Etika Manusia Di Lingkungan Industri Menurut Islam.docx

  • Uploaded by: Ardan Aulia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Etika Manusia Di Lingkungan Industri Menurut Islam.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,412
  • Pages: 22
PAPER ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN “ Etika Manusia Terhadap Lingkungan Industri menurut islam “

Dosen Pengampu : Ir. Agus S. Djamil, M.Sc.

Disusun Oleh : Ardan Aulia Mahsyar ( 11170980000014 ) Syifa ‘Aini Azzahra ( 11170980000022 )

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 1

ABSTRAK Sebagai agama yang bersifat universal, Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya bagaimana beretika terhadap alam dan lingkungan hidup. Alam dan lingkungan hidup merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup manusia. Karena seluruh kebutuhan manusia semua berasal dari alam sekitarnya baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Oleh karena itu islam berpesan melalui Al-qur’an bahwa manusia harus melestarikan alam sekitarnya agar keberlangsungan hidupnya tidak terganggu oleh ulah sekelompok manusia yang tidak mau melestarikan alam. Berdasarkan hal itu, maka ajaran Islam memberikan ramburambu untuk manusia agar juga beretika terhadap lingkungan. Masalah lingkungan hidup dapat muncul karena adanya pemanfaatan sumber daya danaa jasa jasa lingkungan yang berlebihan sehingga meningkatkan berbagai tekanan terhadap lingkungan hidup, baik dalam bentuk kelangkaan sumber daya dan pencemaran maupun kerusakan lingkungan lainnya. Berbagai permasalahan lingkungan hidup, terutama yang berkaitan dengan pencemaran dapatdiketahui contohnya pada lingkungan industri saat ini. Manusia banyak memanfaatkan situasi dari kondisi tanpa berfikir dampak yang akan terjadi setelahnya yang akan menyebabkan kerusakan lingkungan bahkan kerusakan bumi yang dapat mengakibatkan pada manusia itu sendiri. Kata Kunci : Manusia , Etika , Lingkungan

2

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Etika Manusia Terhadap Lingkungan Industri menurut islam “dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun guna melengkapi tugas mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan . Selain itu , makalah ini tidak hanya sekedar wacana , namun dapat menjadi referensi dalam mengembangkan diri pada kehidupan sehari – hari. Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami temui , namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak , makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari, makalah yang kami buat jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna kelengkapan makalah ini. Kami berharap, makalah mengenai “ Etika Manusia Terhadap Lingkungan Industri menurut islam “ yang kami susun dapat memberi manfaat, inspirasi dan menjadi wawasan.

Jakarta, 29 Desember 2018

Penyusun

3

DAFTAR ISI Abstrak...................................................................................................................................... 2 Kata Pengantar ........................................................................................................................ 3 Daftar Isi .................................................................................................................................... 4 BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 5 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 5 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 6 1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 6 1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................. 6 1.5 Hipotesa............................................................................................................................ 7 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 8 2.1 Penjelasan Ajaran Islam Tentang Lingkungan Hidup .................................................... 8 2.2 Etika terhadap Lingkungan dalam Perspektif Ajaran Islam ............................................. 9 2.3 Etika Manusia Terhadap Lingkungan Industri ............................................................... 11 2.4 Etika Bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan di lingkungan industri .................. 14 2.5 Refrensi etika manusia terhadap lingkungan industri dari Al Quran ............................. 17 2.6 Refrensi etika manusia terhadap lingkingan industri dari Hadis .................................. 19 2.7 Penelitian Mengenai Pencemaran lingkungan Industri .................................................. 20 BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 21 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 21 Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 22

4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Lingkungan hidup yang Allah sediakan untuk kehidupan manusia meliputi seluruh jagat raya. Itu semua membuktikan kekuasaan Allah yang tidak terbatas, juga menunjukkan ilmu dan hikmah kemahabijaksanaan-Nya yang sangat sempurna dalam menciptakan jagat raya. Di antara fasilitas lingkungan hidup yang Allah berikan, sebagian manusia masih belum terbesit di hati untuk melestarikannya, malah sebaliknya dengan merusak, mencemari dan mengeksploitasi besar-besaran. Semua itu dilakukan tanpa beretika dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup semata. Berbagai permasalahan lingkungan hidup telah menjadi isu global. Hal ini terbukti dengan munculnya isu-isu kerusakan lingkungan yang semakin terdengar. Di antaranya isu efek rumah kaca, lapisan ozon yang menipis, kenaikan suhu udara, mencairnya es di kutub, pencemaran, dan lain sebagainya. Mungkin sebagian besar orang baru menyadari dan merasakan akan dampak tingkah lakunya di masa lampau yang terlalu berlebihan mengeksploitasi alam secara berlebihan. Permasalahan lingkungan yang kini dihadapi umat manusia umumnya disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena kejadian alam sebagai peristiwa yang harus terjadi sebagai proses dinamika alam itu sendiri. Kedua, bentuk kejadian di atas mengakibatkan ketidakseimbangan pada ekosistem dan ketidaknyamanan kehidupan makhluk hidup baik manusia, flora maupun fauna. Ketidakseimbangan dan ketidaknyamanan tersebut dapat dikatakan sebagai bencana. Untuk itu, 5

sangat diharapkan dari permasalahan ini, untuk sadar dan dapat memahami bagaimana pemanfaatan lingkungan hidup yang baik dan beretika.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut. 1. Penjelasan Ajaran Islam Tentang Lingkungan Hidup 2. Etika terhadap Lingkungan dalam Perspektif Ajaran Islam 3. Etika Manusia Terhadap Lingkungan Industri menurut ajaran islam 4. Rujukan dari Al Quran 5. Rujukan dari Hadis 6. Penelitian Mengenai Pencemaran lingkungan Industri

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari pembahasan makalah ini ialah agar kita dapat memahami problematika lingkungan hidup sekarang, serta dapat memberikan solusi baik di segi etika yang seharusnya maupun dari pandangan islam sendiri terhadap lingkungan tersebut.

1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga dapat memenuhi tugas Islam dan Ilmu Pengetahuan yang diberikan dan sebagai sarana media pembelajaran serta menambah wawasan pengetahuan.

6

1.5 Hipotesa Penulisan Allah SWT telah melarang manusia untuk melakukan perbuatan yang dapat membuat kerusakan lingkungan hidup karena dapat membahayakan kehidupan manusia di muka bumi. Etika adalah aturan mengenai sikap atau perilaku dilingkungan yang sesuai dengan kebiasaan yang ada disekitar. Termasuk sopan santun dalam bersikap atau berbicara. Berbicara mengenai etika dapat dilihat pada sesuatu yang ada disekitar contohnya lingkungan. Etika terhadap lingkungan dapat membicarakan mengenai perilaku manusia terhadap alam, maupun mengenai relasi diantara semua kehidupan alam semesta, antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak terhadap alam, dan antara manusia dengan makhluk lain atau dengan alam secara keseluruhan. Jika seseorang memiliki perilaku yang bijaksana dan arif terhadap lingkungan maka etika yang dimiliki tentang lingkungan akan baik , sebaliknya etika yang salah akan menciptakan malapetaka bagi kehidupan manusia.

Hipotesa : Pencemaran Lingkungan industri akibat perilaku manusia

7

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ajaran Islam tentang Lingkungan Hidup Dalam perspektif Islam Manusia dan lingkungan memiliki hubungan relasi yang sangat erat karena Allah Swt menciptakan alam ini termasuk di dalamnya manusia dan lingkungan dalam keseimbangan dan keserasian. Keseimbangan dan keserasian ini harus dijaga agar tidak mengalami kerusakan. Kelangsungan kehidupan di alam ini pun saling terkait yang jika salah satu komponen mengalami gangguan luar biasa maka akan berpengaruh terhadap komponen yang lain. Dalam perspektif etika lingkungan (etics of environment), komponen paling penting hubungan antara manusia dan lingkungan adalah pengawasan manusia. Tujuan agama adalah melindungi, menjaga serta merawat agama, kehidupan, akal budi dan akal pikir, anak cucu serta sifat juga merawat persamaan serta kebebasan. Melindungi, menjaga dan merawat lingkungan adalah tujuan utama dari hubungan dimaksud. Jika situasi lingkungan semakin terus memburuk maka pada akhirnya kehidupan tidak akan ada lagi tentu saja agama pun tidak akan ada lagi. Manusia sebagai faktor dominan dalam perubahan lingkungan baik dan buruknya dan segala sesuatu yang terjadi dalam lingkungan dan alam. Di dalam Alquran dijelaskan bahwa kerusakan lingkungan baik di darat maupun di laut pelakunya adalah manusia karena eksploitasi yang dilakuakan manusia tidak sebatas memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan tidak mempertimbangkan kelangsungan lingkungan dan keseimbangan alam tetapi lebih didasarkan pada faktor ekonomi, kekuasaan dan pemenuhan nafsu yang tidak bertepi. Kewajiban manusia untuk menjaga lingkungan juga sangat terkait dengan posisi manusia sebagai khalifah di muka bumi dalam bahasa arab diartikan sebagai wakil Allah di muka bumi. Maka manusia memiliki tanggung jawab untuk mengelola bumi dengan sebaikbaiknya sebaga sebuah amanah yang diberikan Allah SWT. Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan khalifah di muka bumi. Secara etimologis, khalifah merupakan bentuk kata dari khulifun yang berarti pihak yang tepat menggantikan posisi pihak yang memberi kepercayaan. Adapun secara terminologis, kata khalifah mempunyai 8

makna fungsional yang berarti mandataris, yakni pihak yang diberi tanggungjawab oleh pemberi mandat (Allah). Dengan demikian, manusia merupakan mandataris-Nya di muka bumi. Menurut Quraisy Shihab kekhalifahan ini mempunyai tiga unsur yang saling berkait, kemudian ditambah unsur keempat yang berada di luar, namun sangat menentukan arti kekhalifahan dalam pandangan Alquran. Ketiga unsur pertama : 1. Manusia, yang dalam hal ini dinamai khalifah 2. Alam raya, yang ditunjuk oleh Allah sebagai bumi 3. Hubungan antara manusia dengan alam dan segala isinya, termasuk dengan manusia (istikhlaf atau tugas-tugas kekhalifahan). Hubungan antara manusia dengan alam atau hubungan manusia dengan sesamanya bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukkan atau antara tuan dengan hamba tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah Swt. Karena kemampuan manusia dalam mengelola bukanlah akibat kekuatan yang dimilikinya tetapi akibat anugerah Allah SWT.

2.2 Etika terhadap Lingkungan dalam Perspektif Ajaran Islam Menurut Islam sebagaimana termaktub dalam Alquran, alam bukan hanya benda yang tidak berarti apa-apa selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Alam dalam pandangan Islam adalah tanda (ayat) “keberadaan” Allah. Alam memberikan jalan bagi manusia untuk mengetahui keberadaan-Nya. Ada dua ajaran dasar yang harus diperahatikan umat Islam keterkaitan dengan etika lingkungan. Pertama, rabbul `alamin. Islam mengajarakan bahwa Allah Swt itu adaah Tuhan semesta alam. Jadi bukan Tuhan manusia atau sekelompok manusia saja. Tetapi Tuhan seluruh alam. Dihadapan Tuhan, sama. Semuanya dilayani oleh Allah sama dengan manusia. Kedua, rahmatal lil`alamin. Artinya manusia diberikan amanat untuk mewujudkan segala perilakunya dalam rangka kasih sayang terhadap seluruh alam. Manusia bertindak dalam semua tindakannya berdasarkan kasih sayang terhadap seluruh alam. Jika makna rabbul `alamin dan rahmatal lil`alamin difahami dengan baik maka tidak akan merusak alam lingkungan.

9

Menurut Muhammad Idris ada tiga tahapan dalam beragama secara tuntas dapat menjadi sebuah landasan etika lingkungan dalam perspektif Islam. Pertama ta`abbud. Bahwa menjaga lingkungan adalah merupakan impelementasi kepatuhan kepada Allah. Karena menjaga lingkungan adalah bagian dari amanah manusia sebagai khalifah. Bahkan dalam ilmu fiqih menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan berstatus hukum wajib karena perintahnya jelasa baik dalam Al Qur`an maupun sabda Rasulullah Saw. Menurut Ali Yafie masalah lingkungan dalam ilmu fiqih masuk dalam bab jinayat (pidana) sehingga jika ada orang yang melakukan pengrusakan terhadap lingkungan dapat dikenakan sangsi atau hukuman. Kedua, ta`aqquli. Perintah menjaga lingkungan secara logika dan akal pikiran memiliki tujuan yang sangat dapat difahami. Lingkungan adalah tempat tinggal dan tempat hidup makhluk hidup. Lingkungan alam telah didesain sedemikian rupa oleh Allah dengan keseimbangan dan keserasiaanya serta saling keterkaitan satu sama lain. Apabila ada ketidak seimbangan atau kerusakan yang dilakukan manusia. Maka akan menimbulkan bencana yang bukan hanya akan menimpa manusia itu sendiri tetapi semua makhluk yang tinggal dan hidup di tempat tersebut akan binasa. Ketiga, takhalluq. Menjaga lingkungan harus menjadi akhlak, tabi`at dan kebiasaan setiap orang. Karena menjaga lingkungan ini menjadi sangat mudah dan sangat indah manakala bersumber dari kebiasaan atau keseharian setiap manusia sehingga keseimbangan dan dan kelestarian alam akan terjadi dengan dengan sendirinya tanpa harus ada ancaman hukuman dan sebab-sebab lain dengan iming-imning tertentu. Berikut adalah prinsip-prinsip yang dapat menjadi pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam, baik perilaku terhadap alam secara langsung maupun perilaku terhadap sesama manusia yang berakibat tertentu terhadap alam: 1. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature) 2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature) 3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity) 4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For Nature)

10

Manusia umumnya bergantung pada keadaan lingkungan sekitar (alam) yang berupa sumber daya alam sebagai penunjang kehidupan sehari-hari, seperti pemanfaatan air, udara, dan tanah yang merupakan sumber alam yang utama . lingkungan yang sehat dapat terwujud jika manusia dan lingkungan dalam kondisi yang baik. Krisis lingkungan yang terjadi pada saat ini adalah efek yang terjadi akibat dari penggelolaan atau pemanfaatan lingkungan manusia tanpa menghiraukan etika. dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi oleh manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Manusia kurang peduli terhadap norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan „hati nurani. Alam dieksploitasi begitu saja dan mencemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan kualitas sumber daya alam seperti punahnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.

2.3 Etika Manusia Terhadap Lingkungan Industri Kehidupan manusia dengan lingkungan industri mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lingkungan sekitar dan lingkungan alam. Hubungan ini sangat tergantung dan dipengaruhi oleh pandangan manusia terhadap lingkungan-lingkungan tersebut. Ada beberapa teori tentang pandangan manusia terhadap lingkungan Industri yaitu :

1. Antroposentrisme Menempatkan manusia sebagai pusat, semuanya demi kepentingan manusia. Teori ini juga disebut human centered ethics Alam sebagai object dan alat untuk pencapaian tujuan manusia Manusia bisa sesukanya untuk berbuat dan mengendalikan alam demi kepentingan dirinya. Alam dianggap penting kalau menguntungkan manusia akan tetap dipelihara, namun bila tidak penting dan demi kepentingan manusia, alam bisa dihancurkan Teori ini yang menyebabkan kehancuran alam, hutan, dan lingkungan. Manusia yang membangun lingkungan industrial tanpa memperhatikan alam sekitarnya dapat menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem dalam lingkungan tersebut. Memang sangat menguntungkan dari segi bisnis dan 11

efisiensi bagi perusahaan yang ada didalamnya, namun alam sekitarnya akan rusak, sehinga muncullah gerakan untuk melindungi lingkungan alam, green peace. 2. Biosentrisme Menempatkan alam memiliki nilai dalam dirinya. Teori ini bertentangan dengan Antroposentrisme. Biosentrisme mendasari moralitas pada keluhuran kehidupan kepada semua mahluk hidup, tidak hanya manusia. Semua kehidupan di dunia ini memiliki moral dan nilai yang sama sehingga harus dilindungi, diselamatkan dan dipelihara sebaik mungkin. Semua mahluk hidup bernilai dalam kehidupan untuk itu semua mahluk hidup, apalagi manusia harus menjaga dan melindungi semua kehidupan dan lingkungan di sekitarnya Manusia bukan merupakan pusat dari kehidupan, semua kehidupan Manusia bukan merupakan pusat dari kehidupan, semua kehidupan sama pentingnya sehingga manusia harus menghargai lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya, dan turut melestarikan komunitas ekologis dengan baik. Seperti dengan membangun pabrik-pabrik industri tanpa mengganggu lahan hijau maupun hutan tempat tinggal flora dan fauna. Jika menempatkan lingkungan industri di sekitar lingkungan alam maka harus dipelihara kelestarian alam tersebut seperti penanaman pohon kembali sesuai jumlah yang terpakai untuk lahan pabrik. Bisa juga dengan mengaplikasikan lahan hijau disekitar lingkungan industri.

3. Ekosentrisme Teori ini merupkan lanjutan dari Biosentrisme. Dalam Biosentrisme hanya memusatkan kepada pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme memusatkan perhatian kepada seluruh komunitas biologis yang hidup maupun yang tidak. Pandangan ini didasari oleh pemahaman ekologis bahwa mahluk hidup maupun benda abiotik saling terkait satu sama lainnya. Udara,air sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Untuk itu semua mahluk hidupan dan bendabenda saling tergantung dan mempengaruhi satu dengan lainnya. Ekosentrime memliki pandangan yang lebih luas yaitu komunitas ekologis seluruhnya. Ekosentrisme menuntut tanggungjawab moral yang sama untuk semua realitas biologis. Teori ini sangat mendukung dan sesuai dengan etika di dalam lingkungan hidup khususnya di lingkungan industri.

12

Tanggung jawab terhadap lingkungan hidup Manusia bertanggung jawab terhadap pemeliharaan lingkungan hidup, karena bila ekosistem terganggu maka akan menggangu eksistensi manusia. Untuk itu menusia harus dapat menjaga dan melestarikan lingkungan hidup Memelihara dan melestarikan lingkungan hidup bukan hanya sekedar masalah sosial, ekonomi, politik, estetika, dan lain sebagainya, namun lebih daripada itu, masalah lingkungan hidup yaitu masalah moral sehingga dituntut pertanggung jawaban moral. Untuk itu perlu dilakukan dengan penuh tanggung jawab sebagai suatu kewajiban bahkan kebutuhan manusia dalam hidupnya.

Contoh nyata dalam lingkungan industri yaitu : 

Memelihara lingkungan pabrik dan sekitarnya dengan tidak membuan sampah sembarangan.



Tidak menebarkan polusi dan limbah pabrik sembarangan



Memelihara lingkungan dalam pabrik dengan tidak membuan sampah sembarangan.



Tidak menebarkan polusi sembarangan, tidak merokok di sembarangan tempat



Menjaga kebersihan lingkungan kerja, kantor, kantin, dan tempat lainnya



Tidak menebang pohon sesukanya untuk dijadikan lahan pabrik

Akibat yang ditimbulkan akibat tidak menjaga lingkungan industri dengan baik yaitu : 

Banjir. Sangat merugikan kehidupan manusia; materi, nyawa, lingkungan hidup dan segala aspek kehidupan lainnya.



Tanah longsor. Bila tidak dilakukan penanaman pohon kembali maka dapat menyebabkan longsor

13



Pencemaran udara oleh asap hasil pengolahan pabrik. Dapat mendatangkan penyakit bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan industri maupun lingkungan alam sekitarnya



Pencemaran air oleh sisa limbah pabrik. Membawa penyakit bagi mahluk hidup di dalam air, dan mahluk hidup yang menggunakan air maupun bagi manusia yang menggunakan air tersebut untuk kehidupannya sehari hari Sebagai mahluk yang tertinggi manusia sangat berpengaruh terhadap kehidupan di atas

bumi ini. Untuk itu manusia harus bisa mengendalikan kehidupan dalam lingkungan industri, sebaik mungkin agar semua lingkungan berjalan harmoni dan eksis. 2.4 Etika Bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan di lingkungan industri Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dan mengandung etika normal sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:

1. Prinsip otonomi. Prinsip otonomi mengandung bahwa perusahaan secar bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan ynag berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

2. Prinsip kejujuran. Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.

14

3. Kesatuan (Unity) Adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep yang memadukan keseluruhan aspek aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi secara menyeluruh

4. Kehendak Bebas (Free Will) Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis,tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.Kepentingan individu dibuka lebar.Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.

5. Prinsip keadilan / Keseimbangan (Equilibrium). Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.

6. Prinsip hormat pada diri sendiri Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.

7. Tanggung jawab (Responsibility) Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan tindakannya. secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.

Dalam membuat dan memasarkan produk, sebuah perusahaan di dalam lingkungan industri memiliki tanggung jawab sosial, sebagai pengetahuan perusahaan mengenai bagaimana keputusan bisnisnya dapat mempengaruhi masyarakat. Tanggung jawab perusahaan adalah tanggung jawab kepada konsumen, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tanggung jawab dalam pelaksanaan produksi. Produk yang dibuat harus diberikan jaminan keselamatan kepada konsumen. Produk yang dibuat harus menyertarkan label

15

peringatan untuk mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi akibat salah dalam penggunaan produk.

2. Tanggung jawab dalam pelaksanaan penjualan. Sebuah perusahaan harus menyertakan petunjuk pelaksanaan bagi karyawan bagian penjualannya, agar tidak terlalu agresif atau melakukan promosi yang tidak benar.

3. Peranan konsumerisme. Konsumerisme adalah kumpulan permintaan oleh konsumen dimana perusahaan memuaskan kebutuhannya. Sekumpulan orang yang peka dengan hal ini telah memotivasi perusahaan untuk memenuhi tanggungjawabnya terhadap konsumen.

4. Peranan pemerintah. Pemerintah juga bisa sangat peduli terhadap kepentingan konsumen untuk memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi tanggung jawab terhadap konsumen. Aturan-aturan yang mungkin dikeluarkan pemerintah dalam hal ini adalah 

Aturan pemerintah dalam keamanan produk



Sebagai contoh, BPOM dan FDA(USA)



Aturan pemerintah dalam hal periklanan



Aturan pemerintah dalam persaingan industri



Memonitor keluhan konsumen



Mendapatkan dan memanfaatkan



feedback dari konsumen

5. Tanggung jawab terhadap karyawan. Tanggung jawab perusahaan meliputi keamanan karyawan, perlakuan yang baik dan manusiawi dari karyawan yang lain, kesempatan yang sama dan tanggung jawab untuk memuaskan karyawan.

6. Tanggung jawab terhadap pemegang saham. Perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan pemilik saham. Perusahaan juga harus berusaha untuk menyakinkan para pemegang saham bahwa dana yang mereka tanamkan telah digunakan secara tepat

16

7. Tanggung jawab terhadap kreditor. Tanggung jawab perusahaan adalah memenuhi kewajiban keuangan perusahaan terhadap kreditor. Selain itu perusahaan juga harus selalu menginformasikan kondisi keuangan perusahaan kepada kreditornya.

8. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Tanggung jawabnya adalah berupaya untuk tidak merusak lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan baik udara, air maupun tanah.

9. Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan selalu dituntut untuk selalu memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat sekitar perusahaan. Misalnya memberikan beasiswa, merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitar lokasi perusahaan dan lain-lain

2.5 Refrensi etika manusia terhadap ligkungan industri dari Al Quran 

Surat al-Rum ayat 41 “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Ayat ini menjelaskan bahwa pelaksana lingkungan industri akan sengaja maupun tidak sengaja merusak alam. Maka dari itu perlunya kesadaran bagi semua pihak yang terlibat di lingkungan industri untuk tetap menjaga dan memelihara lingkungan sekitarnya. Mau yang di darat atau pun yang di laut.



Surat Al - A`raf ayat 56 “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya……..” Maksud dari ayat ini adalah mewajibkan manusia untuk menjaga lingkungan hidup. Serta memelihara lingkungan yang berada di muka bumi ini.

17



Surat Al-Baqarah ayat 22 “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutusekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui”.



Surat Ibrahim ayat 32 “Allahlah yang telah menciptaakan langit dan bumi dan menurunkan air dari langit Kemudian dengan air hujan itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rizki untukmu dan Dia telah menundukan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendaknya dan Dia telah menundukan sungai-sungai bagimu”

Kedua ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah menyediakan hamparan, atau lahan yang luas bagi manusia untuk digunakan. Serta kebutuhan lainnya yang manusia butuhkan. Maka dari itu janganlah kita sekali kali menggunakan cara yang tidak halal dalam bisnis kita, karena sesungguhnya allah telah menyediakan apa yang manusia butuhkan di muka bumi ini. 

Surat Adz-Dzariyat: 20 “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin” Sesungguhnya dalam menjalankan bisnis ataupun berwirausaha harus dalam kedaan percaya diri dan yakin. Karena allah akan selalu membantu orang orang yang optimis dan selalu bertakwa kepadanya



Surat Al-Anbiya ayat 107 “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” Dalam ayat ini umat manusia diharapkan untuk memiliki sikap peduli terhadap lingkungan

18



Surat al-Mulk ayat 67 “Allah yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang. Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang,” Dalam ayat ini manusia diharapkan tidak memiliki sikap hiperbolis atau meremehkan karena akan cenderung menyimpang dan lalai dalam menjaga lingkungan hidup ataupun yang dapat merusak.



Surat al-Rum ayat 30 “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)”. Maksud dari ayat ini telah banyak kerusakan – kerusakan yang terjadi akibat perbuatan manusia yang akan menyebabkan kerusakan lingkungan bahkan kerusakan bumi yang dapat mengakibatkan pada manusia itu sendiri.

2.6 Refrensi etika manusia terhadap lingkungan industri dari Hadis 

(HR. Ahmad)

“Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu pada pandangan yang hijau lagi asri, dan pada air yang mengalir serta pada wajah yang rupawan.” Dalam hadis ini dijelaskan untuk melakukan penghijauan yang dapat bermanfaat untuk kesehatan sehingga bebas dari pencemaran.



(Muslim, 1991: 3/1188)

Tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam, kecuali setiap tanaman yang dimakannya bernilai sedekah baginya, yang dicuri orang darinya menjadi sedekah baginya, yang dimakan

19

binatang liar menjadi sedekah baginya, yang dimakan burung menjadi sedekah baginya, dan tidaklah seseorang mengambil darinya, melainkah menjadi sedekah baginya). Islam mendorong umatnya untuk senantiasa menjaga lingkungan dan salah satunya dengan menanam dalam arti yang sangat luas Menanam sesuatu layaknya bersedekah bagi seorang muslim, baik hasil dari tanaman tersebut bermanfaat secara langsung baginya atau tidak. Dengan menanam sesuatu, secara tidak langsung kita juga sudah menjaga

ekosistem lain yang

mengambil manfaat dari apa yang kita tanam. Menanam sesuatu berarti menjaga kelangsungan flora dan fauna sekaligus. Dengan kata lain, dengan menanam maka kesejahteraan semua makhluk yang ada di lingkungan tersebut akan terjaga dengan baik. Dengan kata lain nilai moral yang didapatkan di dalam lingkungan industri adalah jangan lupa bersedekah apabila perusahaan kita sudah berjaya.

2.7 Penelitian Mengenai Pencemaran lingkungan Industri 1) Dari

hasil

penelitian

yang

terdapat

pada

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1063diketahui

website bahwa

limbah industri dapat menghasilkan bahan toksik terhadap lingkungannya. yang berdampak negatif terhadap manusia dan komponen lingkungan lainnya. Limbah cair industri paling sering menimbulkan masalah lingkungan seperti kematian ikan, keracunan pada manusia dan ternak, kematian plankton, akumulasi dalam daging ikan dan moluska, terutama bila limbah cair tersebut mengandung zat racun seperti: As, CN, Cr. Cd, Cu, F, Hg, Pb atau Zn.

2) Dari penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) kabupaten bandung , sungai Cibaligo menjadi sungai yang paling tercemar , namun sumber pencemaran air sungai berasal dari pabrik- pabrik yang berada di kota cimahi. Permasalahan pencemaran air sungai ini terjadi dikarenakan air limbah yang berasal dari pabrik tekstil yang ada di kota Cimahi. Terlebih saat hujan turun, jumlah limbah cair akan meningkat karena dimanfaatkan oleh pihak pabrik untuk membuang limbah cair sisa produksi. 20

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Jadi, Dalam perspektif Islam Manusia dan lingkungan memiliki hubungan relasi yang sangat erat karena Allah Swt menciptakan alam ini termasuk di dalamnya manusia dan lingkungan dalam keseimbangan dan keserasian. Keseimbangan dan keserasian ini harus dijaga agar tidak mengalami kerusakan. Kelangsungan kehidupan di alam ini pun saling terkait yang jika salah satu komponen mengalami gangguan luar biasa maka akan berpengaruh terhadap komponen yang lain. Jika seseorang memiliki perilaku yang bijaksana dan arif terhadap lingkungan maka etika yang dimiliki tentang lingkungan akan baik , sebaliknya etika yang salah akan menciptakan malapetaka bagi kehidupan manusia. Kesalehan terhadap alam dalam bentuk etika tersebut, dalam Islam dianggap sebagai manifestasi rasa keberimanan manusia kepada Allah SWT. Muaranya adalah bahwa manusia dikatakan sebagai orang yang beriman manakala lingkungannya terjaga dengan baik.

21

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/20244436/Pengantar_bisnis_etika_and_tanggung_jawab_perusahaan ( Diakses pada Tanggal 30 Desember 2018 ) https://media.neliti.com/media/publications/93393-ID-hadis-hadis-ekologi-dalam-konteksperind.pdf ( Diakses pada Tanggal 30 Desember 2018 ) http://tekuumarjohan.blogspot.com/2016/04/bisnis-lingkungan-hidup-dan-etika.html ( Diakses pada Tanggal 30 Desember 2018 ) Rusli, “Islam dan Lingkungan Hidup Meneropong Pemikiran Ziauddin Sardar”, www.uinsuka.ac.id

( Diakses pada Tanggal 30 Desember 2018 )

Al-Hikam, Prinsip Etika Lingkungan Hidup dalam Islam”, www.al-hikam.blogspot.com ( Diakses pada Tanggal 30 Desember 2018 )

22

Related Documents


More Documents from ""