Evaluasi Ujian.docx

  • Uploaded by: ramadani oktavia
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Evaluasi Ujian.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,330
  • Pages: 90
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.R DENGAN PRE OPERASI ATAS INDIKASI CA MAMMAE DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH (CW) RSUP DR.M.DJAMIL PADANG

LAPORAN EVALUSI PRAKTEK KLINIK

OLEH :

SRI AHMELISA 16112026

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 2019

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.R DENGAN PRE OPERASI ATAS INDIKASI CA MAMMAE DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH (CW) RSUP DR.M.DJAMIL PADANG

LAPORAN EVALUASI PRAKTEK KLINIK

OLEH :

SRI AHMELISA NIM: 16112026

Pembimbing klinik

(

Pembimbing Akademik

)

(

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 2019

)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.R DENGAN PRE OPERASI ATAS INDIKASI CA MAMMAE DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH RSUP DR.M.DJAMIL PADANG

LAPORAN EVALUASI PRAKTEK KLINIK

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

OLEH :

SRI AHMELISA NIM: 16112026

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 2019

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmad, hidayat,serta karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan laporan evaluasi praktek klinik yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.R DENGAN PRE OPERASI ATAS INDIKASI CA MAMMAE DI RUANG RAWAT INAP (CW) RSUP DR.M.DJAMIL PADANG “ dengan baik. Penulis menyadari dengan segala ketertabatasan yang dimiliki, studi kasus ini masih belum sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan studi kasus ini. Selesainya penulis studi kasus ini,tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, untuk itu segala kerendahan hati dan penuh penghargaan penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Ibu Ns. Nova Fridalni, S.Kep, M.Biomed selaku pembimbing akademik yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan evaluasi praktek klinik ini. 2. Bapak Yusrizal,BSC selaku Pembimbing klinik yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan evaluasi praktek klinik ini. 3. Teristimewa kedua orang tua saya yang telah memberikan do’a dan dukungan baik secara moril maupun materil kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu memberkahi kita dengan kesehatan dan kebahagian dunia akhirat. 4. Sahabat dan teman dekat utama ilham taqwa yang selalu memberikan support dan semangat kepada penulis.

5. Rekan-rekan mahasiswa yang senasip dan seperjuangan tempat menumpahkan keluh kesah selama masa praktek klinik, dan memberikan semangat serta bantuan bagi penulis. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan memberi kemudahan pada penulis dalam menyelesaikan studi kasus ini.penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan studi kasus ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pihak penguji demi kesempurnaan laporan studi kasus ini.

Padang 8 Maret 2019

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kanker pastinya selalu menjadi kata yang menakutkan bagi kita semua orang, sebab penyakit ini tergolong sebagai salah satu pentakit dengan angka kematian yang sangat tinggi. Berbeda dengan laki-laki, wanita cendrung lebih rentan untuk terserang beberapa jenis kanker, seperti carsinoma mammae, rahim, leher rahim, atau caindung telur. Ca (neoplasma ganas) merupakan istilah yang mencakup sekelompok komples dari berbagai jenis penyakit kanker. Ca mammae merupakan penyakit yang bisa menyebabkan kematian pada wanita. Ca mammae terjadi karna adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan deferensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa bisa dekendalikan (Hamid, 2014). Menurut data WHO (worid health organization) tahun 2017, insiden ca mammae meningkat dari 12,7 juta kasus pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2016. Diperkirakan pada tahun 2030 insidens ca mammae dapat mencapai 28 juta orang dan 18 juta diantaranya meninggal akibat ca mammae, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadianya akan lebih cepat. Berdasarkan data kemenkes tahun 2014 kanker payudara adalah jenis kanker dengan presentase kematian tertinggi dengan 12.9 orang pada perempuan.pada tahun 2014 jumlah penderita kanker payudara paling banyak ditemukan di jawa tengah yakni 11.511 0rang(kemenkes,2015)

Kanker payudara termasuk salah satu penyakit tidak menular yang cenderung terus meningkat setiap tahunnya, sehingga dapat di katakana bahwa beban yang harus ditanggung dunia akibat penyakit tersebut semakin meningkat.Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berlipat ganda.Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.Penyakit ini terjadi hamper seluruh nya pada wanita,tetapi dapat juga terjadi pada pria. Penyebab kanker payudara sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti, diduga penyebab kanker payudara adalah multifaktorial (Yulianti, 2016). Menurut Jane Wardle dari Badan Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian besar wanita di setiap Negara tidak menyadari factor pola hidup dapat memengaruhi resiko mereka terserang kanker payudara.Hanya 5% yang menyadari bahwa menyantap makanan, minuman alcohol serta kurang berolahraga beresiko terserang kanker payudara (Kollinko, 2011). Menurut miller (2008), sebanyak 16%-25% klien menderita ca sekaligus depresi dan setelah klien terdiagnosa ca mammae pada tahun pertama, 48% wanita mengalami kecemasan dan depresi. Dampak depresi pada penderita ca tidak hanya pada penderitanya saja, tetapi juga bisa berakibat pada keluarganya yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup penderita bila penanganannya tidak adekuat. Sedangkan dampak fisik bagi penderita dengan ca mammae ini berupa penurunan fungsi salah satu organ tubuh, rasa nyeri dan perubahan fisik karna efek samping dari pengobatan yang dijalani klien. Adapun peran perawat untuk mengatasi ca mammae yaitu perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosa keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat

sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar klien, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembanganny. Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan perawat dapat membantu klien mendapatkan kembali kesehatan melalui proses penyembuhan dan perawat diharapkan lebih memfokuskan asuhan pada kebutuhan klien secara holistik,meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spritual dan sosial. Dan perawat juga berperan sebagai edukator atau pendidik dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit, tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan prilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Dan perawat juga berperan sebagai komunitator/komunikasi dapat dilakukan dengan memberikan perawatan yang efektif, memberikan perlindungan bagi klien dari ancaman terhadap kesehatan, mengoordinasi dan mengatur asuhan keperawatan, membantu klien dalam rehabilitasi, memberi kenyamanan, membantu klien dan kluarga dalam membuat keputusan. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan dengan pasien Ca mammae di instalasi bedah (cw) Rumah sakit RSUP DR.M.DJAMIL PADANG

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah ada di atas, maka dapat dirumuskan masalah adalah sebagai berikut “Bagaimana penerapan asuhan keperawatan dengan Ca mammae di ruangan bedah (cw) RSUP DR.M.DJAMIL PADANG

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan Ca mammae di RSUP.Dr.M.Djamil Padang. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan Ca mammae di ruang bedah (cw) RSUP.Dr.M.Djamil Padang. b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan dengan pasien Ca mammae di ruang bedah (cw) RSUP.Dr.M.Djamil Padang. c. Mampu membuat perencanaan dengan pasien Ca mammae di ruang bedah (cw) RSUP.Dr.M.Djamil Padang. d. Mampu Membuat tindakan keperawatan dengan pasien Ca mammae di ruang bedah (cw) RSUP.Dr.M.Djamil Padang. e. Mampu mengevaluasi dari tindakan keperawatan yang telah di berikan pada pasien pada pasien dengan Ca mammae di ruang bedah (cw) RSUP.Dr.M.Djamil Padang. f. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien dengan Ca mammae di ruang bedah (cw) RSUP.Dr.M.Djamil Padang.

D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis sendiri dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Ca mammae 2. Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan dan masukan dari informasi bagi institusi rumah sakit dan tenaga kesehatan terhadap Ca mammae. 3. Bagi STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang Dapat dijadikan bahan informasi dan pembelajaran atau masukan untuk menambah wawasan bagi dosen dan mahasiswa STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang tentang Ca mammae.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A.Konsep Dasar 1.pengertian Carcinoma mammae Ca merupakan penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh menjadi sel kanker,sedangkan tumor adalah kondisi dimana pertumbuhan sel tidak normal sehingga membentuk suatu lesi atau dalam banyak kasus,benjolan di tubuh (Astrid,dkk,2015). Ca mammae adalah penyakit dimana sel-sel (kanker) yang ganas terdeteksi dalam jaringan payudara. Sel-sel kanker ini kemudian menyebar di dalam jaringan atau organ tubuh dan ke bagian tubuh yang lain (Erni, 2013). Ca mammae atau carcinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Nanda ,2015). .

2. Anatomi fisiologi Mammae terletak di antara tulang iga kedua dan keenam atau ketujuh, melekat pada jaringan otot dan jaringan ikat( fasia). Sekitar dua pertiga mammae terletak diatas otot pektoralis mayor dengan perluasan ke arah aksila dan seperyiga bagian bawah terletak di atas otot seratus mayor.mammae merupakan perlengkap alat reproduksi perempuan, dan berfungsi memproduksi susu untuk nutrisi.

Gambar 1.1 Anatomi mammae (Hamid, 2014) Mammae terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Korpus atau badan Yaitu bagian yang membesar, terdiri dari parenkim atau jaringan kelenjer dan stroma atau jaringan penunjang. Parenkim merupakan struktur yang di dalam nya terdapat alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi air susu. Alveolus juga dikelilingi pembuluh darah yang membawa zat-zat makanan ke dalam sel kelenjer untuk di proses dan disintesa

menjadi air susu ibu( ASI). Stroma terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah, saraf dan limfa. 2. Areola Yaitu bagian yang lebih hitam dari mammae, mengelilingi puting.pada areola terdapat beberapa kelenjer montgomery yang mengeluarkan cairan untuk membuat mammae lemas dan lentur. 3. Papilla( puting) Yaitu bagian yang menonjol di puncak mammae. Pada puting terdapat 15-20 lubang yang merupakan saluran susu keluar. 3.Etiologi Faktor resiko menurut hamid 2014 : a) Penggunaan hormon Laporan dari harvard school of public health mengatakan bahwa pengguna terapi estrogen replacement penyakit ca mammae meningkat secara signitifikan .suatu metanalisis menytakan bahwa meskipun para pengguna kontrasepsi oral tidak memiliki resiko terserang penyakit ca mamamae akan tetapi dalam waktu yang cukup lama nemiliki resiko tinggi terserang sebelum masa monopouse.sel sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas. b) Obesitas Pbesitas karna kurangnya aktivitas fisik menyumbang sekitar 80% resiko terkena ca mammae.obesitas memiliki hubungan dengan jumlah hormon estrogen yang disimpan

semakin banyk pula hormon estrogen yang terperangkap dalam jaringan lemak, yang merupakan bahan bakar utama pertumbuhan sel ca mammae. c) Mengkonsumsi makanan yang berlemak makanan yang lemak tinggi seperti keju mentega yogurt es krim dan makanan penutup merupakan maknan yang bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan. Karna makanan yang di produksi dengan pasokan susu saat ini cendrung memiliki tingkat estrogen tinggi yang bisa menimbulkan ca mammae.

d) Penyakit fibrokistik Perubahan pada jaringan mammae ditandai dengan benjolan mammae sering menyebabkan rasa tidak nyaman dan bersifat periodik dengan hormonal dari siklus menstruasi yang disebut sebagai penyakit fibrokstik. e) Terpapar radiasi Tingkat kemungkinan terburuk atau efek samping yang akan dialami dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas adalah meningkat resiko ca mammae. f) Riwayat keluarga dan faktor genetik Terdapat peningkatan resiko keganasan pada wanita yang keluarganya menglami ca mammae. Pada studi genetik ditemukan ca mammae berhubungan dengan erat dengan gen tertentu . g) Nulipara atau usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama Wanita yang mempunyai anak pertama setelah berusia 30 tahun mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami ca mmmae dibandingkan dengan wankita yang punya anak pertama sebelum usi 20 tahun atau usia lebih dari 35 tahun

h) Menarche dini Mengalami sirkulasi dini hormone estrogen sepanjang hidupnya lebih lama. Hormon estrogen bisa merangsang pertumbuhan duktus pertama dalam kelenjer mammae. i) Penggunaan hormon dan kontrasepsi oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko tinggi untuk mengalami ca mammae.kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjer mammae. j) Konsumsi alkohol dan rokok Sedikit peningkatan ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol dan rokok. Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan dang genetic. Kanker payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara, pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitudan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan wantu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa. Hormone streoid yang dihasilkan oleh overium juga berperan dalam pembentukan kanker payudara (estradisol dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler). ( Nanda, 2015)

4.Patofisiologi Carcinoma mammae berasal jari jaringan epitel dan paling sering terjadi pasa sistem duktal, awal mula terjadi hiperplasia sel dengan perkembangan sel atipik. Sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan wantu dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar dan dapat diraba berdiameter 1 cm. Pada ukuran itu carsinoma mamae telah bermetastasis, dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan memulai saluran limfe dan aliran darah.( safitri, dkk, 2013).Transformasi sel tadi bentuk dari sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transpormasi yang terdiri dari tahap insiasi promosi dan progresi. Pada saat tahap ini terjadi suatu perubaham dalam bahab genetik sel memancing sel menjadi maglima. Perubahan dalam genetik sel ini disebabkan oleh suatu gen yang disebut dengan karsinogen, yang biasa berupa bahan kimia, virus, atau penyinaran dankarsinogen harus merupakan sinar matahari. Akan tetapi tidak semua sel kepekaan yang sama terhadap karsinogen. Karsinogen harus merupakan mutagen yang dapat menimbulkan mutasi pada gen (hasdianah,dkk, 2014). Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening pada stadium pertama. Besar tumor tidak lebih dari 22.25 cm dan tidak terdapat penyebaran pada kelenjer getah bening ketiak. Pada stadium ini penyembuhan secara sempurna sangat lah tipis dan untuk memeriksa ada atau tidak metastase kebagian tubuh lain.Pada stadium selanjutnya kemungkinan diameter tumor lebih besar dari 2 cm dan telah ditemukan titik-titik pada saluran getah bening di ketiak, akan terjadi penekanan jaringan mammae, peningkatan konsisten mammae dan ukuran mammmae abnormal.Pada stadium tiga tumor telah menyebar ke dinding dada dan menyebabkan pembekakan, bernanah pada puting. Ca telah menyebar ke titik-titik pada

pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyebar kebagian lain dari organ tubuh.Pada satdium ke empat, ukuran tumor tidak bisa ditentukan lagi dan telah menyebar atau bermetastase ke lokasi yang lebih jauh seperti pada tulang,paru-paru, liver, tulang rusuk dan organ tubuh laina.

5.WOC Factor resiko - Penggunaan hormon - Menarche dini - Menopause usia - Penyakit fibrokistik - Terpapar radiasi Konsumsi alcohol lebih dalam 1 hari, dll

Mekanisme hormonal

Genetic

Ketidak seimbangan hormone estrogen & progesterone (kelebihan)

Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2

Reseptor estrogen di epitel payudara berinteraksi dengan promoter pertumbuhan dan factor pertumbuhan fibroblast yang di keluarkan sel kanker payudara Terbentuk mekanisme outrokin perkembangan sel kanker Gangguan proliferasi jaringan epitel dan sistem di duktal Hyperplasia pada sel jaringan epitel dan sistem dultal CA MAMMAE

Peningkatan metabolisme sel kanker

Sel kanker melepas diri dari sel kanker

Perubahan struktur payudara

Metastase sel kanker

Peningkatan konsisten Mammae (adanya benjolan)

6.Manifestasi klinis Melalui aliran darah (hematogen) Sel kanker mangambil sel normal

Otak benjolan yang

Kebutuhan nutrisi dari jaringan tidak terpenuhi sekitarnya,menimbulkan MK : Ketidakseimbangan Nutrisi tidak teratur.

memiliki

Melalui saluran limfe Pembesaran kelenjar limfe Edema limfatik dan kulit bercawak MK: Gangguan Integritas Kulit pinggiran yang

MK : Gangguan Citra Tubuh MK: Ansietas

MK : Nyeri Gejala awal

Mendesak saraf Penyebaran getah bening Metastase axial Infiltrasi ke paru Ekspansi paru menurun

berupa

sebuah

biasanya

berbeda

payudara

di

nyeri

dan biasanya

MK : Gangguan Pola Nafas

Fase awal asimtomatik Pada stadium awal ,jika didorong oleh jari tanggan, benjolan bisa digerakan dengan mudah dibawah kulit Tanda dan gejala lanjut: 1. Kulit cekung 2. Nyeri tekan atau raba 3. Kulit tebal dan pori pori menonjol seperti kulit jeruk Tanda metastase: 1. Nyeri pada bahu , pinggang, punggung bawah 2. Bb turun,mual,muntah 3. Gangguan ke paru-paru 4. Tidak nafsu makan Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit sekitarnya.pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara.kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk penemuan dini kanker payudara masih sulit ditemukan, kebanyakan ditemukan jika sudah teraba oleh pasien. Tanda-tandanya: 1. Terdapat massa utuh kenyal,

biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah ketiak

bentuknya tak beraturan dan terfiksasi. 2. Nyeri di daerah massa 3. Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada area mammae

4. Pengelupasan papilla mammae 5. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting, keluar cairan spontan, kadar desertai darah.(Saferi Wijaya, 2013)

7.stadium Ca mammae a. Stadium 1 Pada stadum ini,benjolan kanker berukuran tidak lrbih dari 2 cm dan tidak bisa dideteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis dibutuhkan dalam stadium ini agar sel kanker tidak menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Kemungkinan 70% pasien bisa sembuh total pada stadium ini. b. Stadium II Pada stadium ini, besarnya benjolan bisa mencapai 2 sampai 5 cm dan tingkat penyebaranya sudah meluas sampai ke daerah ketiak.meskipun benjolan sudah mencapai 5 cm bisa jadi belum menyebar ke mana-mana. Kemungkinan 30-40% pasien bisa sembuh. Untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, biasanya dilakukan operasi. Dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tersisa c. Stadium IIIA Sebanyak 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini. Benjolan sudah berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar hingga ke kelenjer limfa. d. Stadium IIIB

Pada stadium ini, penyebaran sel kanker meliputi seluruh bagian payudara bahkan bisa mencapai kulit dinding dada, tulang rusuk, dan otot dada serta telah menyerang kelenjer limfa secara menyeluruh. Apabila sudah demikian, tidak ada cara lain selain dilakukan operasi pengangkatan payudara. e. Stadium IV Pasa stadium ini, sel-sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lainya, seperti tulang, paru-paru, hati, dan otak. Sel-sel kanker tersebut juga bisa menyerang kulit dan kelenjer limfa yang ada di dalam batang leher sama seperti yang terjadi di stadium III. Tindakan yang harus dilakukan adalah dengan mengangkat payudara. (safitri, dkk,2015)

8.komplikasi a. Gangguan Neurovaskuler b. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang. c. Fraktur patologi d. Fibrosis payudara e. Kematian (presetya, 2014)

9.pemeriksaan penunjang No Jenis pemeriksaan 1

Hasil yang ditemukan

Nilai rujukan

HB : < 12 gram

Hb : 12 gram -16 gram.

Pemeriksaan laboratorium : Hb, Leokosit, dan trambosit

Karna

efek

dari

kemoterapu.

Leukosit : > 10.000/mm Leukosit

:

4000-

meningkat karna sebagai 10.000/mm bentuk dari pertahanan tubuh

untuk

melawan

benda yang

dianggap

asing

kemudian

dan

memeranginya.

Trombosit : >500.000/ul darah meningkat jika ada penyebaran ureum dan Trombosit : 200.000kretinin. 2

500.000/ul darah

Non Invasif a. Mammagafi

Mampu

mendeteksi Tumor tidak teraba pada

tumor yang belum diraba. mammae.

Mampu b. Ultrasound

membedakan

antara kista dengan massa Tidak terdapatnya kista padat pada mammae.

ataupun massa padat

Mengetahui kejanggalan pada mammae. dan ukuran tumor pada ca c. Magnetic

mammae

resonance

mampu Pada gambaran struktur

menggambarkan struktur mammae tidak terdapat

imaging

scan mammae.

tumor ataupun massa.

(MRI)

3

Invasif Biposi terbuka : a.Biopsi eksisi

Mampu

menggangkat Tidak

massa yang terlihat pada massa mammae.

b.Biopsy insisi

terdapatnya pada

daerah

mmmae.

Mampu mengangkat lesi Tidak terdapat lesi pada yang

besar

pada mammae.

mammae. c.Needle

Guided Mampu

Biopsi (NGB)

melihat

lesi Tidak adanya lesi pada

sebelum tindkan klinis.

mammae.

d.Ultrasoynd Guided Mampu menggambarkan Tidak adanya lesi pada Biopsi (UGB)

lesi yang tidak teraba mammae. pada mammae.

e.Nipple

Discharge Mampu

Smear (NDS)

mengevaluasi Tidak terdapat cairan

cairan yang keluar pada (bukan ASI) pad daerah daerah puting mammae.

puting mammae.

(safitri, dkk, 2015)

10.penatalaksanaan Ada beberapa penanganan Ca mammae yang tergantung pada stadium klinik penyakitnya, yaitu: A. Mastektomi (semua stadium) Mastektomi adalah operasi pengangkatan mammae. Ada 3 jenis mastektomi,yaitu: 1. Modified radical mastektomi (staium Iv), yaitu operasi pengangkatan seluruh nannae, jaringan mammae di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak. 2. Total (simple) mastektomy (stadium I, II, dan III), yaitu pengangkatan diseluruh mammae saja, tetapi bukan kelenjer ketiak.

3. Radikal mastectomy (stadium I dan II), yaitu operasi pengakatan sebagai dari mammae. Biasanya disebut limpectomy, yaitu pengakatan hanya pada bagian yang mengadung sel kanker, bukan seluruh mammae. B. Radioterapi (stadium I, II dan III) Merupakan proses penyiran pada daerah yang terkena casdangan menggunakan sinar x dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel cayang masih tersisa di mammae setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit de sekitar mammae menjadi hitam serta Hb dan leokosit cendrung menurun akibat radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan lempektomi dan mastektomi. C. Kemoterapi (semua stadium) kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti ca dalan bentuk pil cair, kapsul, atau infus yang bertujuan untuk membunuh sel ca tidak hanya pada mammae, akan tetapi juga seluruh tubuh. Efek sampingnya adalah klien mengalami mual, muntah dan rambut rontok. D. Terapi hormonal (stadium I dan stadium IV) Pertumbuhan ca mammae tergantung pada suplai hormon estrogen, oleh karna itu tindakan mengurangi pembentukan hormon disebut juga dengan therapi anti estrogen karna sistem kerjanya menghambat atau menghentikan kemampunan hormon esterogen yang ada dalam menstimulus perkembangan ca pada mammae. E. Lintasan metabolisme (stadium IV) Asam bifosfonat merupakan senyawa penghabat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh overian

suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukan efektifitas untuk menurunan metastasis sel ca mammae manuju tulang. Walaupun penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunya fungsi ginjal. (Nanda, 2016) 11.pencegahan Pada prinsipnya strategi pencegahan dikelompokan menjadi 3 kelompok besar, begitu pula pada kanker payudara pencegahan yang dilakukan antara lain berupa: a) Pencegahan primer Pencegahan primer pada ca mammae merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan agar orang hidup sehat melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko.pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan sadari( pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukukan secara rutin sehingga memperkecil faktor resiko terkena ca mammae

b) Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu.pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini, salah satunya dengan menggunakan mammografi.

c) Pencegahan tersier Pencegahan tersier biasanya diserahkan pada individu yang telah positif menderita ca mammae. Penanganan yang tepat penderita ca mammae sesuai dengan stadium yang akan mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita( anonim, 2012)

B.ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CA MAMMAE 1.pengkajian a. identitas klien Biasa nya meliputi nama, No MR, umur, pekerjaan, agama, jenis kelamin, tanggal masuk, alamat dan penanggung jawab. b. Riwayat kesehatan 1) riwayat kesehatan dahulu umumnya klien mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit mammae jinak. Biasanya wanita yang mempunyai tumor mammae disertai perubahan epitel poliferatif mempunyai resiko dua kali lipat biasnya mengalami ca mammae, wanita dengan hiperkalsia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat mengalami penyakit ini.

2) Riwayat kesehatan sekarang Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada mammae yang dapat diraba dengan tanggan, makin lama benjolan ini makin mengeras bentuknya tidak beraturan. Biasanya klien mengatakan nyeri ( sakit) pada mammae saat benjolan mulai membesar. Kulit mammae mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema.klien mengeluh keluar nya cairan spontan disertai darah. Biasanya klien mengatakan sakit kepala,pandangan kabur, nyeri pada bahu , pinggang dan punngung bawah.terdapat kelainan kulit dan klien akan sesak nafas bila sudah bermetastase paru.

3) Riwayat kesehatan keluaraga Biasanya pada kanker payudara lebih beresiko meningkatnya pada perempuan yang mempunyai orang tua/ibu atau saudara perempuan yang terkena kanker payudara. c. pemeriksaan fisik 1. keadaan umum klien a) tingkat kesadaran

:biasanya composmentis

b) Tekanan darah

:biasanya meningkat karna penyakitnya (normal 120/80

mmhg) c) Suhu

:biasanya dalam rentan normal(normal 36-37)

d) Nadi

:biasanya meningkat (normal60-100x/manit)

e) Pernafasan

:biasanya meningkat (normal >26x/menit.

2. Kepala 1) Rambut Biasanya rambut dan kepala pasien tampak bersih,jika dilakukan pengobatan kemotrapi biasanya rambut klien akan rontok. 2) Wajah Biasanya wajah klien tidak terdapat edema. 3) Mata Biasanya mata klien simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor dan berespon terhadap rangsangan cahaya. 4) Hidung

Biasanya klien tidak memakai alat bantu pernafasan, tidak ada sceret, lubang hidung simetris kiri dan kanan 5) Bibir Biasanya mukosa bibir merah muda dan lembab. 6) Lidah Biasanya letak simetris dan merah muda. 7) Telinga Biasanya pendengaran klien baik tidak ada terganggu 3. Leher Biasanya tidak ada pembesaran kelenjer getah bening. 4. Dada dan thorak Pada ca mammae stadium 1 I. :biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan

karan ca mammae

membengkak dengan ukuran 1-2 cm. P. :biasanya taksil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karna ca belum bermetastase ke organ lain. P. :biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru. A. :biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi yang hampir terdengar seluruh lapangan paru dan inspirasi lebih panjang,lebih keras, madanya lebih tinggi dari ekspirasi.dan suara nafas tambahan tidak ada seperti ronchi dan wheezing.

Pada ca mammae stadium II I. :biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan disebabkan karna ca mammae sudah berukuran 2-5 cm P. :biasanya taktil fremitus pada paru-aru kiri dan kanan ca mammae belum bermetastase ke organ lain. P. :biasanya akan terdengar sonoe pada lapangan dada karna ca belom mengalami metastase. A. :biasanya akan ada bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru dan inspirasi lebih keras, dan nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. Biasanya bunyi nafas klien tidak terdengar broncovesikuler dengan bronchial, suara nafas tambahan tidak ada, seperti bunyi nafas rochi dan wheezing.

Pada ca mammae stadium III A I. :biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan desebabkan karna pembengkakan dan tumor yang sudah meluas dalam mammae besar tumor 5-10 cm. P. :biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karna ca belum bermetastase. P. :masih terdengar sonor dari lapangan paru karna ca mammae belom bermetastase A. :biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (hamir seluruh lapangan paru dan inspirasi lebih keras, ndanya lebih tinggi dari ekspirasi dan broncovesikuler yaitu pada daerah suprastenal, interscapula, campuran antar vesikuler dengan bronchial. Dan suara nafas tambahan tidak ada.

Pada ca mammae stadium III B I. :biasanya bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan disebabkan oleh pembengkakan ca sudah melebar keseluruh bagian mamae dan bahkan mencapai kulit dinding dada dan tulang rusuk atau otot dada. P. :biasanya tidak fremitus kiri dan kanan karna ca sudah bermetastase ke organ lain seperti tulang rusuk dinding dada dan otot dada, yang menyebabkan compresive atelekstastik dan penumpukan infiltate. P. :biasanya akan terdengar bunyi redup yang dapat ditentukan pada infiltate paru dimana parenkim paru lebih padat atau mengandung sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-paru klien disebabkan pada paru-paru klien didapatkan berisi cairan bermetastase pada orga paru-paru A. :biasanya bunyi nafas klien terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang lebih keras nada tinggi dari pada inspirasi dan terdapat suara tambahan seperti ronchi dan wheezing. Disebabkan oleh ca telah menyebar keseluruh tubuh bagian mammae, dan mencapai kedinding dada, tulang rusuk dan otot dada sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan ekspansi paru. Pada ca mammae stadium IV I. :biasanya bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan disebabkan karna pembengkakan dan metastae jauh ke organ lain yaitu paru-paru P. :biasanya tidak fremitus kiri dan kanan karna ca sudah bermetastase ke orga yang lebih jauh seperti paru-paru sehinga mengakibatkan paru-paru mengalami kerusakan dan tidak mampu melakukan fungsinya.

P. :biasanya terdengar pekak pada paru-paru klien yang disebabkan karna paru-paru klien terdapat cairan yang disebut juga dengan efusi pleura akibat metstase dari ca mammae yang berlanjut dan nafas klien akan terasa sesak. A. :biasanya bunyi nafas klien terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang lebih keras nada lebih tinggi dari pada inspirasi dan terdengar suara tambahan seperti wheezing ini,disebabkan karna ca telah menyebar keseluruh bagian mammae dan mencapai kedinding dada tulang rusuk dan otot dada sehingga mengakibatkan terjadingan penurunan ekspansi paru dan confensif sehingga terjadi penumpukan secret pada daerah lobus paru. 5. Jantung I

:biasanya ictus cordis tidak terlihat

P

:biasanya ictus cordis teraba 1 jari

P

:biasanya batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II linea stralis deksa batas jantung kiri RIC V, 1 jari media line clavikulari sinistra

A

:biasanya irama jantung murni, murmur (-)

6. Abdomen I

:biasanya tidak ad pembesaran abdomen

P

:biasanya bisisng usus normal (5-12x/manit)

P

:biasanya lien hepar tidak teraba

A

:biasanya tympani.

7. Genitourinaria Biasanya genatalia bersih dan tidak terpasang kateter.

8. Ekstremitas Biasanya eksremitas simetri kiri dan kanan, tidak ada oedema dan tidk ada bekas luka pada ekremitas klien. 9. Sistem integumen Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit klien tidak elastis. 10. pola kebiasan sehari-hari NO pola aktivitas 1

Sehat

sakit

biasanya tidak ada

bisanya stadium

gangguan pada

lanjut biasanya

makanya

klien akan

Nutrisi a. Makan

mengalami biasanya makan normal

perubahan pada

3x sehari

mengecap makanan dan mencerna

biasanya mempunyai

makanan

kebiasan makan yang berkolesterol tinggi

b. Minum

biasanya minum 7-8

biasanya klien

gelas sehari

minum kurang dari 8 gelas sehari

2

Eliminasi

a. Miksi

biasanya

tidak

ada biasanya saat sakit

gangguan BAK

frekuensi

BAK

klien kurang dari biasanya frekuensi BAK normalnya (kurang 1500 cc

dari 1500 cc)

biasanya

disetai

keluhan

selama

BAK agak nyeri

b. defekas i

biasanya

tidak

ada biasanya frekuensi

gangguan pada BAB

BAB

klien

mengalami biasanya frekuensi BAB gangguan 2x sehri

3

Istirahat dan tidur

Biasanya

tidak

ada Biasanya

klien

gangguan saat tidur dan mengalami biasanya

klien

tidur kesulitan

selama 7-9 jam sehari

untuk

tidur karna nyeri

yang

dirasakan

pada mammae 4

Kebersihan diri

Biasanya klien mandi 2x Biasanya

pada

sehari,menggosok gigi stadium lanjut klien 2x sehari dan mencuci tidak rambut 2z sehari

mampu

melakukan kebersihn terhadap dirinya sendiri dan biasanya dibantu

11. data sosial ekonomi biasanya keluarga klien akan mengalami kesulitan keuangan dalam menjalankan pengobatan klien.

12. data psikososial biasnya emosi klien tidak stabil biasa nya klien mudah marah,merasa cemas akan penyakit. 13. data spritual biasanya saat sehat kegiatan beribadah klien dijalankan dengan lancar sedangkan saat sakit masih tetap beribadah walaupun sering terganggu oleh terapi dan tindakan medis.

2.diagnosa kepeawatan 1. nyeri akut b.d agen biologis 2. Ketidakefektifan pola nafas b.d ekspansi paru menurun 3. Ansietas b.d status kesehatan 3.intervensi keperawatan No

Diagnosa

NOC

NIC

keperawatan 1

Nyeri akut b.d Kontrol Nyeri faktor biologis

Manajemen Nyeri

Skala Outcome:

1. Lakukan

1. Secara

nyeri

pengkajian komprehensif

konsisten

yang meliputi lokasi

menunjukkan

karakteristik,

mengenali

onset/durasi,

nyeri

frekuensi,

kualitas,

intensitas

atau

kapan

terjadi 2. Secara

beratnya

konsisten menunjukkan

nyeri

dan

faktor pencetus. 2. Gunakan

strategi

menggambark

komunikasi terpeutik

an

untuk

faktor

penyebab

mengetahui

pengalaman nyeri dan sampaikan

3. Secara

penerimaan

konsisten

pasien

terhadap nyeri.

menunjukkan

3. Tentukan akibat dari

menggunakan

pengalaman

jurnal

terhadapan

harian

nyeri kualitas

untuk

hidup

memonitor

(misalnya tidur, nafsu

gejala

dari

waktu

ke

waktu 4. Secara konsisten menunjukkan

pasien

makan,

pengertian,

perasaan,

hubungan,

peforma

kerja

tanggung

dan jawab

peran). 4. Gali

bersama

klien

menggunakan

faktor-faktor

analgesik yang

dapat menurunkan dan

direkomendasi

memperberat nyeri.

kan 5. Secara

yang

5. Evaluasi bersama dan tim kesehatan lainnya,

konsisten

mengenai

efektifitas

menunjukkan

tindakan pengontrolan

melaporkan

nyeri

perubahan

digunakan

terhadap gejala

sebelumnya.

yang

pernah

nyeri

pada

6. Berikan

informasi

profesional

mengenai

kesehatan

seperti

6. Secara

nyeri,

nyeri, penyebab

berapa

lama

konsisten

nyeri akan dirasakan

menunjukkan

dan

menggunakan

ketidak

sumber

akibat prosedur.

daya

yang tersedia 7. Secara

antisipasi

dari

nyamanan

7. Kendalikan

faktor

lingkungan yang dapat

konsisten

mempengaruhi respon

menunjukkan

pasien

mengenali apa

ketidaknyamanan.

yang

terkait

terhadap

8. Kurangi atau eliminasi

dengan gejala

faktor-faktor

nyeri

dapat

mencetuskan

atau

meningkatkan

8. Secara konsisten

yang

nyeri.

menunjukkan

9. Pilih

dan

melaporkan

implementasikan

nyeri

tindakan

yang

beragam

(misalnya

terkontrol

yang

farmakologi,

nonfarmakologi, interpersonal)

untuk

memfasilitasi penurunan nyeri sesuai dengan kebutuhan. 10. Ajarkan

prinsip-

prinsip

manajemen

nyeri. 11. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani

nyerinya

dengan tepat. 12. Ajarkan

penggunaan

teknik

non

farmakologi. 13. Dorong pasien untuk menggunakan

obat-

obatan penurun nyeri yang adekuat 14. Berikan

individu

penurun nyeri yang optimal

dengan

peresepan analgesik.

15. Dukung istirahat tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.

2

Ketidakefektif

Status

pernapasan Manajemen jalan nafas

an pola nafas ventilasi :

1. Buka jalan nafas

b.d

2. Posisikan klien untuk

ekspansi

paru menurun

a. Frekuensi pernafasan b. Irama

memaksimalakan ventilasi

pernafasan

3. Indentifikasi

klien

c. Kedalaman

perlunya pemasangan

inspirasi

alat jalan nafas buatan

d. Suara perkusi nafas

bantu

nafas f. Suara

5. Keluarksan dengan

batuk

sekret atau

suction nafas

tambahan g. Retrasi dinding dada

fisiotrapi

dada jika perlu

e. Penggunaan otot

4. Lakukan

6. Auskultasi

suara

nafas,catat

adanya

suara nafas tambahan

h. Dispnea

saat

istirahat

bernafas

i. Gangguan suara

pelan,dalam,berputar saat

auskultasi

dan batuk 8. Atur

j. Pengembangan dinding

7. Motivasi klien untuk

dada

tidak simetris

intake

umtuk

cairan mengoptimalkan keseimbangan 9. Monitor respirasi dan status O2 10. Instruksikan bagaimana

agarbisa

melakuakan

batuk

efektif 11. Posisikan meringankan

untuk sesak

nafas 12. Monitor pernafasan

status dan

oksigenasi,sebagaina mana mestinya Terapi oksigen

1. Bersihkan mulut,hidung

dan

sekret trakea 2. Pertahankan

jalan

nafas yang paten 3. Atur

peralatan

oksigenasi 4. Monitor aliran oksigen 5. Pertahankan

posisi

klien 6. Observasi

adanya

tanda-tanda hipoventilasi 7. Monitor

adanya

kecemasan

klien

terhadap oksigenasi 8. Batasi

aktivitas

merokok 9. Berikan

oksigen

tambahan seperti yang diperintah kan 10. Pastikan penggantian masker oksigen/kanul

nasal

setiap

kali

perangkat digannti 11. Monitor kemampuan klien untuk mentolelir pengan gkatan oksigen ketika makan 12. Konsultasi

dengan

tenaga kesehatan lain mengenai penggunaan oksigen

tambahan

selama

kegiatan

dan/atau tidur 13. Anjurkan klien dan keluarga

mengenai

penggunaan

oksigen

rumah 14. Atur dan ajarkan klien mengenai penggunaan perangkat yang

oksigen

memudahkan

mobilitas Monitor tanda-tanda vital 1. Monitor TTV

2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah 3. Monitor TTVsebelum,selama,d an setelah aktivitas 4. Monitor kualitas dari nadi 5. Monitor frekuensi dan irama pernafasan 6. Auskultasi

tekanan

darah dikedua lengan dan bandingkan 7. Monitor dan laporkan tanda

dan

hipotermia

gejala dan

hipertemia 8. Monitor

irama

dan

tekanan jantung 9. Monitor

pola

pernafasan abnormal 10. Monitor kulit,suhu kelembaban

warna dan

11. Monitor

sianosis

sentral dan perifer 12. Monitor akan adanya kuku(dengan bentuk) clubbing 13. Identifikasi kemungkinanpenyeba b perubahan tandatanda vital 3

Ansietas status kesehatan

b.d 1.TINGKAT KECEMASAN a. Tidak dapat beristirahat b. Perasaan gelisah

PENURUNAN KECEMASAN 1. Gunakan pendekatan yang menegangkan 2. Nyatakan dengan jelas

c. Wajah tegang

harapan jelas terhadap

d. Tidak bisa

klien

mengambil keputusan e. Kesulitanb berkonsentrasi f. Kesulitan dalam penyelesaian msalah

3. Indentifikasi tingkat kecemasan 4. Bantiu klien menganal situasi yang menimbulkan kecemasan

g. Rasa takutr yang

5. Dorong klien untuk

disampaikan

mengungkapkan

secara lisan

persaan, ketakuatan,

h. Menarik dii i. Gangguan tidur j. Perubahan poal buang air besar k. Perubahan pada pola makanan

perpesi 6. Insturusikan klien menggunakan teknik relaksasi 7. Kolaborasi dengan dokter tentang obat untuk mengurangi kecemasan

4.implementasi keperawatan Merupakan langkah keempat dalam proses keperawatan ada studi kasus ca mammae dengan malkukan berbagai strategi keperawatan ( tindakan keperwatan ) khususnya pada ca mammae ini telah dilaksanakan dalam rencana tindakan keperawatan.

5.evaluasi keperawatan Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses asuhan keperawatan, dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus denga melibatkan klien, perawat dan anggota tim kesehatan lainya. Tujuan evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan melakukan pengkajian ulang.

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian 1. Identitas klien Nama

: Ny. R

No mr

: 00.58.08.86

Umur

: 49 tahun

Pekerjan

: Guru

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Perempuan

Tanggal masuk

: 20 Maret 2019

Alamat

: Komp. Sinar limau manis Unand pauh koto luar

Penanggung jawab

: keluarga

Diagnosa medis

: ca mammae

Riwayat alergi

:tidak ada

2. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan dahulu Keluarga mengatakan terdapat benjolan pada mammae sebelah kiri sejak 2 tahun yang lalu benjolan awalnya kecil sebesar kelereng, karna tidak merasa menggangu klien, benjolan tersebut hanya dibiarkan.klien sudah pernah dibawa kerumah sakit

di Yos sudarso dan disarankan untuk di operasi biopsi. Keluarga memutuskan untuk melakukan operasi biopsi, klien juga menggunakan obat tradisional seperti daun sirsak dan daun sirih merah. Klien mengatakan dulu klien sering mengkonsumsi makanan siap saji sejak klien masih berumur 10 tahun. Klien dulunya sering makan makanan seperti mie instan, makanan yang berlemak dan pada saat sudah berumah tangga klien juga sering menambahkan zat tambahan pada makanan seperti ajinomoto,sasa, rayco dan bumbu penyedap lainya.

b. Riwayat kesehatan sekarang Pre operasi Klien mengatakan masuk ke IGD RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 20 februari jam 10.00 wib dengan keluhan nyeri pada benjolan pada bagian mammae sebelah kanan sejak 3 bulan yang lalu saat dilakukan pengkajian pada 8 maret 2019 jam 08.00 wib, klien mengeluhkan nyeri di daerah bekas operasi biopsi,klien melakukan operasi biopsi mammae sebelah kanan pada tahun 2017 dan sekarang merasakan nyeri seperti ditusuk-tusuk adanya luka dan cairan pada mammae sebelah kanan dan klien mengalami sesak nafas, sulit untuk mengambil nafas. c. Riwayat kesehatan keluarga Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien. Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga memiliki penyakit seperti hipertensi, diabetes,jantung, dll.

3. Pemeriksaan fisink a) Keadaan umum 1) Tingkat kesadaran

: compos metis

2) Berat badan

: 50 kg

3) Tinggi badan

: 155 cm

4) Suhu

: 36,6 c

5) Tekanan darah

: 130/70 mmhg

6) Nadi

: 106x/menit

7) Pernafasaan

: 25x/menit

b) Kepala 1) Warna rambut klien hitam, rambut tampak sedikit rontok, kulit kepala kurang bersih, dan tidak ada luka

2) Wajah Wajah klien tampak simetris,warna sama dengan keadaan sekitar,wajah dalam keadaan pucat dan ekspresi meringis. 3) Mata Tanpak simetris kiri dan kanan. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, fungsi pengelihatan baik. 4) Hidung Tampak simetris kiri dan kanan,tidak ada sekret,tidak ada pernafasan cuping hidung. 5) Mulut

Mukosa bibir tampak lembab, gigi klien lengkap, ada sedikit caries 6) Telingga Telinga klien tampak simetris kiri dan kanan, telinga tampak bersih tidak ada serumen, dan fungsi pendengaran klien baik. 7) Leher Tidak ada pembesarajn kelenjker geah bening. 8) Dada atau thorak Inspeksi

: Bentuk dada klien tampak tidak simetris kiri dan kanan, mammae sebelah kanan tampak membesar karna telah adanya benjolan dan telah dilakukan operasi biopsi, tampak di tutupi perban.

palpasi

: Fremitus sama kiri dan kanan karena kanker belom menyebar

Perkusi

: Terdengar sonor dari lapangan paru

Auskultasi

: Bunyi nafas terdengar vesikuler, suara nafas tambahan tidak ada.

9) Jantung Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Ictus cordis teraba 1 jari di ric ke v linea clavicula sinitra

Perkusi

: Pekak

Auskultasi

: Irama jantung teratur

10) mammae Inspeksi

: Payudara sebelah kanan terdapat luka, cairan dan di balut, keadaan luka bersih, panjang luka 6cm.

11) Abdomen Inspeksi

: Tidak ada luka dan pembesaran abdomen

Auskultsi

: Bising usus normal (10x/menit)

Palpasi

: Tidak terdapat pembesaran hepar

Perkusi

: Tympani

12) Genitaurinaria Genetalia pasien tampak bersih, dan klien tidak terpasang kateter 13) Ekstremitas Atas

: Simetris kiri kanan, tidak ada luka, tidak ada oedema dan terpasang infus pada eksremitas atas sebelah kanan.

Bawah

: Simetris kiri kanan, tidak ada luka , tidak ada oedema dan tidak terpasang infus

Kekuatan otot 444

444

444

444

14) Sistem integumen Tugor kulit baik, tidak terdapat luka dan tidak trdapat oedema.

4. Pola kebiasaan sehari hari No Pola kebiasaan 1

Sehat

Sakit

Nutrisi A.makan

Pola makan klien normal 3x Pola makan klien normal 3x sehari,

Jenis

makanan sehari dengan posi sedikit,

nasi,lauk pauk dan sayuran, Jenis makanan MB Klien biasanya suka makan makan

deangan

tambahan

penyedap makanan seperti ajinomoto.

Klien B.minum

minum

7-8

perhari, Jenis minuman air perhari, Jenis minuman air putih .

2

gelas Klien minum 4-6 gelas

putih

Eliminasi A.miksi

Bak klien 6-7 kali sehari Klien bak 4-5 kali sehari dengan warna urin kuning dengan warna urin kuning jernih dan berbau pesing

keruh dan berbau pesing

Bab klien 1-2 kali sehari Bab kliien 1x sehari kadang B. Defekasi

dengan

konsistensi

setengah

padat,

berwarna fases

kuning dan baerbau

3

Istirahat

feses tidak ada bab dalam sehari setengah

padat,

berwarna kuning dan berbau

dan Tidur klien selama 6-8 jam Tidur klien 4-5 jam sehari,

tidue

sehari, Tidur klien nyenyak Klien mengatakan kadang dan tidak ada gangguang saat tidak bisa tidur karena nyeri tidur

pada mammae sebelah kanan yang

dirasakan

klien.

Setelah diberikan obat anti nyeri

klien

bisa

mandi

1x

tidur

kembali 4

Kebersihan diri Klien

mandi

2x

sehari, Klien

sehari,

menggosok gigi 2x sehari dan menggospk gigi 2x sehari klien sendiri

mampu

melakukan dan klien di bantu ke kamar mandi oleh ibu klien

5. Data sosial ekonomi Klien mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suami klien bekerja sebagai pedangang, klien mengatakan bahwa penggobatan klien di tanggung oleh bpjs. 6. Data psikososial Klien mengatakan masih cemas dengan kondisinya sekarang, klien merasa asing terhadap bagian tubuh yang terganggu.

7. Data spritual Selama di rumah sakit klien jarang melakukan ibadah. 8. Pengobatan a) Cefriaxon 2x1 mg b) Ranitidin 2x1 mg c) Ketaroax 2x1 ampul drip pada rl d) Cairan infus rl 8 jam/kolf

9. Pemeriksaan penunjang Hasil labor tanggal 25 maret 2019 Jenis pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai rujukan

Hemoglobin

12,8

G/d

12,00-14,00

Leukosit

7870

/mm

5.000-10.000

Trombosit

355.000

/mm

150.000-400.000

Hematokrit

36

%

37,00-43,00

Ureum darah

19

Mg/dl

10,0-50,0

Kreatinin darah

0,8

Mg/dl

0,6-1,1

Kalsium

9,3

Mg?dl

8,1-10,4

Natrium

140

Mmol/l

136-145

Kalium

4,0

Mmol/l

3,5-5,1

Klorida serum

106

Mmol/l

97-111

Satuan

Nilai rujukan

Hasil labor tanggal 1 maret 2019 Jenis pemeriksaan

Hasil

Hemoglobin

11,8

G/d

12,00-14,00

Leukosit

7880

/mm

5.000-10.000

Trombosit

335.000

/mm

150.000-400.000

Hematokrit

36

%

37,00-43,00

Ureum darah

18

Mg/dl

10,0-50,0

Kreatinin darah

0,8

Mg/dl

0,6-1,1

Kalsium

9,1

Mg/dl

8,1-10,4

Natrium

140

Mmol/l

136-145

Kalium

4,0

Mmol/l

3,5-5,1

Klorida serum

106

Mmol/l

97-111

Analisa data No

Data

1

Ds -

Etiologi

Ketidakefektifan

Ekspansi

Klien mengatakan sesak nafas

-

Masalah

Klien

mengatakan

sulit pola nafas

paru

menurun

untuk bernafas Do -

Klien tampak sesak

-

Klien

tampak

terpasang

oksigen sebanyak 5 liter -

Tanda-tanda vital Tekanan

darah

:

130/80mmHg Nadi : 98x/menit Pernapasan : 25x/menit Suhu : 36,8 c

2

Ds:

Nyeri akut -

Klien mengeluhkan nyeri

Agen

cidera

fisik(prosedur pembedahan)

-

Klien mengatakan nyeri timbul

disebabkan

pada

bekas operasi biopsi. -

Klien mengatakan nyeri yang

dirasakan

seperti

ditusuk-tusuk mammae

pada

sebelah

kanan

bekas operasi biopsi. -

Klien mengatakan nyeri ketika bergerak

Do -

Klien tampak meringis

-

Klien tampak lemah

-

Skala nyeri 5

-

Tanda-tanda vital Tekanan

darah

:130/80

mmHg Nadi : 98x/menit Pernapasan : 25x/menit Suhu : 36,8 c

3

Ds

Kerusakan -

Klien mengatakan adanya integritas kulit benjolan, luka dan cairan pada

mammae

sebelah

kanan. -

Klien

mengatakan

mammae

sebelah

kanan

terasa basah Do -

Tampak luka dan cairan pada

mammae

sebelah

kanan bekas operasi biopsi. -

Mammae sebelah kanan tampak basah

-

Mammae sebelah kanan tampak ditutupi perban.

Prosedur invasif

B. Diagnosa keperawatan

No

1

Diagnosa

Tanggal

Keperawatan

Ditegakan

Ketidakefektifan pola nafas 8 Maret 2019 b.d expansi paru menurun

2

Nyeri akut b.d agen cidera 8 Maret 2019 fisik

3

Kerusakan integritas kulit b.d 8 Maret 2019 prosedur invasif

Ttd

C. Intervensi keperawatan No

Dx

Noc

Nic

Keperawatan 1.

Ketidakefektifan pola

nafas

expansi

Status

pernapasan Manajemen jalan nafas

b.d ventilasi : paru

a.

13. Buka jalan nafas

Frekuensi

14. Posisikan klien untuk

pernafasan

memaksimalakan

b.

Irama pernafasan

ventilasi

c.

Kedalaman

menurun

15. Indentifikasi

inspirasi d.

Suara

perlunya perkusi

nafas e.

Penggunaan otot

Suara

Retrasi

nafas

Dispnea

dinding

saat

istirahat i.

16. Lakukan

fisiotrapi

17. Keluarksan

sekret

dengan batuk atau

dada h.

alat

dada jika perlu

tambahan g.

pemasangan

jalan nafas buatan

bantu nafas f.

klien

Gangguan suara saat auskultasi

suction 18. Auskultasi

suara

nafas,catat

adanya

suara nafas tambahan 19. Motivasi klien untuk bernafas

Pengembangan dinding

pelan,dalam,berputar

dada tidak simetris

dan batuk 20. Atur intake umtuk cairan mengoptimalkan keseimbangan 21. Monitor respirasi dan status O2 22. Instruksikan bagaimana agarbisa melakuakan

batuk

efektif 23. Posisikan meringankan

untuk sesak

nafas 24. Monitor pernafasan

status dan

oksigenasi,sebagaina mana mestinya Terapi oksigen 15. Bersihkan mulut,hidung sekret trakea

dan

16. Pertahankan

jalan

nafas yang paten 17. Atur

peralatan

oksigenasi 18. Monitor

aliran

oksigen 19. Pertahankan

posisi

klien 20. Observasi

adanya

tanda-tanda hipoventilasi 21. Monitor kecemasan

adanya klien

terhadap oksigenasi 22. Batasi

aktivitas

merokok 23. Berikan tambahan

oksigen seperti

yang diperintah kan 24. Pastikan penggantian masker oksigen/kanul nasal

setiap kali perangkat digannti 25. yang

memudahkan

mobilitas Monitor tanda-tanda vital 14. Monitor TTV 15. Catat

adanya

fluktuasi

tekanan

darah 16. Monitor TTVsebelum,selama ,dan setelah aktivitas 17. Monitor kualitas dari nadi 18. Monitor

frekuensi

dan irama pernafasan 19. Auskultasi

tekanan

darah dikedua lengan dan bandingkan 20. Monitor

dan

laporkan tanda dan gejala

hipotermia

dan hipertemia

21. Monitor irama dan tekanan jantung 22. Monitor

pola

pernafasan abnormal 23. Monitor kulit,suhu

warna dan

kelembaban 24. Monitor

sianosis

sentral dan perifer 25. Monitor akan adanya kuku(dengan bentuk) clubbing 26. Identifikasi kemungkinanpenyeb ab perubahan tandatanda vital

2

Nyeri akut b.d agen 1. cidera

mampu

mengenali

fisik nyeri penyebab nyeri

1. Lakukan pengkajian nyeri

secara

(orosedur

dan kapan terjadi

kompherensif

pembedahan )

2. mampu memonitor

lokasi,karakteristik,d

gejala dan dari waktu ke

urasi,frekuensi,kualit

waktu.

as

3. mampu melaporkan

presipitasi.

bahwa nyeri berkurang

dan

faktor

2. Observasi reaksi non

dengan manajemen nyeri

verbal

4.

ketidaknyamanan

mampu

mngenali

nyeri

3. Kurangi

(skala,intersitas,frekuens i, dan tanda gejala).

&

faktor

presipitasi nyeri 4. Ajarkan

teknik

5. Dapat menyatakan

relaksasi

non

nyeri

farmakologi

setelah

berkurang

nyeri

5. Tingkatkan istirhat 6. Kolaborasi

dalam

pemberian analgetik.

3.

Kerusakan

1. Mampu

1. Jaga kebersihan kulit

integritas kulit b.d

mempertahankan

agar tetap bersih dan

prosedur invasif

(sensasi,elastisita

kering.

s,temperatur,hidr

2. Mobilisasi pasien

asi,dan

3. Monitor kulit akan

pigmentasi)

adanya kemerahan

2. Tidak luka/lesi

ada

4. Oleskan salaf pada

pada

daerah yang tertekan

kulit

5. Observasi

3. Perfusi jaringan yang baik

pemahaman proses

luka,karakteristik,wa rna, cairan, granulasi 6. Lakukan

perbaikan

perawatan

kulit,mencegah

dengan steril

terjadinya cedera berulang

teknik luka

7. Berikan posisi yang mengurangi tekanan

5. Mampu

pada luka

melindungi kulit dan

dimensi

kedalaman

4. Menunjukkan

dalam

lokasi

luka,

tahan

kelembaban kulit

8. Kolaborasi

dalam

pemberian obat

6. Menunjukkan terjadinya proses luka

2

5

D.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N

Diagno

Hari/t

Implementasi

Hari/t

Evaluasi

T

O

sa

angga

angga

T

kepera

l

l

D

watan 1

Ketidak

Jum’

efektifa

at

2. Posisikan

n pola

8

untuk

nafas

Maret

memaksimalakan

Maret

b.d

2019

ventilasi

2019

expansi

08.00

paru

WIB

1. Buka jalan nafas klien

Jum’

S

at

1. Klien mengatakan

8

sesak nafas 2. Klien mengatakan sulit

3. Indentifikasi klien 08.00 perlunya

bernafas O

menuru

pemasangan alat

3. Klien

n

jalan nafas buatan

sesak

4. Lakukan fisiotrapi

untuk

4. Klien dada

jika perlu

tampak

tampak

terpasang oksigen sebanyak 5 liter

5. Keluarksan sekret

5. Tanda-tanda vital

dengan batuk atau

Tekanan darah :

suction

130/80mmHg Nadi : 98x/menit

6. Auskultasi suara

Pernapasan

nafas,catat

25x/menit

adanya

suara

nafas tambahan 7. Motivasi untuk

:

klien bernafas

pelan,dalam,berp utar dan batuk 8. Atur intake umtuk

Suhu : 36,8 c A

:

masalah

belum

teratasi P : Intervensi dilanjutkan 1. Indentifikasi klien perlunya pemasangan

cairan

alat

mengoptimalkan

nafas buatan

keseimbangan 9. Monitor respirasi dan status O2 10. Instruksikan

jalan

2. Lakukan fisiotrapi dada jika perlu 3. Keluarksan

bagaimana

sekret dengan

agarbisa

batuk

melakuakan

suction

batuk efektif

4. Auskultasi

11. Posisikan

untuk

atau

suara

meringankan

nafas,catat

sesak nafas

adanya suara

12. Monitor

status

pernafasan

dan

oksigenasi,sebaga inamana mestinya 2

nafas tambahan 5. Motivasi klien untuk bernafas pelan,dalam,b erputar

dan

batuk 6. Atur

intake

Nyeri

umtuk cairan

akut b.d

mengoptimal

agen

kan

cidera

keseimbangan

fisik

7. Monitor

(prosed

respirasi dan

ur

status O2

pembed ahan )

8. Instruksikan 1. Melakukan

bagaimana

pengkajianny

agarbisa

eri secar

melakuakan

komprsif

batuk efektif

termasuk lokasi

9. Posisikan untuk

karatekterisrti

meringankan

k durasi dan

sesak nafas

fakor

10. Monitor status

presipitasi

pernafasan

2. Mengkaji

dan

nyeri dengan

oksigenasi,se

PQRST

bagainamana

Dengan hasil:mengetahui lokasi nyeri,lama

mestinya S: 1. Klien

nyeri,nyeri

mengeluhkan

dirasakan

nyeri

seperti,nyeri

2. Klien

terasa di daerah

mengatakan

operasi.

Nyeri timbul

3. Mengontrol

disebabkan pada

lingungan yang dapat

bekas operasi 3. Klien

mempengaruh

mengeluhkan

i nyeri sepert

nyeri yang

suhu ruangan

dirasakan seperti

pencehayan

tertusuk

dan kebiasaan

tusuk,Lokasi

4. Membuat

nyeri dirasakan

susana tenang

pada mammae

untuk pasien.

sebelah kiri yang

5. Klien merasa

pada mammae

tenang

telah di operasi

dengan

4. Klien

suasana yang

mengatakan

telah di buat

Nyeri dirasakan

6. menganjarkan

timbul ketika

teknik non

bergerak dan

farmakologi

nyeri yang

7. Menganjarka

dirasakan hilang

n teknik nafas dalam 8. Klien merasa

timbul 3-5 menit O: 1. Ekspresi wajah

rileks setelah

klien tampak

melakukan

meringis

teknik nafas

2. Skala nyeri 5

dalam 9. Mengabsorsi

Td :130/80 mmhg Suhu :36.5 c

reaksi

Nadi :38x/manit

nonverbal

Pernafasan

dari

:25x/menit

ketidaknyama n

A:

10. Maningkatka

Masalah belom

n istirahat 11. Klien biasanya tidak

teratasi P: 1. Pilih dan

ada tidur

melakukan

siang, dan

penanganan nyeri

perawat

2. Ajarkan teknimk

menyarankan

non farmakologi

klien untuk

seperti teknik

tidur siang 2

nafas dalam

jam 12. Klien dapat melakukan tidur siang 2 jam 13. Berkolaborasi

3. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri 4. Tingkatkan istirahat 5. Kolaborasi

dengan dokter

dengan dokterb

jika ada

jika ada keluhan

keluhan dan

dan tindakan

tindakan nyeri

nyeri tidak

tidak berhasil.

berhasil

6. Pantau ttv

3

Kerusa

Jum’

.

kan

at 8

1. Mampu

S

mempertahan

-

Klien mengatakan

integrit

maret

kan

adanya benjolan,

as kulit

2019

(sensasi,elasti

luka dan cairan

b.d

sitas,temperat

pada

tindaka

ur,hidrasi,dan

sebelah kanan.

n

pigmentasi)

invasif

2. Tidak

-

ada

Klien mengatakan mammae sebelah

luka/lesi pada

kanan

kulit

basah

3. Perfusi jaringan yang

mammae

terasa

O -

baik

Tampak luka dan cairan

4. Menunjukkan

pada

mammae sebelah

pemahaman

kanan

dalam proses

operasi biopsi.

perbaikan

-

Mammae sebelah

kulit,mencega

kanan

h

basah

terjadinya

bekas

tampak

cedera

-

Mammae sebelah

berulang

kanan

5. Mampu

tampak

ditutupi perban.

melindungi

A

kulit

teratasi

dan

tahan kelembaban kulit 6. Menunjukkan

:

Masalah

belum

P: Intervensi dilanjutkan 7. Mampu mempertahan kan

terjadinya

(sensasi,elasti

proses luka

sitas,temperat ur,hidrasi,dan pigmentasi) 8. Tidak

ada

luka/lesi pada kulit 9. Perfusi jaringan yang baik 10. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan

kulit,mencega h

terjadinya

cedera berulang 11. Mampu melindungi kulit

dan

tahan kelembaban kulit 12. Menunjukkan terjadinya proses luka

BAB IV PENUTUP

A.kesimpulan Dari hasil proses keperawatan yang dilaksanakan pada seorang klien dengan ca mammae di instalasi rawat inap bedah (cw) RSUP DR.M.DJAMIL PADANG dapat disimpulkan: 1. Pada pengkajian klien dengan ca mammae data yang dikumpulkan didaptkan dari klien dan pengamatan dari penulis sendiri, seperi identitas klien, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pola kebiasaan sehari-hari dan pemeriksaan laboratorium 2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus berdasarkan dari kondisi dan respon klien sendiri, dan didapkan diagnosa sesuai dengan reoritis yaitu: a. Ketidakefektifan pola nafas b.d expansi paru menurun b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik c. Kerusakan integritas kulit b.d tindakan invasif 3. Rencana keperawatan 3 diagnosa telah ditegakan penulis dapat dilaksanakan semuanya walaupun masih ada beberapa factor yang belom terlaksana.

4. Implementasi yang dilakaukan penulisdapat dilaksanakan dengan baik tanpa hambatan serta lepas dari kerja sama klien dan dengan perawat di ruangan 5. Evaluasi yang dilakukan telah sesuai dengan implementasi, dan penulis dapat mengatasi 4 diagnosa yang telah ditegakan.

B.SARAN Adapun saran dari yang disampaikan penulis antara lain: 1. Bagi penulis Bagi penulis bisa menambah wawasan dan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pedoman dalam perawatan klien dengan ca mammae dan memberikan asuhan keperawtan kepada klien dengan sebaik-baiknya. 2. Bagi institusi pendidik Agar dapar bermanfaat serta menambah wawasan dan sebagai bahan referensi untuk kasus penelitian dimana yang akan dating dan sebagai bahan bacaan yang akan dating. 3. Bagi RSUP DR.M.DJAMIL PADANG Suapaya dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan fasilitas yang memadai proses kesehatan supaya dapat mengurangi resiko semakin parahnya penyakit maupun bertambahnya penyakit lain bagi klien

4. Bagi klien Setelah diberikan asuhan keperawatn ca mammae klien mampu untuk lebih meningkatkan harga diri dan menerima dengan baik terhadap penyakit yang dideritanya, supaya klien bisa beraktifitas kembali dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Profil kesehatan indonesia.jakarta, 2015 : kementrian kesehatan indonesia. Jurnal gusti ayu resa dyanti, 2016 Savitri Astrid, dkk. 2015. Kupas Tuntas KANKER PAYUDARA DAN LEHER RAHIM & RAHIM. Pustaka baru press: yogyakarta. APLIKASI asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA NICNOC, 2015. Yogyakarta : Mediaction. Hasdianah , dkk, 2014. Patologi & patofisiologi penyakit. Andra saferi, dkk, 2013. Keperawatan medikal bedah.

Related Documents

Evaluasi
May 2020 47
Evaluasi Ujian.docx
December 2019 34
Evaluasi Rm.xlsx
June 2020 13
Frm Evaluasi
November 2019 29

More Documents from "Sani Sarif"

Presentation1.pptx
December 2019 17
Evaluasi Ujian.docx
December 2019 34
Tugas Klipping.docx
June 2020 32
Kerangka Tubuh.docx
November 2019 51
Mading Kamar 4.docx
December 2019 34