KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SETU I I.
PENDAHULUAN Pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan salah satu unsur penting dalam upaya puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Laboratorium puskesmas melaksanakan pengukuran,penetapan dan pengujian terhadap
bahan
yang
berasal
dari
manusia
untuk
penentuan
jenis
penyakit,penyebaran penyakit ,kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat bahaya/ resiko yang mungkin terjaditerhadap petugas yang berada didalam laboratorium maupun lingkungan
sekitarnya.
Untuk
mengurangi
atau
mencegah
bahaya
yang
terjadi,setiap petugas harus melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu perlu disusun suatuprogram keselamatan/keamanan laboratorium Puskesmas Setu I sebagai upaya dalam peningkatan keselamatan laboratorium yang merupakan program keselamatan pasien Puskesmas. Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Oleh karena itu rumah sakit/Puskesmas dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan (Depkes RI, 2007). Pemeriksaan laboratotium merupakan pekerjaan dengan risiko infeksi berhubungan dengan bahan-bahan yang infeksius.Untuk mencegah risiko diperlukan pengetahuan dan praktek laboratorium yang baik,selain itu harus tersedia sarana dan prasarana yang menunjang.(Pedoman PPI Depkes RI,2006) Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu program pelatihan (diklat) pencegahan dan pengendalian penyakit menular.Serta untuk mencegah kecelakaan di laboratorium perlu diadakan pelatihan mengenai Keselamatan dan Keamanan di Laboratorium.
II.
LATAR BELAKANG Puskesmas Setu I merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan wilayah kerja Setu. Dalam pelaksanaan tugasnya puskesmas Setu I merupakan laboratorium Hingga saat ini belum tercatat adanya insiden keselamatan kerja laboratorium di Puskesmas Setu I. Namun demikian mengingat besarnya resiko kecelakaan dan gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat kegiatan laboratorium,maka diperlukan pengelolaan K3 laboratorium yang baik melalui penerapan manajemen K3 diPuskesmas Setu I. Penerapan manajemen K3 adalah agar seluruh kegiatan K3 dapat terlaksana melalui proses identifikasi, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta kegiatan pengendalian, pengawasan dengan baik. Berdasarkan hal tersebut maka di Puskesmas Setu I perlu dilakukan manajemen K3 dengan menunjuk seorang petugas/membentuk Tim K3 yang terdiri dari ketua dan beranggotakan staf yang memahami K3, dimana nantinya petugas atau Tim ini akan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas sebagai penanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan K3 di puskesmas.
III.
TUJUAN A. Tujuan Umum Untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan laboratorium di Puskesmas Setu I. B. Tujuan Khusus 1. Acuan
dalam
melaksanakan
program
keselamatan/keamanan
laboratorium di Puskesmas Setu I. 2. Meningkatkan
pengetahuan
petugas
terhadap
resiko
terjadinya
kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat kegiatan laboratorium di Puskesmas Setu I. 3. Menjamin mutu pekerjaan dilaboratorium Puskesmas Setu I. 4. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia tenaga laboratorium, tentang keselamatan dan keamanan lab, sehingga dapat melindungi tenaga laboratorium dan masyarakat dari penularan penyakit infeksi.
IV.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN No.
Kegiatan Pokok
A.
Identifikasi
Rincian Kegiatan
Menggunakan Alur Proses dan cara kerja.
Menggunakan baha kimia media dan reagen.
Memeriksa spesimen.
Sarana dan prasarana dan alat laboratorium
Limbah yang dihasilkan.
Efek kesehatan dari semua bahan berbahaya ditempat dan lingkungan kerja
B.
Perencanaan
Menganalisa situasi kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium puskesmas
Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium puskesmas dan .bahaya potensial di laboratorium puskesmas
Alternatif rencana upaya penanggulangan berdasarkan dana dan daya yang tersedia.
C.
Pelaksanaan
Melaksanakan sosialisasi K3 laboratorium pada seluruh petugas dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan
Membuat SOP pelaksanaan program keselamatan/keamanan kerja laboratorium puskesmas dan melakukan revisi apabila diperlukan
Meningkatkan kerjasama antara personil Tim K3 melalui pertemuan secara berkala untuk untuk membahas pelaksanaan tugas TIM K3 dari kendala yang ada
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan program keselamatan/keamanan laboratorium
Mengkoordinasikan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan imunisasi karyawan
D.
Pengawasan
Melakukan Pengawasan dan pengendalian penerapan program keselamtan/keamanan laboratorium
Melakukan Penyelidikan sesuai kebutuhan di dalam laboratorium jika terjadi pelepasan bahan infeksi dan bahan berbahaya
Melaporkan kejadian yang berkaitan dengan K3 kepada pihak yang berwenang sesuau kebutuhan
mencatat kejadian atau masalah K3 di laboratorium puskesmas.
E.
Upaya perbaikan
Menetapkan kebutuhan tahun depan
Memeperbaiki
sistem
,prosedur
dan
manajemen yang kurang
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN a. Cara melaksanakan kegiatan Melaksanakan program meliputi : 1) Identifikasi:
Alur proses dan cara kerja yang di gunakan.
Bahan kimia, media dan reagen yang di gunakan.
Spesimen yang diperiksa.
Sarana prasarana dan alat laboratorium.
Limbah yang di hasilkan.
Efek kesehatan dari semua bahan berbahaya di tempat dan lingkungan kerja.
Perkiraan petugas yang potensial terpapar/terpajang.
2) Perencanaan :
Analisa situasi kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium puskesmas.
Identifikasi masalah kesehatan dan keselamtan kerja laboratorium puskesmas dan bahaya potensial di laboratorium puskesmas.
3) Pelaksanaan :
Sosialisasi K3 Laboratorium.
Membuat SOP melakukan revisi.
Meningkatkan kerjasama antara personil Tim K3.
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan program.
Koordinasi pemeriksaan kesehatan dan imunisasi karyawan.
4) Pengawasan :
Pengawasan
dan
pengendalian
penerapan
program
keselamatan/keamanan laboratorium.
Penyelidikan jika terjadi pelepasan bahan infeksi dan bahan berbahaya.
Melaporkan kejadian yang berkaitan dengan mencatat kejadian atau masalah K3 di laboratorium puskesmas.
5) Upaya perbaikan
Menetapkan kebutuhan tahun depan.
Memperbaiki sistem,prosedur dan manajemen yang kurang.
b. Sasaran : Tempat kerja dan lingkungan kerja yang menunjang K3.
Pelaksanaan praktek laboratorium yang sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.
Tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek di laboratorium (Tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran).
Penggunaan APD (Jas laboratorium,masker, sarung tangan atau alas kaki), di Laboratorium.
Pelaksanaan cuci tangan yang baik dan benar.
Tidak ada pengelolaan spesimen yang tidak sesuai dengan standar dan peralatan yang berlaku.
Tidak ada pengelolaan bahan kimia yang menyalahi aturan.
Tidak ada pengelolaan limbah yang menyalahi aturan.
100 % insiden keselamatan laboratorium dilaporkan dan di tindak lanjuti.
VI.
No
JADWAL KEGIATAN :
Kegiatan
Tahun 2016 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov
1
Identifikasi
2
Perencanaan
3
Pelaksanaan
4
Pengawasan
5
Upaya perbaikan
VII.
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATANDAN PELAPORANNYA. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan di lakukan setiap 2 kali setahun pada bulan juni dan Oktober.Pelaporannya dilakukan pada bulan Desember.
VIII.
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan dan dokumentasi kegiatan dilakukan oleh petugas atau Tim K3 yang di tugaskan melakukan manajemen K3 Puskesmas Setu I.Petugas atau Tim K3 kemudian melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Puskesmas Setu I.
Des
PANDUAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS SETU I A. Pendahuluan Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama dalam
pemberian
pelayanan
kesehatan
kepada
masyarakat
mempunyai peranan penting dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
bahwa
dalam
rangka
mengoptimalisasikan
dan
mengintegrasikan semua upaya kesehatan di puskesmas agar pelayanan yang diberikan bermutu dan komprenhensif perlu adanya pedoman yang di susun sebagai panduan keselamatan pasien di puskesmas Setu I. Keselamatan pasien di puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi pengurangan resiko terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi pada pasien selama perawatan di puskesmas Setu I. Melakukan identifikasi dan penanganan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,sistem
pencatatan
dan
pelaporan
dan
analisis
insiden,sehingga memberikan pembelajaran bagi petugas dalam penanganan insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan yang dapat mengancam nyawa pasien. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas Setu I bertujuan untuk masyarakat yang :
Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat.
Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu,hidup dalam lingkungan sehat
Memiliki
derajat
kesehatan
yang
optimal,baik
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat. B. TUJUAN Panduan ini dibuat untuk dapat menjadi pedoman dalam program keselamatan pasien di Puskesmas Setu . 1. Tujuan Umum Sebagai pedoman kerja bagi semua petugas di puskesmas Setu I dalam upaya keselamatan pasien di puskesmas Setu I. 2. Tujuan Khusus Sebagai pedoman dalam program keselamatan pasien di puskesmas Meningkatkan mutu pelayanan
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi petugas, pasien maupun keluarga pasien
C. STANDAR KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS MELIPUTI: a.
Hak Pasien
b.
Mendidik pasien dan keluarga
c.
Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d.
Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
e.
Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f.
Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g.
Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien Uraian tujuh standar tersebut diatas adalah sebagai berikut: a. Hak pasien Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden.Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan,pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya insiden yang tidak di harapkan. b. Mendidik Pasien Petugas pelayanan klinis harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggungjawab pasien dalam
asuhan
pasien.keselamatan
dan
pemberian
pelayanan dapat di tingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan,oleh sebab itu di puskesmas harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut di harapkan pasien dan keluarga dapat: 1. Memberikan informasi yang benar,jelas,lengkap dan jujur. 2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak di mengerti 4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan 5. Mematuhi
instruksi
dan
menghormati
peraturan
puskesmas setu I 6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa 7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
c. Keselamatan Pasien dalam Kesinambungan Pelayanan 1. Puskesmas Setu I menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan dan menjamin koordonasi antar tenaga dan antar unit pelayanan di puskesmas setu I,oleh karna itu harus koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk,pemeriksaan termasuk
pemeriksaan
laboratorium,diagnosis,perencanaan pelayanan,tindakan pengobatan,rujukan
dan
saat
pasien
keluar
dari
Puskesmas Setu I. 2. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan,sehingga
pada
seluruh
tahap
pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar. 3. Terdapat
koordinasi
pelayanan
yang
mencakup
peningkatan komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga,pelayanan sosial,konsultasi
keperawatan,pelayanan dan
rujukan,termasuk
pelayanan
kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya. 4. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga tecapainya proses koordinasi tanpa hambatan,aman dan efektif.
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan programpeningkatan keselamatan pasien: 1. Puskesmas Setu I harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada,memonitor mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,menganalisis secara intensif
insiden,dan
melakukan
perubahan
meningkatkan kinerja serta keselamatn pasien.
untuk
2. Puskesmas harus melakukan proses perancanangan (desain) yang baik,mengacu pada visi,misi dan tujuan puskesmas setu I kebutuhan pasien,petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini,dan faktor-faktor lain yang berpotensi resiko bagi pasien sesuai dengan kegiatan keselamatan pasien di puskesmas. 3. Puskesmas harus melakukan pengumpulan data dan kinerja
yang
antara
lain
terkait
dengan:pelaporan
insiden,manajemen resiko,mutu pelayanan,keuangan dan harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua insiden,dan secara proaktif melakukan evaluasi satu proses kasus resiko tinggi. 4. Puskesmas
harus
menggunakan
semua
data
dan
informasi hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan,agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin.
e. Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien 1. Pemimpin
mendorong
dan
menjamin
implementasi
program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Puskesmas Setu I”. 2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi insiden. 3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien. 4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,mengkaji dan meningkatkan kinerja Puskesmas Setu I serta meningkatkan keselamatan Pasien. 5. Pimpinan
memgukur
dan
mengkaji
efektivitas
kontribusinya dalam meningkatkan kinerja Puskesmas Setu I dan keselamatan pasien: a. terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien. b. tersedia program proaktif untuk identifkasi resiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden.
c.
tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari puskesmas setu I terintegrasi dan
berpartisipasi
dalam
program
keselamatan
pasien. d. tersedia
prosedur
insiden,termasuk
“cepat
asuhan
tanggap” kepada
terhadap
pasien
yang
terkena musibah,membatasi resiko pada orang dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis. e. tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan
insidentermasuk
penyediaan
informasi yang benar dan jelas tentang analisis akar masalah “kejadian nyaris cedera” dan kejadian pada saat
program
keselamatan
pasien
mulai
dilaksanakan. f.
Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden misalnya menangani ”kejadian sentinel’’ atau kegiatan proaktif untuk memperkecil resiko,termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “kejadian sentinel”.
g. terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan di puskesmas dengan pendekatan antar disiplin. h. tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan
dalam
puskesmas
dan
pasien,termasuk
kegiatan
perbaikan
perbaikan evaluasi
kinerja
keselamatan
berkala
terhadap
kecukupan sumber daya tersebut. i.
tersedia sasaran terukur,dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja puskesmas Setu I dan keselamatan pasien,termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.
f.Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien 1. Puskesmas memiliki proses pendidikan,pelatihan dan orietasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas 2. Puskesmas berkelanjutan
menyelenggarakan untuk
meningkatkan
pertemuan dan
yang
memelihara
kompetensi
staf
serta
mendukdung
pendekatan
interdisipliner kolaborasi dalam pelayanan pasien g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien 1. Puskesmas manajemen
merencanakan informasi
dan pasien
mendesain untuk
proses
memenuhi
kebutuhan informasi internal dan eksternal. 2. Menyiapkan dan informasi harus tepat waktu dan akurat. D.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN Sasaran
keselamatan
pasien
merupakan
syrat
untuk
diterapkan di Puskesmas Setu I,maksud dari sasaran keselamatan adalah
mendorong
perbaikan
spesifik
dalam
keselamatan
pasien.Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Setu I,sasaran keselamatan pasien meliputi: 1. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN Puskesmas
wajib
mengembangkan
pendekatan
memperbaiki/meningkatkan ketelitian identifikasi pasien Maksud dan Tujuan Sasaran I Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi dihampir semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan.Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi,mengalami disorientasi, adanya kelainan sensori,atau akibat situasi lain.Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan yaitu: pertama untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan, dan kedua untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut. Kebijakan dan atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan
untuk
memperbaiki
proses
identifikasi,khususnya pada proses untuk mengidentifikasi pasien pemberian obat pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis,atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.Kebijakan dan atau prosedur memerlukan sedikitnya
dua
cara
untuk
mengidentifikasi
seorang
pasien,seperti nama pasien,nomor rekam medis,tanggal lahir dan lain-lain. Suatu
proses
kolaboratif
digunakan
untuk
mengembangkan kebijakan dan atau prosedur agar dapat
memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat di identifikasi. Penilaian Sasaran I: 1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien. 2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat 3. Pasien
diidentifikasi sebelum mengambil
darah
dan
spesimen lain untuk pemeriksaan laboratorium klinis. 4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan prosedur. 5. Kebijakan
dan
prosedur
mengarahkan
pelaksanaan
identifikasi yang konsisten pada semua. 2. PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Puskesmas
mengembangkan
pendekatan
meningkatkan efektifitas kominikasi antar para
untuk pemberi
layanan. Maksud Dan Tujuan Sasaran II: Komunikasi efektif yang tepat waktu akurat,lengkap, jelas dan yang dapat dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan,dan
menghasilkan
peningkatan
keselamatan
pasien.Komunikasi dapat berbentuk eleketronik,lisan atau tertulis.Komunikasi yang dapat menimbulkan terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau
melalui
telepon.Komunikasi
dapat
menimbulkan
kesalahan adalah pelaporan kembali. Hasil pemeriksaan kritis seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito
melalui
telepon ke unit pelayanan. 3. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DI WASPADAI ( HIGH-ALERT ) Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu di waspadai (high alert). Maksud dan Tujuan Sasaran III Bila
obat-obatan
menjadi
bagian
dari
rencana
pengobatan pasien,manajemen harus berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien.Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medication) adalah obat yang sering
menyebabkan
terjadi
kesalahan
serius(sentinel
event),obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan(adverseoutcome) seperti oabt-obatan yang
terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan ucapan mirip/NORUM,atau look alike soun alike/LASA). Puskesmas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di puskesmas. Pemberian
label
penyimpanannya
di
secara area
benar
dan
bagaimana
tersebut,sehingga
membatasi
akses,untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja/kurang hati-hati. Penilaian Sasaran III 1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi,menetapkan lokasi,pemberian label,dan penyimpanan elektrolit konsentrat. 2. Implementasi kebijakan dan prosedur. 4. KEPASTIAN TEPAT- LOKASI, TEPAT-PROSEDUR,TEPAT PASIEN BEDAH MINOR. Puskesmas Setu I mengembangkan suatu pendekatan untuk
memastikan
tepat-lokasi,tepat-prosedur,dan
tepat-
pasien. Maksud dan Tujuan Sasaran IV Kesalahan prosedur pada tindakan bedah minor yang mungkin terjadi,adalah sesuatu yang menghawatirkan dan tidak mungkin dapat terjadi di puskesmas setu 1 kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak adekuat antara anggota tim kerja, kurang/tidak melibatkan pasien didalampenandaan lokasi(site marking),dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi bedah minor. Disampingitu assessment pasien yang tidak adekuat,penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat,budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim,permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca(illegible handwriting) dan pemakaian singkatan adalah Faktor-faktor kontribusiyang sering terjadi. Puskesmas
Setu
I
perlu
untuk
secara
kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan /prosedur yang efektif didalam mengeliminasi masalah yang menghawatirkan ini. Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam penaganan bedah minor dipuskesmas maka perlu dilakukan:
1. Puskesmas setu 1 menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi lokasibedah minor dan melibatkan pasien didalam proses penandaan. 2. Puskesmas setu 1 menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat prebedah minor tepat lokasi,tepat prosedur,dan tepat pasiendan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,tepat dan fungsional. 3. Tim yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi/time out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan bedah minor. 4. Kebijakan
dan
mendukung
prosedur
proses
memastikantepat
dikembangkanuntuk
yang
lokasi.Tepat
seragam
untuk
prosedur,dan
tepat
pasien, termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan diruang tindakan.
5.
PENGURANGAN
RESIKO
INFEKSI
TERKAIT
PELAYANAN
KESEHATAN Puskesmas Setu I mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Maksud dan Tujuan Sasaran V Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan,dan peningkatan biaya
untuk
mengatasi
infeksi
yang
berhubungan
dengan
pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para professional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih,infeksi pada aliran darah (blood
stream
infections)
dan
pneumonia
(sering
sekali
dihubungkan dengan ventilasi mekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan(hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bias di baca di standart operasional yang tersedia. Puskesmas Setu I mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk pencuci tangan yang benar dan wajib dilakukan semua staf. Elemen penilaian Sasaran V
1. Puskesmas Setu I mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum(al. dari WHO patien Safety) 2. Puskesmas Setu I menerapkan program mencuci tangan yang efektif. 3. Kebijakandan/atau prosedur dikembangkan untuk mengerahkan pengurangan secara berkelanjutan risiko dan infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. 6.
PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH PuskesmasSetu I mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh.
Maksud dan tujuan sasaran VI Jumlah kasus cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani,pelayanan yang disediakan,dan fasilitasnya, puskesmas Setu I mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cederabila sampai jatuh. Evaluasi bias termasuk riwayat jatuh,obat dan telaah terhadap konsumsi alcohol,gaya jalan dan keseimbangan,serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.Program tersebut harus ditetapkan Puskesmas Setu I.
Elemen penilaian sasaran VI 1. Puskesmas Setu I menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan,dan lain-lain. 2. Langkah–langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh dengan mengusulkan pengadaan tempat tidur yang mengurangi resiko pasien jatuh. 3. Langkah–langkah dimonitor hasilnya,baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dampak dari kejadian tidak diharapkan. 4. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh.
TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS SETU 1 Mengacu kepada standar keselamatan pasien di puskesmas setu 1, maka Puskesmas Setu I harus merancang proses baru atau memperbaiki proses
yang
ada,memonitor
dan
mengevaluasi
kinerja
melalui
pengumpulan data,menganalisis secara insentif insiden,dan melakukan perubahan untukmeningkatkan kinerja dan keselamtan pasien. Proses perancangan
tersebut
Puskesmas
Setu
harusmengacu I,kebutuhan
pada
pasien,
visi,misi
dan
petugas
tujuan
pelayanan
kesehatan,kaidah klinis terkini,praktik bisnis yang sehat,dan factor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan”Tujuh langkah keselamatan pasien Puskesmas Setu I” Uraian Tujuh langkah Menuju Keselamatan pasien Puskesmas setu 1adalah sebagai berikut:
1. MEMBANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN Menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. Langkah penerapan: A. BagiPuskesmas Setu I: Pastikan puskesmas setu 1memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden: mencatat kejadian
insiden
klinik,melakukan
melaporkan tindakan
ke
penaggung
pertolongan
sesuai
jawab
layanan
insiden
yang
terjadi,bagaimana langkah – langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang harus diberikan kepada staf,pasien dan keluarga. 1) PastikanPuskesmas Setu Imemiliki kebijakan yang menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden. 2) Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di Puskesmas Setu I. 3) Lakukan
asesmen
dengan
menggunakan
survey
penilaian
keselamatan pasien. B. Bagi Unit/Tim: -
Pastikan rekan sekerja anda merasa mampu untuk berbicara mengenai kepudulian mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.
-
Petugas puskesmas setu 1 wajib memastikan semua laporan dibuat secara terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksaan tindakan/solusi yang tepat.
2. MEMIMPIN DAN MENDUKUNG STAF
Membangun komitmen dan focus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien di puskesmas setu 1 Langkah penerapan:
A. Untuk PUskesmas Setu1 1) Dokter Puskesmas yang bertanggung jawab atas keselamatan pasien 2) Identifikasi di tiap bagian puskesmas setu 1,orang – orang yang dapat diandalkan untuk menjadi”penggerak” dalam gerakan keselamtan pasien 3) Prioritaskan
keselamatan
pasien
dalam
agenda
rapat
minilokakarya lintas program kepala puskesmas setu 1 atau kepala sub bagian tata usaha maupun rapat – rapat manejemen puskesmas setu 1. 4) Masukkan keselamatn pasien dalam semua program ltihan staf puskesmas setu 1 melalui penyegaran yang dilakukan secara bersama – sama efektivitasnya. B. Unit/Tim 1) Kepala UPTD puskesmas setu 1 sendiri yang memimpin gerakan keselamtan pasien 2) Menjelaskan kepada tim relevansi dan pentingnya serta manfaat bagi mereka dengna menjalankan gerakan keselamatan pasien 3) Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden.
3. MENGINTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO Mengembangkan system dan proses pengelolaan risiko,serta lakukan identifikasi dan assesmen hal yang potensial bermasalah.
Langkah Penerapan: A. Untuk puskesmas setu 1 1) Menyusun struktur dan proses yang ada dalam manejemen risiko klinis dan non klinis,serta pastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan keselamatan pasien dan staf. 2) Kembangkan indikator – indicator kinerja bagi system pengelolaan risiki yang dapat dimonitor oleh direksi/pimpinan puskesmas setu 1 3) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan insiden dan assesmen risiko untuk dapat secara praktik meningkatkan kepedulian terhadap pasien. B. Untuk Unit/Tim: 1) Kegiatan rapat di puskesmas setu 1 untuk mendiskusikan isu- isu keselamatan pasien guna memberikan umpan balik kepada manejemen yang terkait.
2) Pastikan ada penilaian risiko pada individu daam proses asesmen risiko puskesmas setu 1 3) Lakukan proses asesmen risiko secara teratur,untuk menentukan akseptabilitas setiap risiko,dan ambillah langkah – langkah yang tepat untuk memperkecil risiko tersebut 4) Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan keproses asesmen dan pencatatan risiko di puskesmas setu 1.
4. MENGEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN
Memastikan staf dapat melaporkan kejadian/insiden, serta Puskesmas Setu Imengatur pelaporan kepada penanggung jawab keselamatan pasien di puskesmas dan kepada kepala puskesmas.
Langkah penerapan : A. Untuk Puskesmas setu 1 Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden kedalam maupun keluar,yang harus dilaporkan ke komitenasional keselamatan pasien puskesmas setu 1.
B. Untuk Unit/Tim: Berikan semangat untuk rekan sekerja anda untuk secara aktif melaporkan setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga,karena mengandung bahan pelajaran yang penting.
5. MELIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN Mengembangkan cara – cara komunikasi yang terbuka dengan pasien Langkah penerapan :
A. Untuk puskesmas setu 1
1) Pastikan puskesmas setu 1 memiliki kebijakan yang secara jelas menjabarkan cara –cara komunikasi terbuka selam proses asuhan tentang insden dengan para pasien dan keluarganya (melibatkan pasien dan keluarga dalam penyusunan layanan klinik) 2) Pastikan pasien dan keluarga mereka mendapat informasi yang jelas dan benar bilamana terjadi insiden (informasi kepada pasien dan keluarga)
3) Berikan dukungan,pelatihan dan dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan kelurganya. B. Untuk Unit/Tim: 1) Pastikan tim anda menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan keluarga bila telah terjadi insiden. 2) Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana terjadiinsiden,dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas dan benar secara tepat. 3) Pastikan segera setelah kejadian,tim menunjukkan empati kepada pasien dan keluarganya.
6. BELAJAR
DAN
BERBAGI
PENGALAMAN
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN
Mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul. Langkah penerapan:
A. Untuk puskesmas setu 1 1) Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden secara tepat,yang dapat digunakan untuk identifikasi penyebab 2) Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria pelaksanaan analisis akar masalah (root cause analysis/RCA) yang mencakup insiden yang terjadi dan minimum 1 kali pertahun melakukan Failure Modes and Effects Analysis(FMEA) untuk proses risiko tinggi B. Untuk unit/Tim 1) Diskusikan dalam tim anda pengalaman dari hasil analisis insiden 2) Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak dimasa depan dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas 7.MENCEGAH
CEDERA
MELALUI
IMPLEMENTASI
SISTEM
KESELAMATAN PASIEN
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masal untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan Langkah penerapan :
A. untuk puskesmas setu I 1) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan,asesmen
risiko,kajian
insiden
dan
audit
serta
analisis,untuk menentukan solusi setempat 2) Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ualang sistem (struktur dan proses),Penyesuaian penyegaran staf dan / atau kegiatan klinis, termasuk penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan pasien 3) Lakukan
asesmen
risiko
Untuk
setiap
perubahan
yang
direncanakan 4) Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh tim penaggung jawab keselamatan pasien di puskesmas setu I 5) Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas insiden yang dilaporkan B. Untuk unit/ Tim 1) Semua tenaga pelayanan klinis dilibatkan dalam mengembangkan berbagai cara untuk membuat Asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman 2) Penanggung jawab ruang perawatan berkewajiban memeriksa dokumen perawatan yang dibuat staf 3) Pastikan bahwa penanggung jawab keselamatan pasien menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.
PENUTUP
Tujuh langkah keselamatan pasien puskesmas setu I merupakan panduan yang komreprehensif Untuk menuju keselamatan pasien , sehingga tujuh langkah tersebut secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap orang yang bekerja di puskesmas setu I Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus serentak. Pilih langkah – langkah yang paling strategis dan paling mudah dilaksanakan di puskesmas setu I.Bila langkah – langkah ini berhasil maka kembangkanlah langkah – langkah yang belum dilaksanakan bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan dengan baik puskesmas setu I dapat menambah penggunaan metode – metode lainnya sesuai tenaga dan sarana prasarana yang tersedia.
Demikian pedoman keselamatan pasien di puskesmas setu I ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada pasien