TUGAS III EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
I
KELOMPOK 3 1. DESYCA RANTYANA
(P23133014007)
2. EVI NURFITRIA SARI
(P23133014010)
3. LYDIA OKTAVIANI
(P23133014023)
4. M. YOGA TRIDARMA
(P23133014031)
5. SALMAH NUR WAHIDAH
(P23133014039)
TINGKAT II-DIII POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769 2015/2016
Kegiatan epidemiologi meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan maupun diluar bidang kesehatan.Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam epidemiologi saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Bentuk kegiatan epidemiologi dasar yang paling sering digunakan adalah bentuk epidemiologi deskriptif yakni bentuk kegiatan epidemiologi yang memberikan gambaran atau keterangan tentang distribusi status kesehatan maupun masalah kesehatan termasuk penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu, terutama menurut variabel orang, waktu, dan tempat. Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai ruang lingkup kegiatan tersendiri. Ruang lingkup yang dimaksud secara sederhana dapat dibedakan atas tiga macam, yakni: 1. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan. 2. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia Pekerjaan
epidemiologi
dalam
mempelajari
masalah
kesehatan,
akan
memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya. 3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan. Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia
atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan. Adapun ruang lingkup epidemiologi sebagai berikut : 1. Epidemiologi Penyakit Menular Merupakan bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular yang saat ini hasilnya sudah tampak sekali. Selain itu untuk mengetahui distribusi berdasarkan faktor –faktor epidemiologi (orang, waktu, dan tempat) dan faktor –faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit menular serta upaya pencegahan dan penanggulangannya. Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan disebabkan karena faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan. Penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan dan minum bekas penderita yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Faktor yang memegang peranan penting :
Faktor penyebab atau agen
Sumber penularan
Cara penularan Tiga sifat utama aspek penularan penyakit dari orang ke orang :
a. Waktu (Generation Time) Yaitu waktu masuknya unsur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada host lain. b. Kekebalan kelompok (imunitas) Yaitu tingkat kemampuanatau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan maupun penyebaran penyakit menular. c. Angka serangan (attack rate) Yaitu sejumlah kasus yang berkembang dan muncul dalam satu satuan waktu tertentu di suatu kelompok.
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Merupakan upaya untuk mencegah penyakit yang tidak menular. Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu penyakit yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanyan masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. biasanya penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, faktor genetik, cacat fisik, penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan. PTM mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya: a.
Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu
b.
Masa inkubasi yang panjang dan laten
c.
Penyakit berlangsung lama
d.
Sulit untuk didiagnosa
e.
Biaya pencegahan dan pengobatannya yang cukup tinggi
f.
Mempunyai variasi yang cukup luas
g.
Multifaktor
3. Epidemiologi Klinik Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsipprinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab dan cara mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak tertarik untuk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi yang sangat berguna dalam analisis epidemiologi tetapi harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data dan informasi saja tetapi merupaka suatu disiplin ilmu yang memiliki metode pendekatan penerapannya secara khusus.
4. Epidemiologi Kependudukan Merupakan cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi dalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dalam masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya dengan masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan pegawai, sangat berkaitan dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan dan dalam menyusun perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangakan epidemiologi system reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana dan kependudukan. 5. Epidemiologi Gizi Dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat di mana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pada hidup masyarakat. Pendekatan masalah gizi masyarakat melalui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat baik yang bersifat biologis dan terutama dengan kehidupan sosial masyarakat. Penanggulangan masalah gizi masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih mengarah kepada penaggualngan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak hanya terbatas pada sasaran individu atau lingkungan kerja saja. 6. Epidemiologi Kesehatan Jiwa Merupakan Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
7. Epidemiologi Pengolahan Pelayanan Kesehatan Bentuk ini meruapakan salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Sistem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan kesehatan cukup banyak digunakan oleh para perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis situasi, penentuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran khusus. 8. Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja Bentuk ini (occupational and environmental epidemiology) merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mepelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tanaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik, kimiawi, biologis, maupun sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja . Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan pekerja serta untuk memulai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja. Epidemiologi lingkungan : 1) Kondisi Lingkungan perubahan kualitas lingkungan berpengaruh terhadap agent (penyebab penyakit), host (manusia). 2) Variabel Epidemiologi orang, waktu dan tempat 3) Penyakit :
Penyakit Infeksi/menular akibat kondisi sanitasi yang buruk.
Penyakit menahun atau tidak menular akibat menurunnya (perubahan) kualitas lingkungan yang timbul sebagai dampak negatif dari aktivitas pembangunan misalnya pencemaran yang terjadi pada air, tanah dan udara akibat limbah industri, pertanian, pertambangan/energi, transportasi, domestik dan sebagainya.
4) Ilmu sosial dan perilaku perilaku manusia (higiene perorangan) dan hubungannya dengan timbulnya kejadian penyakit.
5) Metoda (Design) sebagai dasar yang digunakan dalam melakukan kajian (analisa) untuk menarik kesimpulan baik level pemahaman maupun level intervensi, misal penggunaan Metode-metode Statistik (kajian Ilmiah) dan penggunaan konsep SIMPUL KESEHATAN LINGKUNGAN. Epidemiologi kerja mengkaji faktor-faktor lingkungan di tempat kerja. Faktorfaktor lingkungan yang dapat disebabkan oleh kontribusi terhadap penyakit diklasifikasikan: a.
Faktor-faktor psikologis : stress, jadwal kerja, hubungan antar manusia.
b.
Faktor-faktor fisik : kebiasaan, iklim, beban kerja, pencahayaan, radiasi, ergonimic
9. Epidemiologi Perilaku Perilaku manusia merupakan salah satu faktor yang banyak memegang peranan dalam menentukan derajat kesehatan suatu masyarakat. Bahkan menurut Bloom, faktor perilaku memberikan kontribusi terbesar dalam menentukan status kesehatan individu maupun masyarakat. Mengingat bahwa faktor penyebab penyakit lebih bersifat kompleks sehingga dalam epidemiologi kita lebih banyak melakukan pendekatan faktor resiko, maka faktor perilaku individu maupun masyarakat, seperti kebiasaan hidup sehat individu dan kepercayaan masyarakat tentang sesuatu berhubungan dengan kesehatan banyak memberikan nilai resiko yang sering muncul dalam analisis epidemiologi tentang kejadian penyakit dalam masyarakat. Bahkan perilaku sangat erat hubungannya dengan umur dan jenis kelamin, suku ras, pekerjaan, status sosial dan ekonomi serta berbagai aspek kehidupan lainnya. 10. Epidemiologi genetik Merupakan studi tentang etiologi, distribusi, dan pengendalian penyakit dalam kelompok – kelompok keluarga dan penyebab penyakit yang diwariskan pada populasi.
11. Epidemiologi kesehatan reproduksi Adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi dan determinan penyakit atau masalah kesehatan reproduksi pada populasi atau kelompok. Distribusi dalam kesehatan reproduksi adalah memahami kejadian yang berkaitan dengan masalah kesahatan reproduksi. Kesehatan reproduksi manusia dimulai dari pertumbuhan dan perkembangan seksual yang terwujud dalam masa pubertas, dan akan berlangsung terus sepanjang hidupnya pada laki-laki dan pada perempuan akan berakhir pada masa menopause. Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan pendekatan khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi keadaan kesehatan tersebut. Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan tersebut diatas dapat meliputi 6E yaitu: 1. Etiologi Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab penyakit dalam masalah kesehatan lainnya. Misalnya: penyakit demam berdarah, maka penyebabnya yaitu virus dengue sedangkan masalahnya yaitu banyaknya sarang nyamuk, kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara kebersihan, dll. 2. Efikasi Efikasi berkaitan dengan efek dan daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Efikasi dimaksudkan untuk melihat hasil atau efek suatu intervensi. Hal inimerupakan kemujaraban teoritis dari suatu obatyang dapat dilakukan dengan melakukan uji klinik. Misalnya: imunisasi yang dilakukan pada balita ternyata menghasilkan efek sampai 90% artinya dengan imunisasi didapat kekebalan sebanyak 90% terhadap balita yang diimunisasi.
3. Efektivitas Efektivitas adalah besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan (pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan lainnya. Efektivitas bertujuan untuk mengetahui efek intervensi atau pelayanan dalam berbagai kondisi lapangan yang sebenarnya yang sangat berbeda-beda. Untuk pengobatan maka hal ini berkaitan dengan kemujaraban praktis, kenyataan khasiat obat di klinik. Misalnya: peningkatan kasus demam berdarah di suatu daerah sebesar 70% kemudian dilakukan fogging sehingga kasusnya menurun dan tinggal 50% artinya fogging efektif menurunkan kasus DBD sebesar 20%. 4. Efisiensi Efisiensi adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan biaya yang diberikan. Efisiensi ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan dan hasil yang diperoleh berdasarkan pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan. Misalnya: pemberian imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) cukup sekali, jika diberikan dua kali tidak efisien karena vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, sehingga memerlukan pengulangan. 5. Evaluasi Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan masyarakat. Evaluasi melihat dan memberi nilai keberhasilan program seutuhnya. Misalnya: petugas kesehatan melakukan vaksin polio dan ternyata setelah dilakukan penilaian ternyata hal tersebut dapat menurunkan jumlah penderita polio pada anak-anak. 6. Edukasi Edukasi adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit. Edukasi merupakan bentuk intervensi andalan kesehatan masyarakat yang perlu diarahkan secara tepat oleh
epidemiologi. Misalnya: melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang demam berdarah sehingga masyarakat mengetahui penyebab dari DBD sampai cara pencegahannya.
Daftar Pustaka Budianto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Noor, Prof. Dr. Nur Nasry. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: Rineka Cipta http://kudrotul.blogspot.co.id/p/halaman-2.html http://www.academia.edu/5420629/PENGERTIAN_EPIDEMIOLOGI
http://youngqie.blogspot.co.id/2014/12/epidemiologi-kespro.html http://okkyoktalina.blogspot.co.id/2013/05/epidemiologi-kesehatan-reproduksi.html http://rumah20.blogspot.co.id/2011/01/epidemiologi-kesehatan-lingkungan.html