Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Childrens Funds (UNICEF) dan World Health Organisation (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur enam bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun.1 Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia mengubah rekomendasi lamanya, dari pemberian ASI ekslusif selama empat bulan menjadi enam bulan, sesuai dengan rekomendasi UNICEF dan WHO.2 Menurut definisi WHO adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan).3 Pada Riskesdas 2010, menyusui ekslusif adalah komposit dari pertanyaan: bayi masih disusui, sejak lahir tidak pernah mendapatkan makanan atau minuman selain ASI, selama 24 jam terakhir bayi hanya disusui (tidak diberi makanan selain ASI). Bagi mendukung program ini, pada tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif (PP Nomor 33 Tahun 2012).4 Dalam PP tersebut diatur tugas dan tanggungjawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan program ASI, diantaranya menetapkan kebijakan nasional dan daerah, melaksanakan advokasi dan sosialisasi serta melakukan pengawasan terkait program pemberian ASI ekslusif. Dalam rangka mendukung keberhasilkan menyusui, sampai tahun 2013, telah dilatih sebanyak 4314 orang konselor menyusui dan 415 orang fasilitator pelatihan menyusui. Namun begitu, kenyataan yang terjadi adalah program ASI Eksklusif di wilayah kerja dan daerah binaan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) tidak mencapai target yang ditetapkan secara nasional yaitu 80%.Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) 2007 menunjukkan cakupan ASI ekslusif bayi 0-6 bulan sebesar 32% (tahun 2007) yang menunjukkan kenaikan yang bermakna menjadi 42% pada tahun 2012.5 Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2012, dari tahun ke tahun cakupan pemberian ASI ekslusif 0-6 bulan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan 1
cakupan ASI ekslusif 6 bulan. Sementara itu, berdasarkan laporan dinas kesehatan provinsi tahun 2013, sebaran cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan sebesar 54.3%. estimasi absolut bayi tidak ASI ekslusif terbanyak di Provinsi Jawa Barat, dan paling sedikit di Maluku Utara.1Di Puskesmas Batujaya sendiri, cakupan ASI ekslusif pada bulan Febuari tahun 2015 hanyalah 39.02%.6 Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan evaluasi terhadap program ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Batujaya sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi instansi terkait yaitu Puskesmas Batujaya dalam upaya meningkatkan pencapaian ASI Eksklusif selanjutnya, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dan Propinsi, serta Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalahnya adalah: 1. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan cakupan ASI ekslusif bayi 0-6 bulan sebesar 42% pada tahun 2012, tidak mencapai tolak ukur 70%. 2. Laporan dinas kesehatan provinsi tahun 2013, sebaran cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan hanya sebesar 54.3% dari tolak ukur 75% dengan estimasi absolut bayi tidak ASI ekslusif terbanyak di Provinsi Jawa Barat. 3. Belum diketahuinya permasalahan yang ada dalam Program ASI ekslusif di Puskesmas Kecamatan Batujaya periode Januari sampai dengan Agustus 2015.
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui permasalahan pada pelaksanaan program ASI Ekslusif dan mencari penyelesaian untuk permasalahan tersebut di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Agustus 2015 dengan pendekatan sistem.
2
1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Diketahuinya jumlah sasaran bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang pada periode Januari sampai dengan Agustus 2015. 1.3.2.2 Diketahuinya cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang pada periode Januari sampai dengan Agustus 2015. 1.3.2.3 Diketahuinya cakupan penyuluhan perorangan dan kelompokdi Puskesmas Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Agustus 2015. 1.3.2.4 Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Batujaya periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015.
1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Evaluator 1.4.1.1 Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diberikan pada waktu kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat 1.4.1.2 Melatih serta mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu program khususnya program ASI Eksklusif 1.4.1.3 Meningkatkan kesadaran dalam diri sendiri betapa pentingnya berpartisipasi dalam program kesehatan bersifat masyarakat dan sekaligus memupuk minat dalam usaha pemerintah mengembangkan program kesehatan di tingkat masyarakat. 1.4.1.4 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis, berkeyakinan dan boleh membuat suatu kesimpulan berdasarkan pemikiran yang logis dan rasional
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi 1.4.2.1 Merealisasikan tujuan UKRIDA menjadi suatu pusat penelitian yang bersifat holistik. 1.4.2.2 Mewujudkan UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang kesehatan dan menyumbang bakti dalam peningkatan mutu kesehatan masyarakat.
1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi 1.4.3.1 Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif. 3
1.4.3.2 Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta masyarakat dalam melaksanakan program ASI Eksklusif secara optimal 1.4.3.3 Membantu menjadikan puskesmas lebih berperan aktif dan bertanggungjawab dalam upaya merealisasikan pencapaian yang maksimal dalam program ASI . 1.4.4 Bagi Masyarakat 1.4.4.1 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam kegiatan ASI Eksklusif. 1.4.4.2 Memperoleh pengetahuan dan informasi tentang ASI Eksklusif dan dapat mengubah perilaku masyarakat untuk turut serta mengikuti program ASI Eksklusif. 1.5 Sasaran Semua ibu yang mempunyai bayi berusia 0-6 di seluruh wilayah kerja UPTD Puskesmas Batujaya periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015.
4
Bab II Materi dan Metode
2.1 Materi Materi yang dievaluasi terdiri dari laporan hasil dari kegiatan Puskesmas mengenai program ASI Eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015, antara lain: a. Penyuluhan a. Perorangan b. Kelompok b. Pencatatan dan pelaporan program ASI Eksklusif c. Pojok ASI ekslusif d. Pelatihan kader e. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
2.2 Metode Evaluasi program ini dilakukan dengan cara pengumpulan data yang dikumpulkan untuk dievaluasi kemudian diolah, dianalisis dengan membandingkan cakupan program ASI Eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015 terhadap tolok ukur yang telah ditetapkan dengan pendekatan sistem dan diinterpretasikan sehingga ditemukan permasalahannya. Dari permasalahan yang ditemukan tersebut kemudian diberi masukan dan saran agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan sehingga diharapkan dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif kelak dapat dicapai hasil sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan.
5
Bab III Kerangka Teoritis
3.1 Bagan Pendekatan Sistem Lingkungan
Masukan
Proses
Keluaran
Dampak
Umpan balik
Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Pendekatan ssitem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Tujuan dari pembentukan sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Agar terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai beberapa unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan.6 Ada enam macam unsur yang saling berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu: a. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan diperlukan
untuk
dapat
berfungsinya
system
tersebut,
terdiri
dari
tenaga
(man),dana(money), sarana (material) dan metode (method). b. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan, terdiri dari unsur perencanaan (planning), organisasi (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling). c. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.
6
d. Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. e. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem. f. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
3.2 Tolok Ukur Tolok ukur keberhasilan terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program pemberian ASI Eksklusif.
7
Bab IV Penyajian Data
4.1 Sumber Data Data sekunder : a. Laporan program ASI Eksklusif Puskesmas Kecamatan Batujaya periode Januari sampai dengan Agustus 2015. b. Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Batujaya tahun 2015.
4.2
Data Umum
4.2.1 Data Geografi A. Luas Wilayah dan Batas-Batas 1
Puskesmas Kecamatan Batujaya terletak di jalan Raya Pasar Batujaya Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang.
2
Luas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Batujaya adalah 8138,139 Ha dengan kondisi fisik dataran rendah, didominasi oleh sebagian besar persawahan dan sebagian pantai.
3
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan : a. Sebelah utara
: Wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya
b. Sebelah selatan
: Wilayah kerja Kabupaten Bekasi
c. Sebelah barat
: Wilayah kerja Puskesmas Pakisjaya
d. Sebelah timur
: Puskesmas Medangasem.
B. Wilayah Administrasi Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Batujaya terdiri dari sepuluh desa. Desa-desa tersebut adalah : 1
Desa Kutaampel
2
Desa Karyamakmur
3
Desa Telukbango
4
Desa Karyamulya
5
Desa Telukambulu
6
Desa Karyabakti 8
7
Desa Batujaya
8
Desa Baturaden
9
Desa Segaran
10 Desa Segarjaya.
4.2.2 Data Demografi 1
Jumlah penduduk terdata tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Batujaya adalah 90.159 jiwa, dengan distribusi jumlah penduduk laki-laki sebesar 46.469 orang dan jumlah penduduk perempuan sebesar 43.696 orang.
2
Mata pencarian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Batujaya sebagian besar adalah buruh tani (40,18%).
3
Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Batujaya yaitu SD sebesar 28,97%, SMP sebesar 32,41%, SMA sebesar 28,09%, sarjana sebesar 0,41%, dan belum tamat SD sebesar 10,12%.
4.2.3 Data Sarana Kesehatan 1
Puskesmas perawatan
:1
2
Puskesmas pembantu
:2
3
Polindes
:7
4
BP pratama
:4
5
BP madya/klinik 24 jam
:8
6
Posyandu
: 52
7
Posbindu
:5
8
Praktek bidan
: 17
9
4.2.2 Data Khusus 4.2.2.1 Masukan 4.2.2.1.1 Tenaga a. Dokter Umum
:
4 orang
b. Bidan Puskesmas
:
4 orang
c. Bidan Desa
:
13 orang
d.Konsulen ASI
:
1 orang
:
Ada
4.2.2.1.2 Dana a. APBD
4.2.2.1.3 Sarana a. Sarana Medis
Timbangan dewasa
:
2 buah
Stadiometer
:
1 buah
Tensimeter
:
1 buah
Alat timbangan bayi :
1 buah
b. Sarana Non-Medis
Ruang pendaftaran
:
Ada
Ruang pemeriksaan
:
Ada
Ruang tunggu
:
Ada
Ruang obat
:
Ada
Lemari obat
:
Ada
Protaps cara menyusui yang baik
:
Ada
Pojok ASI
:
Tidak Ada
Kartu status, alat tulis
:
Ada
Tempat tidur
:
Ada
Alat penyuluhan
:
Ada
(papan tulis, poster, spidol, brosur, mikrofon)
10
4.2.2.1.4 Metode a. Penyuluhan i) Perorangan
Penyuluhan perorangan yang diberikan oleh petugas kesehatan Puskesmas kepada setiap ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan yang datang berobat di Puskesmas melalui pemberian informasi mengenai manfaat ASI Eksklusif secara singkat.
ii) Kelompok (dilakukan di posyandu setiap bulan)
Petugas kesehatan Puskesmas melakukan wawancara dengan ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan (peserta ASI Eksklusif)
Pemberian informasi dan edukasi melalui komunikasi dua arah
Membahas mengenai berbagai manfaat ASI Eksklusif bagi ibu dan bayi serta metode penyimpanan serta pemberian ASI Eksklusif dengan baik.
Memberikan motivasi kepada peserta ASI Eksklusif untuk meneruskan pemberian sehingga bayi mencecah 6 bulan dan melanjutkan sehingga ke usia 2 tahun sesuai dengan keadaan pribadi dan keluarganya.
b. Pelatihan Kader Mengenai ASI ekslusif
Pelatihan kader kesehatan mengenai ASI ekslusif dilakukan minimal satu kali pertahun. Perlatihan boleh dijalankan oleh dokter, bidan, konselor ASI ekslusif, atau bagian promosi kesehatan.
c. Pojok ASI Ekslusif
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013, harus disediakan satu ruangan khusus untuk menyusui atau memerah susu di sarana umum.
Ruangan Pojok ASI ekslusif ini juga boleh dimanfaatkan untuk tujuan
mempromosikan program ASI ekslusif.
d. Inisiasi Menyusui Dini
Bidan desa/ bidan poned/ kader akan berperan memberikan pengarahan kepada ibu untuk memberikan kesempatan kepada bayi memulai/inisiasi menyusu sendiri segera
11
setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu setidaknya satu jam atau lebih sampai menyusu pertama selesai.
e, Pencatatan dan Pelaporan
Dilakukan dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP2TP)
4.2.2.2 Proses 4.2.2.2.1 Perencanaan Perencanaan tertulis mengenai:
a. Penyuluhan i) Perorangan
Akan dilakukan pada setiap hari kerja oleh bidan kepada ibu yang mempunyai bayi berusia 0-6 bulan melalui wawancara di UPTD Puskesmas Batujaya, jam 08.00-14.00. Wawancara diberikan terutama untuk ibu yang dating ke balai KIA sama ada untuk penimbangan, imunisasi mahupun balai pengobatan umum.
ii) Kelompok (dilakukan di posyandu setiap bulan)
Akan diadakannya penyuluhan mengenai ASI Eksklusif dan cara menyusui yang benar kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan, akan dilaksanakan sebanyak satu bulan sekali di posyandu yang dibantu oleh kader.
b. Pelatihan Kader Mengenai ASI ekslusif
Akan dilakukan penjadwalan pelatihan kader mengenai program ASI Eksklusif yang disediakan oleh petugas Program Gizi dan disesuaikan dengan anggaran operasional yang tersedia
c. Pojok ASI Ekslusif
Akan disediakan suatu ruangan tertutup yang khusus buat ibu menyusui di Puskesmas beroperasi setiap hari 24 jam dengan beberapa kerusi dan seorang petugas puskesmas yang dapat mempromosikan usaha ASI Eksklusif pada hari bekerja jam 0800-1400.
12
d. Inisiasi Menyusui Dini
Bidan desa/ bidan poned/ kader akan berperan memberikan pengarahan kepada ibu untuk memberikan kesempatan kepada bayi memulai/inisiasi menyusu sendiri segera setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu setidaknya satu jam atau lebih sampai menyusu pertama selesai.
e, Pencatatan dan Pelaporan i) Pencatatan
Aktif Dilakukan setiap hari kerja pukul 0800-1200 WIB oleh bidan desa/ bidan poned
ii) Pelaporan
Dilakukan pelaporan 1 kali per bulan pada laporan bulanan Puskesmas. Untuk pelaporan ASI Eksklusif dilakukan dua bulan dalam setahun iaitu bulan Februari dan Augustus
4.2.2.2.2 Organisasi
Terdapat struktur organisasi tertulis dalam menjalankan program ASI ekslusif,: I. Penanggung Jawab Program-program kesehatan di Puskesmas: H. Eko Susanto,M.Kes (Kepala Puskesmas) II. Koordinator dan Petugas Operasional Program Gizi: Ibu Lilis Suryana III.Konselor ASI: Ipah Latifah, Am.Keb
13
4.2.2.2.3 Pelaksanaan
a. Penyuluhan i) Perorangan
Dilakukan pada setiap hari kerja oleh bidan kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi berusia 0-6 bulan melalui wawancara di UPTD Puskesmas Batujaya, jam 08.0014.00.
ii) Kelompok
Adanya penyuluhan di posyandu dan masyarakat, namun tidak dilakukan setiap bulan. Berapa kali penyuluhan dalam satu tahun sulit dinilai akibat tidak adanya bukti pencatatan dan pelaporan dari bidan di puskesmas mahupun di posyandu.
b. Pelatihan Kader Mengenai ASI ekslusif
Belum dilakukan pelatihan kader pada tahun 2015.
c. Pojok ASI Ekslusif
Tidak ada Pojok ASI ekslusif. Ruangan yang sebenarnya dikhususkan untuk Pojok ASI ekslusif saat ini digunakan sebagai ruangan untuk pemeriksaan IVA.
d. Inisiasi Menyusui Dini
Bidan desa/ bidan poned/ kader akan memberikan pengarahan kepada ibu untuk memberikan kesempatan kepada bayi memulai/inisiasi menyusu sendiri segera setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu setidaknya satu jam atau lebih sampai menyusu pertama selesai. Namun begitu, tidak ada sebarang dokumentasi atau pelaporan mengenai program ini.
14
e, Pencatatan dan Pelaporan i) Pencatatan
Dilakukan oleh masing-masing bidan desa.
ii) Pelaporan
Dilakukan pelaporan 2 kali per tahun yaitu pada bulan Febuari dan Agustus.
4.2.2.2.4 Pengawasan a. Pertemuan / Rapat
Tiap bulan diadakan 1 kali rapat di Puskesmas Batujaya dan dipimpin oleh kepala Puskesmas untuk mengetahui apakah program berjalan sesuai dengan rencana (12 kali per tahun).
Penilaian mengenai seluruh hasil kegiatan yang digunakan untuk menentukan program tahun depan, diadakan 1 tahun sekali.
4.2.2.3 Keluaran 4.2.2.3.1 Cakupan Penyuluhan:
a. Cakupan penyuluhan perorangan : (
286 ) × 100% = 30.8% 929
b. Cakupan penyuluhan berkelompok di luar gedung: (
90 ) × 100% = 34.1% 264
4.2.2.3.2 Cakupan ASI Eksklusif
a. Jumlah sasaran bayi 0-6 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batujaya pada bulan Febuari 2015 : 469 bayi b. Jumlah bayi yang mendapatkan Asi Eksklusif sampai dengan bulan Febuari 2015: dengan cakupan pada bulan februari adalah 39.02%
15
Tabel 1: Bayi yang mendapatkan Asi Eksklusif sampai dengan bulan Febuari 2015 No
Desa
Jumlah Bayi 0-6 Bulan
Asi Ekslusif
1
Kutaampel
8
6
2
Telukbango
99
35
3
Telukambulu
84
33
4
Karyabakti
28
13
5
Batujaya
25
14
6
Baturaden
37
11
7
Segaran
83
36
8
Segarjaya
26
5
9
Karyamakmur
50
20
10
Karyamulya
29
10
Jumlah
469
183
c. Jumlah sasaran bayi 0-6 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batujaya pada bulan Agustus 2015 : 470 bayi d. Jumlah bayi mendapatkan Asi Eksklusif sampai dengan bulan Agustus 2015: dengan ini cakupan pada bulan augustus adalah sebanyak 49.36%
16
Tabel 2: Bayi yang mendapatkan Asi Eksklusif sampai dengan bulan Agustus 2015 No
Desa
Jumlah Bayi 0-6 Bulan
Asi Ekslusif
1
Kutaampel
17
9
2
Telukbango
99
54
3
Telukambulu
60
23
4
Karyabakti
84
41
5
Batujaya
26
18
6
Baturaden
36
17
7
Segaran
71
31
8
Segarjaya
21
12
9
Karyamakmur
38
15
10
Karyamulya
18
12
Jumlah
470
232
e. % Asi Eksklusif periode Januari sampai dengan Agustus 2015: % 𝑏𝑎𝑦𝑖 0 − 6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝐴𝑠𝑖𝐸𝑘𝑠𝑘𝑙𝑢𝑠𝑖𝑓 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑏𝑎𝑦𝑖 0−6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝐴𝑆𝐼𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑏𝑎𝑦𝑖 0−6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑎𝑑𝑎𝑑𝑖𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑥 100%7
415 =( ) 𝑥100% = 44.2% 939
4.2.2.3.4 Cakupan Inisiasi Menyusui Dini: Tidak tersedia data 4.2.2.3.5 Cakupan Pencatatan dan Pelaporan : Dua kali pertahun (Febuari dan Agustus)
4.2.2.4 Lingkungan 4.2.2.4.1 Fisik
Lokasi Puskesmas : Mudah dijangkau oleh bidan desa.
Transportasi : Tersedia sarana transportasi 17
Fasilitas Kesehatan lain : Ada
4.2.2.4.2 Non Fisik
Pendidikan : Mayoritas berpendidikan SMP (32,41%)
Sosial Ekonomi : Mayoritas bekerja sebagai buruh tani (40.18%)
Sosial Budaya :Kemandirian masyarakat masih rendah (Cakupan Posyandu Purnama dan Mandiri: 9.62%)
4.2.2.5 Umpan Balik
Tidak ada pelaporan ASI ekslusif bulanan.
Tidak ada pelaporan Inisiasi Menyusui Dini.
Tidak tersedia Pojok ASI ekslusif.
4.2.2.6 Dampak
Dampak langsung : Memenuhi kebutuhan asupan gizi bayi 0-6 bulan: Belum dapat dinilai
Dampak tidak langsung : Mengurangi angka kesakitan dan kematian anak: Belum dapat dinilai
18
Bab V Pembahasan No I
Variable
Tolok Ukur
Cakupan
Masalah
80%
44.2%
+ 35.8%
66.7%
34.1%
+32.6%
Aktif
Tidak Aktif
+100%
Ada
Tidak Ada
+
1x/tahun
Tidak Ada
+
Adanya pelaporan
Tidak ada
bulanan:
pelaporan
bulanan:
Keluaran •
Cakupan ASI Eksklusifperiode Januari sampai dengan Agustus 2015
•
Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan kelompok di luar gedung
•
Kegiatan Pojok ASI Eksklusif
II
Masukan Sarana (Material) Non-Medis Ruangan Pojok ASI
III
Proses Pelaksanaan (Actuating)
Pelatihan Kader
Pencatatan dan Pelaporan
ASI ekslusif
+
ASI 19
ekslusif
Inisiasi Menyusui
Dini
Inisiasi Menyusui Dini
IV Lingkungan Non-Fisik
Tingkat pendidikan
Tidak mempengaruhi keberhasilan program
Sosial ekonomi
Tidak menghambat keberhasilan program
Sosial budaya
Menjadi hambatan, pendidikan mayoritas adalah
+
tingkat SMP
Menjadi hambatan keberhasilan
+
program Menjadi hambatan
Tidak
keberhasilan
menghambat
program, masih
keberhasilan
rendahnya
program
kemandirian
+
mayarakat
Keterangan : Variabel selain yang tertera di atas, tidak memiliki masalah berdasarkan tolok ukur keberhasilan.
20
Bab VI Perumusan masalah
6.1.Masalah menurut keluaran:
Cakupan ASI ekslusif periode Januari sampai dengan Agustus 2015 sebesar 44.2% dari tolak ukur 80%.
Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan diluar gedung sebesar 34.1% dari tolak ukur 66.67%.
Tidak ada kegiatan Pojok ASI ekslusif (+100%)
6.2.Masalah (dari unsur lain) masalah penyebab:
6.2.1. Masukan:
Tidak ada Pojok ASI Eksklusif
6.2.2. Pelaksanaan:
Tidak ada pelatihan kader mengenai ASI ekslusif pada tahun 2015.
Tidak ada pelaporan bulanan untuk ASI ekslusif dan Inisiasi Menyusui Dini
6.2.3. Lingkungan:
Tingkat pendidikan masyarakat rendah, 32,41% penduduk mayoritas mempunyai pendidikan tingkat SMP
Sosial ekonomi masyarakat rendah, mayoritas (40.18%) berkerja sebagai buruh tani.
Kemandirian masyarakat masih rendah, hanya terdapat 9.62% Posyandu Mandiri dan Purnama
21
Bab VII Prioritas Masalah
7.1. Keterangan masalah: a. Cakupan ASI periode Januari sampai dengan Agustus sebesar 44.2% dari tolak ukur 80%. b. Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan diluar gedung sebesar 34.1% dari tolak ukur 66.67%. c. Tidak ada kegiatan Pojok ASI ekslusif (+100%)
7.2. Prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan metode sederhana: No
Parameter
a
b
c
1
Besarnya masalah
4
3
5
2
Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
5
4
3
3
Keuntungan sosial yang diperoleh
5
4
3
4
Teknologi yang tersedia
3
3
3
5
Sumber daya yang tersedia
4
4
3
Jumlah
21
18
17
7.3. Derajat masalah: 1 = tidak penting 2 = kurang penting 3 = cukup penting 4 = penting 22
5 = sangat penting 7.4. Berdasarkan parameter di atas, 2 masalah yang mejadi prioritas masalah adalah: a. Cakupan ASI ekslusif periode Januari sampai dengan Agustus 2015 sebesar 44.2% dari tolak ukur 80%. b. Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan diluar gedung sebesar 34.1% dari tolak ukur 66.67%.
23
Bab VIII Penyelesaian masalah
Masalah 1: Cakupan ASI ekslusif periode Januari sampai dengan Agustus sebesar 44.2% dari tolak ukur 80%.
Penyebab Masalah:
Masih terdapat banyak mitos mengenai ASI seperti bayi lapar seandainya hanya diberikan ASI, susu kuning (kolostrum) harus dibuang dan sebagainya lagi.
Kurangnya kerjasama lintas program dengan tenaga kesehatan lain. o Mayoritas program ASI eksklusif dijalankan oleh para bidan desa/bidan PONED.
Pencatatan dan pelaporan kurang dilaksanakan, terutamanya untuk laporan ASI ekslusif bulanan dan program Inisiasi Menyusui Dini.
Hal ini memungkinkan terjadinya
gambaran keberhasilan program yang tidak cocok dengan keadaan sebenarnya.
Penyelesaian Masalah:
Untuk menghilangkan mitos-mitos ini, perlu ditingkatkan kegiatan penyuluhan dan juga pemberdayaan masyarakat. Perencanaan tertulis mengenai penanggungjawab kegiatankegiatan ini mungkin diperlukan.
Meningkatkan kerjasama lintas program dalam menjalankan program ASI eksklusif, terutamanya dengan bagian promosi kesehatan.
Pelatihan kader juga akan dapat
membantu dalam menyampaikan informasi mengenai ASI ekslusif kepada masyarakat.
Memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan semua program yang terkait dengan ASI ekslusif.
24
Masalah 2:Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan diluar gedung sebesar 34.1% dari tolak ukur 66.67%.
Penyebab Masalah: •
Tidak ada perencanaan tertulis mengenai topik penyuluhan dan penanggungjawab penyuluhan kelompok. •
Waktu, topik dan penanggungjawab penyuluhan ditentukan secara spontan. Biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan desa, bagian promkes, Koass) seandainya mempunyai kesempatan waktu.
•
Tidak ada pengawasan penyuluhan ASI ekslusif. •
•
Tidak ada pelaporan rutin penyuluhan ASI ekslusif di posyandu.
Kurangnya tenaga kerja. •
Mayoritas kegiatan di posyandu dijalankan oleh bidan desa, terutamanya pemeriksaan ibu hamil, suntikan imunisasi, dan penyuluhan. Apabila jumlah masyarakat yang datang banyak, penyuluhan biasanya tidak sempat dilakukan dan hal ini secara tidak langsung menjejaskan focus terhadap penyuluhan
•
Alokasi penggunaan dana belum terstruktur •
Terdapat dana yang diberikan untuk para kader kesehatan. Alokasi penggunaan dana diserahkan kepada para kader kesehatan. Sering terjadi kekurangan dana dalam melaksanakan program di posyandu.
Penyelesaian Masalah:
Menyusun pembagian tugas yang jelas, rinci, dan tertulis mengenai petugas yang bertanggungjawab dalam melakukan penyuluhan di tempat-tempat pelayanan kesehatan.
Diadakan pelaporan rutin mengenai penyuluhan ASI ekslusif.
Menambahkan sumber daya manusia.
Boleh dilakukan dengan cara menjalankan
pelatihan kader yang sudah direncanakan dan juga mempertingkat kerjasama lintas
25
program (sebagai contoh kerjasama bagian gizi dan bagian promosi kesehatan), dan lintas sektoral (sektor kesehatan dan tokoh masyarakat).
Mengalokasikan penggunaan dana secara terstruktur, dan jelas. Sebagai contoh berapa persen dana yang harus digunakan untuk Program Makanan Tambahan, keperluan penyuluhan, dan sebagainya lagi.
26
Bab IX Kesimpulan dan saran
A. Kesimpulan Dari hasil penilaian Program ASI Eksklusif yang dilakukan dengan pendekatan sistem di Puskesmas Batujaya untuk periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015, didapatkan beberapa permasalahan dalam Program ASI Eksklusif yang mampu mempengaruhi keberhasilan program ini. Adapun dari hasil evaluasi Program ASI Eksklusif di Puskesmas Batujaya untuk periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015 didapatkan:
Cakupan ASI ekslusif periode Januari sampai dengan Agustus 2015 sebesar 44.2% dari tolak ukur 80%.
Cakupan penyuluhan perorangan 30.79%, mencapai tolak ukur 5%
Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan diluar gedung sebesar 34.1% dari tolak ukur 66.67%.
Tidak ada kegiatan Pojok ASI ekslusif.
Tidak ada pelatihan kader sampai dengan bulan Agustus 2015 (target: satu kali pelatihan pertahun)
Tidak ada pelaporan Inisiasi Menyusui Dini dan ASI ekslusif bulanan.
B. Saran Saran untuk Puskesmas Batujaya: 1. Merencanakan pembagian tugas, dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara rinci dan jelas. 2. Memperbaiki sistem pelaporan terutama untuk program ASI ekslusif, Inisiasi Menyusui Dini, dan penyuluhan.
27
3. Menggerakkan tenaga kesehatan yang ada untuk tujuan mempromosikan program ASI ekslusif. 4. Menyediakan satu ruangan untuk dijadikan Pojok ASI ekslusif. Ruangan ini boleh dimanfaatkan sebagai salah satu sarana untuk mempromosikan ASI ekslusif. 5. Menjalankan pelatihan kader sesuai dengan perencanaan. Apabila saran penyelesaian masalah ini dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh petugas-petugas kesehatan, maka diharapkan dapat membantu keberhasilan program ASI Eksklusif di Puskesmas Batujaya dan masalah-masalah yang sama untuk program ini tidak akan terulang untuk periode berikutnya.
28
Daftar Pustaka: 1. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Situasi dan analisis ASI eksklusif; Jakarta, Kementerian Kesehatan RI, 2014. 2. Keputusan Menteri Kesejatan Republik Indonesia Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia Diunduhdari:http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2013/08/Per menkes-No.-15-th-2013-ttg-Fasilitas-Khusus-Menyusui-dan-Memerah-ASI.pdf 3. Departemen Kesehatan RI, Paket modul kegiatan inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif 6 bulan; Jakarta, Kementerian Kesehatan RI, 2008 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013 Diunduhdari:http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2013/08/Per menkes-No.-15-th-2013-ttg-Fasilitas-Khusus-Menyusui-dan-Memerah-ASI.pdf 5. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Pelindungan Anak RI, Pedoman
peningkatan penerapan 10 langkap menuju keberhasilan menyusui yang responsive gender bagi pusat dan daerah. Jakarta, 2010 6. Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Batujaya bulan Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015. 7. Direktorat Gizi Masyarakat, Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Miniman (SPM) Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat; Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2004.
29