TUGAS BACA DAN RANGKUMAN MATERI KELARUTAN
MATA KULIAH FARMASI FISIK
OLEH: NADYA RATRI PRADIPTA 051711133008 Kelas D
DEPARTEMEN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2019
Pengertian Kelarutan adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh diberbagai temperatur. Larutan jenuh adalah kesetimbangan antara solut yang terdispersi dalam larutan dan yang masih berada pada fase solidnya. Ada dua zat utama dalam kelarutan ini, yaitu solut dan solven. Menurut USP, ada beberapa definisi atau tingkatan kelarutan :
Interaksi antara solut dan solven dapat dibagai menjadi tiga step : 1. Solut lepas dari kristalnya 2. Ruang untuk molekul terbentuk didalam solven 3. Molekul solut masuk kedalam ruang tersebut.
Faktor yang mempengaruhi kelarutan: 1. Luas permukaan molekul Semakin besar permukaan molekul solut, maka semakin banyak kontak yang terjadi antara solut-solven. Apabila permukaan yang lebih besar adalah bagian
hifrofiliknya dibanding hidrofobik, maka kelarutan airnya akan semakin tinggi karena sifat air yang polar. 2. Struktur molekul a. Bentuk Kelarutan suatu senyawa dapat diprediksi dari titik didihnya untuk zat cair dan titik leburnya untuk zat padat. Turunnya titik didih akan menyebabkan kelarutan dalam air berkurang. Selain itu berkaitan dengan kepolaran dari solven dan solut. Pelarut air yang merupakan polar, dapat melarutkan senyawa yang bersifat polar pula. Untuk solut yang bersifat nonpolar akan susah larut dalam air. Prinsip ini dikenal dengan like dissolve like. b. Subtituen Subtituen dapat mempengaruhi sifat molekul dalam kelarutannya. Contoh subtituen hidrofob (gugus hidroksi) akan meningkatkan kelarutan dalam air.
3. Constanta of solubility product (Ksp) Sebagian kecil obat berasal dari senyawa anorganik seperti elektrolit untuk mengganti cairan. Didapatkan dalam bentuk injeksi atau eye drop. Contoh elektrolit yang merupakan garam sederhana yaitu NaCl. Kelarutan NaCl adalah 5 mol dm-3 sedangkan kelarutan AgCl 500 000 lebih kecil. ∆𝐻 perak klorida 62,8 kJ/mol dan untuk NaCl 4,2 kJ/mol, karena perbedaan substansial pada sifat kristal atau interaksi ion dengan air. Pada kenyataannya, kekuatan krisal perak klorida yang sangat baik karena polarisabilitas ion perak yang tinggi.
Dari kelarutan perak klorida yang kurang baik tersebut, konsep kelarutan produk bisa digunakan. Persamaan berikut adalah reaksi yang terjadi dilarutan antara kristal AgCl dan ion :
Tingkat kejenuhan larutan dapat dilihat dari nilai Ksp nya
Dengan K adalah konstanta dan Ksp adalah konstanta kelarutan produk. Apabila :
Qc < Ksp maka larutan belum jenuh (larut) Qc = Ksp maka larutan tepat jenuh (tepat larut) Qc < Ksp maka larutan lewat jenuh (membentuk endapan)
4. pH Selain dari Ksp, kelarutan senyawa dapat diprediksi dari pH nya berkaitan dengan gugus yang terionisasi.Hal ini dapat dilihat dari nilai pKa nya. Obat yang bersifat asam seperti NSAID kurang larut dalam larutan asam dibanding larutan alkali karena spesies predominan yang tidak terdisosiasi tidak bisa brinteraksi dengan molekul air yang sama, yang mana cepat terhidrasi. Hal tersebut terjadi juga pada obat-obatan yang bersiat basa yang akan susah larut dalam larutan bersifat alkali dibanding larutan asam.
dengan s = kelarutan Cara meningkatkan dan mempercepat kelarutan senyawa. 1. Penambahan kosolven
Kosolven adalah campuran dua atau lebih pelarut yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kelarutan produk. Misal parasetamol adalah senyawa nonpolar yang agak sukar larut dalam air. Untuk meningkatkan kelarutannya dapat menggunakan propilenglikol atau gliserin yang bersifat semipolar, yang dapat menginduksi molekul secara nonpolar dengan derajat polarisasi tertentu sehingga kelarutannya dalam air meningkat. 2. Pemanasan Pemanasan pada suhu tertentu akan mempercepat kelarutan produk (obat). Namun harus memperhatikan agar tidak sampai merusak efek terapi nya. 3. Pengadukan Pengadukan dengan kecepatan yang tinggi akan mempercepat kelarutan suatu produk yang agak sukar larut dalam air.
PUSTAKA 1. Sinko,P.J (ed).2011. Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 6th Ed. Baltimore, MD: Lippincott Williams & Wilkins. 2. Florence, A.T. Attwood, D. 2006. Physicochemical Principles of Pharmacy, 4 th Ed. London: The Pharmaceutical Press.