BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan (Ali, 2009). Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien. Pada akhirnya, penerapan proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan pada klien (Asmadi, 2008). Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan (Suarli & Bahtiar, 2009). Pada Asuhan Keperawatan Keluarga kali ini terfokus pada Evaluasi yang akan diterapkan. Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment). Secara umum, evaluasi ditujukan untuk: 1) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan. 2) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum. 3) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai (Asmadi, 2008).
1
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Proses Asuhan Keperawatan Keluarga? 2. Apa pengertian dari evaluasi?
C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Mahasiswa mampu menginterpretasikan evaluasi keperawatan dalam suatu asuhan keperawatan. 2. Mahasiswa mampu menganalisa suatu kasus dan membuat evaluasi dalam asuhan keperawatan.
D. Manfaat Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan keluarga. 2. Mahasiswa mampu membuat suatu evaluasi dalam proses asuhan keperawatan. 3. Mahasiswa mampu mengimplementasikan suatu asuhan keperawatan dan evaluasi keperawatannya.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Peran
Perawat memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan
Keluarga Dalam (Setiadi, 2008), memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain: 1. Pemberian Asuhan Keperwatan kepada anggota keluarga. 2. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga. 3. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga. 4. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau. 5. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat. 6. Penyulun dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk tentang Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah perawatan keluarga.
B. Proses Asuhan keperawatan keluarga 1. Pengkajian Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya (Murwani, 2008). Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah: a. Data umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi: 1. Nama kepala keluarga (KK) 2. Alamat dan telepon 3. Pekerjaan kepala keluarga 4. Pendidikan kepala keluarga 5. Komposisi keluarga
3
6. Tipe keluarga: Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut. 7. Tipe bangsa: Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan. 8. Agama: Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan. 9. Status sosial ekonomi keluarga: Status ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentuka pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga. 10.
Aktivitas rekreasi keluarga: Rekreasi keluarga tidak
hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi. b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah: 1. Tahap
perkembangan
keluarga
saat
ini
Tahap
perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti 2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas
perkembangan
tersebut
belum
terpenuhi. 3. Riwayat keluarga Inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
4
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadiankejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan. 4. Riwayat keluarga sebelumnya Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri. c. Data lingkungan : 1. Karakteristik
rumah
Karakteristik
rumah
dididentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah. 2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan
fisik,
setempat,
aturan/
budaya
kesepakatan
setempat
yang
penduduk
mempengaruhi
kesehatan. 3. Mobiltas keluarga
geografis
keluarga
Mobilitas
geografis
ditentukan
dengan
kebiasaan
keluarga
berpindah tempat. 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan
sejauh
mana
keluarga
interaksinya
dengan
masyarakat. 5. Sistem pendukung keluarga Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
5
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup, fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat. d. Struktur keluarga : 1. Pola komunikasi keluarga: Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga. 2. Struktur kekuatan keluarga: Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. 3. Struktur peran: Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal. 4. Nilai atau norma keluarga: Menjelaskan mengenai nilai dan
norma
yang
dianut
oleh
keluarga,
yang
berhubungan denga kesehatan. e. Fungsi-fungsi keluarga : 1. Fungsi afektif: Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga,
dan
bagaimana
keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai. 2. Fungsi sosialisasi : Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku. 3. Fungsi perawatan kesehatan : Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan
keluarga
di
dalam
melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
6
keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,
menciptakan
lingkungan
meningkatkan
kesehatan,
memanfaatkan
fasilitas
dan
yang
keluarga
kesehatan
yang
dapat mampu terdapat
dilingkungan setempat. 4. Fungsi reproduksi : Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga adalah: i.
Berapa jumlah anak
ii.
Bagaimana
keluarga
merencanakan
jumlah
anggota keluarga iii.
Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
f. Fungsi ekonomi: Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah: a. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan b. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat
dalam
upaya
peningkatan
status
kesehatan keluarga. g. Stres dan koping keluarga 1. Stresor jangka pendek dan panjang Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan. 2. Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
7
Kemampuan
keluarga
berespon
terhadap
situasi/stresor Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi/stresor. 3. Strategi koping yang digunakan Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila meghadapi permasalahan. 4. Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan
keluarga
bila
menghadapi
permasalahan. h. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. i. Harapan keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada. 2. Penerapan prioritas masalah Skala untuk menentukan prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga (Bailon dan Maglaya, 1978 dalam Murwani, 2008).
C. Pengertian Evaluasi Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Dalam melakukan dilakukan evaluasi
tindakan keperawatan, perlu
keperawatan. Evaluasi keperawatan merupakan tahap
akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan
8
penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila belum berhasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam
satu
kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan
secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mungukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan.
Apabila
dalam
penilaian
ternyata tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor: 1. Tujuan tidak realistis 2. Tindakan keperawatan yang tidak tepat 3. Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.
Dimensi dalam penilaian:
1. Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan 2. Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu, tanaga dan bahan/peralatan yang diperlukan 3. Kecocokan, dilakukan
dikaitkan
dengan
kesanggupan
tindakan
yang
untuk memecahkan masalah dengan baik sesuai dengan
pertimbangan professional 4. Kecukupan,
menyinggung
kelengkapan
dari
tindakan
apakah
semua tindakan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
9
D. Jenis Evaluasi Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan proses dan evaluasi akhir). Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Evaluasi berjalan (sumatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. format yang dipakai adalah format SOAP. 2. Evaluasi akhir (formatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. keduanya,
Bila terdapat
kesenjangan diantara
mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu
ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.
E. Kriteria dan Standar Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang
dapat
menunjukkan
member petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. tingkat
membandingkan
pelaksanaan
pelaksanaan
yang
yang
diinginkan
sebenarnya.
Standar
Standar untuk akan
memberitahukan apakah tingkat pelaksanaan atau keadaan menunjukkan keberhasilan atau tercapainya tujuan.
F. Langkah-Langkah Evaluasi : 1. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi 2. Mengumpulkan data baru tentang klien 3. Menafsirkan data baru 4. Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku 5. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan 6. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
10
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilain dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesedihan keluarga. Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan, baik kepada individu maupun keluarga adalah sebagai berikut : 1. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana keluarga mengatasi masalah tersebut. 2. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai. 3. Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat berhubungan dengan sumber proses atau hasil, bergantung kepada dimensi evaluasi yang diingunkan. 4. Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber data yang diperlukan. 5. Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan standar untuk evaluasi. 6. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau pelaksanaan yang kurang memuaskan. 7. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai, perlu ditentukan alasan kemungkinan tujuan tidak realistis, tindakan tidak tepat, atau kemungkinan ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi. Macam-macam evaluasi proses keperawatan ada dua yaitu evaluasi kuantitatif atau evaluasi kualitatif. 1. Evaluasi kuantitatif Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas, jumlah pelayanan, atau kegiatan yang telah dikerjakan. Misalkan jumlah keluarga yang dibina atau jumlah imunisasi yang telah diberikan. Evaluasi kuaantitatif sering digunakan dalam kesehatan karena lebih mudah dikerjakan bila dibandingkan dengan evaluasi kualitatif. Pada evaluasi kuantitatif jumlah kegiatan dianggap dapat memberikan hasil yang memuaskan.
11
2. Evaluasi kualitatif Evaluasi kalitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait. a. Struktur atau sumber Evaluasi stuktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia atau bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Upaya keperawatan yang terkait antara lain: Kecakapan atau kualifikasi perawat Minat atau dorongan Waktu atau tenaga yang digunakan Macam dan banyaknya peralatan yang digunakan Dana yang tersedia b. Proses Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Misalnya mutu penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada keluarga lansia dengan masalah nutrisi. c. Hasil Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya kesanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas Luasnya evaluasi Evaluasi sebagai proses dipusatkan pada pencapaian tujuan dengan memperhatikan keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi dapat dipusatkan pada tiga dimensi, yaitu: 1) efesiensi atau tepat guna, evaluasi ini dikaitkan dengan sumber daya yang digunakan, misalnya uang, waktu, tenaga, atau bahan. 2) Kecocokan (appropriateness), evaluasi ini dikaitkan dengan adanya kesesuaian antara tindakan keperawatan yang dilakukan dengan pertimbangan professional. 3) Kecukupan (adequacy), evaluasi ini dilakukan dengan kelengkapan tindakan keperawatan yang dilakukan
12
untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan. Kegiatan dan evaluasi Kegiatan adalah tindakan untuk mencapai
tujuan.
Kegiatan
adalah
hal-hal
yang
dikerjakan oleh perawat untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Sedangkan hasil adalah akibat dari kegiatan yang telah dilakukan. Hasil dari perawatan klien dapat diukur melalui tiga bidang. 1. keadaan fisik, keadaan fisik dapat diobservasi melalui suhu tubuh yang turun, berat badan naik, dan perubahan tanda klinik. 2.
psikologis
sikap,
seperti
perasaan
cemas
berkurang, keluarga bersikap positif terhadap petugas kesehatan. 3. pengetahuan tentang perilaku, misalnya keluarga dapat menjalankan petunjuk yang diberikan keluarga, dapat menjelaskan manfaat dari tindakan keperawatan. Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir asuhan keperawatan. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional menurut Murwani (2008) : S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjectif setelah dilakukan intervensi keperawatan. O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan. A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosis. P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan evaluasi.
13
Format Evaluasi secara umum : Tanggal/Waktu
No.Dx 1
Evaluasi S : data Subjektif O : data Objektif A : Assesment P : Planning
14