MAKALAH MATA KULIAH FARMAKOLOGI OBAT CETIRIZINE
OLEH : ANGELIKA MAYA WIDYANINGRUM (P07120217006)
JURUSAN D IV KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN 2017/2018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam ilmu pendidikan dalam profesi keperawatan. Harapan kami semoga makalah dengan judul “OBAT CETIRIZINE” ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 17 Juni 2018
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya (Ansel, 2001). Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Departemen Kesehatan RI, 2005). Dalam hidup sehari-hari, manusia tidak terpisah dengan makhluk lainnya baik hewan, tumbuhan maupun benda-benda mikroskopik seperti debu, tungau, serbuk bunga sampai berbagai makanan yang kita konsumsi sehari-hari seperti susu, telur, kacang-kacangan dan seafood. Alergi merupakan suatu reaksi abnormal yang terjadi di tubuh akibat masuknya suatu zat asing. Zat asing yang dinamakan alergen tersebut masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas (inhalan) seperti debu, tungau, serbuk bunga. Alergen juga dapat masuk melalui saluran percernaan (ingestan) seperti susu, telur, kacang-kacangan dan seafood. Di samping itu juga dikenal alergen kontak yang menempel pada kulit seperti komestik dan perhiasan. Saat alergen masuk ke dalam tubuh, sistem imunitas atau kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan dengan membuat antibodi yang disebut Imunoglobulin E. Imunoglobulin E tersebut kemudian menempel pada sel mast (mast cell). Pada tahap berikutnya, alergen akan mengikat Imunoglobulin E yang sudah menempel pada sel mast. Ikatan tersebut memicu pelepasan senyawa Histamin dalam darah. Peningkatan Histamin menstimulasi rasa gatal melalui mediasi ujung saraf sensorik. Senyawa Histamin yang teramat banyak juga bisa disebabkan oleh stress dan depresi. Pengobatan gatal-gatal karena alergi dilakukan dengan jalan pemberian obat antihistamin yang banyak dijual secara bebas. Efek samping dari pemakaian obat diantaranya linglung, pusing, sembelit, sulit berkemih dan penglihatan kabur, namun jarang ada penderita yang mengalami hal tersebut. Dewasa ini terdapat obat antihistamin generasi terbaru yang
tidak berefek sedatif (mengantuk) dan beraksi lebih lama, namun harganya lebih mahal dan harus ditebus dengan resep dokter. Sesungguhnya pemakaian obat antihistamin hanya menghilangkan gejala alergi dan menghindari serangan yang lebih besar di masa mendatang, tidak menyembuhkan alergi. Jika penderita kontak lagi dengan alergen, maka alergi akan muncul kembali. Oleh karena itu, yang terbaik untuk mengatasi alergi adalah dengan menghindari kontak dengan alergen, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta menjauhi stress. Antihistanin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histanin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin. Alergi dan penyebabnya alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang di sebabkan zat-zat yang tidak berbahaya, alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya pada orang normal tidak menimbulkan reaksi.
B. RUMUSAN MASALAH 1.
Apa itu catrizine?
2.
Bagaimana cara kerja dari cetirizine?
3.
Bagaimana dosis serta pemakaian obatnya?
4.
Apa efek samping dari catrizine?
5.
Apa saja indikasi dari cetirizine?
6.
Apa saja nama dagang dari cetirizine?
7.
Apa saja interaksi obat cetirizine?
BAB II 1. PENGERTIAN Cetirizine adalah obat antialergi generasi terbaru dengan bahan aktif Cetirizine Dihidroklorida, terbukti lebih nyaman dan menguntungkan karena tak menimbulkan efek mengantuk
sehingga
tak
mengganggu
aktivitas pasien. Generasi
pertama seperti
golongan CTM dan difenhidramin biasanya menimbulkan rasa kantuk yang hebat serta memiliki dampak kurang nyaman pada pasien seperti jantung berdebar - debar. Sedangkan antihistamin generasi kedua seperti cetirizine dan azelastine memiliki efek kantuk yang rendah pada dosis anjuran, tidak menimbulkan rasa berdebar - debar dan penggunaannya cukup sekali sehari. Berbeda dengan antihistamin generasi pertama, antihis tamin generasi terbaru umumnya bersifat mengurangi efek sedasi (rasa kantuk) dan sebagian lagi bersifat anti-inflamasi ringan. Cetirizine di HCL yang merupakan antihistamin generasi kedua lebih sedikit menimbulkan
efek sedative pada pasien dibandingkan generasi pertama.
Selain
efek
sedative hebat, antihistamin generasi pertama seperti CTM dan difenhidramin juga menimbulkan rasa berdebar - debar. Cetirizine di HCL mampu menurunkan gejala mayor rinitis alergi seperti hidung berair, bersin ,hidung gatal, mata berair lebih besar secara bermakna dibandingkan dengan loratadin dan plasebo. Efek cetirizine pada penderita urtikaria idiopatik kronik, pemberian cetirizine dibandingkan dengan loratadine pemberian selama 14 hari. Ternyata cetirizine menurunkan gejala urtikaria berupa bentol-bentol kemerahan lebih besar dibandingkan dengan loratadin. Pengurangan bentol-bentol dengan cetirizine mencapai 95%, dibandingkan 70% dengan loratadine. Sedangkan kemerahan berkurang 90% pada penerima cetirizine dibandingkan 62 % pada penerima loratadine. Cetirizine relatif aman diberikan dalam jangka panjang, mengingat obat antihistamin diberikan jika diperlukan saja. Namun, untuk kasus urtikaria kronis, pemakaian obat jangka panjang dievaluas i setiap 3-6 bulan sekali. Kadang, untuk urtikaria antihistamin H1 seperti cetirizine dikombinasikan dengan antihistamin H2. Di Amerika Serikat dan Kanada, cetirizine seperti Zyrtec dan Reactine adalah paling sukses sebagai produk non-makanan tahun 2008, menghasilkan penjualan $ 315.900.000. Hal ini juga tersedia sebagai obat generik. Di Australia dan Selandia Baru, Zyrtec tersedia di apotek dan di cetirizine Inggris bisa dijual dalam jumlah terbatas di outlet apapun dan di supermarket. Pada 2009, Jerman membuat obat generik banyak mengandung cetirizine
tersedia di apotek tanpa resep. Norwegia, Swedia, Finlandia, Polandia dan Israel juga mengakui cetirizine sebagai obat bebas. Di India, dijual dengan obat bebas merek-nama “CTZ” (sebelumnya disebut “Cetzine”), meskipun tetap diklasifikasikan sebagai H
B. Cara Kerja Cetirizine bekerja dengan cara menghalangi kerja senyawa histamin yang diproduksi oleh tubuh. Senyawa inilah yang menyebabkan gejala alergi. Meskipun begitu, cetirizine tidak dapat digunakan untuk mencegah biduran atau untuk mencegah dan mengatasi reaksi alergi yang parah seperti syok anafilaktik. Cetirizine adalah antihistamin selektif, antagonis reseptor-H1 perifer yang mempunyai efek sedatif yang rendah pada dosis aktif dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi. Cetirizine berkerja menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi migrasi sel inflamasi.
C. Dosis a) Tablet/kapsul
Dewasa dan anak usia > 12 tahun : 1 x sehari 1 tablet (10 mg) atau 1 x sehari 2 tablet (5 mg).
b) Syrup
Dewasa dan anak usia > 6 tahun : 1-2 sendok teh sekali sehari.
Anak usia 2-6 tahun : 1 sendok teh sekali sehari.
1 sendok teh = 5 mL = 5 mg obat.
c) Drops
Dewasa dan anak usia > 12 tahun : 1 mL sekali sehari.
Anak usia 6-12 tahun : 1 mL sekali sehari atau 0,5 mL 2 x sehari (pagi dan malam).
Anak usia 2-6 tahun : 0,5 mL sekali sehari atau 0,25 mL 2 x sehari (pagi dan malam).
1 mL = 10 mg obat.
Note :
Dosis untuk orang lanjut usia/ pasien dengan penurunan fungsi hati atau ginjal : dosis awal, 1 x sehari 5 mg.
Aturan pakai :
Bisa diminum dengan atau tanpa makanan
Dosis penggunaan cetirizine berbeda-beda untuk tiap pasien. Dokter akan menyesuaikan takaran sesuai usia, riwayat kesehatan, dan reaksi tubuh pasien terhadap obat.
D. Efek samping
Pusing
Mengantuk
Lelah
Mulut kering
Sakit tenggorokan
Batuk
Mual
Sembelit
Sakit kepala Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek
samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda mengalami kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
E. Indikasi INDIKASI 1.
Pengobatan rhinitis alergi menahun ataupun musiman, dan urtikaria idiopatik kronik.
2.
Indikasi utama cetirizine adalah untuk demam dan alergi lainnya. Karena gejala gatalgatal dan kemerahan dalam kondisi ini disebabkan oleh histamin yang bekerja pada reseptor H1, memblokir reseptor sementara mengurangi gejala-gejala.
3.
Infeksi rhinovirus Interleukin 6 dan interleukin 8 telah terbukti meningkat pada sindrom gangguan pernapasan akut. Cetirizine mengandung L-dan D-stereoisomer. Secara kimia, levocetirizine adalah aktif L-enansiomer dari cetirizine. Dalam penelitian terbaru dari sel epitel saluran napas berikut diamati: Levocetirizine menghambat produksi molekul adhesi antar sel ICAM-1 dan sekresi interleukin (IL) -6 dan IL-8, yang mungkin memiliki efek menguntungkan pada perubahan patofisiologis yang berkaitan dengan manusia rhinovirus (HRV) infeksi. Pengobatan Levocetirizine menghambat peningkatan HRV diinduksi dalam ICAM-1 tingkat mRNA dan protein, serta ekspresi HRV-induced IL-6 dan IL-8 mRNA dan tingkat protein. Titer virus, yang diukur dengan budaya di MRC-5 sel, berkurang
levocetirizine. Levocetirizine pengobatan juga mengurangi nuklir peningkatan faktorkappa B (NF-kB) ekspresi dilihat dengan infeksi HRV. Levocetirizine menghambat ekspresi Pulsa seperti mRNA reseptor 3 (TLR3) dan tingkat protein. Temuan ini menunjukkan bahwa, dalam HNEC dan A549 sel, levocetirizine menghambat replikasi HRV dan HRV diinduksi upregulation, ICAM-1 IL-6, dan IL-8, TLR3 ekspresi dan aktivasi NF-kB. Hasil studi ini menunjukkan levocetirizine yang mungkin memiliki aplikasi klinis terhadap pengobatan peradangan saluran napas yang disebabkan oleh infeksi HRV 4.
Infeksi pernapasan disebabkan sitokin sekunder untuk sindrom gangguan pernapasan akut juga bisa secara teoritis menguntungkan.
5.
Penyakit Kimura , penggunaan Cetirizine efektif dalam mengobati gejala penyakit Kimura, yang kebanyakan terjadi pada pria muda Asia, mempengaruhi kelenjar getah bening dan jaringan lunak kepala dan leher dalam bentuk tumor seperti luka.
6.
Sifat cetirizine itu menjadi efektif baik dalam pengobatan pruritus (gatal) dan sebagai agen anti-inflamasi membuatnya cocok untuk pengobatan dari pruritus yang terkait dengan lesi
7.
Dalam sebuah studi tahun 2005., American College of Rheumatology dilakukan perawatan awalnya menggunakan prednison, diikuti dengan dosis steroid dan azathioprine, omeprazol, dan kalsium dan vitamin D selama dua tahun. Kondisi kulit pasien mulai membaik dan kulit lesi berkurang. Namun, ada gejala hirsutisme cushingoid dan diamati sebelum pasien telah dihapus dari penggunaan steroid dan ditempatkan pada 10 mg / hari cetirizine untuk mencegah lesi kulit
8.
Baik untuk pengobatan pruritus berhubungan dengan lesi tersebut asymptomatically, kulit pasien lesi menghilang setelah pengobatan dengan cetirizine, darah eosinofil jumlah menjadi
normal,
efek
kortikosteroid
dan
remisi
mulai
dalam
waktu
dua
bulan. Penghambatan eosinofil dapat menjadi kunci untuk pengobatan penyakit Kimura karena peran eosinofil, bukan sel-sel lain berkaitan dengan lesi kulit.
F. Nama dagang Nama merek Perusahaan
Harga
Betarhin
Tablet 10 mg x 20′s
Mahakam Beta Farma
(Rp60.000)Sirup 60 mL x 1′s (Rp33.000) Oral drop 30 mL x 1′s (Rp36.000) Cerini
Sanbe
Kaplet 10 mg x 2 x 10′s (Rp53.300)
Cetinal
Kalbe farma
Tablet kunyah 10 mg x 3 x 10′s (Rp130000)
Cetirizine
Kimia Farma
OGB Cetrixal
Tablet 10 mg x 3 x 10′s (Rp13.200)
Sandoz
Tablet 10 mg x 5 x 10′s (Rp133.000)
Cetrol
Solas
Kaplet 10 mg x 5 x 10′s (Rp132.400)
Estin
Gracia Pharmindo
Tablet 10 mg x 2 x 10′s (Rp50.000)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp30.000) Oral drop 10 mg/1 mL x 10 mL x 1′s (Rp37.000)
Falergi
Fahrenheit
Tablet 10 mg x 60′s (Rp150000)Oral drop 10 mg/1 mL x 20 mL x 1′s (Rp45000)
Histrin
Ferron
Tablet 5 mg x 30′s (Rp110000) 10 mg x 3 x 10′s (Rp150000)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp37950)
Oral drop 10 mg/1 mL x 20 mL x 1′s (Rp47800) Incidal OD
Bayer Schering Pharma Kapsul 10 mg x 5 x 10′s (Rp97.000)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp27.000)
Intrizin
Interbat
Lerzin
Ifars
Kapsul 10 mg x 5 x 10′s (Rp57200)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp11484)
Nichorizin
Nicholas
10 tab: (Fast-Melt) 10 mg x 2 x 10′s (Rp86000)5 kaspul
FM
Fast-Melt) 5 mg x 2 x 10′s (Rp50000) Ozen
Pharos
Tablet 10 mg x 30′s (Rp122100)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp49500) Oral drop 10 mg/1 mL x 12 mL x 1′s (Rp56210)
Rinocet
Meprofarm
Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp45000)
Risina
Tempo Scan Pacific
Tablet 10 mg x 2 x 10′s (Rp43700)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp27000)
Ritez
Dexa Medica
Tablet 10 mg x 3 x 10′s (Rp69000)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp37950)
Rydian
Guardian Pharmatama
Ryvel
Novell Pharma
Ryzen
UCB Pharma
Ryzicor
Pharmacore
Ryzo
Soho
Tiriz
Lapi
Zenriz
Pyridiam
G. Interaksi dengan obat/zat makan lain
Hindari penggunaan hydroxyzine dan levocetirizin untuk mencegah overdosis, karena kedua obat tersebut memiliki fungsi yang hampir sama dengan cetirizine.
Hindari mengonsumsi minuman beralkohol karena dapat menggandakan efek samping cetirizine.
Hindari penggunaan cetirizine bersamaan dengan obat penenang karena dapat meningkatkan efek sedasi.
Efek samping pada sistem saraf pusat meningkat jika diberikan bersamaan dengan obat-obat depresan sistem saraf pusat (misalnya obat penenang, tranquilisers).
Hal yang sama juga terjadi jika digunakan bersamaan dengan alkohol.
Penggunaan bersama makanan menunda konsentrasi puncak plasma. H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian ■ Kaji kondisi pasien dalam kaitannya dengan gangguan untuk antihistamin yang digunakan. Untuk pasien dengan diketahui alergi, cobalah tentukan faktor-faktor yang mengendap atau meredakan reaksi alergi dan tanda-tanda khusus dan gejala yang dialami selama reaksi. ■ Kaji setiap pasien untuk potensi hipersensitivitasreaksi. Sebagai contoh, ini adalah praktik standar pada awalnya kontak untuk bertanya kepada pasien apakah dia memiliki makanan, obat-obatan, atau alergi lainnya. Penyedia perawatan kesehatan mungkin untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dengan meminta pasien tentang reaksi alergi terhadap obat tertentu (misalnya, antibiotik seperti penicillin, anestesi lokal) daripada bertanya apakah mereka alergi atau tidak bisa mengambil obat apa saja. Jika alergi obat diidentifikasi, tanyakan tentang tanda-tanda khusus dan gejala serta obat apa pun yang
saat ini sedang diminum. Dengan paparan sebelumnya dan sensitisasi yang sama atau serupa obat, reaksi alergi segera dapat terjadi. Dengan yang baru obat, pembentukan antibodi dan reaksi alergi biasanya membutuhkan satu minggu atau lebih lama. Sebagian besar reaksi muncul dalam waktu satu bulan memulai obat. Ketika reaksi alergi yang dicurigai terjadi (misalnya, kulit ruam, demam, edema, dyspnea), wawancarai pasien atau konsultasikan catatan medis tentang obat, dosis, rute, dan waktu administrasi. Selain itu, evaluasi semua obat-obatan seorang pasien mengambil sebagai penyebab potensial dari reaksi. Penilaian ini mungkin melibatkan pencarian literatur obat untuk melihat apakah tersangka obat dikaitkan dengan reaksi alergi, dan diskusi dengan dokter dan apoteker. 2. Diagnosis Keperawatan ■ Risiko untuk Cedera yang berhubungan dengan mengantuk dengan generasi pertama antihistamin ■ Pengetahuan Kekurangan: Penggunaan obat yang aman dan akurat ■ Pengetahuan Kurang: Strategi untuk meminimalkan eksposur alergen dan iritasi 3. Perencanaan / Tujuan Pasien akan melakukannya ■ Alami bantuan gejala ■ Minumlah antihistamin secara akurat ■ Hindari kegiatan berbahaya jika dibius dari antihistamin ■ Hindari efek samping obat yang dapat dicegah ■ Hindari penggunaan antihistamin jenis obat penenang dengan alkohol atau obat penenang lainnya 4. Intervensi ■ Untuk pasien dengan alergi yang diketahui, bantu identifikasi dan menghindari faktor pencetus bila memungkinkan. Jika itu obat alergi, dorong pasien untuk membawa peringatan medis perangkat yang mengidentifikasi obat. ■ Pantau pasien dengan seksama karena rasa kantuk yang berlebihan selama beberapa hari pertama terapi dengan antihistamin yang dikenal menyebabkan sedasi. ■ Dorong asupan cairan 2000 hingga 3000 mL setiap hari, jika tidak kontraindikasi.
■ Karena antihistamin paling efektif sebelum terpapar untuk stimulus yang menyebabkan pelepasan histamin, membantu pasien dalam belajar kapan menggunakan obat-obatan (misalnya, selama musim serbuk sari tinggi dan jumlah cetakan). ■ Ketika diindikasikan, dapatkan pesanan dan berikan antihistamin sebelum situasi diketahui menimbulkan reaksi alergi (mis., transfusi darah, tes diagnostik yang melibatkan media kontras). ■ Untuk pasien yang pernah mengalami alergi atau pseudoalergik reaksi obat, bantu mereka dalam belajar tentang pemikiran obat yang bertanggung jawab (termasuk nama dagang umum dan umum digunakan), cocok alternatif untuk terapi obat di masa depan, dan potensi sumber obat. ■ Untuk anak-anak dengan alergi, berikan semua anggota keluarga, tempat penitipan anak, dan sekolah dengan rencana darurat. ■ Berikan pengajaran pasien yang tepat mengenai obat apa pun terapi (lihat tampilan yang menyertainya). 5. Evaluasi ■ Amati untuk menghilangkan gejala. ■ Wawancara dan amati penggunaan obat yang benar. ■ Wawancara dan amati rasa kantuk yang berlebihan.
BAB III 1. Kesimpulan Cetirizine adalah obat antialergi generasi terbaru dengan bahan aktif Cetirizine Dihidroklorida, terbukti lebih nyaman dan menguntungkan karena tak menimbulkan efek mengantuk sehingga tak mengganggu aktivitas pasien. Cetirizine bekerja dengan cara menghalangi kerja senyawa histamin yang diproduksi oleh tubuh. Senyawa inilah yang menyebabkan gejala alergi. Meskipun begitu, cetirizine tidak dapat digunakan untuk mencegah biduran atau untuk mencegah dan mengatasi reaksi alergi yang parah seperti syok anafilaktik, untuk dosisinya tablet/kapsul dewasa dan anak usia > 12 tahun : 1 x sehari 1 tablet (10 mg) atau 1 x sehari 2 tablet (5 mg). Untuk syrup dewasa dan anak usia > 6 tahun : 1-2 sendok teh sekali sehari, anak usia 2-6 tahun : 1 sendok teh sekali sehari. 1 sendok teh = 5 mL = 5 mg obat. Untuk drops dewasa dan anak usia > 12 tahun : 1 mL sekali sehari. anak usia 6-12 tahun : 1 mL sekali sehari atau 0,5 mL 2 x sehari (pagi dan malam). anak usia 2-6 tahun : 0,5 mL sekali sehari atau 0,25 mL 2 x sehari (pagi dan malam). 1 mL = 10 mg obat. Ceterizine memiliki efek samping antara lain pusing mengantuk, lelah, mulut kering, sakit tenggorokan, batuk, mual, sembelit,dan sakit kepala. Indikasi cetirizine antara lain adalah pengobatan rhinitis alergi menahun ataupun musiman, dan urtikaria idiopatik kronik, dll. Sedangkan untuk nama dagangnya cetirizine antara lain Betarhin, Cerini, Cetinal, Cetirizine OGB, Cetrixal, Cetrol, dll. Sedangkan untuk interaksi dengan obat lain atau zat lain antara lain hindari penggunaan hydroxyzine dan levocetirizin untuk mencegah overdosis, karena kedua obat tersebut memiliki fungsi yang hampir sama dengan cetirizine, hindari mengonsumsi minuman beralkohol karena dapat menggandakan efek samping cetirizine, dll.
2. Saran Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang obat cetirizine serta dapat mengaplikasikannya pada dunia keperawatan. Di harapkan kepada perawat serta tenaga medis lainnya agar mampu mendalami dan memahami pengetahuan tentang obat terutama obat cetirizine.