Geologi Dan Kerentanan Gerakan Tanah Berdasarkan Sifat Fisik – Mekanik Tanah Daerah Meteseh dan Sekitarnya Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah Andi Fadillaha*, Ir. Purwanto, M.Tb, Dr. Ir. Heru Sigit Purwanto, M.Tb a
Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta b Dosen Jurusan Teknik Geologi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarata *
[email protected]
SARI Peneltian tentang kerentanan gerakan tanah yang dilakukan untuk memahami daerah atau areal yang mempunyai derajat kerentanan relatif terhadap gerakan tanah berdasarkan faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya gerakan tanah dan melakukan analisa kestabilan lereng terhadap 6 lokasi lereng dengan metode perangkat lunak Geostudio 2012 (Slope/W) untuk mencari besaran nilai faktor keamanan . Penelitian ini berada di Daerah Meteseh dan Sekitarnya, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi daerah telitian berdasarkan aspek geomorfologi, stratigrafi struktur geologi dan pergerakan tanah, mengindikasikan lokasi yang rentan terhadap gerakan tanah, jenis longsoran terjadi dan cara penanggulangannya. Secara regional daerah telitian merupakan suatu tinggian yang sangat rentan terhadap erosi karena memiliki bentuk lahan denudasional, dengan tingkat kelerengan landai – curam. Serta disusun oleh satuan litologi berupa Satuan batulempung karbonatan Kerek, Satuan batupasir karbonatan anggota Banyak, Satuan napal Kalibeng, Satuan batugamping anggota kapung dan endapan alluvial. Kata kunci: Kerentanan gerakan tanah, kestabilan lereng, gerakan tanah,geologi,
ABSTRACT Research on the ground movements vulnerability is carried out to understand areas or areas that have relative vulnerability to ground motion based on factors that influence soil movement and analyze slope stability on 6 slope locations using the Geostudio 2012 (Slope / W) software method to find the magnitude of the value of the security factor. This research was in Meteseh and Surrounding Areas, Kedungjati Subdistrict, Grobogan Regency, Central Java Province.
This study aims to determine the geological conditions of the study area based on geomorphological aspects, stratigraphy of geological structures and land movements, indicating locations that are susceptible to ground movements, types of landslides occurring and how to overcome them. Regionally, the research area is a high area that is very vulnerable to erosion because it has a denudational landform, with a slope-steep slope. As well as compiled by lithology of unit kerek carbonate claystone, unit of Banyak Member carbonate sandstones, unit of Kalibeng marl, limestone units of Kapung Members and alluvial deposits. Keywords: Ground movement vulnerability, slope stability, land slide, geology
I. LATAR BELAKANG Geologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai bumi meliputi sejarah, komposisi, struktur, sifat sifat fisik dan proses terbentuknya. Ilmu geologi dapat digunakan dalam berbagai bidang seperti eksplorasi, konservasi, dan mitigasi. Lokasi penelitian secara administratif berada pada daerah Meteseh, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa tengah. Secara geografis berada pada koordinat universal tansverse Mercator (UTM) datum WGS 84 zona 49M 45900 mE – 464000 mE dan 9206000 mN – 9211000 mN, Luas daerah penelitian 5 km x 5 km dengan skala 1:25.000. Daerah Meteseh Dan Sekitarnya, Kecamatan Kadungjati, Kabupaten Grobogan memiliki potensi gerakan tanah sehingga menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat dipastikan bencana gerakan tanah dapat terjadi atau tidak, karena daerah ini secara stratigrafi termasuk dalam Zona Kendeng pada Formasi Kerek, Formasi
Kalibeng, anggota Kapung Formasi Kalibeng dan anggota Banyak formasi Kalibeng (Pringgoprawiro,1983). Formasi Kerek disusun oleh litologi berupa batulempung karbonatan, batugamping, batupasir gampingan,dan batupasir krikilan, Formasi Kalibeng disusun oleh litologi napal dan batugamping, Anggota Kapung formasi Kalibeng disusun oleh litologi Batugamping pasiran dan Napal, anggota Banyak Formasi Kalibeng disusun oleh batupasir karbonatan, batupasir, batupasir turitella, lanau karbonatan dan batupasir krikilan (Pringgoprawiro,1983). Melihat litologi tersebut memungkinkan untuk terjadinya gerakan tanah pada daerah telitian
III.TINJAUAN PUSTAKA Menurut Bemmelen (1949), daerah penelitian termasuk pada Zona Pegunungan Selatan yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian selatan berupa dataran tinggi batugamping dan bagian utara berupa
kumpulan pegunungan (antara lain Zona Baturagung). Bagian selatan dan utara Pegunungan Selatan dipisahkan oleh cekungan intermontane Wonosari dan Baturetno (Gambar 1). Lokasi penelitian berada di Zona Baturagung. Pola pengaliran yang berkembang di daerah penelitian adalah subdendritik dan radial mengacu pada klasifikasi Howard, 1967. Menurut Srijono, drr (2008), daerah penelitian terdiri atas bentuklahanbentuklahan pegunungan struktural terbiku sedang, kuesta dan sisa vulkanik (Gambar 2). Menurut peta geologi lembar Yogyakarta (Rahardjo drr., 1995) daerah penelitian disusun oleh Formasi Semilir, Formasi Nglanggran, Endapan Gunung Api dan Endapan Aluvial. Secara stratigrafi hubungan antara Formasi Semilir dan Nglanggran adalah selaras sedangkan antara Formasi Semilir dengan Endapan Gunung Api dan Endapan Aluvial adalah tidak selaras. Menurut Surono (2012), sebagian besar batuan penyusun Pegunungan Selatan terdiri atas batuan hasil kegiatan gunung api dan sedimen karbonat. Sebelum aktivitas vulkanisme berlangsung, batuan malihan dan sedimen klastika serta batuan karbonat telah mengalasi batuan pembentuk Pegunungan Selatan. Batuan alas ini tersingkap baik di Perbukitan Jiwo, selatan Klaten. Berdasarkan hasil interpretasi litologi dan stratigrafi terbatas di daerah penelitian terdapat adanya perbedaan antara peta geologi lembar Yogyakarta Rahardjo,1995 dan Surono, 2011 foto udara, peta rupa
bumi dan gabungan keempatnya. Hasil interpretasi stratigrafi daerah penelitian terdapat dalam dan kolom stratigrafi menurut penulis (Gambar 3). Berdasarkan Pulunggono dan Martodjojo (1994), terdapat tiga pola struktur di Pulau Jawa, yaitu Timurlaut-Baratdaya (Pola Meratus), Utara-Selatan (Pola Sunda) dan Timur-Barat (Pola Jawa). Mengacu Peta Geologi Lembar Yogyakarta (Rahardjo drr., 1995), daerah penelitian memiliki struktur geologi berupa sesar yang berarah Baratdaya-Timurlaut dan BaratlautTenggara (Gambar 4). Menurut Nurdwiyanto (2010) terdapat sesar turun dan sesar mendatar yang berarah relatif Barat–Timur. Menurut Prasetyadi (2011) berkembang sesar yang berarah Baratdaya– Timurlaut.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga pokok pembahasan yaitu, perbandingan hasil perolehan data interpretasi dengan menggunakan citra landsat google earth, peta RBI dan foto udara, upaya menentukan kunci foto geologi. Lillesand dan Kiefer (1983), penginderaan jauh adalah ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek di permukaan bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung dengan alat yang dikajinya. Sabins (1987) dalam Seototo (2015), Citra penginderaan jauh
aktif, morfostruktur pasif dan morfodinamis sedangkan berdasarkan aspek geomorfologi morfometri kurang baik. 2. Peta RBI baik digunakan untuk interpretasi geomorfologi berdasarkan aspek geomorfologi morfometri, sedangkan berdasarkan aspek geomorfologi morfografi, morfostruktur akitf, morfostruktur pasif, morfodinamis dan morfoasosiasi adalah tidak baik. 3. Citra landsat google earth kurang baik digunakan untuk interpretasi geomorfologi berdasarkan aspek geomorfologi morfografi, morfometri, morfostruktur pasif, morfodinamis dan morfoasosiasi sedangkan berdasarkan aspek geomorfologi morfostruktur aktif adalah tidak baik.
adalah data berupa gambar yang diperoleh dalam sistem pengideraan jauh. a. Pola pengaliran Hasil perbandingan interpretasi pola pengaliran berdasarkan (Tabel 1) adalah sebagai berikut: 1. Foto udara baik digunakan untuk interpretasi
pola
pengaliran,
diantaranya yaitu pola pengaliran dasar/ ubahan, tekstur pengaliran, bentuk
lembah
dan
tempat
mengalir. 2. Peta RBI baik digunakan untuk interpetasi
pola
pengaliran,
diantaranya yaitu pola pengaliran dasar/ ubahan, tekstur pengaliran dan tempak lembah, sedangkan peta RBI tidak baik digunakan
c.
Stratigrafi
untuk interpretasi tempat mengalir. 3. Citra landsat google earth tidak baik
untuk
interpetasi
pengaliran
pola
dasar/ubahan,
sedangkan untuk interpetasi tekstur pengaliran, bentuk lembah dan tempat mengalir kurang baik. b.
Geomorfologi Hasil
perbandingan
interpretasi
geomorfologi berdasarkan (Tabel 2) adalah sebagai berikut: 1. Foto udara baik digunakan untuk interpretasi geomorfologi berdasarkan aspek geomorfologi, diantaranya yaitu morfostruktur
Hasil
perbandingan
interpretasi
geomorfologi berdasarkan (Tabel 3) adalah sebagai berikut: 1. Foto udara baik digunakan untuk interpretasi litologi dan stratigrafi terbatas berdasarkan hasil dari tekstur pola pengaliran dan tekstur pada foto udara yaitu batuan klastika berbutir halus, batuan klastika berbutir kasar, batuan beku, satuan tak terkonsolidasi, perlapisan batuan dan kontak satuan batuan. 2. Peta RBI baik kurang baik digunakan untuk interpretasi litologi dan stratigrafi terbatas
berdasarkan hasil dari tekstur pola pengaliran dan tekstur pada foto udara yaitu batuan klastika berbutir halus sedangkan batuan klastika berbutir kasar, batuan beku, satuan tak terkonsolidasi, perlapisan batuan dan kontak satuan batuan adalah tidak baik. 3. Citra landsat google earth baik untuk interpretasi litologi dan stratigrafi terbatas berdasarkan hasil dari tekstur pola pengaliran dan tekstur pada foto udara yaitu satuan tak terkonsolidasi sedangkan batuan klastika berbutir halus, batuan klastika berbutir kasar, batuan beku, perlapisan batuan dan kontak satuan batuan adalah tidak baik.
d. Struktur geologi Hasil perbandingan interpretasi struktur geologi berdasarkan (Tabel 4) adalah sebagai berikut:
1. Foto udara baik digunakan untuk interpretasi struktur geologi yaitu pola kelurusan, offset dan perlapisan batuan. 2. Peta RBI baik digunakan untuk interpretasi struktur geologi yaitu pola kelurusan dan offset sedangkan tidak baik untuk perlapisan batuan. 3. Citra landsat google earth baik digunakan untuk interpretasi
struktur geologi offset, kurang baik digunakan untuk interpretasi pola kelurusan dan tidak baik digunakan untuk interpretasi perlapisan batuan. V. KESIMPULAN a. Dalam pembuatan kunci foto, dilakukan interpretasi studio dan fakta lapangan yang dijumpai. Kunci foto geologi ditentukan menjadi kunci-kunci foto geomorfologi, stratigrafi dan litologi terbatas serta struktur geologi. b. Dalam melakukan perbandingan untuk interpretasi pola pengaliran, foto udara memiliki kualitas nilai yang lebih baik daripada peta RBI dan citra landsat google earth. c. Dalam melakukan perbandingan untuk interpretasi geomorfologi, foto udara memiliki kualitas nilai yang lebih baik daripada peta RBI dan citra landsat google earth. d. Dalam melakukan perbandingan untuk interpretasi litostratigrafi terbatas, foto udara memiliki kualitas nilai yang lebih baik daripada peta RBI dan citra landsat google earth. e. Dalam melakukan perbandingan untuk interpretasi struktur
geologi, foto udara memiliki kualitas nilai yang lebih baik daripada peta RBI dan citra landsat google earth. f. Dari hasil interpretasi foto udara memiliki kesamaan yang hampir mencakup seluruhnya dengan fakta yang dijumpai di lapangan baik dari pola pengaliran, geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi. g. Dalam upaya pembuatan kunci foto geologi diperlukan hasil interpretasi foto udara dengan unsur pengenalan, penafsiran dan fakta yang terdapat di lapangan. VI. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Allah SWT, kedua orang tua penulis, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta, Bapak Ir. Achmad Subandrio, M.T selaku pembimbing 1 dan Dr.Ir. Bambang Kuncoro, M.T selaku pembimbing 2. Bapak Walujo yang telah memberikan tempat tinggal kepada penulis selama melakukan kegiatan penelitian dan tim TA yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kegiatan penelitian di lapangan sampai penyusunan laporan skripsi. VII. DAFTAR PUSTAKA
Boggs, Sam., 2006, Principles of Sedimentology and Stratigraphy; Fourth Edition Bronto. Sutikno, 2006, Fasies Gunung Api dan Aplikasinya, Jurnal Geologi Indonesia, Vol 1 no 2 Juni; 59-57. Howard, A.D.,1967, “Drainage Analisys In Geologic Interpretation”, Vol 51.No.11 AAPG, Buul, California. Krumbein, L. Sloss., 1963, Stratigraphy and Sedimentation. Mutti, E., 1992. Turbidite sandstones. Instituto de Geologia, Universita de Farma. Nurdwiyanto dkk. 2010 Pemetaan Sesar Opak Dengan Metode Gravity. Prasetyadi dkk. 2011, Pola dan Genesa Struktur Geologi Pegunungan Selatan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, 2011. Rahardjo dkk, 1995 Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa. Roger G. Walker, Noel P. James., 2012 Facies Models Response to Sea Level Change 2012 Sandi Stratigrafi Indonesia (1996): Sandi Stratigrafi Indonesia, dipublikasikan oleh Ikatan Ahli Geologi Indonesia. Srijono drr, 2011, Litostratigrafi Pegunungan Selatan Bagian Barat, 2011 S. Husein dan Srijono., 2007, Tinjauan Geomorfologi Pegunungan Selatan DIY: Telaah Peran Faktor Endogenik
dan Eksogenik Dalam Proses Pembentukan Pegunungan. Soetoto., 2015, Penginderaan Jauh Untuk Geologi. Shanmugam G. (2012) New Perspectives on Deep-water Sandstones- Origin, Recognition, Initiation and Reservoir Quality . Tucker, M. E., 2003, Sedimentary Rock in the Field Third Edition, Department of Geological Sciences University of Durham, UK.
Thornbury, W. D., (1969) Principles of Geomorphology, 1969. Van Bemmelen, R.W., (1949), The Geology of Indonesia, Vol. IA: General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes, The Hague. Van Zuidam R.A., (1985), Terrain Analysis and Classification Using Aerial Photographs A Geomorphological Approach Verstappen., 1977, The Use of Aerial Photographs in Geomorphological Mapping.
VIII. LAMPIRAN
Gambar 1. Sketsa peta fisiografi Jawa Tengah (Bemmelen, 1949), daerah penelitian termasuk ke dalam zona fisiografi Pegunungan Selatan.
Gambar 2. Peta geomorfologi pegunungan selatan menurut Srijono drr (2008).
Gambar 3. Stratigrafi daerah penelitian oleh penulis.
Gambar 3. Peta geolgi regional Rahardjo (1995) di daerah penelitian.
Tabel 1. Perbandingan hasil interpretasi pola pengaliran berdasarkan Citra landsat google earth, peta RBI dan foto udara. No. Parameter
1
Pola pengaliran dasar/ubahan
2
Tekstur pengaliran
3
Bentuk lembah
4
Tempat mengalir
5
Jumlah nilai
Citra landsat google earth Nilai Peta RBI Nilai Foto udara Nilai Cabang aliran sungai sulit diamati Cabang aliran sungai sampai ke Cabang aliran sungai sampai ke sampai ke alur sungai (sungai alur sungai (sungai orde 1) alur sungai (sungai orde 1) orde 1). Rangkaian aliran sungai 1 dapat diamati dengan baik. 3 dapat diamati dengan baik. 3 sulit diamati karena tertutup oleh pemukiman dan vegetasi. Kurang dapat ditentukan, cabang Dapat ditentukan, cabang aliran Dapat ditentukan, cabang aliran aliran sungai terluar (sungai sungai terluar (sungai orde 1) sungai terluar (sungai orde 1) 2 3 3 orde1) tidak tergambarkan tergambarkan dengan baik. tergambarkan dengan baik. seluruhnya. Dapat diamati namun kurang Dapat diamati dengan baik, Dapat diamati dengan baik, baik, kenampakan tiga dimensi kenampakan (3D) dapat diamati 2 dengan memperhatikan pola 3 3 (3D) kurang baik karena tertutup dengan baik menggunakan kontur. oleh vegetasi dan pemukiman. stereoskop. Dapat diamati namun kurang Tidak dapat diamati, objek Dapat diamati, objek tempat baik, hampir seluruh objek tempat 2 tempat mengalir tidak 1 mengalir dapat tergambarkan 3 mengalir tertutupi oleh vegetasi. tergambarkan. dengan baik.. 7 10 12
Tabel 2 Hasil interpretasi geomorfologi berdasarkan perbandingan antara citra landsat google earth, peta RBI dan foto udara No. Parameter Citra landsat google earth Nilai Peta RBI Nilai Foto udara Nilai Bentuk secara tiga dimensi Bentuk secara tiga dimensi tidak Bentuk secara tiga dimensi dapat 2 1 3 kurang dapat diamati dapat diamati diamati dengan baik 1 Morfografi Pola dapat diamati dengan baik 3 Pola dapat diamati dengan baik 3 Pola dapat diamati dengan baik 3
2
3
Morfometri
Nilai ketinggian tidak teramati dengan baik. Nilai kelerengan tidak teramati dengan baik.
Jurus perlapisan batuan dan kemiringan lapisan dapat Morfostruktur diamati berdasarkan adanya scarp slope dan dip slope. aktif Offset morfologi dapat diamati dengan baik
4
5 5
Tekstur pola pengaliran sebagai penciri litologi kurang dapat diamati dengan baik karena Morfostruktur sebagian tertutup oleh vegetasi. pasif Tekstur dan tekstur khusus sebagai penciri litologi kurang baik diamati Proses erosi dan fluviatil kurang Morfodinamis baik diamati Morfoasosiasi Toponimi dapat diamati dengan
Nilai ketinggian dapat diamati dengan baik Nilai kelerengan dapat diamati 1 dengan baik. 1
2
3
2
2 2 2
Jurus perlapisan batuan dan kemiringan lapisan dapat diamati berdasarkan adanya scarp slope dan dip slope. Offset morfologi dapat diamati dengan baik Tekstur pola pengaliran sebagai penciri litologi dapat diamati dengan baik. Resistensi batuan berdasarkan nilai kelerengan sebagai penciri litologi dapat diamati dengan baik. Tekstur dan tekstur khusus sebagai penciri litologi tidak teramati dengan baik Proses erosi dan fluviatil kurang baik diamati Toponimi dapat diamati dengan baik
Nilai ketinggian tidak teramati dengan baik Nilai kelerengan dapat diamati 3 dengan baik. Jurus perlapisan batuan dan kemiringan lapisan dapat diamati dengan baik 2 berdasarkan adanya scarp slope dan dip slope, serta adanya tekstur khusus banded. Offset morfologi dapat diamati 3 dengan baik. 3
Tekstur pola pengaliran sebagai penciri litologi dapat diamati 3 dengan baik.
Tekstur dan tekstur khusus 1 sebagai penciri litologi dapat diamati dengan baik Proses erosi dan fluviatil dapat 2 diamati dengan baik. 3 Toponimi tidak teramati dengan
1 3
3
3
3
3 3 1
No.
6
Parameter
Scarp slope (S1)
Perbukitan 5 struktural (S2)
Lembah 6 struktural (S3)
Dataran 7 aluvial (F1)
Citra landsat google earth Nilai Peta RBI Nilai Foto udara Nilai baik. baik Morfologi scarp slope dapat Morfologi scarp slope dapat Morfologi scarp slope dapat 3 3 3 teramati dengn baik teramati dengn baik teramati dengn baik Pola kelurusan scarp slope Pola kelurusan scarp slope Pola kelurusan scarp slope sebagai sebagai indikasi sesar kurang 1 3 sebagai indikasi sesar baik 3 indikasi sesar baik diamati. baik diamati. diamati. Banded Banded Banded Tidak berkembang dan tidak bisa 1 Tidak berkembang dan tidak bisa 1 Berkembang dan dapat diamati 3 diamati diamati dengan baik Morfologi perbukitan dapat Morfologi perbukitan dapat diamati Morfologi perbukitan dapat 2 3 3 diamati dengan baik. dengan baik. diamati dengan baik. Dip slope dapat diamati cukup Dip slope dapat diamati dengan Dip slope dapat diamati cukup baik baik berdasarkan gawir (scarp 2 2 baik berdasarkan gawir (scarp 3 berdasarkan gawir (scarp slope) slope) slope) dan tekstur khusus banded Morfologi lembah dapat diamati Morfologi lembah dapat diamati Morfologi lembah dapat diamati 3 3 3 dengan baik dengan baik dengan baik Asosiasi dengan tekstur khusus Asosiasi dengan tekstur khusus Asosiasi dengan tekstur khusus banded tidak berkembang dan 1 banded tidak berkembang dan tidak 1 banded berkembang dan dapat 2 tidak dapat diamati. dapat diamati. diamati. Morfologi dataran dapat diamati Dataran dapat diamati dengan 3 Dataran dapat diamati dengan baik 3 3 dengan baik baik Proses fluviatil dari sungai dan morfologi sekitarnya kurang dapat diamati.
2
Proses fluviatil dari sungai dan morfologi sekitarnya tidak dapat diamati.
1
Proses fluviatil dari sungai dan morfologi sekitarnya dapat diamati dengan baik
3
Uniform Berkembang dan kurang dapat diamati.
2
Uniform Tidak berkembang dan tidak dapat diamati dengan baik
1
Uniform Berkembang dan dapat diamati dengan baik
3
No. 8
Parameter
Citra landsat google earth
Jumlah nilai
Nilai
Peta RBI
52
Nilai
Foto udara
57
Nilai 67
Tabel 3 Perbandingan hasil interpretasi litologi dan stratigrafi terbatas berdasarkan Citra landsat google earth, peta RBI dan foto udara No. Parameter 1
Tekstur pola pengaliran
2 Tekstur
Citra landsat google earth Kurang dapat ditentukan, cabang aliran sungai terluar (sungai orde1) tidak tergambarkan seluruhnya.
Nilai 2
Dapat ditentukan, cabang aliran sungai terluar (sungai orde 1) tergambarkan dengan baik.
3
Tekstur kurang dapat diamati
2
Tekstur tidak dapat diamati
1
Tekstur pola pengaliran halus, Batuan tekstur halus dan kenampakan sedimen tekstur khusus banded pada 3 klastika morfologi scarp slope kurang berbutir halus dapat diamati. Tekstur pola pengaliran sedang Batuan dan tekstur kasar. Kenampakan sedimen tekstur khusus banded pada 4 klastika morfologi scarp slope yang berbutir kasar tidak berkembang kurang dapat diamati.
2
2
Peta RBI
Tekstur pola pengaliran halus dan kenampakan tekstur khusus banded pada morfologi scarp slope tidak dapat diamati. Tekstur pola pengaliran sedang dan tekstur kasar. Kenampakan tekstur khusus banded pada morfologi scarp slope yang tidak berkembang tidak dapat diamati.
Nilai
2
1
Foto udara Nilai Dapat ditentukan, cabang aliran sungai terluar (sungai 3 orde 1) tergambarkan dengan baik. Tekstur dapat diamati dengan baik sebagai cerminan ukuran 3 dan keseragaman butir batuan klastika. Tekstur pola pengaliran halus, tekstur halus dan kenampakan tekstur khusus banded pada 3 morfologi scarp slope dapat diamati. Tekstur pola pengaliran sedang dan tekstur kasar. Kenampakan tekstur khusus banded pada 3 morfologi scarp slope yang tidak berkembang dapat diamati.
No. Parameter 5 Batuan beku
6
Satuan tak terkonsolidasi
7
Perlapisan
8
Kontak satuan batuan
10
Jumlah nilai
Citra landsat google earth Nilai Peta RBI Tekstur pola pengaliran kasar Tekstur pola pengaliran kasar dan dan kenampakan tekstur khusus 2 kenampakan tekstur khusus scrabbled kurang dapat diamati. scrabbled tidak dapat diamati. Tekstur khusus uniform dapat Tekstur khusus uniform tidak diamati. 3 dapat diamati. Tekstur khusus banded yang mencirikan batuan berlapis kurang dapat diamati 1. Perbedaan tekstur pola pengaliran halus, sedang dan kasar dapat diamati. 2. Perbedaan tekstur halus, sedang dan kasar kurang dapat diamati 3. Perbedaan tekstur khusus dengan uniform dapat diamati. Perbedaan tekstur khusus banded dengan tekstur kasar kurang dapat diamati. Perbedaan tekstur khusus scrabbled dengan tekstur kasar kurang dapat diamati.
2
Tekstur khusus banded yang mencirikan batuan berlapis tidak dapat diamati
2
1. Perbedaan tekstur pola pengaliran halus, sedang dan kasar dapat diamati. 2. Perbedaan tekstur halus, sedang dan kasar kurang tidak dapat diamati 3. Perbedaan tekstur khusus dengan uniform tidak dapat diamati. Perbedaan tekstur khusus banded dengan tekstur kasar tidak dapat diamati. Perbedaan tekstur khusus scrabbled dengan tekstur kasar tidak dapat diamati.
17
Nilai 1
1
1
1
11
Foto udara Nilai Tekstur pola pengaliran kasar dan kenampakan tekstur khusus 3 scrabbled dapat diamati. Tekstur khusus uniform dapat diamati. 3 Tekstur khusus banded yang mencirikan batuan berlapis dapat diamati
3
1. Perbedaan tekstur pola pengaliran halus, sedang dan kasar dapat diamati. 2. Perbedaan tekstur halus, sedang dan kasar kurang dapat diamati 3. Perbedaan tekstur khusus 3 dengan uniform dapat diamati. Perbedaan tekstur khusus banded dengan tekstur kasar dapat diamati. Perbedaan tekstur khusus scrabbled dengan tekstur kasar dapat diamati. 24
Tabel 4 Hasil interpretasi struktur geologi berdasarkan perbandingan antara citra landsat google earth, peta RBI dan foto udara Parameter Citra landsat google earth Nilai Peta RBI Nilai Foto udara Nilai Kelurusan scarp slope dan Kelurusan scarp slope dan bukit Kelurusan scarp slope dan bukit Pola kelurusan bukit kurang dapat diamati 2 3 3 dapat diamati dengan baik dapat diamati dengan baik dengan baik Offset
Morfologi dapat teramati dengan baik
Perlapisan batuan Tidak teramati dengan baik Jumlah nilai
3
Morfologi dapat teramati dengan baik
3
Morfologi dapat teramati dengan baik
3
1
Tidak teramati dengan baik
1
Dapat diamati dengan baik
3
4
5
9