Prinsip Kerja camshaft pada Kendaraan Bermotor Pada motor 4 langkah/ 4 tak pembakaran terjadi pada cilinder dimana disana terdapat piston yang digerakkan oleh poros engkol. Pada silinder juga diatur masuknya campuran bahan bakar dengan udara melalui katup masuk. Campuran bahan bakar dan udara ini nantinya akan dimampatkan volumenya oleh piston sehingga tekanan dan suhunya naik. Suhu yang panas ini kemudian diberi percikan api oleh busi (busi menyala saat posisi piston 10º sebelum mencapai titik mati atas) “Ledakan” yang terjadi menghasilkan usaha yang mana usaha inii mampu mendorong piston turun (memutar poros engkol) dan mentransmisikan daya pada roda untuk menggerakkan motor. Saat piston turun, sisa campuran bahan bakar akan dibuang melalui katup yang terbuka (kemudian sisa pembakaran dibuang melalui knalpot). Jikaalau timing buka-tutup katup ini tidak tepat, klep bisa bengkok atau patah atau cylindere head membengkok. Kerusakan timing ini juga bisa membuat camshaft patah. Kalau kondisinya sudah seperti ini, mesin harus di-overhaul dan biya untuk ini juga cukup menguras kantong. Pada mesin, yang “bertugas” menggerakkan katup adalah camshaft. Bentuk dari camshaft ini seperti poros yang ada 2 tonjolan. Tonjolan inilah yang menggerakkan katup sehingga campuran bahan bakar dan udara bisa masuk dan keluar dengan timing yang tepat. Dalam satu siklus proses pembakaran (pada motor 4 tak), poros engkol berputar 2 kali. Sedangkan pada camshaft, satu siklus keluar masuk campuran bahan bakar berputar sebanyak 1 kali. Sehingga supaya timing dari katup itu benar-benar tepat, antara poros engkol dengan camshaft perlu dihubungkan dengan suatu mekanisme sehingga putaran poros engkol sebanyak 2 kali ini menyebabkan camshaft hanya berputar 1 kali. Pada poros engkol dihubungkan dengan sprocket. Sprocket ini dihubungkan dengan sprocket pasangannya (sprocket ini dihubungkan dengan camshaft). Kedua sprocket ini dihubungakan dengan “rantai kamprat” (istilah bengkel). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tampilan gambar seperti pada gambar di samping.
Katup/valve didesain untuk bisa bergerak secara buka-tutup. Sehingga pada valve diberi sebuah pegas agar katup bisa kembali ke posisi semula saat tonjolan camshaft mulai bergerak meninggalkan katup. Ada juga kendaraan yang mana transmisi daya pada sprocket menggunakan belt. Ada beberapa kendaraan yang tidak mengakibatkan kerusakan beruntun saat timing belt-nya putus. Ini terjadi karena ada beberapa susunan katup yang tidak akan membentur kepala piston. Jika tidak terjadi benturan, otomatis tidak akan membuat katup bengkok atau patah. Sayang, jumlah kendaraan seperti ini tidak banyak. Karena itu, kita perlu memberi perhatian lebih serius pada timing belt. Sebaiknya dilakukan penggantian secara rutin. Untuk mobil-mobil dengan bahan bakar bensin, penggantian bisa dilakukan setiap 40.000 sampai 60.000 km. Sementara untuk diesel, biasanya bisa dilakukan setiap 100.000km. Selain itu, hindari kebocoran oli mesin pada ruang timing belt. Karena jika cairan ini mengenai timing belt, timing belt dapat cepat panas. Kalau panas, otomatis cepat mengeras. Ini artinya timing belt tidak lentur lagi sehingga mudah putus.