KULIAH PSIKIATRI ANAK Fakultas Kedokteran Unja
Oleh: dr. Diva Mariska Tarastin, Sp.KJ
1
Materi Kuliah :
Gangguan Perkembangan Pervasif Gangguan Hiperkinetik/ADHD Retardasi Mental Gangguan Cemas Perpisahan Gangguan Tic Gangguan Eliminasi Gangguan Makan 2
GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF 1. Gangguan Autistik (Autisme). 2. Gangguan Asperger. 3. Gangguan Rett. 4. Gangguan Disintegrasi Masa Kanak. 5. Gangguan Perkembangan Pervasif Tak Khas. 3
TRIAS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF/AUTISME :
Gangguan pada kemampuan interaksi sosial. Gangguan pada kemampuan komunikasi dan berbahasa. Perilaku yang tak lazim dan terbatasnya minat/aktivitas disertai gangguan integrasi sensorik.
4
Kriteria Diagnosis 1. International Classification of Disseases 10th Ed / ICD -10 (WHO,1992); disebut Infantile Autism
2. Diagnostic and Statistical Manual - IV / DSM-IV (APA,1994); disebut Autistic Disorder 3. Pedoman Penggolongan Gangguan Jiwa di Indonesia - 3 / PPDGJ-3 (Dep. Kes RI, 1993), disebut Autisme Masa Kanak 5
Apakah Autisme itu ? Autisme adalah : suatu Gangguan Perkembangan Neurobiologis yang kompleks, - dapat berlangsung lama (sampai dewasa), apabila tidak dilakukan upaya penyembuhan. - gejala harus terlihat sebelum usia 3 (tiga) tahun. -
6
GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL :
Cuek bila diajak bicara, dipanggil tak selalu menengok. Lebih suka menyendiri Sulit bermain dengan anak sebayanya Kontak mata kurang Sulit diajari sesuatu dengan cara yang biasa Tak tertarik mainan Kurang bisa menggunakan mainan sesuai fungsinya Tidak bisa bermain “pura-pura” Kadang menolak bila dipeluk Tertawa sendiri, menangis, tersenyum tanpa sebab yg. jelas
7
GANGGUAN KOMUNIKASI & BAHASA
Terlambat bicara (kemampuan berbahasa). Sering “ngoceh”/bahasa “planet” seperti bayi. Bila bisa berbahasa, sulit diajak berdialog atau tidak mengerti arti kata yang diucapkan. Menarik tangan orang lain bila menginginkan sesuatu. Kadang meniru pertanyaan atau suara yang didengarnya (echolalia). Bahasa isyarat tidak berkembang. Sering terbalik dalam menggunakan kata ganti orang. Tatabahasa kacau.
8
Gangguan Perilaku, Minat dan Integrasi Sensorik :
Mempertahankan rutinitas atau sulit menyesuaikan diri dengan perubahan. Takut pada benda, suara, atau suasana tertentu. Kadang mengamuk bila keinginannya tidak terpenuhi. Cara bermain tidak wajar dan monoton, misalnya : senang membuang-buang, membariskan benda, memutar benda, buka-buka majalah/buku/koran, sobek-sobek kertas, dll. Suka sekali benda tertentu, misalnya : botol, alat dapur, dll. Senang benda berputar : roda, kipas angin.
9
Lanjutan :
Kadang ada perilaku agresif terhadap orang lain. Mencederai diri sendiri (pukul kepala, gigit-gigit). Kurang sensitif atau sangat sensitif terhadap rasa sakit. Hiperaktif atau sangat pasif. Tidak bisa membela diri. Menutup telinga bila mendengar suara tertentu. Ada beberapa gerakan yang diulang-ulang tanpa sebab, mis : jinjit, memutar badan, miringkan kepala, melirik/kedip-kedip, memainkan dan memperhatikan jari, loncat-loncat sampil kepakkan lengan, dll. Kadang punya kemampuan khusus, mis : hafal tempattempat, puzzle, menggambar, baca/tulis, berhitung, tanpa diajarkan. 10
Gangguan Asperger
gejala seperti Autisme dalam hal kurang interaksi sosial serta perilaku yang tak wajar dan minat yang terbatas, tetapi
tidak ada keterlambatan dalam kemampuan
berbahasa
tingkat kecerdasan rata-rata atau diatas rata-rata 11
Gangguan Rett
gejala seperti Autisme sampai saat ini, diketahui hanya pada anak perempuan setelah periode perkembangan normal, kemudian kehilangan kemampuan gerak bertujuan disertai kelemahan otot-otot muncul gerakan tangan berulang tak bertujuan kehilangan kepandaian yang telah dipunyai sebelumnya biasanya disertai adanya epilepsi 12
Gangguan Disintegrasi Masa Kanak gejala seperti Autisme. kehilangan kemampuan yang telah dipunyai sebelum nya, pada usia sebelum 10 tahun, minimal 2 dari : - pemahaman serta kemampuan berbahasa
-
kemampuan sosialisasi dan adaptasi kontrol b a k dan b a b kemampuan bermain kemampuan motorik 13
Gangguan Perkembangan Pervasif Tak Khas
gejala seperti Autisme
tidak memenuhi kriteria lengkap untuk diagnosis
Autisme, Gangguan Rett, Gangguan Asperger, Gangguan Disintegrasi Masa Kanak
14
Berapa Kejadian Autisme ?
Hampir semua negara melaporkan adanya peningkatan. Jepang : 16/10.000 kelahiran hidup. American Academy of Neurology : 1/500 anak (tahun 2000). Autism Research Institute di USA : 1/150 anak (tahun 2000). Indonesia : belum ada angka yang pasti. 15
Siapa yang terkena Autisme ? Tidak “pandang bulu” Tidak tergantung dari ras, suku, strata - ekonomi, strata sosial, tingkat pendidikan, geografis tempat tinggal, jenis makanan. Laki-laki : perempuan = 4 : 1
16
P E N T I N G !!! Dicari apakah ada Gangguan/Penyakit lain yang menyertai Pemeriksaan/tes medis(EEG, Brain mapping, CT Scan, MRI, Laboratorium, dll) hanya dilakukan atas indikasi. Diagnosis Autisme ditegakkan berdasarkan observasi dari tingkah laku, kemampuan sosialisasi, komunikasi serta riwayat perkembangan anak sejak awal Bisa dilakukan beberapa pem. Laboratorium untuk memberi arah penanganan dari segi biologisnya (darah, rambut, faeces, urine)
17
Pemeriksaan tambahan diperlukan bila : - kemungkinan ada gangguan / Penyakit lain
- kemungkinan diagnosisnya bukan Autisme
Keadaan /Gangguan lain yang mirip Autisme : - Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas (ADHD)
- Retardasi Mental - Gangguan Perkembangan Berbahasa - Tuli / Gangguan Pendengaran - Deprivasi Psikososial (anak yang kurang mendapat rangsang)
18
Apa penyebab Autisme ?
Dianggap tidak ada satu penyebab tunggal, melainkan banyak faktor yang saling berkaitan. Belum ada kesepakatan tentang penyebabnya yang pasti. Faktor-faktor yang mungkin saling berkaitan antara lain : genetik, gangguan metabolisme, disfungsi imunologi, gangguan fungsi saluran pencernaan, polusi lingkungan, gangguan pada kehamilan/persalinan, infeksi, dll.
19
Prioritas jenis terapi :
TERAPI PERILAKU – EDUKASI. TERAPI BIOMEDIS. Terapi tambahan lain : - Terapi sensori integrasi (termasuk auditori integrasi), - Terapi wicara, - Terapi okupasi, - Terapi musik/seni, - Lain-lain.
20
Terapi Biomedis meliputi :
Obat-obatan, misalnya : - psikotropika, - antibiotik, anti jamur, anti virus, anti parasit. - lain-lain.
Pengaturan Diet. Enzym pencernaan. Vitamin dan mineral. Supplement. Perbaikan fungsi imunologi. Chelation (pengeluaran logam berat). 21
OBAT PSIKOTROPIKA, berguna untuk menurunkan gejala-gejala : • Hiperaktivitas. • Perhatian yang singkat dan mudah beralih. • Impulsivitas. • Gerakan-gerakan motorik berulang (stereotipik). • Perilaku menyakiti diri sendiri. • Perilaku agresif dan destruktif. • Perilaku menarik diri. • Gangguan tidur. • Kecemasan. • Obsesi-kompulsi. • Mood yang labil. Sifatnya sementara, membuat terapi yang lain lebih mudah dilakukan.
22
Apakah Autisme dapat disembuhkan ? Dengan penanganan yang : intensif, komprehensif (menyeluruh), berkesinambungan (terus menerus), sejak dini, Diharapkan individu dengan Autisme dapat hidup bermasyarakat serta mandiri (“sembuh”)
23
Beberapa hal yang perlu diingat :
Autisme merupakan gangguan/kondisi yang unik, Gejalanya sangat bervariasi, tak ada dua anak yang mempunyai gejala dan kondisi yang persis sama, Tiap anak memerlukan penanganan yang sesuai dengan kondisinya masing-masing, Kecepatan dan derajat perbaikan antar individu tak selalu sama, Setiap kali akan terkuak pengetahuan baru baik mengenai penyebab maupun terapinya. 24
RETARDASI MENTAL (RM) F 70 RM adalah suatu sindroma yg ditandai dengan : Fungsi intelektual umum di bawah rata-rata, yg cukup bermakna (IQ ≤ 70) Yang mengakibatkan atau berhubungan dengan kekurangan / hendaya dalam perilaku adaptif Timbul sebelum usia 18 th RM dibagi : RM ringan IQ : 50 – 70 (PPDGJ-3) RM sedang IQ : 35 – 49 RM berat IQ : 20 – 34 RM sangat berat IQ < 20
25
ETIOLOGI :
Faktor Biologik : kelainan kromosom, metabolik, gangguan prenatal/perinatal/pada masa anak. Faktor Psikososial : deprivasi psikososial, misal: kurangnya stimulasi sosial, bahasa & intelektual. Kehidupan keluarga yg tak harmonis -Sering berpindah rumah -Sering berganti pengasuh & tidak adekuat -Pendidikan orang tua rendah
-
26
PENCEGAHAN :
Pencegahan Primer : upaya sebelum terjadi o Pendidikan kesehatan masyarakat o Perbaikan sosial ekonomi (gizi, higiene) o Konseling genetik o Tindakan kedokteran (perawatan prenatal, natal & postnatal) Pencegahan sekunder : mengobati kondisi fisik yg terkait dengan RM (terapi dini keradangan otak) 27
Pencegahan tersier : Usaha memperkecil cacat Pendidikan penderita / latihan khusus Bagi yg gelisah, hiperaktif, destruktif dapat diberi obat psikotropik sesuai gejala yang ada Konseling orang tua Edukasi : Sekolah Luar Biasa Tipe C - RM Ringan : SLB C 1 - RM Sedang : SLB C 2 28
Gangguan Hiperkinetik Nama lain : Gangguan Pemusatan Perhatian. Disfungsi Otak Minimal. Hiperaktivitas. Attention-deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) – DSM-IV (APA) 29
Buku Pedoman Diagnosis. ICD (International Classification of Diseases) – edisi 10, WHO : Hyperkinetic Disorder. DSM (Diagnostic & Statistical Manual) – edisi IV, American Psychiatric Assosiation : Attentiondeficit Hyperactivity Disorder (ADHD). PPDGJ – Edisi 3, Dep. Kes RI : Gangguan Hiperkinetik.
30
TIGA GEJALA Gg. HIPERKINETIK (ADHD) :
Impulsif
Inattention
Hiperaktif
31
KEKURANG-MAMPUAN MEMUSATKAN PERHATIAN (inattention). 1. Sering tidak memperhatikan hal-hal kecil/detil, atau membuat kesalahan yang sepele.
2. Perhatiannya mudah teralihkan. 3. Tampak tak mendengarkan apa yang dikatakan kepadanya.
4. Sering tidak mengikuti perintah atau menaati peraturan yang seharusnya dijalankannya. 32
5. Kesulitan dalam pengaturan tugas / pekerjaan. 6. Sering menghindari, tidak menyukai, atau enggan terhadap tugas-tugas yang memerlukan pemikiran dan konsentrasi (seperti pelajaran atau pekerjaan rumah). 7. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk mengerjakan tugasnya.
8. Sering terganggu oleh suara / gerakan yang ada disekitarnya. 9. Sering pelupa dalam kegiatan sehari-hari. 33
IMPULS IF 1. Sering sudah menjawab sebelum pertanyaan yang diajukan selesai diucapkan. 2. Sulit menunggu giliran, tak sabar. 3. Sering menyela pembicaraan atau mengacau permainan anak lain, atau berteriak di kelas. 4. Bicaranya banyak, tanpa menyesuaikan dengan suasana. 5. Mengerjakan hal-hal berbahaya tanpa pikir panjang. 34
HIPERAKTIF 1. Banyak menggerakkan tangan dan kakinya ketika duduk. 2. Sulit tetap duduk diam, sering meninggalkan tempat duduknya. 3. Sering berlari-lari atau memanjat pada situasi yang tak sesuai. 4. Biasanya ribut bila bermain dan sulit melakukan kegiatan dengan santai dan tenang. 5. Berganti-ganti kegiatan tanpa menyelesaikannya. 35
DIAGNOSIS, menurut DSM-IV
Memenuhi 6 (enam) atau lebih dari inattention dan/atau 6 (enam) atau lebih dari impulsivity/hyperactivity. Sebagian dari gejala-gejala tersebut : - sudah tampak sebelum usia 7 tahun, - sudah menetap minimal 6 bulan, - terlihat pada dua atau lebih setting yang berbeda.
Secara klinis terdapat hendaya (impairment) dalam fungsi sosial, akademik, atau pekerjaannya. 36
Terapi terpadu, meliputi :
Medikamentosa (obat-obatan) Nutrisi – pengaturan diet/jenis makanan. Psikoterapi individual – bila diperlukan. Konseling & edukasi pada orang-tua. Remedial teaching. Modifikasi perilaku. Terapi pendukung (wicara, okupasi, SI). Terapi terhadap gangguan lain yang menyertai. Intervensi di sekolah. 37
Medikamentosa :
Mutlak diberikan (walaupun tidak seumur hidup), untuk memperbaiki gangguan biologisnya. Drug of choice : methylphenidate. Tambahan lain diperlukan bila ada problem emosi & perilaku yang lain. Vitamin, mineral tertentu, terutama bila ada keracunan logam berat. Diet tertentu. 38
GANGGUAN CEMAS PERPISAHAN Dahulu disebut “school phobia” Adanya kecemasan yang tidak realistik Kekawatiran mendalam kalau-kalau ada bencana yang akan menimpa tokoh tempat ia bergantung Perilaku yang tampak : menolak/enggan sekolah atau menolak tidur sendirian bila tidak ditemani tokoh tersebut. Berulang mimpi buruk tentang perpisahan Timbul gejala fisik, seperti : mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, dada berdebar ketika harus berpisah dengan tokoh tempat ia bergantung . Yg sering terjadi ketika akan berangkat sekolah / malam sblmnya . Bila kemudian dibebaskan dr sekolah keluhan langsung hilang . Kecemasannya simbiotik, artinya juga terjadi kecemasan dan kekawatiran pada tokoh tersebut atas keselamatan si anak 39
GANGGUAN TIC
Gangguan Tic Sementara. Gangguan Tic Motorik atau Vokal Kronik. Gangguan Tic Motorik dan Vokal Kronik Multipel (Sindroma Gilles de la Tourette). Tic motorik, misalnya : gerakan mata, otot wajah, bahu, lengan, dll. Tic vokal, misalnya : batuk-batuk, berdehem, “menggonggong”, mengulang kata-kata (sering berupa kata-kata cabul atau kurang sopan) Sindroma Gilles de la Tourette : sering terucap kata kata jorok. 40
GANGGUAN ELIMINASI
Enuresis Non Organik. : - terjadi ngompol sampai usia diatas 5 tahun - tidak ditemukan penyebab organik - dibagi menjadi 2 (primer dan sekunder) Primer : sejak bayi tidak pernah tidak ngompol sekunder : pernah berhenti tapi kemudian ngompol lagi (biasanya ada stresor psikologis) - Penanganan : 1. toilet training yang baik 2. pengaturan konsumsi makanan/minuman 3. obat (bila perlu) bisa diberikan imipramin Enkopresis Non Organik. : lebih jarang dibandingkan enuresis 41
GANGGUAN MAKAN
Anoreksia Nervosa. Bulimia Nervosa. Pika.
42
43