Endokrin Ilda.docx

  • Uploaded by: mutya amal dwi safura
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Endokrin Ilda.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,864
  • Pages: 23
Sistem endokrin terdiri atas kelenjar yang sangat berbeda satu sama lain.kelenjar endokrin terdiri atas kelompok sel sekretorik yang dikelilingi oleh jaringan kapiler

luas yang membantu difusi hormon (pesan kimia) dari sel

sekretorik ke aliran darah. Saat hormon tiba pada sel targetnya, hormon berikatan pada area spesifik, veseptor, dimana hormon bekerja memengaruhi reaksi kimia atau metabolik di dalam sel. Reseptor hormon peptida di membran sel dan hormon berbahan dasar lipid berada di dalam sel. Homeostasis lingkungan internal dipertahankan oleh sistem syaraf autonom dan sistem endokrin. Sistem syaraf autonom berhubungan dengan perubahan yang cepat, sementara sistem endokrin terlibat dalam penyesuaian yang lebih lambat. Hormon dilepaskan dalam berespons terhadap stimulus yang spesifik dan kerjanya biasanya berlawanan atau meniadakan stimulus melalui mekanisme umpan balik negatif. Pada mekanisme umpan balik negatif, stimulus dikurangi dengan pelepasan hormon oleh hipotalamus dan kelenjar hipofisis anterior, misal hormon steroid dan tiroid, atau secara langsung oleh kadar darah stimulus, misal, insulin dan glukagon. Efek mekanisme umpan balik positif adalah umpan balik dengan meningkatkan stimulus dan meningkatkan stimulus dan meningkatkan pelepasan hormon hingga proses tertentu sempurna dan stimulus berhenti, misal pelepasan oksitosin saat melahirkan.

Gambar posisi kelenjar endokrin

Contoh hormon peptida dan berbahan dasar lipid. Hormon berbahan dasar lipid Steroid

misalnya,

Hormon peptida

Glukokortiroid, Adrenalin

(epineprin),

Mineralokortiroid

(norepineprin)

Hormon tiroid

Insulin

Noradrenalin

Glukagon

Kelenjar Hipofisis dan Hipotalamus Kelenjar hipofisis dan hipotalamus bekerja sebagai suatu unit yang mengatur aktifitas sebagian besar kelenjar endokrin. Kelenjar hipofisis berada di fossa hipofiseal tulang sfenoid yang berada dibawah hipotalamus, yang dilekatkan oleh suatu tangkai. Kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong, beratnya sekitar 500 mg dan terdiri atas 3 bagian terpisah yang berasal dari berbagai jenis sel. Hipofisis interior (adenohipofisis) merupakan pertumbuhan keatas epitelium glandular yang berasal dari faring dan hipofisis pasterior (neurohipofisis) merupakan pertumbuhan ke bawah jaringan saraf yang berasal dari otak. Terdapat

jaringan serat saraf di antara hipotalamus dan hipofisis posterior. Antara lobus anterior dn posterior, terdapat garis jaringan yang tipis yang disebut lobus intermediate dan fungsinya pada manusia belum diketahui.

Gambar posisi kelenjar hipofisis dan struktur terkaitnya.

Hipotalamus dan kelenjar hipofisis diperdarahi oleh cabang dari arteri karotis internal. Lobus anterior diperdarahi secara tidak langsung leh darah yng sudah melewati dasar kapiler di hipotalamus, sedangkan lobus posterior diprdarahi secara tidak langsung. Hipotalamus juga diperdarahi oleh darah yang berasal dari sinus vena diantara lapisan dua mater.

Hipofisis Anterior Sebagian hormon yang disekresikan oleh lobus anterior (adenohipofisis) menstimulasi atau menghambat sekresi kelenjar endokrin (kelenjar target) sementara hormon lainnya memiliki efek langsung pada jaringan target. A

Gambar kelenjar hipofisis A Lobus kelenjar hipofisis dan hubungannya dengan hipotalamus B Sintesis dan penyimpanan hormon antidiuretik dan oksitosin

Pelepasan hormon hipofisis anterior terjadi setelah stimulasi kelenjar oleh hormon pelepasan khusus yang dihasilkan oleh hipotalamus dan dibawa ke kelenjar melalui sistem pembuluh darah porta hipofisis. Seluruh sistem dikendalikan oleh mekanisme umpan balik negatif, yakni saat terdapat kadar hormon yang rendah di darah yang menyuplai hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan pelepasan hormon yang menstimulasi pelepasan hormon tropik oleh hipofisis anterior. Hal ini pada gilirannya, menstimulasi kelenjar target untuk menghasilkan dan melepaskan hormonnya. Akibatnya, hormon tersebut meningkat dan menghambat sekresi faktor pelepasan oleh hipotalamus.

Hormon pertumbuhan (Growth Hormone, GH). Hormon ini paling banyak disintesis oleh hipofisis anterior. GH menstimulasi pertumbuhan dan pmbelahan sebagian besar sel tubuh, khususnya sel tulang an otot rangka. Pertumbuhan tubuh dalam berespons terhadap sekresi GH jelas terlihat saat masa kanak-kanak dan remaja, lalu selanjutnya sekresi Gh mempertahankan massa tulang dan otot rangka. Hormon ini juga mengatur metabolisme di banyak organ, misal hati, usus, dan pankreas; menstimulasi sintesis protein; mengingkatkan pemecahan lemak; dan meningkatkan kadar glukos darah. Pelepasan GH distimulasi oleh hormon pelepas hormon pertombuhan (Growth Hormon Releasing Hormon, GHRH) dan disupresi oleh hormon penghambat pelepasan hormon pertumbuhan (Growth Hormon Releasing Hormon, GHRH), yang keduanya disekresi oleh hipotalamus. Sekresi GH lebih banyak di malam hari saat tidur dan juga distimulasi oleh hipoglikemia, latihan fisik, dan ansietas. Jumlah hormon yang disekresikan mengalami puncak saat remaja dan kemudian menurun seiring pertambahan usia. Penghambatan sekresi GH terjadi oleh mekanisme umpan balik negatif saat kadar hormon dalam darah meningkat dan juga saat GHRH (somatostatin) dilepaskan oleh hipotalamus. GHRH juga menekan sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan gastrointestinal, misal getah lambung, gastrin, dan kolesistokinin. Hormon Perangsang Tiroid (Thyroid Stimulating Hormone, TSH) Hormon ini disintesis oleh hipofisis anterior dan pelepasannya distimulasi oleh TRH dari hipotalamus. Hormon ini menstimulasi pertumbuhan dan aktifitas kelenjar tirois yang menyekresikan hormon tiroksin (T4) dan tri-iodotironin (T3). Pelepasannya paling rendah saat menjelang sore hari dan paling banyak saat malam hari. Sekresi diatur oleh mekanisme umpan balik negatif. Saat kadar hormon tiroid dalam darah tinggi, sekresi TSH dikurangi, dan sebaliknya. Hormon Adrenokortikotropin (Adrencorticoreophic Hormone, ACTH)

Hormon pelepas kortikotropin (CRH) dari hipotalamus meningkatkan sintesis dan pelepasan ACTH oleh hipofisis anterior. Hal ini meningkatkan konsentrasi kolesterol dan steroid di dalam korteks adrenal dan keluaran hormon steroid, khususnya kostisol. Kadar ACTH tertinggi terjadi saat sekitar pukul 08.00 dan terendah terjadi saat sekitar tengah malam, walaupun kadar ACTH kadang tinggi saat siang hari dan pukul 18.00. Irama sirkandian ini dipertahankan seumur hidup. Hal ini berhubungan dengan pola tidua dan penyesuaian terhadap perubahan memerlukan waktu beberapa hari, misal perubahan shift kerja, perjalanan ke zona waktu yang berbeda (jet lag). Sekresi juga diatur oleh mekanisme umpan balik negatif, yakni sekresi disupresi saat kadar ACTH dalam darah meningkat. Faktor lain yang menstimulasi sekresi meliputi hipoglikemia, latihan fisik, dan sensor lainnya, misal status emosional dan demam. Hormon yang dihasilkan hipotalamus, hipofisis anterior, dan targenya. Hipotalamus

Hipofisis anterior

Kelenjar/jaringan target

GHRH

GH

Sebagian besar jarignan Banyak organ

GHRIH

Inhibisi GH

Kelenjar tiroid

Inhibisi TSH

Pulau-pulau pankreas Sebagian besar jaringan

TRH

TSH

Kelenjar tiroid

CRH

ACTH

Korteks adrenal

PRH

PRL

Payudara

PIH

Inhibisi PRL

Payudara

LHRH

FSH

Ovarium dan testes

GnRH

LH

Ovarium dan testes

GHRH = Growth Hormone Releasing Hormone

GH = Growth Hormone (somatotrofin) GHRIH = Growth Hormone Releasing Inhibiting Hormone (somatostatin) TRH = Thyroid Releasing Hormone TSH = Thyroid Stimulating Hormone CRH = Corticotrophin Releasing Hormone ACTH = Adrenocortocotrophic Hormone PRH = Prolactin Inhibiting Hormone PRL = Prolactin (Hormon Laktogenik) PIH = Prolactin Inhibiting Hormone (dopamin) LHRH = Luteinising Hormone Releasing Hormone GnRH = Gonadotrophin Releasing Hormone FSH = Follicle stimulating Hormone LH = Luteinising Hormone Polaktin. Hormon ini menstimulasi laktasi (produksi ASI) dan memiliki efek langsung pada payudara dengan segera setelah melahirkan. Kadar prolaktin dalam darah distimulasi oleh hormon pelepas prolaktin (PRH) yang dilepaskan oleh hipotalamus dan kadarnya diturunkan oleh hormon penghambat prilatin (PIH, dopamin) dan peningkatan kadar prolaktin dalam darah. Setelah melahirkan, isapan bayi menstimulasi sekresi prolaktin dan laktasi. Kadar prolaktin yang tinggi dalam darah merupakan faktor yang mengurangi insiden konsepsi saat laktasi. Prolaktin bersama estrogen, kortikosteroid, insulin, dan tiroksin terlibat dalam menginisiasi dan mempertahankan laktasi. Sekresi prolaktin terkait dengan

tidur, yakni meningkat saat periode tidur, di malam atau siang hari. Stress emosional juga meningkatkan produksi prolaktin.

Gambar pengaturan umpan balik negatif sekresi hormon oleh lobus anterior kelenjar hipofisis

Gonadotropin. Setelah pubertas, dua gonadotropin (hormon seks) disekresikan oleh hipofisis anterior dalam berespons terhadap hormon pelepas hormon lutein (LHRH), juga dikenal sebagai homon pelepas gonadotropin (GnRH). Pada pria dan wanita hormon ini berupa FSH dan LH. 1. Pada wanita. LH dan FSH berperan dalam sekresi hormon estrogen dan progesteron saat siklus menstruasi. Saat kadar estrogen dan progesteron meningkat, sekresi LH dan FSH disupresi. Selain itu, FSH menstimulasi produksi gamet (ovum). 2. Pada pria. LH juga disebut hormon perangsang sel interstisial (ICSH) menstimulasi sel interstisial testis untuk menyekresikan hormon tertosteron. Ringkasan hormon yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior dan fungsinya. Hormon

Fungsi

Hormon pertumbuhan (GH)

Mengatur metabolisme, meningkatkan

pertumbuhan jaringan khususnya tulang dan otot. Thyroid Simulating Homone (TSH)

Merangsang pertumbuhan dan aktivitas kelenjar tiroid dan sekresi T3 dan T4.

Adrenocorticotrophic

Hormone Merangsang korteks

adrenal

untuk

(ACTH)

menyekresikan glukokortioid.

Prolactin (PRL)

Merangsang produksi ASI

Follicle Stimulating Hormone (FSH)

Merangsang produksi sperma di testes, merangsang

sekresi

estrogen

oleh

ovarium, maturasi folikel ovarium, ovulasi. Luteinising Hormone (LH)

Merangsang sekresi testosteron yang dihasilkan testes, merangsang sekresi progesteron

yang

dihasilkan

oleh

korpus luteum.

Hipofisis Posterior Oksitosin dan hormon antidiuretik (ADH) adalah hormon yang disintesis di hipotalamus dan kemudian disimpan pada terminal akson dalam kelenjar hipofisis posterior. Hormon ini bekerja secara langsung pada jaringan non-endokrin dan dilepaskan oleh vesikel sinaps melalui eksitosis yang di stimulus oleh impuls saraf dari hipotalamus. Oksitosin Oksitosin menstimulus dua jaringan target pada saat dan setelah melahirkan: otot polos uterus dan sel otot payudara untuk menyusui. Saat melahirkan, terjadi peningkatan jumlah oksitosin yang dilepaskan oleh hipofisis posterior ke aliran darah dalam berespons terhadap peningkatan distensi reseptor regangan sensori di serviks uterus akibat kepala bayi. Impuls sensori dibangkitkan dan berjalan ke pusat kontrol di hipotalamus, menstimulasi hipofisis posterior untuk melepaskan lebih banyak oksigen. Akibatnya, hal ini

merangsang kontraksi uterus yang semakin bertenaga dan regangan serviks uterus yang semakin meningkat saat kepala bayi didorong kebawah. Peristiwa ini merupakan contoh mekanisme umpan balik positif yang berhenti segera setelah kepala bayi dilahirkan saat distensi serviks uterus semakin menurun. Proses pengeluaran ASI juga melibatkan mekanisme umpan balik positif. Isapan bayi membangkitkan impuls sensori yang dihantarkan dari payudara menuje ke hipotalamus. Impuls memicu pelepasan oksitosin dari hipofisis posterior dan oksitosin merangsang kontraksi sel miopitelial di sekitar sel glandula dan duktus laktiferus untuk berontraksi dan mengeluarkan ASI. Isapan bayi juga menghambat pelepasan PIH, yang memperpanjang sekresi prolaktin dan laktasi. Fungsi hormon ini pada pria dan wanita yang tidak menyusui, belum jelas diketahui.

Gambar pengaturan sekresi oksitosin melalui mekanisme umpan balik posotif

Hormon Antidiuretik (Antidiuretic Hormone, ADH) atau vasopresin Efek utama ADH adalah menurunkan keluaran urine (diuresis adalah produksi urine dalam jumlah besar). ADH meningkatkan permeabilitas air di tubulus kontortus distal dan kolektivus dari nefron ginjal. Akibatnya, reabsorbsi air yang berasal dari filtrasi glomerulus meningkat. Jumlah ADH yang disekresikan dipengaruhi oleh tekanan osmotik darah yang beredar ke osmoreseptor di hipotalamus. Saat tekanan osmotik meningkat, sekresi ADH meningkat, misalnya dehidrasi terjadi setelah hemoragi, mengakibatkan semakin banyak air yang di rabsorbsi dan keluaran urine menurun. Hal ini berarti bahwa tubuh menahan lebih

banyak air dan meningkatkan tekanan osmotik dipertahankan. Sebaliknya, saat tekanan osmotik darah rendah, misalnya setelah asupan cairan yang banyak sekresi ADH berkurang, sedikit air yang direabsorbsi dan semakin banyak urine yang dihasilkan. Pada konsentrasi yang tinggi, misalnya setelah pendarahan berat, ADH menyebabkan kontraksi otot polos, khususnya vasokonstriksi di pembuluh darah kulit dan organ abdomen. Hal ini berarti ADH memiliki efek pressor, meningkatkan tekanan darah sistemik sehingga nama lain hormon ini adalah vasopresin, mencerminkan efek ini.

Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid berada di leher, di depan laring dan trakea pada vertebrata servikalis ke-5, 6, dan 7, serta toraksik ke-1. Kelenjar ini kaya pembuluh darah dan memiliki berat sekitar 25 g dan dikelilingi oleh kapsul fibrosa. Bentuknya menyerupai kupu-kupu, dan terdiri atas dua lobus. Sati lobus terletak di sisi kartilago tiroid dan lobus lainnya di bagian atas cincin kartilago trakea. Kedua lobus dipersatukan oleh istmus yang sempit dan berada di depan trakea. Lobus berbentuk kerucut, dengan panjang sekitar 5 cm dan lebar 3 cm.

Gambar posisi kelenjar tiroid dan struktur terkaitnya. Tampak depan.

Darah arteri yang memperdarahi kelenjar melalui arteri tiroid superior dan inferior. Arteri tiroid superior merupakan cabang arteri karotis eksternal dan arteri tiroid inferior merupakan cabang dari arteri subklavia. Aliran balik vena melalui vena tiroid mengalir ke vena jugularis interna. Dua kelenjar paratiroid terletak berlawanan dengan permukaan posterior tiap lobus dan kadang melekat pada jaringan tiroid. Saraf laringeal rekurens berjalan ke atas mendekati lobus kelenjar dan pada sisi kanan, saraf ini berada di dekat arteri tiroid inferior. Kelenjar terdiri atas epilium kuboid yang membentuk folikel sferiks. Folikel ini menyekresikan dan menyimpan koloid, materi protein yang lengket dan pekat. Antara folikel-folikel, terdapat sel lain yang ditemukan tunggal atau dalam kelompok kecil; sel parofolikular, juga disebut sel-C3, yang menyekresikan hormon kalsitonim. Tiroksin dan triiodotironin Iodin sangat penting untuk pembentukan hormon kelenjar tiroid, tiroksin (T4), dan triiodotironin (T3). Sumber utama iodin dalam tubuh adalah makanan laut, sayuran yang tumbuh di tanah yang kaya iodin, garam meja beryodium dalam diet. Kelenjar tiroid secara selektif, mengambil iodin dari darah, suatu prses yang disebut penangkapan iodin. Hormon tiroid disintesis sebagai prekursor molekul besar yang disebut tirogobulin, unsur utama koloid. Pelepasan T3 dan T4 ke darah diatur oleh TSH yang dihasilkan hipofisis anterior. Sekresi TSH distimulasi oleh TRH dari hipotalamus dan sekresi TSH distimulasi oleh latihan fisik, stress, malnutrisi glukosa plasma yang rendah, dan tidur. Kadar sekresi TSH berganting pada kadar plasma T3 dan T4 karena hormon ini mempengaruhi sensitivitas hipofisis anterior terhadap TRH. Melalui mekanisme empan balik negatif, peningkatan kadar T3 dan T4 menyebabkan penurunan sekresi TSH dan sebaliknya. Saat suplai iodin rendah, TSH yang berlebihan disekresikan serta terdapat proliferasi sel kelenjar iroid dan

pembesaran kelenjar. Sekresi T3 dan T4 dimulai sekitar usia 3 bulan kehidupan dan meningkat saat pubertas pada wanita saat usia reproduktif, khususnya saat hamil. Selanjutnya, sekresi T3 dan T4 cukup konstan seumur hidup. Hormon tiroid masuk ke sel target dan mengatur ekspresi gen di inti sel, yakni hormon meningkatkan atau menurunkan sintesis beberapa protein termasuk enzim. Hormon ini bergabung dngan tempat reseptor khusus dan meningkatkan efek hormon lain, misal adrenalin dan non-adrenalin. T3 dan T4 memngaruhi sebagian besar sel tubuh dengan meningkatkan laju metabolik basal dan produksi panas serta mengatur metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. T3 dan T4 penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal, khususnya sistem skeleton dan persarafan. Sebagian besar organ dan sistem lain juga dipengaruhi oleh hormon tiroid-efek fisiologi T3 dan T4 pada jantung, otot rangka, kulit, pencernaa, dan reproduksi tampak lebih nyata saat kelenjar tiroid kurang aktif atau sangat aktif

Gambar struktur mikroskopis kelenjar tiroid

Gambar pengaturan umpan balik negatif sekresi T3 dan T4

Kalsitonin Hormon ini disekresi oleh sel-C atau parafolikular di kelenjar tiroid. Hormon ini bekerja pada tulang dan ginjal untuk menurunkankadar kasium darah saat kadar ini meningkat. Hormon ini menurunkan reabsorbsi kalsium pada tulang dan menghambat rabsorbsi kalsium oleh tubulus ginjal. Efeknya berlawanan dengan hormon paratiroid, hormon yang disekresi oleh kelenjar paratiroid, hormon yang disekresi oleh kelenjar paratiroid. Pelepasan kalsitonin distimulus oleh peningkatan kalsium dalam darah. Horomon ini penting pada masa kanak-kanak saat tulang mengalami perubahan penting dalam ukuran dan bentuk. Efek umum sekresi hormon tiroid yang abnormal. Hipertiroidisme: peningkatan sekresi T3 Hipotiroidisme: penurunan sekresi T3 dan T4

dan T4

Peningkatan laju metabolik basal

Penurunan jagu metabolik basal

Penurunan berat badan, peningkatan Peningkatan berat badan, anoreksia selera makan Ansietas, kurang istirahat, eksitabilitas Depresi,

psikosis,

keterbelakangan

mental

mental, letargi

Rambut rontok

Kulit kering, rambut pecah

Takikardia, palpitasi, fibrasi atrium

Bradikardia

Kulit mudah berkeringat dan hangat, Kulit kering dan dingin, cenderung

intoleransi panas

hipotermia

Diare

Konstipasi

Eksoftalmos pada penyakit Grave

Kelenjar Paratiroid Terdapat empat klenjar kecil paratiroid, dua kelenjar melekat pada permukaan posterior tiap lobus kelenjar tiroid. Kelenjar ini dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat. Sel-sel pembentuk kelenjar berbentuk bola dan disusun dalam kolom dengan saluran yang mengandung darah diantaranya. Kelanjar paratiroid menyekresi hormon paratiroid. Sekresi diatur oleh kadar kalsium dalam darah. Saat kadar kalsium turun, sekresi hormon paratiroid meningkat dan sebaliknya. Fungsi utama hormon paratiroid adalah meningkatkan kadar kalsium dalam darah. Hal ini tercapai dengan meningkatkan secara tidak langsung jumlah kalsium yang diabsorbsi pada usus halus dan mereabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal. Jika sumber ini memberikan suplai yang tidak adekuat, maka hormon paratiroid menstimulasi osteoklas (sel penghancur tulang) dan reabsorpsi kalsium dari tulang. Parathormon dal kalsitonin dari kelenjar tiroid bekerja saling melengkapi untuk mempertahankan kadar kalsium darah dalam batas normal. Hal ini diperlukan untuk kontraksi otot, pembekuan darah, dan transmisi impuls saraf.

Gambar posisi kelenjar paratoroid dan struktur terkaitnya, tampak dari belakang.

Kelenjar Adrenal (Suprarenal) Terdapat dua kelenjar adrenal, yang berada di kutub atas tiap ginjal yang terbungkus di dalam fasia renalis. Panjang kelenjar ini sekitar 4 cm dan tebanya sekitar 3 cm. Arteri yang memperdarahi kelenjar adalah cabang dari aorta abdominal dan arteri renalis. Aliran balik vena terjadi pada vena suprarenalis. Kelenjar kanan diperdarahi vena kava inferior dan kelenjar kiri diperdarahi oleh vena renalis kiri. Kelenjar terdiri atas dua bagian yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda, bagian terluar adalah korteks dan bagian dalam adalah medula. Korteks adrenal penting untuk kehidupan, tetapi tidak bagian medula.

Korteks Adrenal Korteks adrenal menghasilkan tiga kelompok hormon steroid yang terbuat dari kolesterol. Ketiga hormon ini disebut adrenokortikokoid (kortikosteroid, kortikoid). Ketiga hormon tersebut adalah sebagai berikut: 1. Glukokortikoid

Kortisol (hidrokortison) merupakan glukokortikoid utama, tetapi sejumlah kecil kortikosteron dan kortison juga dihasilkan. Hormon ini berfungdi mengatur metabolisme dan respons terhadap stress. Sekresi dikendalikan oleh mekanisme umpan balik negatif yang melibatkan hipotalamus dan hipofisis anterior. Glukokortikoid distimulasi oleh ACTH dari hipofisis anterior dan stress. Pada kondisi saat tidak stress, sekresi diatur menurut irama sirkandian. Kadar hormon tertinggi terjadi antara pukul 04.00 dan 08.00 dan kadar terendah, antara tengah malam dan pukul 03.00. Saat pola bangun dan tidur berubah, perlu penyesuaian beberapa hari agar sekresi ACTH/kortisol kembali teratur. Glukokortikoid memiliki efek metabolik yang luas , yaitu: a. Glukoneogenesis(pembekuan gula dari bahanselain karbohidrat, misal protein) dan hiperglikemia (peningkatan kadar glukosa darah). b. Lipolisis (pemecahan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol untuk produksi energi). c. Merangsang pemecahan protein, melepaskan asam amino, yang dapat digunakan untuk sintesis protein lain, misal enzim atau untuk produksi energi (ATP). d. Meningkatkan absorbsi natrium dan air dari tubulus ginjal (efek lemah mineralkortikoid). Pada patologi dan farmakologi, jumlah kortikoid juga memiliki efek lain yang

melipitu

kerja

antiinflamasi,

respons

supresi

imun,

dan

memperlambat penyembuhan luka. 2. Mineralkortikoid (aldosteron) Aldosteron merupakan mineralkortikoid utama. Fungsinya berhubungan dengan mempertahankan keseimbangan air dan lektrolit tubuh. Melalui umpan balik negatif, aldosteron menstimulasi reabsorbsi natrium di tubulus ginjal dan ekskresi kalium di urine. Reabsrorbsi natrium juga disertai retensi air sehingga aldosteron terlibat dalam pengaturan volume dan tekanan darah juga. Kadar kalium dalam darah mengatur jumlah aldosteron yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Saat kadar kalium darah

meningkat, semakin banyak aldosteron yang disekresi dan sebalinya. Angiotensin juga menstimulasi pelepasan aldosteron. Saat aliran darah di ginjal atau kadar darah mengalami penurunan, enzim renin

disekresi

oleh

ginjal.

Renin

mengubah

protein

plasma

angiotensinogen, yang dihasilkan hati, menjadi angiotensin 1. Angiotensin Converting Enzyme (ACE), yang dibentuk dalam jumlah kecil di paru, tubulus proksimal ginjal, dan jaringan lain, mengubah angiotensin 1 menjadi angiotensin 2, yang merangsang sekresi aldosteron. Angiotensin 2 juga menyebabkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah. 3. Hormon Seks Hormon seks, terutama androgen (hormon seks pria), disekresi oleh korteks adrenal dan jumlah yang dihasilkan tidak signifikan dibandingkan yang disekresi oleh testes dan ovarium pada pubertas akhir juga masa dewasa.

Gambar pengaturan umpan balik negatif sekresi glukokortikoid.

Medulla Adrenal Medulla dikelilingi oleh korteks adrenal. Medulla berkembang dari jaringan saraf pada masa embrio dan merupakan bagian saraf simpatik dari system saraf autonomy. Medulla adrenal distimulasi oleh saraf simpatik yang mempersarafi agar menghasilkan hormone adrenalin dan noradrenalin.

Adrenallin (epinefrin) dan noradrenallin (norepinefrin). Noradrenallin adalah neurotransmitter

postganglion

saraf

simpatik.

Adrenalin

dan

sebagian

noradrenalin dilepaskan ke darah dari medulla adrenal saat stimulasi saraf simpatik. Struktur adrenalin mirip dengan noradrenalin dan hal ini menjelskan efeknya yang serupa. Kedua hormon ini memperkuat respons fight or flight dengan meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah; mengalihkan darah ke organ penting, seperti jantung, otak, dan otot tungkai mendilatasi pembuluh darah organ yang penting; dan mengontriksi pembuluh darah di organ yang kurang penting, seperti kulit; serta meningktakan laju metabolism; dan mendilatasi pupil. Adrenalin memiliki efek yang lebih besar pada jantung dan proses metabolisme, sedangkan noadrenalin memiliki efek yang lebih besar pada pembuluh darah. Respons terhadap Stres Saat tubuh mengalami stress, homeostasis terganggu. Stressor meliputi latihan fisik, respons jangka panjang, puasa, ketakutan, perubahan suhu, Infeksi, penyakit, dan situasi/gangguan emosional. Pada beberapa kasus, untuk memulihkannya dan demi kelangsungan hidup, jika diperlukan, terdapat respons cepat dan respons jangka panjang. Respons cepat kadangdigambarkan sebagai persiapan untuk fight (lawan) atau glukokortikoid dan mineralokortikoid dari korteks adrenal dan memberi respons yang lebih lama terhadap stress Pulau Pankreas Sel yang menyusun pulau pancreas (Langerhen) ditemukan dalam kelompok yang tersebar tidak beraturan pada substansi pancreas. Tidak seperti pancreas eksokrin, yang menghasilkan getah pankreatik, tidak ada ductus yang berasal dari kumpulan sel Langerhans. Hormone pancreas disekresi secara langsung ke aliran darah dan beredar ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis sel di ulau Langehans yaitu sebagai berikut: 1. Sel α (alfa) yang menyekresi glukogen

2. Sel β (beta) yang menyekresi insulin 3. Sel ϒ (gama) yang menyekresi somatostatin Kadar glukosa darah normal adalah 3,5-8 mmol/liter (63-144 mg/100ml). kadar glukosa darah dikendalikan oleh hormone insulin (menurunkan kadar glukosa darah) dan glucagon (meningkatkan kadar glukosa darah).

Insulin Insulin merupakan polipeptida yang mengandung 50 asam amino. Fungsi uretra insulin adalah menurunkan kadar nutrient darah, khususnya glukosa, tetapi juga asam aminjadi glikogen (kosa meng dan asam lemak. Saat nutrient ini, khususnya glukosa berlebihan, sekresi insulin ditingkatkan dengan cara sebagai berikut: 1. Bekerja pada membrane sel, merangsang ambilan dan penggunaan glukosa oleh sel otot serta jaringan ikat. 2. Meningkatkan pengubahan glukosa menjadi glikogen (glikogenesis), khususnya di hati dan otot rangka 3. Mempercepat ambilan asam amino oleh sel dan sinstesis protein 4. Meningkatkan sintesis asam lemak dan penyimpanan lemak di jaringan adiposa (lipogenesis) 5. Mengurangi glikogenesis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) 6. Mencegah pemecahan protein dan lemak, serta gluconeogenesis (pembentukan gula dari sumber selain karbohidrat, misal protein). Sekresi insulin distimulasi oleh peningkatan kadar glukosa darah dan sedikiy stimulasi parasimpatik, penigkatan kadar asam amino dan asam lemak, serta hormone gastrointestinal, misal gastrin, sekretin, dan kolesistoknin. Sekresi diturunkan oleh stimulasi saraf simpatik, glucagon, adrenalin, kortikol, dan somatostatin (GHRIH) yang disekresi oleh pulau Langerhans. Glucagon Efek

glucagon

menstimulasi:

adalah

meningkatkan

kadar

glukosa

darah

dengan

1) Pengubahan glikogen menjadi glukosa di hati dan otot rangka (glikogenolisis); 2) Gluconeogenesis Sekresi glucagon distimulasi oleh kadar glukosa darah dan latihan fisik, serta diturunkan oleh somatostatin dan insulin. Somatostatin (GHRIH) Efek hormone ini juga dihasilkan oleh hipotalamus, yaitu menghambat sekresi hormone insulin dan glucagon selain menghambat sekresi hormone pertumbuhan (GH) dari hipofisis anterior. Kelenjar atau Badan Pineal Kelenjar pineal adalah badan berukuran kecil yang melekat pada atap ventrikel ketiga dan terhubung dengan tangkai pendek berisi saraf yang bermuara di hipotalamus. Kelenjar pineal memiliki panjang sekitar 10 cm, berwarna coklat kemerahan, dan dibungkus oleh suatu kapsul. Melatonin Melatonin disekresi oleh kelenjar pineal. Sekresi dikendalikan oleh sinar matahari dan kadarnya berfruktuasi tiap 24 jam, puncaknya pada malam hari dan terendah pada siang tengah hari. Sekresi juga dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari, yakni variasi musim. Walaupun fungsinya tidak sepenuhnya dipahami, melatonin dipercaya berhubungan dengan: 1) Koordinasi irama sirkadian dan diurnal banyak jaringan, mungkin dengan memengaruhi hipotalamus; 2) Menghambat peetumbuhan dan perkembangan organ seks sebelum pubertas,

mungkin

dengan

mencegah

sintesis

atau

pelepasan

gonadotriopin. Kelenjar pinela cenderung mengalami atrofi setelah pubertas dan dapat menjadi terkalsifikasi di kemudian hari. Kelenjar Timus

Timosin Timosin di sekresi oleh kelenjar timus dan diperlukan untuk perkembangan limfosit T untuk imunitas diperantarai sel (cell-mediated immunity).

Hormone Lokal Sejumlah jaringan tubuh yang bukan merupakan kelenjar endokrin menyekresikan substansi yang bekerja secara local. Histamine Hormone ini disintesis oleh sel mast di jaringan dan basophil dalam darah. Hormone ini dilepaskan sebagai bagian dari proses inflamasi, yang meningkatkan permeabilitas kapiler dan menyebabkan vasodilatasi. Hormone ini juga menyebabkan kontraksi otot polos bronkus dan saluran cerna serta merangsang sekresi merangsang sekresi getah lambung. Serotonin (5-hidroksitriptamin, 5-HT) Hormone ini berada dalam trombosit, otak, dan dinding usus. Hormone ini menyebabkan sekresi usus dan kontraksi otot polos serta berperan dalam hemostasis (pembekuan darah). Prostaglandin Hormone ini merupakan substansi lipid yang ditemukan di sebagian besar jaringan yang bekerja sebagai hormone local memiliki efek fisiologi yang luas dalam hal berikut ini. 1. Respons inflamasi 2. Meningkatkan nyeri 3. Demam 4. Mengatur tekanan darah 5. Pembekuan darah 6. Kontraksi uterus saat persalinan

Senyawa kimia lainnya meliputi leukotriene dan tromboksan, misal tromboksan A2, yang meningkatkan pengumpulan trombosit. Horomon Gastrointestinal Beberapa hormone local, meliputi gastrin, sekretin, dan kolesistokinin (CCK), memengaruhi sekresi getah pencernaan dan fungsinya.

Related Documents

Endokrin -
October 2019 33
Sistem Endokrin
October 2019 27
Sistem Endokrin
June 2020 15
Endokrin Ilda.docx
May 2020 17
Endokrin Dela.docx
December 2019 24
Endokrin Ht
November 2019 28

More Documents from "api-3810448"

Endokrin Ilda.docx
May 2020 17
Mater I.docx
May 2020 17
July 2020 18
01-ondeacustiche.pdf
May 2020 14