dengan “Nama depan” Klik Ok.
n. Setelah itu muncul instruksi yang kurang lebih sama dengan instruksi pada part sebelumnya yaitu part 2. Tetapi terdapat perbedaan, pada instruksi part 1 praktikan tidak diminta untuk mengganti warna pada font-nya, pada part 2 praktikan diminta untuk mengganti warna font, sedangkan pada part 3 praktikan diminta untuk mengganti warna pada font, mengubah jenis font dan juga size font tersebut sesuai dengan ketentuan. o. Pilih Start, jika sudah siap. p. Lakukan beberapa kali percobaan, jika sudah selesai klik Ok. Setiap kali percobaan dilakukan, akan muncul apakah jawaban yang praktikan jawab “correct” atau “incorrect”, dan akan muncul waktu pengerjaan tersebut. q. Pilih File name, isi dengan “NamaLengkap_Kelas” Klik Ok. 10. Klik File Pilih Exit. 11. Kemudian kembali klik File Pilih Exit
B. Hasil Praktikum dilakukan pada hari Senin, 18 Maret 2019, pada pukul 09.00 sampai 10.30 WIB di kampus F5 Universitas Gunadarma. Praktikan melakukan beberapa kali percobaan di setiap part yaitu pada Part 1, Part 2, dan Part 3. Berikut ini merupakan hasil dari beberapa percobaannya:
Correct Correct Correct Correct Correct Correct Correct Correct
Part 1 2199 msec 8020 msec 3352 msec 1922 msec 2359 msec 5551 msec 3348 msec 6922 msec
Part 2 Correct 2523 msec Correct 3852 msec Correct 2578 msec Correct 991 msec Correct 941 msec Correct 711 msec Correct 1270 msec
Part 3 Correct 1758 msec Correct 1750 msec Correct 1590 msec Correct 1699 msec Correct 1590 msec Correct 1098 msec Correct 488 msec
Dapat dilihat bahwa pada part 1 yang terdapat delapan percobaan, praktikan mengerjakan delapan percobaan tersebut dengan benar. Percobaan tersebut dapat terjawab dalam kurun waktu antara 1922 msec – 8020 msec. Pada part 2, praktikan mengerjakan tujuh percobaan dengan benar dalam kurun waktu 711 msec – 3852 msec. Dan pada part 3, praktikan juga mengerjakan tujuh percobaan dengan benar dalam kurun waktu 488 msec – 1758 msec. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan, dapat diketahui bahwa praktikan dapat mengerjakan setiap percobaan pada tiap part-nya, dimana pada setiap percobaan praktikan mengerjakan dengan waktu yang berbeda - beda dalam menemukan stimulus yang diperoleh serta diproses. Hal ini dapat membuktikan dengan semakin spesifik pencirian suatu stimulus, maka semakin mudah stimulus tersebut ditemukan. Sehingga, semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan untuk menemukan stimulus tersebut. Sebaliknya, apabila stimulus tersebut kurang spesifik dalam penciriannya, maka membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk menemukan stimulus tersebut.
V.
Jurnal Terkait Image Features Detection, Description and Matching. Penelitian pada jurnal ini memberikan pengantar singkat bagi para peneliti baru di bidang penelitian feature detection dan extraction. Memperkenalkan notasi dasar dan konsep matematika untuk mendeteksi dan mengekstrak fitur gambar, kemudian menjelaskan sifat-sifat feature detection yang sempurna. Berbagai algoritma yang ada untuk mendeteksi titik minat dibahas secara singkat. Selain itu, jurnal ini menjelaskan beberapa pendekatan untuk pencocokan fitur. Berkaitan dengan teori yang dikemukakan oleh Best (1989), bahwa feature detection adalah nama yang diberikan untuk pendekatan terhadap masalah pengenalan pola. Asumsi dasarnya adalah bahwa semua
rangsangan kompleks terdiri dari bagian-bagian yang berbeda dan dapat dipisahkan yang dikenal sebagai fitur. Pengenalan pola dicapai dengan menghitung ada atau tidak adanya fitur, dan membandingkan hitungan dengan tabulasi fitur yang terkait.
VI.
Kesimpulan Feature detection adalah sebuah pemrosesan informasi melalui proses penyeleksian dan pencirian yang spesifik dalam pengenalan pola dengan menggunakan indera penglihatan sehingga stimulus tersebut dapat diterima oleh mata. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan, dapat dilihat bahwa pada setiap part-nya waktu yang dibutuhkan praktikan untuk menemukan karakter tertentu menjadi lebih cepat. Hal tersebut terjadi karena pada setiap part-nya, karakter tertentu diberikan ciri yang lebih spesifik, sehingga memudahkan praktikan dalam mengenali dan menemukan karakter tertentu diantara karakter lainnya melalui indera pengelihatan. Pernyataan ini didukung oleh teori dari Fiedenberg dan Silverman (2006), yang menyatakan bahwa feature detection atau feature analysis merupakan suatu pendekatan kemampuan visual korteks, dimana pada indera penglihatan manusia dapat menerima, mendeteksi atau mencirikan suatu stimulus tertentu yang masuk melalui indera penglihatan kita.
Daftar Pustaka Awad, A. I., Hasaballah, M. (2016). Image Features Detection, Description and Matching. Journal of Computational Intelligence. 1: 42. Best, J. B. (1989). Cognitive Psychology. United States of America: West Publishing Company. Friedenberg, J., & Silverman, G. (2006). Cognitive Sains: An introduction to the study of mind. United States of America: Hazelden. Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.