Farmakokinetik Yoenda Octavina Putri (182114193).docx

  • Uploaded by: yuvina
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Farmakokinetik Yoenda Octavina Putri (182114193).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 695
  • Pages: 4
NAMA

: YOENDA OCTAVINA PUTRI

NPM

: 182114193

KELAS

: F TRANSFER 2018

1. Jelaskan bagaimana farmakokinetik dari antibiotik ? 2. Jelaskan farmakokinetik pada pasien gangguan fungsi ginjal ! 3. Jelaskan farmakokinetik pada pasien gangguan fungsi hati ! 4. Jelaskan bagaimana pengaturan dosis pada pasien gangguan fungsi ginjal dan gangguan fungsi hati ? 5. Bagaimana cara mengukur fungsi hati dan fungsi ginjal ? 6. Dik : Umur = 38 tahun BB = 62 kg Scr = 1.8 Dit : hitunglah Clcr pada wanita ? 7. Dik : n = 3 K = 0.05 L=8 Dosis = 100 mg Vol = 10 L Dit : Hitunglah Cmax dan Cmin!

JAWABAN 1. Posisi farmakokinetik antibiotik dikatakan dalam konsentrasi diserum dan dijaringan terhadap waktu dengan mencerminkan posisi absorbs, distribusi, metabolisme dan ekskresi. karakteristik penting farmakokinetik meliputi konsentrasi diserum, waktu paruh (t1/2), Cl, dan volume distribusi.

Absorbsi antibiotik umumnya dikaitkan dengan penyerapan obat disaluran cerna pada pemberian oral, setelah mencapai kadar puncak dalam darah, konsentrasi obat akan menurun secara cepat dalam fase yang disebut dengan fase (a), pada fase selanjutnya yaitu fase beta (B), maka konsentrasi antibiotik akan menurun secara perlahan dan stabil. Fase beta ini yang menentukan waktu paruh (t1/2) dari suatu antibiotik. Pada proses ini tidak semua obat akan terdistribusi atau mencapai sirkulasi sistemik dalam keadaan utuh/aktif. Setelah diabsorbsi, obat akan berkaitan dengan albumin sebagai protein domain dalam serum dan kemudian didistribusikan keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Obat kemudian akan melepaskan diri

dari ikatannya dengan albumin dan

menembus beberapa membrane sel sesuai dengan protein jaringan. Pasca distribusi , obat kemudian akan mengalami metabolism oleh berbagai enzim dan yang terpenting diantaranya adalah enzim sitokromfase, sehingga pemberian obat–obatan yang dapat meningkatkan atau menghambat kerja enzim ini dapat mempengaruhi aktivitas antibiotik, obat yang dalam keadaan aktif akan ditingkatkan terutama kelarutannya sehingga lebih mudah dieksresikan dan umumnya obat menjadi inaktif. Antibiotik umumnya dieliminasi melalui ginjal dan dieksresikan melalui urin dalam bentuk metabolit aktif dan inaktif. Antibiotic juga dapat dieliminasi melalui empedu dan di eksresikan kedalam usus, dari dalam usus sebagian obat akan dibuang melalui fases dan sebagian lagi akan kembali diserap dan dibuang melalui ginjal, sementara sebagian kecil obat juga dieksresikan melalui keringat, liur, air mata dan air susu. 2. Jika proses/kemampuan untuk mengeliminasi obat (Clearence) menurun, maka akan mengakibatkan terjadinya akumulasi obat didalam tubuh, sehingga waktu paruh obat meningkat dan K eliminasi akan menurun serta volume distribusi ikut menurun juga. Pada penderita gangguan fungsi ginjal akan terjadi penumpukan urea sehingga menyebabkan BUN (Blood Urea Ntirogen) atau kadar urea dalam tubuh atau darah meningkat dan SER (Serum Crepatinin) juga meningkat. Pada penderita gangguan fungsi ginjal, GFR (Glomerulus Filtration Rate) akan menurun karena GFE diukur dari Clearance Creatinin (ClCr) juka ClCr menurun makan GFR menurun juga. 3. Pada penderita gangguan fungsi hati, kemampuan untuk mengeliminasi obat berkurang, sehingga menyebabkan terjadinya akumulasi atau penumpukan obat didalam tubuh, dan paruh waktu akan meningkat. Hati merupakan tempat sintesis protein, apabila hati rusak,

maka jumlah enzim yang dihasilkan oleh hati juga akan ikut berkurang, akibatnya kemampuan metabolism obat juga ikut menurun. 4. A. pengaturan dosis pasien gangguan ginjal : -

Dosis dikurangi, interval tetap

-

Dosis tetap, interval diperpanjang

-

Modifikasi dosis dan interval

B. Pengaturan dosis padan pasien gangguan hati : -

Dosis dikurangi, interval tetap

-

Dosis tetap, interval diperpanjang

-

Modifikasi dosis dan interval

5. A. Cara mengukur fungsi ginjal : -

Mengukur laju filtrasi glomerulus (GFR/CLFG)

-

Mengukur Clearance Creatinin (ClCr)

B. Cara mengukur fungsi hati : -

8-9 = 25% dari dosis awal

-

>10 = 50% dari dosis awal

6. ClCr pada pria = = =

(140 π‘₯ π‘’π‘šπ‘’π‘Ÿ )π‘₯ 𝐡𝐡 72 π‘₯ π‘†πΆπ‘Ÿ (140βˆ’38)π‘₯ 62 72 π‘₯ 1.8 6,324 129,6

= 0. 804 ClCr pada wanita = o,85 x ClCr pada pria = 0,85 x 0,048 = 0,0408

7. Cmax (n) = Cmax = Faktor akumulasi =

= = Cmax =

=

1βˆ’π‘’ βˆ’π‘›π‘˜π‘’ 1βˆ’π‘’ βˆ’π‘›π‘˜π‘’ 1βˆ’π‘’ βˆ’π‘›π‘˜π‘’ 1βˆ’π‘’ βˆ’π‘˜π‘’

=

1βˆ’π‘’ βˆ’3(0,05)(8) 1βˆ’π‘’ (0.005)(8)

1βˆ’π‘’ βˆ’1,2 1βˆ’π‘’ βˆ’0.4 1βˆ’0.3 1βˆ’0,67

𝐷𝐡 1βˆ’π‘’ βˆ’π‘›π‘˜π‘’ 𝑉𝐷 1βˆ’π‘’ βˆ’π‘˜π‘’ 100 π‘šπ‘” 10 π‘šπ‘™

x 2.12

= 21,2 mg/L Cmin =

=

𝐷𝐡 1βˆ’π‘’ βˆ’π‘›π‘˜π‘’ 𝑉𝐷 1βˆ’π‘’ βˆ’π‘˜π‘’ 100 π‘šπ‘” 10 𝐿

π‘₯ 𝑒 π‘˜π‘’

x 2.12 π‘₯ 0.67

= 14.2 mg/L

Related Documents

Putri
June 2020 47
Putri
December 2019 50
Putri Inovasi.docx
May 2020 21

More Documents from "Anonymous n8MwUgkN"