Farmakokinetik Wafarin.docx

  • Uploaded by: Marthin Mandala
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Farmakokinetik Wafarin.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,270
  • Pages: 13
FARMAKOKINETIK ‘’Regimen Dosis Obat Warfarin”

OLEH

NAMA : DEBORA LASSA NIM

: 164111039

PRODI : S1 FARMASI KELAS/SEMESTER : B/V

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG 2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan penyertaan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “REGIMEN DOSIS OBAT WARFARIN” dengan baik dan tepat pada waktunya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar pada pembuatan makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam memperluas wawasan dan pemahaman mengenai regimen dosis obat warfarin.

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................................. BAB 1 : PENDAHULUAN ...................................................................................... 1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1.3 Tujuan ................................................................................................................. BAB 2 : PEMBAHASAN ......................................................................................... 2.1 Definisi Warfarin ................................................................................................. 2.2 Fungsi dan farmakologi Warfarin ........................................................................ 2.3 . Dosis dan efek samping Obat Warfarin BAB 3 : PENUTUP .................................................................................................. 3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 3.2 Saran ................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban manusia dalam mengkonsumsi suatu makanan, individu tentu telah mengetahui fungsi makanan sebagai suatu sumber energi bagi tubuh, sedangkan racun dapat menggambarkan tentang suatu zat kimia yang berbahaya bagi tubuh. Lebih dari 800.000 orang meninggal dunia akibat bunuh diri setiap tahunnya. Pada sebuah penelitian pada tahun 2012, bunuh diri adalah sebab tersering kedua pada umur 15-29 tahun (WHO). Kejadian bunuh diri menggunakan racun menjadi salah satu penyebab tersering pada bunuh diri, dimana contoh pemakaian racun ini adalah penyalahgunaan obat-obatan medis.Warfarin adalah salah satunya. Warfarin adalah obat antikoagulan yang awalnya dikembangkan untuk mengobati tromboembolisme (trombosis) pada penyakit jantung koroner atau penyakit jantung kronis dengan cara menghalangi metabolisme hati terhadap vitamin K sehingga menurunkan faktor koagulasi. Namun selain untuk pengobatan medis, warfarin juga dapat dijadikan zat rodentisida dalam konsentrasi tinggi dan mampu menyebabkan kematian disebakan perdarahan internal. Warfarin adalah obat antikoagulan dengan indikasi untuk profilaksis dan pengobatan komplikasi tromboembolik yang dihubungkan dengan fibrilasi atrium dan penggantian katup jantung, serta sebagai profilaksis terjadinya emboli sistemik setelah infark miokard. Peran warfarin selain sebagai obat terapi antikoagulan juga sebagai rodentisida di rumah tangga sering disalahgunakan sebagai alat untuk bunuh diri, yang mana telah di postulatkan oleh Paracelcius, bahwa sifat toksis suatu tokson sangat ditentukan oleh dosis.

1

1.2 Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan obat Warfarin b. Fungsi & Farmakologi Obat Warfarin c. Dosis & Efek samping Obat Warfarin 1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui defenisi dari Warfarin b. Untuk mengetahui fungsi & Farmakologi obat Warfarin c. Untuk mengetahui regimen dosis & efek samping obat Warfarin

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definsi Obat Warfarin Merupakan Antikoagulan yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah in vitro. Pada trombus yang sudah terbentuk, antikoagulan hanya mencegah membesarnya trombus dan mengurangi kemungkinan terjadinya emboli, tetapi tidak memperkecil trombus. Warfarin merupakan anti koagulan oral yang mempengaruhi sintesa vitamin K yang berperan dalam pembekuan darah sehingga terjadi deplesi faktor II, VII, IX dan X. Warfarin bekerja di hati dengan menghambat karboksilasi vitamin K dari protein prekursornya. Karena waktu paruh dari masing-masing faktor pembekuan darah tersebut, maka bila terjadi deplesi faktor Vll waktu protrombin sudah memanjang. Tetapi efek anti trombotik baru mencapai puncak setelah terjadi deplesi keempat faktor tersebut. Jadi efek anti koagulan dari warfarin membutuhkan waktu beberapa hari karena efeknya terhadap faktor pembekuan darah yang baru dibentuk bukan terhadap faktor yang sudah ada disirkulasi. Warfarin tidak mempunyai efek langsung terhadap trombus yang sudah terbentuk, tetapi dapat mencegah perluasan trombus. Warfarin telah terbukti efektif untuk pencegahan stroke kardioembolik. Karena meningkatnya resiko pendarahan, penderita yang diberi warfarin harus dimonitor waktu protrombinnya secara berkala. 2.2. Fungsi dan Farmakologi Obat Warfarin

Warfarin adalah obat pengencer darah (antikoagulan). Obat ini bekerja dengan mengurangi pembentukan bekuan darah. Warfarin digunakan untuk mencegah serangan jantung, stroke, dan pembekuan darah di pembuluh darah dan arteri.

3

Manfaat Warfarin antara lain : Penggunaan obat anti trombotik bertujuan mempengaruhi proses trombosis atau mempengaruhi pembentukan bekuan darah (clot) intravaskular, yang melibatkan platelet dan fibrin. Obat anti platelet bekerja mencegah perlekatan (adesi) platelet dengan dinding pembuluh darah yang cedera atau dengan platelet lainnya, yang merupakan langkah awal terbentuknya trombus. Obat anti koagulan mencegah pembentukan fibrin yang merupakan bahan esensial untuk pembentukan trombus. Obat trombolitik mempercepat degradasi fibrin dan fibrinogen oleh plasmin sehingga membantu larutnya bekuan darah. Penggunaan obat anti koagulan tidak dapat memperbaiki jaringan yang sudah rusak ataupun menghentikan secara langsung pembentukan thrombus tetapi obat anti koagulan ini lebih ditujukan sebagai pencegahan agar tidak terjadi komplikasi seperti meluasnya thrombus. Farmakologi obat Warfarin 1. Farmakokinetik :  Mula kerja biasanya sudah terdeteksi di plasma dalam 1 jam setelah pemberian.  Kadar puncak dalam plasma: 2-8 jam.  Waktu paruh : 20-60 jam; rata-rata 40 jam.  Bioavailabilitas: hampir sempurna baik secara oral, IM atau IV.  Metabolisme: ditransformasi menjadi metabolit inaktif di hati dan ginjal.  Ekskresi: melalui urine dan feses. 2. Farmakodinamik :  Menghambat Vit K Epoxide reduktase sehingga terjadi deplesi faktor koagulasi Vit Kdependent.  99% terikat pada protein plasma terutama albumin.  Absorbsinya berkurang bila ada makanan di saluran cerna.

4

2.3. Dosis dan efek samping Obat Warfarin Dosis inisial dimulai dengan 2-5 mg/hari dan dosis pemeliharaan 2-10 mg/hari. Obat diminum pada waktu yang sama setiap hari. Dianjurkan diminum sebelum tidur agar dapat dimonitor efek puncaknya di pagi hari esoknya. Lamanya terapi sangat tergantung pada kasusnya. Secara umum, terapi anti koagulan harus dilanjutkan sampai bahaya terjadinya emboli dan trombosis sudah tidak ada. Pemeriksaan waktu protrombin baru dilakukan setiap hari begitu dimulai dosis inisial sampai tercapainya waktu protrombin yang stabil di batas terapeutik. Setelah tercapai, interval pemeriksaan waktu protrombin tergantung pada penilaian dokter dan respon penderita terhadap obat. Interval yang dianjurkan adalah 1-4 minggu

Dosis untuk pemberian oral (tablet) 

 







Infark miokard  Dosis dewasa untuk profilaksis: Awal, 2 hingga 5 mg secara oral sekali sehari; menyesuaikan dosis berdasarkan hasil INR; perawatan biasa, 2 hingga 10 mg secara oral sekali sehari. Sindrom antiphospholipid  Dosis dewasa: Titrasi untuk mencapai INR 2 hingga 3. Fibrilasi atrium – Gangguan tromboembolik  Dosis dewasa: Awal, 2 hingga 5 mg per oral sekali sehari; menyesuaikan dosis berdasarkan vhasil INR; perawatan biasa, 2 hingga 10 mg secara oral sekali sehari.  Dosis dewasa: Setelah stroke iskemik atau serangan iskemik transien, targetkan INR 2,5 (kisaran, 2 hingga 3). Inisiasi terapi dalam 14 hari adalah wajar, tetapi inisiasi mungkin tertunda di luar 14 hari dengan risiko tinggi untuk konversi hemoragik.  Dosis dewasa untuk profilaksis: Awal, 2 hingga 5 mg secara oral sekali sehari; sesuaikan dosis berdasarkan INR; perawatan biasa, 2 hingga 10 mg secara oral sekali sehari. Kanker – Tromboemboli vena (VTE)  Dosis dewasa untuk profilaksis: VTE rekuren pada pasien kanker, titrasi dengan target INR 2 hingga 3. Angioplasti koroner transluminal perkutan  Dosis dewasa: Awal, 2 sampai 5 mg secara oral sekali sehari; menyesuaikan dosis berdasarkan hasil INR; perawatan biasa, 2 hingga 10 mg secara oral sekali sehari. Embolisme Komponen Prostetik Katup Jantung  Dosis dewasa: Awal, 2 hingga 5 mg per oral sekali sehari; menyesuaikan dosis berdasarkan hasil INR; perawatan biasa, 2 hingga 10 mg secara oral sekali sehari  Dosis dewasa untuk profilaksis: Awal, 2 hingga 5 mg secara oral sekali sehari; menyesuaikan dosis berdasarkan hasil INR; perawatan biasa, 2 hingga 10 mg per oral sekali sehari.  Dosis dewasa untuk profilaksis: Katup bioprostetik: Target INR 2,5 (kisaran, 2 hingga 3) untuk 3 bulan pertama.  Dosis dewasa untuk profilaksis: Katup aorta mekanik dan tidak ada faktor risiko untuk tromboemboli: Target INR 2,5 (kisaran, 2 hingga 3) dengan aspirin 75 hingga 100 mg/hari.  Dosis dewasa untuk profilaksis: Penggantian katup aorta mekanis (AVR) dan faktor risiko tambahan untuk tromboemboli (yaitu, fibrilasi atrium, tromboemboli sebelumnya, 5







disfungsi ventrikel kiri, kondisi hiperkoagulasi) ATAU AVR mekanik generasi lama: Target INR 3, kisaran (2,5 hingga 3,5) dengan aspirin 75 hingga 100 mg/hari.  Dosis dewasa untuk profilaksis: Pen Dosis dewasa untuk profilaksis: Penggantian katup mitral mekanis: Target INR 3 (kisaran 2,5 sampai 3,5) dengan aspirin 75 hingga 100 mg/hari.  Dosis dewasa untuk profilaksis: Kehamilan, katup mekanik: Warfarin ke INR tujuan ditambah aspirin 75 mg sampai 100 mg/hari selama trimester kedua dan ketiga; selama trimester pertama, warfarin dapat dilanjutkan pada pasien yang dapat mencapai INR terapeutik dengan dosis 5 mg/hari atau kurang. Diperlukan pemantauan yang sering. Hentikan warfarin dan memulai infus kontraksi heparin tak terpecah sebelum persalinan pervaginam yang direncanakan. Emboli paru  Dosis dewasa: Awal, 2 sampai 5 mg secara oral sekali sehari; menyesuaikan dosis berdasarkan hasil INR; perawatan biasa, 2 hingga 10 mg secara oral sekali sehari  Dosis dewasa untuk profilaksis: Awal, 2 hingga 5 mg secara oral sekali sehari; menyesuaikan dosis berdasarkan hasil INR; perawatan biasa, 2 hingga 10 mg secara oral sekali sehari. Trombosis, Pasca infark miokard  Dosis dewasa untuk profilaksis: Awal, 2 hingga 5 mg secara oral sekali sehari; menyesuaikan dosis berdasarkan hasil INR; perawatan biasa, 2 hingga 10 mg secara oral sekali sehari. Tromboemboli vena  Dosis dewasa: Awal, 2 hingga 5 mg per oral sekali sehari; menyesuaikan dosis berdasarkan hasil INR; perawatan biasa, 2 hingga 10 mg secara oral sekali sehari  Dosis dewasa untuk profilaksis: Awal, 2 hingga 5 mg secara oral sekali sehari; menyesuaikan dosis berdasarkan hasil INR; perawatan biasa, 2 hingga 10 mg secara oral sekali sehari.

Catatan  



Kriteria Beers untuk pemberian obat terhadap lanjut usia: gunakan obat secara hati-hati atau hindari penggunaan obat karena berpotensi tidak cocok untuk lanjut usia. Terapi bersifat individual sesuai dengan respon INR setiap pasien untuk warfarin, dan menyesuaikan dosis berdasarkan INR dan kondisi perawatan. INR lebih besar dari 4 tidak memberikan manfaat terapeutik tambahan pada sebagian besar pasien, tetapi dikaitkan dengan peningkatan risiko pendarahan. Keamanan dan efektivitas pada pasien anak belum dapat ditetapkan karena belum tersedia uji klinis terkontrol acak, meskipun penggunaan warfarin untuk pengobatan atau profilaksis trombosis didokumentasikan dengan baik.

Kontraindikasi Warfarin sebaiknya tidak diberikan kepada:  

Endokarditis bakterialis Dyscrasias darah 6

              

Aneurima serebral Perdarahan sistem saraf pusat Diseksi aorta Eklamsia, preeklamsia, abortus imminens Perdarahan saluran cerna, saluran genitourinaria, ulkus saluran napas Kemungkinan perdarahan Hipersensitivitas terhadap warfarin dan komponen produk lainnya Anestesia regional mayor atau blok lumbal Hipertensi maligna Perikarditis dan efusi perikard Kehamilan, kecuali wanita hamil dengan katup jantung mekanis yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami tromboemboli Pembedahan potensial pada sistem saraf atau mata Pembedahan potensial terkait trauma dan pembukaan permukaan yang besar Punksi spinal dan prosedur lainnya yang berpotensi untuk perdarahan tidak terkontrol Pasien yang berpotensi tidak patuh dan tidak dapat di supervisi.

Efek Samping Meskipun sangat jarang terjadi beberapa orang dapat mengalami efek samping obat yang sangat buruk bahkan terkadang mematikan ketika mengkonsumsi obat tertentu. Hubungi dokter Anda atau segera minta pertolongan medis jika anda mengalami salah satu gejala atau tanda berikut yang terkait dengan efek samping Warfarin yang buruk: 



       

Tanda reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, kulit kemerahan, bengkak, dengan atau tanpa demam, mengi, sulit bernapas atau berbicara. Pembengkakan pada mulut, wajah, lidah, atau tenggorokan. Perubahan kekuatan pada salah satu sisi tubuh dimana satu sisi lebih kuat dibandingkan dengan sisi yang lain, kesulitan bicara atau berpikir, perubahan keseimbangan, atau pandangan kabur Nyeri dada Pusing hebat atau pingsan Pembengkakan, hangat, kesemutan, perubahan warna, atau nyeri pada lengan dan tungkai Nyeri kepala hebat Perubahan warna kulit menjadi hitam atau ungu Nyeri, perubahan warna, atau suhu pada bagian tubuh lainnya Merasa letih atau lemah Bengkak.

Efek samping utama semua antikoagulan oral adalah perdarahan. Kehamilan. Antikoagulan oral bersifat teratogenik. Karena itu, tidak boleh diberikan pada trimester pertama kehamilan. Wanita dengan risiko hamil harus diberi peringatan terhadap bahaya obat ini karena menghentikan pemakaian warfarin sebelum 6 minggu usia kehamilan akan menghindarkan risiko abnormalitas janin. Antikoagulan oral menembus plasenta dengan risiko menimbulkan perdarahan plasenta atau fetus, terutama selama beberapa minggu terakhir 7

kehamilan dan pada masa persalinan. Karena itu, antikoagulan oral seharusnya dihindari pada kehamilan, terutama pada trimester pertama dan ketiga. Hal ini sulit dilakukan, terutama pada wanita dengan katup jantung buatan, fibrilasi atrium atau dengan riwayat trombosis vena kambuhan atau embolisme paru.

8

BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Warfarin merupakan Antikoagulan yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah in vitro. Pada trombus yang sudah terbentuk, antikoagulan hanya mencegah membesarnya trombus dan mengurangi kemungkinan terjadinya emboli, tetapi tidak memperkecil trombus. Warfarin merupakan anti koagulan oral yang mempengaruhi sintesa vitamin K yang berperan dalam pembekuan darah sehingga terjadi deplesi faktor II, VII, IX dan X. Warfarin bekerja di hati dengan menghambat karboksilasi vitamin K dari protein prekursornya. Dosis inisial dimulai dengan 2-5 mg/hari dan dosis pemeliharaan 2-10 mg/hari. Obat diminum pada waktu yang sama setiap hari. Dianjurkan diminum sebelum tidur agar dapat dimonitor efek puncaknya di pagi hari esoknya. Lamanya terapi sangat tergantung pada kasusnya. Secara umum, terapi anti koagulan harus dilanjutkan sampai bahaya terjadinya emboli dan trombosis sudah tidak ada. Pemeriksaan waktu protrombin baru dilakukan setiap hari begitu dimulai dosis inisial sampai tercapainya waktu protrombin yang stabil di batas terapeutik. Setelah tercapai, interval pemeriksaan waktu protrombin tergantung pada penilaian dokter dan respon penderita terhadap obat. Interval yang dianjurkan adalah 1-4 minggu

3.2. SARAN

Saya sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat dipungkiri, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

9

DAFTAR PUSTAKA http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/26-antikoagulan-dan-protamin/261antikoagulan-oral http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/26-antikoagulan-dan-protamin

10

Related Documents


More Documents from "yuvina"