ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN An. N (12 thn) KELAS 6 DENGAN KASUS GIGI 36 DAN 46 KME DI UKGS SDN HARAPAN 1 KOTA BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma Tiga (III) Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung
Disusun Oleh: IRMA YUNITA P 17325113019
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2016
LEMBAR PENGUJIAN Karya Tulis Ilmiah dengan Judul ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN An. N (12 thn) KELAS 6 DENGAN KASUS GIGI 36 DAN 46 KME DI UKGS SDN HARAPAN 1 KOTA BANDUNG
Diujikan pada Hari….. Tanggal….. Bulan….. Tahun…..
Penguji 1
Penguji 2
Yonan Heriyanto, S.Si.T., M.Kes NIP. 197401131993032001
Drg. Hj. Sri Mulyanti, M.Kes NIP. 196508301993122001
Penguji 3
Nining Ningrum, S.Pd., S.Si.T., M.Kes NIP. 196607091988032001
LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah dengan Judul ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN An. N (12 thn) KELAS 6 DENGAN KASUS GIGI 36 DAN 46 KME DI UKGS SDN HARAPAN 1 KOTA BANDUNG Diujikan pada Hari….. Tanggal….. Bulan….. Tahun…..
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Nining Ningrum, S.Pd., S.Si.T., M.Kes NIP. 196607091988032001
Mengetahui, Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
Drg. Hj. Hetty Anggrawati K, M.Kes., AIFO NIP. 195610051987122001
ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN An. N (12 thn) KELAS 6 DENGAN KASUS GIGI 36 DAN 46 KME DI UKGS SDN HARAPAN 1 KOTA BANDUNG Irma Yunita 1), Nining Ningrum 2) Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung ABSTRAK Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah yang rentan dihadapi oleh kelompok anak usia Sekolah Dasar (SD). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (2013), sebanyak 25,9% masyarakat Indonesia mengalami masalah gigi diantaranya adalah anak usia ≤ 12 tahun yang proporsi bermasalah terhadap kesehatan gigi dan mulut sebesar 24,8%. Kurangnya pemahaman masyarakat bahwa pencegahan karies dapat dilakukan sejak dini mempengaruhi tingginya insidensi karies pada gigi anak. Pertambahan karies juga terjadi pada An. N (12 thn) di SDN Harapan Kota Bandung dengan kasus pertambahan karies pada 2 gigi molar pertama yang sebelumnya free karies. Laporan kasus ini berupa asuhan keperawatan gigi dan mulut yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Kemudian tujuan akhir yang ingin dicapai adalah faktor apa yang menyebabkan adanya karies pada An. N (12 thn). Dari hasil diagnosa pada An. N terdapat pertambahan karies pada gigi 36 dan 46 KME. Asuhan yang diberikan berupa penambalan fissure sealant pada gigi 46 dan pasien merasa nyaman karena tidak ada makanan yang menyangkut lagi dan pengolesan topikal aplikasi fluor pada gigi 36. Laporan kasus ini menunjukan bahwa pada pasien An. N belum melakukan teknik menyikat gigi dengan cara yang benar, tepat, dan cermat, waktu menyikat gigi yang masih belum tepat, pasien menyukai makanan yang manis dan lengket, kebersihan gigi dan mulut yang kurang baik, serta keadaan gigi molar pertama pasien yang terdapat pit dan fissure yang dalam dapat mudah diserang karies. Dengan demikian, asuhan keperawatan gigi dan mulut diharapkan dapat merubah perilaku tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut lebih baik lagi.
Kata kunci: Anak usia sekolah dasar, Asuhan Keperawatan Gigi, Karies.
Oral and Dental Nursing Caare of Patient An. N (12 yrs) Grade 6 with tooth case 36 and 46 KME in UKGS SDN Harapan 1 Bandung
Irma Yunita 1), Nining Ningrum 2) Dental Nursing Department Of Bandung Health Politechnic Ministry Of Health Republic of Indonesia
ABSTRACT Oral health problems are the problems faced by vulnerable groups of primary school children. According to data from the Health Research (2013), as many as 25,9% of people in Indonesia have dental problems which are children aged ≤ 12 years the proportion of nonperforming loans to oral health by 24,8%. Lack of comprehention of the people about the caries prevention may affect to high incidence of dental caries in children. Caries increment also occured in patient N (12 yrs) in SDN Harapan Bandung with caries increment of two first molars that were previously free of caries. This case report in the form of oral and dental nursing care that includes assesment, diagnosis, planning, implementation and evaluation. Then the ultimate goal to be achieved is what factors cause caries in patient N (12 yrs). Diagnosis result from patient N are dental caries increment in tooth 36 and 46 KME. Care provided fissure sealant form of fiilings in teeth 46 and the patient feels comfortable because no food is concerned again and application of fluoride to the teeth 36. This case report shows that in patient N (12 yrs) has not done brushing technique with the right way, precise and meticulous, time brushing remains uncertain, patient like sweet and sticky foods, poor oral hygiene, and condition of first molar teeth of patient who are pit and fissure which can be easily attacked in caries. Thus, the dental nursing care expected to change behaviour of the better maintenance of oral health. Keyword: Primary school children, Dental nursing care, Caries.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien An. N (12thn) Kelas 6 Dengan Kasus Gigi 36 Dan 46 KME Di UKGS SDN Harapan 1 Kota Bandung”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementrian Bandung. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga. Kepada: 1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya, 2. Ayah, Ibu, Dava serta keluarga besar yang senantiasa memberikan contoh, do’a, motivasi, semangat dan dukungannya yang menjadi inspirasi bagi penulis, 3. Dr. Ir. H. Oesman Syarif, MKM, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung, 4. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K, M. Kes AIFO, selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung,
5. Drg. Sri Hedy Yati, selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan bimbingan serta doa agar penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini selesai dengan baik dan lancar, 6. Nining Ningrum., S.Pd, S.Si.T, M.Kes, selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, 7. Yonan Heriyanto, S.Si.T, M.Kes dan drg. Hj. Sri Mulyanti, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, 8. Agus Suryana, S.Sos, selaku petugas kepustakaan yang telah banyak membantu dalam pencarian sumber serta masukan dan motivasi, 9. Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung yang telah memberikan bimbingannya, 10. Orang tua dari pasien An. N yang telah membantu penulis dalam proses penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah, 11. Sigit Suharyadi, S. E, yang telah memberikan semangat, waktu serta motivasinya yang telah diberikan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, 12. Sahabat seperjuangan Hera, Farida, Ajeng, Luciana, Irma, Allena, dan Andiny yang sangat membantu baik dalam proses penulisan maupun penelitian, 13. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2016 atas semua bantuan, motivasi, dan dukungan serta kebersamaan yang diberikan kepada penulis selama ini,
14. Semua pihak yang telah memberikan gagasan dan dukungan yang tidak mungkin disebutkan satu persatu sehingga Karya tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Mudah-mudahan Allah SWT, membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan untuk bahan perbaikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya untuk para pembaca. Bandung,
Juni 2016 Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGUJIAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang .............................................................................................1 B. Tujuan .........................................................................................................4 1. Tujuan Umum .............................................................................................. 4 2. Tujuan Khusus ............................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5 A. Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut .......................................5 1. Definisi .....................................................................................................5 2. Konsep Dasar Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut .............5 3. Tahap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut .....................6 B. Karies .................................................................................................................. 8 1. Definisi Karies .........................................................................................8 2. Etiologi Karies .........................................................................................9 3. Penggolongan Karies .............................................................................12 4. Pencegahan Karies .................................................................................13 C. UKGS .........................................................................................................14 1. Pengertian UKGS ...................................................................................14 2. Tujuan UKGS ........................................................................................14 3. Ruang Lingkup UKGS ...........................................................................14 D. Standar Operasional Prosedur ....................................................................15
1. Penambalan Fissure Sealant ..................................................................15 2. Prosedur Topikal Aplikasi Fluor ............................................................17
BAB III TINJAUN KASUS .................................................................................20 A. Pengkajian Data Klien...........................................................................20 B. Analisa Data / DiagnosaKeperawatan ...................................................24 C. Perencanaan Intervensi Keperawatan ....................................................25 C. Implementasi .........................................................................................26
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................28 BAB V PENUTUP ................................................................................................37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Mater Tabel Status Kesehatan Gigi dan Mulut SDN Harapan Kelas 6A 2014
Lampiran 2
: Mater Tabel Status Kesehatan Gigi dan Mulut SDN Harapan Kelas 6A 2015
Lampiran 3
: Surat Izin Penelitian
Lampiran 4
: Persetujuan Responden
Lampiran 5
: Rekam Medik pasien An. N
Lampiran 6
: Dokumentasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi menjadi masalah nasional. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Kebersihan mulut yang tidak diperhatikan, akan menimbulkan masalah salah satunya kerusakan pada gigi seperti karies atau gigi berlubang. Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah yang rentan dihadapi oleh kelompok anak usia Sekolah Dasar (SD). Struktur gigi pada masa anak-anak terutama usia SD, termasuk dalam jenis gigi bercampur yaitu gigi susu dan gigi permanen yang rentan mengalami karies gigi (Rahmawati, 2011). Karies merupakan kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin atau tulang gigi (Kusumawardani, 2011). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (2013), sebanyak 25,9% masyarakat Indonesia mengalami masalah gigi diantaranya adalah anak usia ≤ 12 tahun yang proporsi bermasalah terhadap kesehatan gigi dan mulut sebesar 24,8%. Data menunjukkan indeks DMF-T mencapai 4,6 mengindikasikan 460 kerusakan gigi pada 100 orang. Sedangkan Jawa Barat memiliki angka DMF-T 4,1 artinya rata-rata pada setiap orang
terdapat 4 atau 5 gigi yang mengalami kelainan berupa gigi berlubang, gigi sudah ditambal, dan gigi dicabut akibat karies. Menurut penelitian yang sudah dilakukan, diketahui kejadian insidensi karies yaitu, 43 orang anak kelas 2 sebanyak (30,23%); 32 orang anak kelas 3 (50%); 29 orang anak kelas 4 (65,5%); 36 orang anak kelas 5 sebanyak (55,5%); 38 orang anak kelas 6 sebanyak (73,6%). Dari hasil penelitian tersebut ternyata anak kelas 6 memiliki prosentase lebih tinggi diantara kelas yang lainnya (Deflia cit. Sondari, 2015). Kurangnya pemahaman masyarakat bahwa pencegahan karies dapat dilakukan sejak dini mempengaruhi tingginya insidensi karies pada gigi anak. Dengan melakukan diet makanan yang mengandung kadar gula yang tinggi dan melakukan pembersihan plak gigi dengan teratur dapat menekan angka resiko karies pada anak, sehingga kualitas hidup anak menjadi lebih tinggi (Rantelino, 2014). Menurut Sardjono dkk, (2012) untuk mencegah masalah gigi, memelihara serta meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu, untuk mendidik masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dilakukan dengan mengaktifkan kembali Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara pihak Kampus Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Bandung dengan pihak SDN Harapan 1 dan Harapan 2. Dalam
pelaksaan UKGS selama ini telah dilakukan usaha promotif seperti sikat gigi masal (SGM) dan memberikan penyuluhan ; usaha preventif seperti Topikal Aplikasi Fluor (TAF) dan fissure sealant ; dan usaha kuratif sederhana seperti Atraumatic Restorative Treatment (ART), restorasi Semen Ionomer Kaca (SIK) dan pencabutan gigi goyang. Walaupun telah diberikan usaha-usaha tersebut tetapi dari tahun ke tahun masih ada anak yang karies, baik pada gigi susu maupun gigi tetapnya. Pemeriksaan ulang yang dilakukan pada tanggal 25 November 2015 di UKGS SDN Harapan 1 dan 2 Bandung, ditemukan 14 siswa kelas 6 yang mengalami penambahan karies. Salah satunya adalah An. N dengan penambahan karies pada 2 gigi tetap yang sebelumnya bebas dari karies (free karies). Data dari buku perawatan anak tersebut yang terdapat di UKGS, selama kelas 1 sampai kelas 5 tidak ditemukan karies pada gigi molar tetapnya, seharusnya pelayanan asuhan yang diberikan secara berkesinambungan dapat mempertahankan bahkan mencegah terjadinya karies baru, mengingat anak tersebut akan melanjutkan ke jenjang pendidikan
selanjutnya
yang
diharapkan
dapat
meningkatkan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mencari faktor penyebab terjadinya karies pada An. N dan membuat suatu laporan kasus mengenai “Asuhan keperawatan gigi dan mulut pada pasien An. N (12thn) kelas 6 dengan kasus gigi 36 dan 46 KME di UKGS SDN Harapan 1 Kota Bandung”.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Memperoleh gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan gigi dan mulut pada pasien An. N (12thn) dengan kasus gigi 36 dan 46 KME. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian pada pasien An. N dengan kasus gigi 36 dan 46 KME. b. Merumuskan diagnosa pada pasien An. N dengan kasus gigi 36 dan 46 KME. c. Menyusun rencana keperawatan pada pasien An. N dengan kasus gigi 36 dan 46 KME. d. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien An. N dengan kasus gigi 36 dan 46 KME. e. Menyusun hasil evaluasi keperawatan pada pasien An. N dengan kasus gigi 36 dan 46 KME. f. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan adanya karies pada pasien An. N.
BAB 2 TINJAUAN TEORI A. Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut 1. Definisi Menurut Permenkes nomor 58 Tentang Penyelenggara Pekerjaan Perawat Gigi Bab 1 tentang Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 2 Tahun 2012 pengertian pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana yang diberikan kepada individu, kelompok dan masyarakat yang dapat diikuti dalam satu kurun waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan kesehatan gigi dan mulut secara optimal. 2. Tujuan a. Tujuan Umum Untuk mengarahkan perawat gigi dalam menangani perawatan klien secara menyeluruh dan memastikan bahwa pelayanan asuhan dilaksanakan terpusat kepada klien bukan hanya melakukan tugas atau pekerjaan semata (Dahlan, 2008). b. Tujuan Khusus 1) Untuk menilai tidak terpenuhinya kebutuhan manusia dari klien
yang
berhubungan
dengan
keperawatan gigi. 2) Membuat diagnosa keperawatan gigi.
pelayanan
asuhan
3) Merencanakan dan melaksanakan (implementasi) pelayanan asuhan keperawatan gigi serta mengevaluasi hasil dari pelayanan. 3. Tahap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Berikut akan dibahas mengenai tahapan dalam proses asuhan keperawatan gigi menurut Dahlan (2008), yaitu: a. Pengkajian Tahap keperawatan
pengkajian gigi.
merupakan
Pengkajian
dasar
dari
proses
adalah mengkumpulkan dan
menganalisis data-data subjektif dan objektif dari pasien dan halhal yang dapat mengahalangi pemenuhan kebutuhan tersebut yang berhubungan dengan pelayanan asuhan keperawatan gigi. Pengkajian pasien meliputi pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, data pribadi, riwayat kesehatan umum, pemeriksaan ekstra dan intra oral, analisis serta pengambilan keputusan berdasarkan hal-hal yang ditemukan selama pemeriksaan. b. Diagnosa Diagnosa adalah kesimpulan dari pengkajian dan tertuju kepada kebutuhan-kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi melalui pelayanan asuhan keperawatan gigi. Diagnosis keperawatan gigi harus diprioritaskan untuk mengarahkan tindakan keperawatan gigi selanjutnya. Diagnosis keperawatan gigi diperluas berdasarkan kemungkinan bahwa pelayanan asuhan keperawatan gigi bersifat
individual dan terfokus daripada sesuatu yang bersifat ritual atau rutin. Diagnosis
keperawatan
gigi
harus
diperkuat
untuk
meyakinkan bahwa kebutuhan manusia merupakan fokus dari perencanaan pelayanan. Diagnosis keperawatan gigi dikatakan valid (absah) apabila: 1) Berdasarkan data yang komplit dan akurat. 2) Kedua data objektif maupun subjektif menjelaskan sesuatu pola karakteristik dari tidak terpenuhinya kebutuhan manusia yang berhubungan dengan (dalam ruang lingkup) kesehatan dan penyakit mulut. 3) Berdasarkan pengetahuan ilmiah keperawatan gigi. 4) Dapat dicegah, dikurangi atau diatasi dengan pelayanan asuhan keperawatan gigi. c. Perencanaan Perencanaan adalah tindakan penentuan tipe-tipe intervensi keperawatan gigi yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi masalah pasien dan membantu pasien mencapai pemenuhan kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan mulut. Perencanaan merupakan rencana kerja untuk pembuatan keputusan dan menguji penilaian klinis dalam pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan gigi. Pada dasarnya, perencanaan
merupakan
kesempatan
untuk
mengintegrasikan
keputusan-
keputusan yang mendukung pencapaian tujuan dengan baik. d. Implementasi Implementasi adalah tindakan pelaksanaan perencanaan keperawatan gigi yang telah dirancang dengan khusus untuk memenuhi kebutuhan pasien yang berhubungan dengan kesehatan mulut.
Implementasi
termasuk
tindakan-tindakan
yang
dilaksanakan oleh perawat gigi, pasien atau direncanakan lain dalam rangka mencapai tujuan pasien, setiap tindakan dilaksanakan dan hasilnya dicatat dalam catatan pasien (medical record). e. Evaluasi Setelah pelayanan
asuhan keperawatan
gigi selesai
dilaksanakan, tindakan selanjutnya adalah evaluasi. Evaluasi adalah membandingkan data pasien setelah selesai perawatan dengan data yang telah dikumpulkan pada waktu pengkajian awal untuk menentukan ada tindaknya kemajuan (perubahan) pasien atau tercapai tidaknya tujuan perawatan. B. Karies 1. Definisi karies Menurut Kusumawardani (2011), karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi). Struktur email sangat menentukan proses
terjadinya karies. Permukaan email luar lebih tahan terhadap karies dibanding lapisan bawahnya, karena lebih padat dan lebih keras. Sedangkan menurut Kidd dan Bechal (2012), karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat
yang
dapat
diragikan.
Tandanya
adalah
adanya
demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. 2. Etiologi karies Menurut Kidd dan Bechal (2012), faktor penyebab terjadinya karies antara lain: a. Faktor Host (Gigi) Plak yang mengandung bakteri merupakan awal bagi terbentuknya karies. Oleh karena itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak sangat mungkin diserang karies. Dalam keadaan normal, gigi geligi selalu dibasahi oleh saliva. Karena kerentanan gigi terhadap karies banyak tergantung terhadap lingkungannya, maka peran saliva sangat besar sekali. Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi meningkat
jika
ada
ion
fluor.
Selain
mempengaruhi
komposisi
mikroorganisme di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH nya. Karena itu, jika aliran saliva berkurang atau menghilang, maka karies mungkin akan tidak terkendali. b. Faktor Agent (Plak) Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri beserta produk-produknya, yang terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui serangkaian tahapan. Jika email yang bersih terpapar di rongga mulut maka akan ditutupi oleh lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel. Sifatnya sangat lengket dan mampu membantu melekatkan bakteribakteri tertentu pada permukaan gigi. Streptococcus mutans dan laktobasilus merupakan kuman yang kariogenik karena mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Kuman-kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakharida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan. Akibatnya, bakteri-bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. Dan karena plak makin tebal maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak tersebut.
c. Faktor Substrat Atau Diet Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakharida ekstra sel. Walaupun demikian, tidak semua karbohidrat sama derajat organiknya. Karbohidrat yang kompleks misalnya pati relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut, sedangkan karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan segera meresap ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. Dengan
demikian,
makanan
dan
minuman
yang
mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak akan bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email. d. Faktor Waktu Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa
proses karies tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini. 3. Penggolongan Karies Menurut Kidd dan Bechal (2012), jenis-jenis karies dilihat dari kedalamannya: a. Karies Superfisialis (karies mencapai email) Karies yang baru mengenai email gigi saja, sedangkan bagian dentin belum terkena. Pada karies ini seringkali belum terasa sakit karena di dalam email tidak ada serabut-serabut syaraf sehingga seringkali orang tidak sadar bahwa giginya sudah berlubang. b. Karies Media (karies mencapai dentin) Karies
yang
sudah
mencapai
dentin
atau
bagian
pertengahan gigi dan pulpa, gigi biasanya terasa sakit atau ngilu apabila terkena rangsangan dingin, makanan asam atau manis. c. Karies Profunda (karies mencapai pulpa) Karies yang telah mendekati atau telah mencapai pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit saat makan dan sakit tiba-tiba tidak ada rangsangan. Pada tahap ini
apabila tidak dirawat, maka gigi akan mati dan memerlukan perawatan yang lebih kompleks. 4. Pencegahan karies Menurut Martariwansyah (2009), mengingat karies memerlukan waktu
berbulan-bulan
bahkan
bertahun-tahun
untuk
dapat
menghancurkan gigi, secara teoritis ada tiga cara untuk mencegah karies, yaitu: a. Mengurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat Yaitu dengan mengurangi frekuensi konsumsi gula dan membatasinya pada makanan. Menurut beberapa penelitian, cara ini dianggap sebagai teknik pencegahan yang paling efektif. b. Meningkatkan ketahanan gigi Email dan dentin yang terbuka dapat dibuat lebih tahan terhadap karies dengan pengaplikasian fluor secara tepat. Cekungan dan parit-parit kecil yang terdapat pada permukaan gigigigi geraham adalah daerah rawan karies, sehingga secara mudah untuk melindunginya dengan cara melakukan penambalan (pada parit daratan tinggi gigi belakang). c. Menghilangkan plak bakteri Secara teoritis, permukaan gigi yang bebas plak akan menjadi karies. Namun, penghilangan total plak secara teratur bukanlah pekerjaan yang mudah. Perlu teknik penyikatan yang benar dan rutin.
C. UKGS 1. Pengertian UKGS Menurut Sardjono, dkk (2012) Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. 2. Tujuan UKGS a. Tujuan Umum Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal. b. Tujuan Khusus 1) Meningkatnya pengetahuan, sikap dan tindakan peserta didik dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut. 2) Meningkatnya peran serta guru, dokter kecil, orang tua dalam upaya promotif-preventif. 3) Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta didik yang memerlukan. 3. Ruang Lingkup UKGS Ruang lingkup program UKGS sesuai dengan Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKGS) yang meliputi; pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, maka ruang lingkup UKGS yaitu: a. Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi: 1) Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. 2) Latihan atau demonstrasi cara memelihara kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. 3) Penanaman kebiasaan pola hidup sehat dan bersih agar dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. b. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk: 1) Pemeriksaan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut peserta didik; 2) Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perorangan; 3) Pencegahan/perlindungan terhadap penyakit gigi dan mulut; 4) Perawatan kesehatan gigi dan mulut; 5) Rujukan kesehatan gigi dan mulut. c. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah kerjasama antara masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid, dan masyarakat). D. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 1. Penambalan Fissure Sealant
Tindakan untuk mencegah terjadinya karies dengan melakukan penumpatan pit dan fissure yang dalam dengan bahan pengisi atau pelapis (Laela, 2012). Adapun standar operasional prosedur (SOP), yaitu: a. Tahap persiapan 1) Persiapan alat dan bahan penunjang, a) Adanya pasien, b) Adanya alat pemeriksaan, c) Adanya alat penumpatan pit dan fissure sealant, d) Adanya bahan resin komposit pit dan fissure sealant, e) Adanya cotton roll untuk memblokir saliva, f) Adanya cotton pellet untuk membersihkan/ mengeringkan kavita. b. Tahap pelaksanaan 1) Mengidentifikasi kasus untuk indikasi perawatan pit dan fissure sealant, 2) Melakukan komunikasi terapeutik untuk tindakan pit dan fissure, 3) Melakukan pembersihan gigi yang akan di tumpat, 4) Melakukan pelarutan mineral email pada pit dan fissure gigi yang bersangkutan (Etsa), 5) Meletakkan bahan pit dan fissure sealant, 6) Melakukan recountering dan polising.
c. Penutup 1) Menginstruksikan tidak makan/ minum selama ± 1 jam, 2) Gigi sasaran tertutup oleh bahan tumpatan, 3) Tidak ada peninggian gigitan. 2. Prosedur Topikal Aplikasi Fluor Tindakan pengolesan fluor dapat mencegah terjadinya karies atau menghentikan proses penjalaran karies yang masih dini (Laela, 2012). Adapun standar pengolesan fluor menurut Laela (2007), yaitu: a. Persiapan 1) Persiapan alat dan bahan penunjang, a) Alat :
slaber,
sikat
gigi,
nierbekken
(bengkok),
diagnostik set, dappen glass, brush, cermin. b) Bahan: cotton roll, kapas, fluor gel, pasta gigi. 2) Menyiapkan alat tulis dan kartu status, penilaian dan informed consent, 3) Persiapan kebersihan pribadi terdiri dari ; cuci tangan sebelum pemeriksaan, memakai sarung tangan dan masker, pakaian praktek dan sepatu bersih dan rapi, 4) Persiapan kebersihan dan kerapihan lingkungan kerja yaitu daerah sekitar kerja bersih dan rapi, dipersiapkan secara ergonomis. b. Pelaksanaan
1) Mahasiswa menyiapkan alat dan bahan untuk topikal aplikasi, bahan yang digunakan adalah larutan APF 1,23%, 2) Pasien diminta untuk menggosok gigi dibawah bimbingan petugas pelayanan, 3) Petugas melakukan desinfeksi yaitu mencuci tangan dengan hibiscrub dan memakai sarung tangan steril, 4) Melakukan pemolesan gigi dengan cara melakukan brushing, 5) Mengisolasi dengan menggunakan cotton roll pada gigi perkuadran yang akan diolesi fluor, 6) Mengeringkan gigi yang sudah diisolasi dengan tiupan udara kering, 7) Mengoleskan larutan gel fluor dengan cotton pellet yang ditahan dengan pinset. Lama pengolesan bahan fluor disesuaikan dengan petunjuk pabrik, 8) Selesai pengolesan cotton roll diambil dan gel yang tersisa diambil dengan kapas basah namun untuk permukaan aproksimal tidak perlu diambil, 9) Intruksi pada pasien untuk meludahkan sisa gel/larutan namun jangan kumur, 10) Lanjutkan dengan mengisolasi gigi kuadran selanjutnya dan ulangi perawatan yang sama. c. Penyelesaian
1) Menutup rangkaian perawatan, selesai perawatan lakukan pemberian instruksi pada pasien, 2) Membereskan kembali peralatan pemeriksaan dan merapihkan daerah tempat kerja.
BAB 3 TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Data Klien 1. Identitas Pasien a. Nama Lengkap
: Neti Kurniawati
b. Tempat Tanggal Lahir
: Bandung, 21 Juli 2003
c. Pekerjaan
: Pelajar
d. Alamat
: Jl. Gegerkalong girang No. 46 Rt.
03 Rw. 01 e. No Telpon
: 0857934594xxx
f. Jenis Kelamin
: Perempuan
g. Agama
: Islam
h. Bangsa
: Indonesia
i. Golongan Darah
:O
2. Keluhan Utama dan Tambahan a. Keluhan Utama Pada tanggal 2 Desember 2015 pasien datang dengan keluhan gigi geraham kanan bawah sering terdapat makanan yang menyangkut, dikeluhkan
sejak 2 minggu yang lalu hingga
sekarang dan pasien ingin dirawat. b. Keluhan tambahan Tidak ada keluhan tambahan.
3. Riwayat Kesehatan Umum dan Riwayat Kesehatan Gigi a. Riwayat Kesehatan Umum Pasien datang dalam keadaan sehat tidak sedang dalam perawatan atau konsumsi obat. Dalam 5 tahun terakhir pasien tidak pernah operasi atau rawat inap. Pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan, obat-obatan, cuaca, dan lain-lain. b. Riwayat Kesehatan Gigi Pasien sebelumnya sering memeriksakan atau mendapat perawatan tentang kesehatan gigi di sekolah yaitu melalui usaha kesehatan gigi sekolah, pasien kurang mengetahui tentang pemeliharaan kesehatan gigi yang baik dan benar. Pasien menggosok gigi 1x sehari setelah sarapan pagi, ketika dilihat pada saat menyikat gigi pasien menyikat gigi dengan cara diputar atau teknik fones pada gigi geraham dan labialnya sedangkan permukaan dalam gigi dicungkil. Pasien kadang-kadang mengkonsumsi makanan yang manis dan lengket seperti jenis-jenis coklat, permen, biskuit, wafer dan lain-lain. Pasien suka mengkonsumsi sayuran seperti bayam, kangkung dan buah-buahan yang dimakan langsung seperti mangga,
melon,
semangka
dan
lain-lain.
Pasien
kadang
mengkonsumsi kopi dan mengkonsumsi teh manis seminggu 1 kali. Pasien jarang mengkonsumsi minuman bersoda sebulan 1 kali.
Pasien tidak ada kebiasaan mengunyah di satu sisi. Dan pasien tidak mempunyai kebiasaan bruxism pada waktu tidur. 4. Pemeriksaan Intra dan Ekstra Oral a. Pemeriksaan Ekstra Oral Pada pasien Sdr. N dilakukan pemeriksaan ekstra oral antara lain: 1) Palpasi Tidak ada kelainan pada saat palpasi di daerah sub mandibularis terhadap kelenjar limfe baik di sebelah kanan maupun kiri (-) TAK. 2) Muka atau wajah Muka atau wajah terlihat simetris. b. Pemeriksaan Intra Oral Setelah melengkapi data identitas dari Sdr. N serta melakukan anamnesa, maka selanjutnya dilakukan tindakan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut dengan menggunakan indeks OHI-S serta bantuan alat kacamulut dan sonde yang di dahului dengan pemberian disclosing solution pada permukaan gigi yang terlihat berwarna kemerahan yang menandakan tingkat kebersihan mulutnya. 1) Penentuan Gigi Index 16
11
26
46
31
36
2) Index kebersihan mulut Debris Index 1 2
1 1 Kalkulus Index
1 2
8/6 = Kriteria 1,33 Sedang
0 0
0 0 Skor OHI-S
0 0
0 = 8/6 + 0 = 1,33
Kriteria OHI-S
= Sedang
c. Pemeriksaan Jaringan Keras Gigi 1. KME
: Gigi 36, 46
2. KMD
: Tidak ada
3. KMP Vital
: Tidak ada
4. KMP Non Vital
: Tidak ada
5. KMA
: Tidak ada
6. Kalkulus
: tidak terdapat kalkulus
d. Indeks pengalaman karies D
=2
M
=0
F
=0
DMF-T
=2
e. Pemeriksaan mukosa mulut Pasien tidak memiliki kelainan pada mukosa mulut lidah, pipi, bibir dan palatum, namun kelainan ditemukan pada gusi yaitu pembesaran gusi di gigi 32,31,41,42 dibagian labial dengan
konsistensi kenyal, bentuk papil membulat, bentuk margin normal dan terlihat berwarna merah terang. f. Kelainan/ anomali gigi Pasien tidak memiliki kelainan bentuk, jumlah, ukuran giginya dan warna, namun kelainan ditemukan pada posisi gigi pasien yaitu di gigi 32,31,41,42 terlihat gigi rotasi. g. Pewarnaan gigi ekstrinsik Tidak terdapat pewarnaan gigi ekstrinsik pada gigi pasien An. N, semua gigi bebas dari stain yang membuat gigi terlihat perubahan warna. B. Analisa Data/ Diagnosa Keperawatan DATA
MASALAH
Gigi 46 KME
1. Makanan sering menyangkut, 2. Terlihat garis kehitaman dan lubang kecil di pit dan fissure.
Gigi 36 KME
1. Terlihat garis kehitaman di pit dan fissure.
KEMUNGKINAN PENYEBAB 1. pit dan fissure yang dalam, 2. kurang mengetahui waktu dan teknik menyikat gigi yang tepat dan cermat, 3. kurang mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar. 1. pit dan fissure yang dalam, 2. kurang mengetahui waktu dan teknik menyikat gigi yang tepat dan cermat, 3. kurang mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar.
Gigi 32,31,41,42 pembesaran gusi
1. adanya penumpukan plak, 2. kurang mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar, 3. sedang dalam masa pubertas. Gigi 32,31,41,42 rotasi Kurang percaya diri 1. Persistensi Bimbingan oral Ada plak sebagian 1. adanya penumpukan physiotherapy (OPT) masih tersisa atau plak, pada gigi RA dan RB tertinggal 2. kurang mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar.
C. Perencanaan Intervensi Keperawatan a. Rencana Intervensi TINDAKAN KLINIS
PENYULUHAN/ KONSELING (sesuai dengan penyebab masalah) KME Memberikan penyuluhan tentang Fissure akibat KME yang tidak dirawat dan penambalan fissure sealant
INTRUKSI PERAWATAN GIGI DI RUMAH
Gigi 46 dilakukan penambalan Sealant
1. menyikat gigi 2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dengan teknik horizontal pada permukaan oklusal gigi 46, 2. bersihkan gigi 46 dari sisa makanan dan plak 1. menyikat gigi 2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dengan teknik horizontal pada permukaan oklusal gigi 36, 2. bersihkan gigi 36 dari sisa makanan dan
Gigi 36 KME dilakukan pengolesan Topikal Aplikasi Fluor
Memberikan penyuluhan tentang akibat KME yang tidak dirawat dan pengolesan Topikal Aplikasi Fluor
plak 1. menyikat gigi 2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dengan teknik roll pada gigi 32,31,41,42, 2. bersihkan gigi 31,32,41,42 dari sisa makanan dan plak Bimbingan oral Memberikan konseling 1. menyikat gigi 2x physiotherapy (OPT) tentang oral sehari pagi setelah pada gigi RA dan RB physiotherapy (OPT) sarapan dan malam sebelum tidur, 2. bersihkan gigi RA dan RB dari sisa makanan dan plak Gigi 32,31,41,42 pembesaran gusi dan rotasi dilakukan Oral Physiotherapy (OPT)
Memberikan penyuluhan tentang Oral Physiotherapy (OPT)
b. Tujuan Perawatan dan Waktu Perawatan TUJUAN
CARA EVALUASI
WAKTU PERAWATAN Gigi 46 KME Dicek menggunakan Kunjungan ke-2: dilakukan penambalan sonde apakah masih 02 Desember 2015 Fissure Sealant, ada tambalan berlebih dengan tujuan: atau tidak. 1. mencegah karies berlanjut, 2. mencegah penumpukan plak, 3. mencegah makanan menyangkut. Gigi 36 KME Dilihat apakah Kunjungan ke-2: dilakukan pengolesan pengolesan merata 02 Desember 2015 Topikal Aplikasi atau tidak Fluor, dengan tujuan: 1. mencegah karies berlanjut Gigi 32,31,41,42 Dilihat apakah teknik Kunjungan ke-2: pembesaran gusi dan menyikat gigi sudah 02 Desember 2015 rotasi dilakukan Oral benar atau belum. Physiotherapy (OPT) dengan tujuan: 1. Mencegah penumpukan plak
Membimbing oral physiotherapy (OPT) pada semua gigi, dengan tujuan: 1. Mencegah penumpukan plak
Dicek dengan sonde Kunjungan ke-2: apakah masih ada 02 Desember 2015 plak tertinggal atau tidak
D. Implementasi KUNJUNGAN KE: Kunjungan ke-2 02 Desember 2015
PERAWATAN INTRUKSI KLINIS Bimbingan Oral 1. Menyikat gigi 2x Physiotherapy (OPT) sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur Gigi 46 KME 1. jangan dipakai dilakukan pengolesan makan ± 30 menit penambalan fissure setelah ditambal, sealant 2. jangan dipakai mengunyah ± 24 jam setelah ditambal Gigi 36 KME 1. jangan dipakai dilakukan pengolesan makan dan minum ± 30 Topikal Aplikasi menit setelah Fluor pengolesan TAF 2. jangan berkumurkumur ± 30 menit setelah pengolesan TAF Gigi 32,31,41,42 1. Menyikat gigi 2x pembesaran gusi dan sehari pagi setelah rotasi gigi dilakukan sarapan dan malam oral physiotherapy sebelum tidur dengan (OPT) teknik roll pada gigi 32,31,41,42
BAB 4 PEMBAHASAN Tanggal 25 November 2015, dilakukan survey atau pemeriksaan ulang pada siswa-siswi kelas 6 di usaha kesehatan gigi sekolah SD Harapan, ditemukan kasus pada An. N yaitu penambahan karies pada 2 gigi tetap yang sebelumnya bebas dari karies (free karies). Kemudian dilakukan anamnesa, pasien mengeluh gigi geraham bawah kanan sering terdapat makanan yang menyangkut dikeluhkan sejak 2 minggu yang lalu. Riwayat kesehatan umum pasien An. N dalam keadaan baik. Riwayat kesehatan gigi yaitu pasien An. N sebelumnya sering mendapat perawatan tentang kesehatan gigi di usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS), kurang mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar, pasien menyikat gigi 1 kali sehari setelah sarapan pagi, pasien menyikat gigi dengan cara diputar atau teknik fones pada gigi geraham dan labialnya serta bagian permukaan dalam dicungkil. Kebiasaan pasien kadang-kadang mengkonsumsi makanan yang manis dan lengket seperti coklat, permen, biskuit, wafer dan lain-lain. Dengan demikian, makanan yang mudah lengket dan menempel di gigi seperti permen, coklat dll dapat memudahkan terjadinya karies (Kusumawardani, 2011). Pasien sering mengkonsumsi sayuran seperti bayam, kangkung setiap hari dan buah buahan seperti mangga, melon, semangka 3 hari 1 kali. Hasil pemeriksaan ekstra oral pasien An. N, tidak ada kelainan pada saat palpasi di daerah sub mandibularis terhadap kelenjar limfe baik di sebelah kanan
maupun kiri (-). Muka atau wajah terlihat simetris. Hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut menggunakan indeks OHI-S pada pasien An. N yaitu skor OHI-S 1,33 terlihat dari skor yang paling tinggi 2 pada permukaan lingual gigi geraham pasien. Diagnosa keperawatan gigi pada pasien An. N (12 thn) ditemukan beberapa kasus pada gigi geliginya, yaitu terdiri dari kasus KME pada gigi 36 dan 46, pembersaran gusi dan rotasi gigi pada gigi 32,31,41,42. Penyebab terjadinya karies pada gigi 46 yaitu pit dan fissure yang dalam, kurang mengetahui waktu dan teknik menyikat gigi yang tepat dan cermat, serta kurang mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar. Sedangkan penyebab terjadinya KME pada gigi 36 yaitu kurang mengetahui waktu dan teknik menyikat gigi yang tepat dan cermat. Kemungkinan yang terjadi apabila pasien tidak menyikat gigi dengan benar, tepat, dan cermat yaitu penumpukan plak yang tidak terbersihkan sehingga dapat menjadi penyebab utama timbulnya masalah seperti karies. Sebagaiman yang dikemukakan oleh Kidd and Bechal (2012), plak yang mengandung bakteri merupakan awal bagi terbentuknya karies. Penyebab pembesaran gusi pada pasien An. N adalah penumpukan plak, serta pembersaran gusi juga disebabkan karena pasien sedang dalam masa pubertas. Sebagaimana dikemukakan oleh Usri, dkk (2012), penyebab pembesaran gusi secara sistemik adalah kelainan hormonal, malnutrisi, kelainan darah dll. Menurut Putri, dkk (2013), plak yang melekat erat pada permukaan gigi
dan gingiva berpotensi cukup besar untuk menimbulkan penyakit pada jaringan keras gigi maupun jaringan pendukungnya. Karies merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan di masyarakat, dimana tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat pula terjadi pada anak. Menurut hasil penelitian Rahmawati (2011), besarkecilnya pengaruh timbulnya karies anak dipengaruhi oleh pengetahuan, kesadaran, kebiasaan orang tua dalam merawat kesehatan gigi. Penyebab utama terjadinya karies gigi berawal dari bagaimana pola hidup manusia itu sendiri, sebab tanpa adanya perawatan dan perhatian khusus pada gigi memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan gigi sejak dini. Menurut Kidd and Bechal (2012), kerusakan gigi diawali dengan proses terjadinya karies yang berawal dari adanya plak pada permukaan gigi, bakteri dan sisa-sisa makanan yang dibiarkan sehingga menjadi sumber makanan bagi Streptococcus Mutans dan Laktobasilus yang mampu menghasilkan asam, kuman inilah yang akan menyebabkan gigi berlubang. Oleh karena itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak sangat mungkin diserang karies. Proses karies dengan tahapan sebagaimana uraian diatas, penulis kemudian menguraikan bahwa karies terjadi karena adanya keterkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan riwayat pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada pasien An. N, teknik menyikat gigi yang belum dilakukan dengan cara yang benar, tepat, dan cermat, waktu menyikat gigi yang masih belum tepat, pasien An. N menyukai makanan yang manis dan lengket, kebersihan gigi dan
mulut yang kurang baik, serta keadaan gigi molar pertama pasien yang terdapat pit dan fissure yang dalam dapat mudah diserang karies. Uraian diatas diperkuat hasil wawancara kepada orang tua pasien, pasien An. N menyikat gigi 1 kali sehari yaitu pada saat setelah sarapan pagi, sering memakan kudapan malam berupa snack dan susu setelah itu tidak menyikat gigi. Pada lingkungan keluarga tidak ada perhatian khusus terhadap kesehatan gigi dan mulut An. N, dikarenakan orang tua pasien An. N sibuk berjualan dan pulang pada sore hari, pada malam hari pun orang tua pasien tidak mengingatkan untuk menyikat gigi sebelum tidur. Hal tersebut dikarenakan orang tua pasien An. N kurang mengetahui cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Perencanaan perawatan pasien untuk menanggulangi keluhan pasien yaitu dengan melakukan penambalan Fissure Sealant pada gigi 46 yang sering terdapat makanan yang menyangkut. Konseling yang diberikan pada pasien An. N yaitu konseling tentang akibat KME yang tidak dirawat dan penambalan fissure sealant. Perawatan tersebut bertujuan untuk mencegah karies berlanjut, mencegah penumpukan plak dan mencegah makanan menyangkut. Intruksi perawatan gigi dirumah yaitu menyikat gigi 2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dengan teknik horizontal pada permukaan oklusal gigi 46 dan membersihkan gigi 46 dari sisa makanan dan plak. Waktu perawatan gigi tersebut dilakukan pada kunjungan ke-2. Perawatan untuk gigi 36 yang terlihat garis kehitaman di pit dan fissure dilakukan pengolesan topikal aplikasi fluor dengan tujuan mencegah karies berlanjut. Kemudian penulis memberikan konseling tentang akibat KME yang
tidak dirawat dan pengolesan topikal aplikasi fluor. Intruksi perawatan gigi dirumah yaitu menyikat gigi 2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dengan teknik horizontal pada permukaan oklusal gigi 36 dan membersihkan gigi 36 dari sisa makanan dan plak. Waktu perawatan gigi dilakukan pada kunjungan ke-2. Kasus pembesaran gusi dan rotasi pada gigi 32,31,41,42 dan gigi-gigi yang lainnya dilakukan bimbingan oral physiotherapy agar mencegah terjadinya penumpukan plak. Konseling yang diberikan yaitu konseling tentang oral physiotherapy (OPT). Adapun intruksi perawatan gigi dirumah yaitu menyikat gigi 2 kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dengan teknik roll pada gigi 32,31,41,42 dan membersihkan gigi 32,31,41,42 dari sisa makanan dan plak. Kunjungan ke-2 tanggal 02 Desember 2015, dilakukan implementasi pada gigi 46 dan 36 KME. Tahap implementasi merupakan tahapan tindakan perawatan yang diberikan kepada pasien An. N (12 thn), perawatan yang dilakukan sesuai dengan kasus pada pasien. Beberapa tahapan tindakan yang dilakukan yaitu: 1. Melakukan perawatan klinis Perawatan klinis untuk gigi 46 KME dilakukan penambalan fissure sealant, untuk gigi 36 KME dilakukan pengolesan topikal aplikasi fluor, dan untuk gigi 32,31,41,42 pembesaran gusi dan rotasi gigi dilakukan oral physiotherapy. Tahap pertama yang perlu dipersiapkan yaitu alat seperti: slaber, sikat gigi, diagnostik set, contra angle, dappen glass, brush, bur arkansas,
cermin, agate spatel, push-push, sikat gigi. Serta bahan yaitu cotton roll, cotton pellet besar, fluor gel, pasta gigi, articulating paper, bahan resin komposit fuji VII, pasta gigi. Sebelum melakukan perawatan, pasien dibimbing untuk menyikat gigi terlebih dahulu selanjutnya dilakukan tindakan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut dengan menggunakan indeks OHI-S serta bantuan alat kacamulut dan sonde yang di dahului dengan pemberian disclosing solution dan hasil pemeriksaan ditulis dalam buku perawatan. Tahap kedua adalah pelaksanaan, terdiri dari memperhatikan posisi (alat, operator, dan pasien), tindakan asepsis selama bekerja dan melakukam komunikasi therapeutik. Pada saat melakukan perawatan, operator melakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan oleh Jurusan Keperawatan Gigi. Pelaksaan penambalan fissure sealant dilakukan pada saat jam istirahat. Menurut Sardjono, dkk (2012), Surface Protection atau tindakan fissure sealant adalah tindakan melapisi permukaan oklusal gigi dengan menggunaan bahan tambal yang bersifat adesif seperti glass ionomer kaya fluor dan mempunyai kemampuan mengalir (flowable) agar pada email terjadi pematangan dengan terbentuknya ikatan fluorapatite yang tahan asam. Dengan demikian walaupun demikian lapisan lepas, email gigi telah terproteksi. Apabila gigi sudah berlubang namun masih dalam kondisi pulpitis reversible,
sebaiknya
perawatan
yang
dilakukan
cukup
dengan
penambalan gigi atau restorasi (Ramadhan, 2010). Penambalan gigi merupakan suatu tindakan perawatan dengan cara meletakkan bahan tambal pada lubang gigi yang telah dibersihkan melalui pengeboran. Pengeboran struktur gigi sebelum penambalan dengan GIC (glassionomer cement) bersifat minimal sama seperti komposit, sehingga tidak perlu banyak membuang struktur gigi. Kelebihan GIC atas komposit yaitu dapat melepaskan kandungan fluor yang mampu mencegah karies (Pratiwi, 2009). Perawatan pengolesan topikal aplikasi fluor dilakukan pada saat jam pulang sekolah. Menurut Martariwansyah (2008), email dan dentin yang terbuka dapat dibuat lebih tahan terhadap karies dengan pengaplikasian fluor secara tepat dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan gigi. Sedangkan menurut Laela (2012), tindakan pengolesan flour dapat mencegah terjadinya karies atau menghentikan proses penjalaran karies yang masih dini. Tahap awal gigi berlubang biasanya tidak memperlihatkan gejala apapun. Biasanya tahap awal dari kerusakan gigi tidak memerlukan tindakan penambalan, bahkan kerusakannya bisa diperbaiki. Terapi fluoride, pengaturan pola makan, dan kebiasaan menjaga kebersihan mulut, bisa memperbaiki kerusakan awal dari gigi (Rahmadhan, 2010). Tahap ketiga adalah tahap penyelesaian, terdiri dari menutup rangkaian perawatan, selesai perawatan melakukan pemberian intruksi kepada pasien, mencuci alat dan merapikan tempat kerja.
Intruksi setelah penambalan fissure sealant pada gigi 46 yaitu gigi yang sudah ditambal disarankan untuk tidak dipakai mengunyah selama 24 jam, tidak makan atau minum selama 30 menit, dan berkumur setelah makan siang. Sedangkan untuk pengolesan topikal aplikasi fluor yaitu tidak makan dan minum selama 30 menit, tidak berkumur selama 30 menit. 2. Hasil evaluasi Untuk pasca penambalan fissure sealant pasien merasa nyaman karena tidak ada tambalan yang berlebih. Serta hasil evaluasi bimbingan oral physiotherapy pasien mengetahui waktu dan cara menyikat gigi yang baik, tepat dan cermat. Hasil tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya dikarenakan pasien An. N akan melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama dan diharapkan dapat merubah perilaku tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut lebih baik lagi, seperti mengurangi konsumsi makanan kariogenik, menyikat gigi 2 kali sehari, kontrol ke klinik gigi atau puskesmas 6 bulan sekali (Kusumawardani, 2011). Setelah dilakukan perawatan, pada tanggal 25 Maret 2016 penulis mendatangi rumah pasien An. N untuk menggali informasi dari orang tua pasien An. N tentang kebiasaan dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut, serta penulis memberikan informasi atau konseling kepada orang tua pasien An. N tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut.
Menurut Dahlan (2008), lingkungan diartikan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian status kesehatang gigi dan mulut pasien. Rahmawati, dkk (2011) memandang bahwa lingkungan keluarga khusunya orang tua sangat besar peranannya dalam mengembangkan perilaku positif terhadap kesehatan gigi dan mulut. Cara untuk memperbaiki kesehatan gigi dan mulut adalah orang tua harus nurut memperhatikan perilaku anak berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut, serta pola makan anak dengan sedikit mengkonsumsi makanan kariogenik.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Saat dilakukan pemeriksaan ulang pada tanggal 25 November 2015 pasien An. N (12 thn) mengeluhkan gigi geraham bawah kanan sering terdapat makanan yang menyangkut. 2. Hasil diagnosa diketahui bahwa pada pasien An. N (12 thn) ditemukan beberapa kasus, yaitu terdiri dari kasus KME pada gigi 36 dan 46, pembesaran gusi pada gigi 32,31,41,42 dan rotasi pada gigi 32,31,41,42. 3. Perencanaan yang dibuat yaitu penambalan fissure sealant pada gigi 46 dan pengolesan topikal aplikasi fluor pada gigi 36, serta melakukan bimbingan Oral Physiotherapy. 4. Penatalaksanaan perawatan pada pasien An. N (12 thn) dilakukan pada tanggal 02 Desember 2015, perawatan penambalan fissure sealant dan topikal aplikasi fluor yang dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang di tetapkan oleh Jurusan Keperawatan Gigi. 5. Setelah dilakukan perawatan penambalan fissure sealant, pasien merasa nyaman karena giginya tidak ada tambalan yang berlebih serta pasien mengetahui waktu dan teknik menyikat gigi yang baik, tepat dan cermat.
6. Faktor yang menyebabkan terjadinya karies pada pasien An. N (12 thn) yaitu teknik menyikat gigi yang belum dilakukan dengan cara yang benar, tepat dan cermat, waktu menyikat gigi yang masih belum tepat, pasien menyukai makanan yang manis dan lengket, kebersihan gigi dan mulut yang kurang baik, serta keadaan gigi molar pertama pasien yang terdapat pit dan fissure yang dalam dapat mudah diserang karies. B. Saran 1. Adanya monitoring dari penanggungjawab/ koordinator UKGS pada mahasiswa untuk mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada siswa/i SD binaan, baik hasil menyikat gigi bersama dan perawatan yang diberikan kepada siswa/i. 2. Melakukan
penyuluhan
secara
rutin
mengenai
pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi kepada guru, terutama kepada orang tua siswa. Sehingga guru dan orang tua dapat membantu memberikan motivasi pada anak. 3. Setelah dilakukan bimbingan menyikat gigi masal sebaiknya mahasiswa/i melakukan pemeriksaan ulang terhadap kebersihan gigi dan mulut anak, sehingga tidak ada sisa plak yang masih menempel.
DAFTAR PUSTAKA Dahlan, Z. 2008. Diktat Konsep Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi Indonesia. Bandung: Jurusan Keperawatan Gigi. Hoerudin, C.W. 2015. Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter: Bahasa Indonesia. Bandung; Intan Mandiri. Kidd, E.A.M dan Sally J.B. 2012. Dasar-dasar Karies. Jakarta: EGC. Kemenkes RI. (2013) Berita Negara Republik Indonesia. [online]. Tersedia di: http://pelayanan.jakarta.go.id. [Diakses 27 Februari 2016]. Kemenkes RI. (2013) Riset Kesehatan Dasar. http://depkes.go.id. [Diakses 28 Februari 2016].
[online].
Tersedia
di:
Kusumawardani, E. 2011. Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Siklus. Laela, D.S. 2007. Petunjuk Praktikum Pelayanan Asuhan di Klinik dan UKGS SD Binaan Jurusan Keperawatan Gigi Poltekes Bandung. Bandung: Jurusan Keperawatan Gigi. Laela, D.S. 2010. Teknik Penulisan Usulan Penulisan & Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Jurusan Keperawatan Gigi. Laela, D.S. 2012. Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Bandung: Jurusan Keperawatan Gigi. Martariwansyah. 2008. Gigiku Kuat, Mulutku Sehat. Bandung: Hayati Qualita. Putri, M.H., dkk. 2013. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Rahmawati, I., Julita H., dan Agus P. 2011. “Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Sekolah Dasar”, Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 4:180-186. Rantelino, R.F. (2014). Insidensi Karies Molar Pertama Pada Anak Usia 8-12 Tahun di Sekolah Dasar Negeri Kel. Mentirotiku, Kab. Toraja Utara. [online]. Tersedia di: http://respository.unhas.ac.id. [Diakses 3 Februari 2016]. Sardjono, B. dkk. 2012. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Sondari, S. D. 2015. “Keberhasilan UKGS Ditinjau dari Angka Insidensi Karies pada Anak Kelas 6 di UKGS SDN Harapan 1 dan 2 Bandung”. Bandung: Jurusan Keperawatan Gigi. Usri, K, dkk. 2006. Diagnosis dan Terapi Penyakit Gigi dan Mulut. Bandung: LSKII.
LAMPIRAN
Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden (INFORMED CONSENT)
Setelah mendapat penjelasan tentang penelitian dengan judul penelitian “ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN AN. N (12thn) KELAS VI DENGAN KASUS GIGI 36 dan 46 KME DI UKGS SDN HARAPAN KOTA BANDUNG”, saya orang tua siswa dari: Nama siswa
:
Usia siswa
:
Alamat
:
Dengan ini menyatakan (mengijinkan/ tidak mengijinkan) anak saya untuk bersedia mengikuti penelitian ini dan menjadi responden dalam penelitian tersebut, untuk dipergunakan sebaik-baiknya dalam rangka pembuatan Karya Tulis Ilmiah untuk menyelesaikan Program Diploma Tiga Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Bandung Tahun 2015/2016. Dengan demikian surat penelitian ini dibuat dengan penuh rasa tanggung jawab. Bandung, Mei 2016 Orang tua/wali
TABULASI DATA STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT SDN HARAPAN (KELAS 6A) 2014
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
NAMA AGUNG YUDA NINGRAT AHMAD SUPRIYADI AHMAD YASIR IBRAHIM ALBAR FAUZI ALYA GAYTSA AULIA PUTRI FEBRIDINA CINTYA NUR OKTAVIANI DAVINA PUTRI KUSUMA DIRMAN DWI LESTARI FAREL PUTRI DESTIANI FITRI WAHYUNI GIZELLA NAYASKA ARIFIN HARIS HAMDAN SETIAWAN INTAN YUSNIA IRMA AMELIA LISA PUTRI ZELIANTY KARTIKA CHANDRA M. ALFI NUR S
d
e
f
6 0 1 4 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 5 0 0 5 0 0 4 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 5 2 0 (-) (-) (-) 3 1 0 0 1 0 0 0 0
def-t 7 4 2 2 0 2 0 1 5 5 4 1 2 1 7 (-) 4 1 0
D
M
F
0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 (-) (-) (-) 3 0 0 0 0 0 0 0 0
DMFt
DI
CI
OHI-S
KRITERIA OHI-S
1 4 0 2 0 1 0 2 1 1 2 2 0 0 0 0 3 0 0
1,66 0,4 1 1 1,5 1,8 2 1,6 1,16 1,66 1,16 0,83 1,33 1,33 1 (-) 1,33 1 0,66
0 0 0 0,33 0 0 0,33 0 0 0,16 0 0,16 0 0 0 (-) 0 0 0
1,66 0,4 1 1,33 1,5 1,8 2,33 1,6 1,16 1,82 1,16 0,99 1,33 1,33 1 (-) 1,33 1 0,66
SEDANG BAIK BAIK SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG BAIK SEDANG BAIK BAIK SEDANG SEDANG BAIK (-) SEDANG BAIK BAIK
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
M. RIZKY FADILAH MAHESA SURYA PERMANA MUHAMAD IRFAN MUHAMMAD JAFAR SIDIQ NAJWA SALSABILA NAJWA SALSABILA P G NETI KURNIAWATI NIKEN YOAN PRADITHA RIVAN ALDY FERDIAN RIVAN NUR FAUZAN RIZAL MUNAWAR RIZKI GUMELAR ROBBY BAHARI ROHIMAT ROSMA BAROKAH SANDI MAHARDYKA SHAFIA NUR HASANAH SHAFIRA DWI PUTRYSKA SITI JAMILAH SODIK NUR HASAN ZOENIAR NANDA R.N
2 0 0 11 0 0 6 2 0 3 6 0 (-) (-) (-) 1 0 0 3 0 0 2 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 (-) (-) (-) 4 0 0 3 2 0 0 0 0 3 1 0 4 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 4 4 0
2 11 8 9 (-) 1 3 2 2 1 0 (-) 4 5 0 4 4 2 0 1 8
2 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 (-) (-) (-) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 (-) (-) (-) 0 0 0 2 0 1 2 0 0 4 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 3 0 0
2 1 1 4 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3 2 4 1 1 1 1 3
1,5 1 0,5 0,83 (-) 1,66 0,83 1,33 1,33 2 1,5 (-) 1,66 1,33 0,5 1 1,55 0,8 1,66 1,5 1,5
0 1 0 0 (-) 0 0 0 0 0 0 (-) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1,5 2 0,5 0,83 (-) 1,66 0,83 1,33 1,33 2 1,5 (-) 1,66 1,33 0,5 1 1,55 0,8 1,66 1,5 1,5
SEDANG SEDANG BAIK BAIK (-) SEDANG BAIK SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG (-) SEDANG SEDANG BAIK BAIK SEDANG BAIK SEDANG SEDANG SEDANG
TABULASI DATA STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT SDN HARAPAN (KELAS 6A) 2015
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
NAMA AGUNG YUDA NINGRAT AHMAD SUPRIYADI AHMAD YASIR IBRAHIM ALBAR FAUZI ALYA GAYTSA AULIA PUTRI FEBRIDINA CINTYA NUR OKTAVIANI DAVINA PUTRI KUSUMA DIRMAN DWI LESTARI FAREL PUTRI DESTIANI FITRI WAHYUNI GIZELLA NAYASKA ARIFIN HARIS HAMDAN SETIAWAN INTAN YUSNIA IRMA AMELIA LISA PUTRI ZELIANTY KARTIKA CHANDRA M. ALFI NUR S M. RIZKY FADILAH MAHESA SURYA PERMANA
d
e
f
def-t
D
M
F
DMFt
DI
CI
OHIS
KRITERIA OHI-S
7 0 1 1 0 0 0 0 5 2 0 1 2 1 2 1 0 0 0 2 6
0 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 4 3 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 2 2 1 0 1 0 0 5 2 0 2 2 1 4 5 3 0 0 2 9
0 3 0 2 0 1 1 1 0 1 1 2 0 1 3 3 2 2 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3 0
1 5 0 3 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 3 3 3 0 3 1
0,7 1,5 0,33 1 0,67 0,67 1 0,67 1,5 1,5 0,33 0,67 1 1 1,66 0,66 1,4 1 1,33 0,33 1,33
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,7 1,5 0,33 1 0,67 0,67 1 0,67 1,5 1,5 0,33 0,67 1 1 1,66 0,66 1,4 1 1,33 0,33 1,33
BAIK SEDANG BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK SEDANG SEDANG BAIK BAIK BAIK BAIK SEDANG BAIK SEDANG BAIK SEDANG BAIK SEDANG
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
MUHAMAD IRFAN MUHAMMAD JAFAR SIDIQ NAJWA SALSABILA NAJWA SALSABILA PUTRI G NETI KURNIAWATI NIKEN YOAN PRADITHA RIVAN ALDY FERDIAN RIVAN NUR FAUZAN RIZAL MUNAWAR RIZKI GUMELAR ROBBY BAHARI ROHIMAT ROSMA BAROKAH SANDI MAHARDYKA SHAFIA NUR HASANAH SHAFIRA DWI PUTRYSKA SITI JAMILAH SODIK NUR HASAN
8 8 1 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 0 3 0 0 0
0 0 4 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
8 8 5 0 0 1 1 1 0 1 1 2 1 1 3 0 0 0
3 4 3 2 2 2 0 0 1 1 1 2 1 2 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 4 2 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 2 1 1 1 0
4 8 5 2 2 3 0 1 2 1 1 3 2 4 2 1 1 1
0,5 1,33 1 0,67 1 1 1,33 1,33 1,33 0,83 1,33 0,67 0,67 1,33 1,33 1,16 0,67 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0
0,5 1,33 1 0,67 1 1 1,33 1,33 1,33 1,33 1,33 0,67 0,67 1,33 1,33 1,16 0,67 1
BAIK SEDANG BAIK BAIK BAIK BAIK SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG BAIK BAIK SEDANG SEDANG BAIK BAIK BAIK
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Ket: Gigi 46 yang sudah dilakukan Penambalan fissure sealant
Ket: menjelaskan dan persetujuan Menjadi responden
Ket: Gigi 36 terlihat garis kehitaman di pit dan fissure
Ket: foto setelah wawancara kepada orang tua pasien