Etika Politik Awalludin Kaitan Sosialisme.docx

  • Uploaded by: Awalludin Mustaqiem
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Etika Politik Awalludin Kaitan Sosialisme.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 736
  • Pages: 4
Nama : Awalludin Mustaqiem NIM : 3301416038 Makul : Etika Politik

Soal! Adakah Kaitan sosialisme dengan PPKn? Jawaban : Akar Sosialisme Indonesia Dalam catatan sejarah, terdapat beberapa periode yang menandai lahir dan berkembangnya sosialisme Indonesia, diantaranya; Gerakan Kaum Samin yang meletus di Jawa Tengah pada 1890. Samin pemimpin gerakan tersebut melakukan perlawanan terhadap pembayaran pajak dan menuntut kebebasan atas campur tangan kolonialis Belanda. Pengamat menilai bahwa inilah manifesto komunis murni pertama di Indonesia. Sosialisme Islam, lahirnya Serikat Dagang Islam pada tahun 1905, dan utamanya saat berubahnya nama dan orientasi organisasi tersebut. Dari Sarikat Dagang Islam menjadi Sarikat Islam, dan dari orientasi advokasi perdagangan pribumi muslim menjadi advokasi sosial-politik pada tahun 1912 yang diprakarsai oleh ketua umumnya saat itu, yakni Hadji Oemar Said Cokroaminoto. Berdirinya ISDV atau Serikat Sosial Demokrat Indonesia di Indonesia pada tahun 1914 oleh para aktivis sosialis Belanda dan pelajar serta tahanan pribumi di Belanda yang prihatin dengan rakyat di Indonesia. Pada dekade 1920, organisasi ini kemudian berubah nama menjadi PKI (Perserikatan Komunis Indonesia). Gerakan Nasionalis yang dipelopori oleh Tan Malaka dengan tulisan Menuju Republik

Indonesia pada tahun 1926, Indonesia Menggugat karya Ir. Soekarno pada tahun 1926, Islam dan Sosialisme karya Cokromianoto pada tahun 1926, kembalinya Hatta dan Syahrir dari studinya di Belanda, dan maraknya organisasi-organisasi berbasis sosialisme Indonesia seperti PNI (Partai Nasionalis Indonesia), Partindo (Partai Indonesia), Perhimpunan Indonesia, dan lainnya. Karakteristik Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia merujuk pada karakteristik sosialisme ala Indonesia. Gaya sosialisme Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibanding gaya sosialisme manapun yang ada di dunia. Pembeda tersebut berupa adat istiadat bangsa Indonesia dan akseptabilitasnya dengan kehidupan beragama. Adat istiadat yang dimaksud seperti falsafah gotong royong, musyawarah dan mufakat. Sementara kehidupan beragama yang dimaksud adalah animism-dinamisme, Hindu-Budha, dan Islam. Globalisasi dan modernisasi memang banyak mengubah kehidupan bangsa Indonesia. Tetapi jika ada yang tidak bisa diubahnya, itu adalah gotong royong, musyawarah dan mufakat. Gotong royong adalah sikap tolong menolong dalam melakukan sesuatu. Misalnya dalam membangun irigasi pertanian, membangun rel kereta api, bangsa Indonesia sering melakukan kegiatan tersebut secara tolong menolong bahkan pembuatan rumah pribadi salah seorang warga. Musyawarah merupakan rapat warga desa dalam menyelesaikan suatu persoalan sosial tertentu. Meski di setiap desa terdepat sesepuh atau tetua adat sebagai pemimpin musyawarah, ia tetap memberikan hak dengar dan bicara kepada setiap lapisan masyarakat. Sedangkan mufakat adalah upaya untuk menyatukan aspirasi pada hasil rapat tersebut. Di sisi lain, kehidupan keagamaan di Indonesia menjadi pembeda tersendiri dengan sosialisme ala Eropa. Dukungan Islam terhadap hak-hak sosial, perhatian kepada kaum fakir, miskin, dhuafa yang ditindas, merupakan bukti bahwa ajaran Islam dapat berkolaborasi dengan sosialisme Indonesia. Inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa dua kali PKI dibubarkan di tanah Indonesia, yakni pada

tahun 1927 saat masa pra kemerdekaan dan pada tahun 1965 saat pasca kemerdekaan, yaitu karena sikap sosialisme komunis ala Rusia yang atheis dan menolak praktik hidup keagamaan. Sebagai Umat Islam dan Bangsa Indonesia, HOS Cokromianoto menyadarkan kita bahwa perjuangan menegakkan hak-hak sosial yang dirampas haruslah berdasar ajaran Islam dan persaudaran kebangsaan. Meski Karl Marx berhasil melakukan perjuangan atas hak-hak sosial kaum Barat yang ditindas di Eropa, hal itu tidak boleh kita lakukan. Dengan semangat yang sama, tetapi dengan tujuan yang berbeda. Jika Marx melakukan itu berdasar pandangan dunia materi. Sebagai umat Islam dan Bangsa Indonesia yang memegang teguh nilai-nilai agama, kita harus menegakkan Sosialisme berdasar dan bersandar pada nilai-nilai Ketuhanan. Sosialisme Islam yang berpandangan dunia Tauhid, bertujuan mengutamakan hak-hal sosial, bukan hanya demi persoalan dunia dan kebendaan, tetapi juga akhirat dan Ketuhanan (HOS. Cokroaminoto. Islam dan Sosialisme. 2008, hal 107). Kaitan Sosialisme dengan PPKn Nilai-nilai sosialisme yang baik seperti berpegang pada prinsip kesederajatan dan pemerataan, musyawarah, gotong-royong untuk mencapai kebaikan tujuan bersama , selain itu juga ajaran agama sosialisme yang mendasarkan bahwa ajaran agama manusia harus saling menolong. Nilai-nilai tersebut juga terdapat dalam nilainilai Pancasila terutama pada sila-silanya. Pada kegiatan pembelajaran PPKn misal kesederajatan yaitu guru tidak membedakan darimana latar belakang siswa baik dari keluarga kaya atau miskin tetap dianggap sederajat dalam kelas, pemerataan berarti guru harus adil dan merata dalam memberikan materi pelajaran tidak pilih kasih atau timpang sebelah membedakan mana yang bodoh atau pintar dalam kelas, selain itu dalam mengambil keputusan di kelas guru PPKn dapat menerapkan musyawarah untuk mufakat misal dalam pemilihan ketua kelas atau dalam metode pembelajaran yang bersifat kelompok. Gotong-royong, guru PPKn bisa memberikan instruksi

kepada siswa untuk bekerja sama membersihkan ruangan atau membuat rapi kelas dll. Mengenai agama guru PPKn juga tidak membedakan dari agama mana siswanya, guru PPKn harus menghargai, toleransi terhadap perbedaan agama.

Related Documents


More Documents from "ari nabawi"