Esron_1523041011_elektronika_otomotif.docx

  • Uploaded by: ardhi azas
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Esron_1523041011_elektronika_otomotif.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,475
  • Pages: 40
Nama

:

ESRON

NIM

:

1523041011

Kelas

:

PTO 01(A)

“MATERI TENTAG RESISTOR” 1. PENGERTIAN DAN FUNGSI RESISTOR A. PENGERTIAN RESISTOR Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut. Resistor merupakan komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan. Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.

Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listriknya yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar. Resisitor merupakan salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif dimana komponen ini tidak membutuhan arus listrik untuk berkerja. Resisitor memiliki sifat menghambat arus listrik dan resistor sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol Ω. Sesuai dengan nama dan kegunaanya untuk membatasi atau menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu rangkaian maka resistor mempunyai sifat resistif (menghambat) yang umunya terbuat dari bahan karbon. Hal ini bisa terjadi karena resistor yang memiliki dua kutub akan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya. Dengan mengatur besarnya arus yang mengalir, kita dapat mengatur alat elektronik untuk melakukan berbagai hal. Dari hukum Ohm di jelaskan bahwa resistansi akan berbanding terbalik dengan jumlah arus yang melaluinya. Maka untuk menyatakan besarnya resistansi dari sebuah resistor dinyatakan dalam satuan Ohm yang dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Untuk menggambarkanya dalam suatu rangkaian dilambangkan dengan huruf R, karena huruf ini merupakan standart internasional yang sudah disepakati bersama untuk melambangkan sebuah komponen resistor dalam sebuah rangkaian.

B. FUNGSI RESISTOR Fungsi resistor pada umumnya yang kita ketahui hanya satu saja, padahal masih ada empat fungsi lainnya yang juga perlu kita ketahui dari komponen elektronika dasar ini. Banyak atau bahkan bisa dibilang semua rangkaian rangkaian elektronika itu pasti memakai jenis komponen elektronik ini. Sungguh untung dibalik pentingnya keberadaan resistor didalam suatu rangkaian, ialah harganya yang paling murah diantara komponen lainnya. Seandainya kenyataannya terbalik, tentu akan menambah beban bagi kita untuk praktik di dunia elektronika.

Fungsi resistor yang umumnya kita tahu itu adalah sebagai penghambat arus listrik yg melewati sebuah rangkaian. Sedikit mengenai macam-macam transistor. Bila dilihat berdasar nilainya, maka komponen ini bisa dibagi menjadi tiga jenis. Pertama adalah Fixed Resistor, yaitu resistor yang memiliki nilai hambatan tetap. Kedua adalah Variable Resistor, yaitu resistor yang mempunyai nilai hambatan yang bisa berubahubah. Ketiga adalah Resistor Non Linier, yaitu resistor yang disebabkan oleh pengaruh / faktor dari lingkungan seperti cahaya atau suhu, akan membuat nilai hambatannya menjadi tidak linier. Pertama adalah memiliki fungsi untuk membagi arus. Kedua, resistor juga berfungsi untuk membatasi / mengatur arus. Ketiga, komponen ini dimanfaatkan sebagai alat untuk menurunkan tegangan. Terakhir ialah bisa juga digunakan untuk membagi tegangan. Itulah keempat kegunaan resistor disamping manfaat utama yang lebih sering kita ketahui. Sedikit tambahan diluar fungsi resistor, mengenai pengertian resistor adalah komponen elektronic dua buah kutub yg dirancang sebagai penahan arus listrik dgn membuat tegangan listrik diantara kedua buah kutubnya itu. Nilai tegangan tersebut

terhadap resistensinya, berbanding dgn arus yg mengalir yakni berdasar atas Hukum Ohm: V=IR I=V/R Resistor ini dipakai sebagai bagian dr sirkuit elektronik dan jejaring elektronik, dan seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah komponen yg paling sering dipakai. Bahan pembuatan dari resistor bisa dari berbagai macam komponen dan film, atau bisa juga dari kawat resistensi yaitu kawat yg dibuat dr kumpulan resistivitas yang tinggi layaknya nikel-kromium. 2. CARA MEMBACA RESISTOR Resistor adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai tahanan / hambatan dalam menahan arus masuk. Pada resistor terdapat gelang warna yaitu gelang pertama tidak boleh langsung berwarna hitam serta pada gelang ketiga berwarna emas, perak, tanpa warna ( emas x 1/10 dan perak x 1/100 ). dan resistor memiliki beberapa Ukuran atau jenisnya,..dalam hal ukuran mulai dari 1/2 , 1/4, 1/8, 2, 3, dan emapat serta jenisnya berdasarkan jumplah gelang atau pita yang melingkar, ada yang 4 gelang, 5 gelang. Gelang terakhir sebagai toleransi penghitungan,……serta memiliki satuan seperti, OHM, KILO, MEGA,

Dan Simbol Resistor dalam dunia electronika arus lemah adalah seperti gambar berikut:

Kita bisa menentukan nilai berapakah resistansi pada Resistor tersebut dengan mengetahui warna gelang yang ada pada body komponen tersebut. sebagai acuan kita bisa lihat penjelasan seperti gambar berikut ini

Resistor adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai tahanan / hambatan dalam menahan arus masuk. Pada resistor terdapat gelang warna yaitu gelang pertama tidak boleh langsung berwarna hitam serta pada gelang ketiga berwarna emas, perak, tanpa warna ( emas x 1/10 dan perak x 1/100 ). dan resistor memiliki beberapa Ukuran atau jenisnya,..dalam hal ukuran mulai dari 1/2 , 1/4, 1/8, 2, 3, dan emapat serta jenisnya berdasarkan jumplah gelang atau pita yang melingkar, ada yang 4 gelang, 5 gelang. Gelang terakhir sebagai toleransi penghitungan,……serta memiliki satuan seperti, OHM, KILO, MEGA, perhatikan gambar dibawah ini,…. Satuan Simbol

Resistor. Jenis Ukuran Resistor

Gambar Ukuran Resitor. Tabel Warna.

Nilai Warna Pada Resistor

Pengkodean Warna Penghitungan Warna dan Toleransi

Label, Skema atau gambar di atas smuanya menunjukan Nilai dan Pengkodean setiap Gelang warna yang ada pada resistor. Sebagai Pembelajaran Perhatikan Tabel dibawah ini ; No Susunan Warna 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Nilai

Coklat, Hitam, emas, emas 1 Ohm Coklat,

Hitam,

Hitam,

Emas Coklat, Hitam , Orange, Emas Coklat,

Hitam,

Kuning,

Emas

Hitam,

Emas,

Bertorleransi 5%

10 Ohm

Bertorleransi 5%

10 K / Kilo

Bertorleransi 5%

100 K / Kilo Bertorleransi 5%

Coklat, Hitam, Biru, Emas 10 Mega Coklat,

Keterangan

Bertorleransi 5%

1,0 Ohm

Bertorleransi 10%

7.

Orange, Putih, Emas, Perak 3,9 Ohm

Bertorleransi 10%

8.

Hijau, Hitam, Perak, Emas 0,5 Ohm

Bertorleransi 5%

Perak

Tabel Penghitungan

3. RANGKAIAN RESISTOR A. Rangkaian resistor seri Resistor yang dirangkai secara seri dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar

15

Rangkaian resistor seri Bila resistor dirangkai secara seri maka nilai hambatan totalnya akan bertambah. Rangkaian seri dapat digunakan untuk membagi tegangan listrik. hambatan total dan pembagian tegangan listrik dapat dihitung sebagai berikut :

Gambar

16

Pembagi tegangan pada resistor seri Gambar 16 menunjukan 3 buah resistor dirangkai secara seri dan dihubungkan dengan sumber arus DC sebesar V volt, maka dapat diketahui :

Dari hukum Ohm diketahui :

Maka didapat :

Tegangan untuk tiap resistor (voltage drop) dapat dihitung :

B. Resistor Resistor Paralel Resistor yang dirangkai secara paralel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 17 Rangkaian resistor secara paralel Bila resistor dirangkai secara paralel, maka hambatan total akan lebih kecil dari hambatan resistor terkecil yang ada di dalam rangkaian. Pada rangkaian resistor paralel terjadi proses pembagian arus listrik, sedangkan tegangan sama untuk tiap resistor. Hambatan total dan pembagian arus listrik dapat dihitung sebagai berikut.

Gambar 18 Pembagi arus listrik pada rangkaian paralel Gambar 18 menunjukan 3 buah resistor yang dipasang secara paralel dan dihubungkan ke sumber arus DC, maka hambatan resistor total akan menjadi kecil dan terjadi proses pembagian arus listrik. Besar hambatan total dan arus listrik yang mengalir pada tiap resistor dapat dihitung sebagai berikut :

Dari hukum Ohm diketahui :

Maka didapat :

Arus listrik yang mengalir di tiap resistor :

Gambar berikut ini menunjukan beberapa variasi dari rangkaian paralel:

Gambar 19 macam-macam rangkaian parallel

C. Rangkaian Kombinasi Resistor Beberapa resistor dapat dirangkai dalam bentuk kombinasi seri dan paralel. Bila resistor dirangkai dalam kombinasi seri dan paralel maka terjadi proses pembagian arus dan tegangan listrik. Berikut ini beberapa contoh rangkaian kombinasi seri dan paralel. Contoh 1 Perhatikan gambar 20 berikut ini, hitunglah hambatan total rangkaian dan pembagian arus dan tegangan listrik yang terjadi di dalam rangkaian.

Gambar 20 rangkaian kombinasi resistor Penyelesaian. Hambatan total rangkaian adalah :

Seri R2 dan R3 :

Paralel (R2 + R3) dengan R4 :

Hambatan total adalah :

Pembagian tegangan dan arus listrik: Pada R1 dan RP terjadi pembagi tegangan sebagai berikut : Arus total :

Maka tegangan pada R1 :

Tegangan pada RAB :

Pembagian arus listrik pada R4 dan Rs adalah : Arus yang mengalir pada R4 :

Arus yang mengalir pada RS :

Pembagian tegangan pada rangkaian R2 dan R3 adalah : Tegangan pada R2 :

Tegangan pada R3 :

4. JENIS-JENIS RESISTOR

Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi : 1. Resistor Tetap Resistor tetap merupakan resistor yang mempunyai nilai hambatan tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau panduan logam. Pada resistor tetap nilai Resistansi biasanya

ditentukan

dengan

kode

warna

sebagai

berikut.

Yang termasuk resistor jenis ini adalah : a. Resistor kawat Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping.

b. Resistor batang karbon (arang) Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping.

c. Resistor keramik atau porselin

Resistor ini terbuat dari keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat padagambar di samping.

d. Resistor Film karbon Resistor ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.

e. Resistor film Metal Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk

dari

resistor ini

dapat

dilihat pada

gambar

di

samping.

Komponen Resistor Variabel dalam Rangkaian Elektronika

Hai sobat elektronika, kita lanjut pembelajaran dari postingan kemarin ya.. Setelah pembahasan tentang komponen elektronika dan pembacaan gelang warna pada resistor tetap. Sekarang saatnya kita membahas macam-macam resistor yang biasadigunakan dalam rangkaian elektroika. Dibawah ini ada beberapa contoh komponen resistor variabel yang sering dijumpai pada perangkat elektronik.

Macam-macam resistor variable - taken from Google image

Kita bahas satu persatu: Potensiometer Potensiometer adalah resistor variabel yang penggunaanya sangat luas pada rangkaian elektronika. Potensiometer sering kita jumpai pada peralatan sound sistem sebagai pengatur nada, volume, efek, dan lain-lain. Selain itu potensio meter juga biasa dipakai pada rangkaian power supply untuk mengatur besar kecilnya tegangan atau arus pada output. Pada perangkat lain potensiometer dapat digunakan sebagai pengatur kuat lemahnya sinyal, tranducer, dimmer lampu, dan masih banyak lagi.

Ada dua type potensiometer, yaitu potensio putar (rotary) dan potensio geser (slide). Prinsip dasar potensio meter adalah menciptakan tegangan revensi (pembanding) berdasarkan besar kecilnya hambatan antara pin 1 dan pin 3, lalu tegangan hasil perbandingan tersebut akan diteruskan ke komponen lain melalui pin 2.

Termistor Termistor adalah salah satu komponen resistor variabel yang peka terhadap suhu. Termistor biasa dipakai pada perangkat pengatur suhu ruangan, sensor alarm kebakaran, sensor kecepatan fan, dan perangkat lain yang berhubungan dengan suhu. Ada dua macam termistor, yaitu: NTC (Negative Temperature Coeficient), merupakan termistor yang mempunyai koefisien negatif. Maksudnya, resistansi NTC akan semakin kecil ketika suhu semakin panas. Dengan karakteristik seperti ini, NTC berfungsi sebagai pembatas lonjakan arus listrik untuk menghindari kerusakan komponen secara bertahap dan untuk mencegah sekring/circuit breaker putus atau trip.

Prinsip kerjanya, pada saat awal menghidupkan rangkaian resistansi termistor yang tinggi akan menahan aliran arus yang besar, dan ketika dalam beberapa detik arus terus mengalir, termistor NTC akan memanas, sehingga resistansinya menurun dan memungkinkan arus normal mengalir ke rangkaian

PTC (Positive Temperature Coeficient), adalah kebalikan dari NTC, semakin panas suhu maka hambatan PTC akan semakin tinggi sebanding dengan kenaikan suhunya. PTC biasa digunakan pada rangkaian pemutus arus. Prinsip kerjanya hampir sama dengan NTC, namun PTC akan membolehkan aliran arus mengalir ke rangkaian, dan ketika ada arus berlebih yang mengalir melalui termistor, maka termistor PTC akan memanas, dan memanasnya suhu atau meningkatnya suhu ini akan meningkatkan resistansi dari termistor PTC, sehingga aliran arus akan terhambat atau terputus.

Trimpot Trimpot memiliki fungsi yang sama seperti potensiometer, namun penggunaanya yang berbeda. Trimpot biasanya dipasang langsung/melekat pada pcb dan digunakan untuk pengkalibrasian suatu fungsi tertentu. Misal pada rangkaian oscilator, trimpot biasanya di set pada nilai tertentu dan tidak diubah-ubah untuk mendapatkan frequensi yang diinginkan. Selain itu trimpot juga banyak digunakan pada perangkat televisi untuk tuning dan kalibrasi warna, kecerahan, maupun kontras. Trimpot tidak mempunyai knock pemutar sendiri, sehingga untuk merubah nilainya diperlukan alat khusus yaitu obeng Trime LDR (Light Dependent Resistor) LDR merupakan variabel resistor yang peka terhadap cahaya. Penggunaan LDR biasanya pada perangkat otomatis yang memanfaatkan cahaya sebagai parameternya. Karakteristik resistor LDR ini adalah jika terkena cahaya terang (intensitas tinggi) maka nilai hambatannya akan semakin kecil sehingga LDR akan menjadi konduktor.

Namun, saat cahaya meredup (intensitasnya semakin rendah) hingga tak ada cahaya sedikitpun, maka nilai hambatan LDR akan semakin tinggi sehinggga LDR menjadi isolator.

More Documents from "ardhi azas"