EMOSI PSIKOLOGI
Jan 9, '08 5:58 PM for everyone
Emosi Bukan Sekedar Marah Sekelumit Tentang Emosi “Kamu mah emosian sih”. Kata-kata itu sering diucapkan ketika seseorang sedang marah. Emosi sering dikaitkan dengan orang yang pemarah. Pengertian tersebut secara awam dikenali dan dipakai oleh banyak orang. “Jangan emosian dunk”. Pengertian emosi yang dikaitkan dengan marah, malah terkadang diidentikkan dengan sifat suku, misalnya suku tertentu berasal dari Sumatera. Emosi melekat pada setiap orang, namun apakah setiap orang pemarah? Emosi tidak sekedar menunjukkan orang yang pemarah apalagi merujuk kepada streotip untuk suku tertentu. Apabila emosi ditilik dari bahasa Inggris, kata emosi adalah ‘emotion’. Emotion merujuk pada sesuatu dan perasaan yang sangat menyenangkan atau sangat mengganggu. Misalnya, Seseorang merasakan situasi yang menyenangkan ketika bersama pacar, rasa bahagia, saling senyum, dan dunia serasa milik berdua. Keadaan itu mungkin dikatakan “emosi cinta”. Emosi memiliki jenis yang berbeda-beda. Emosi memiliki bentuk bermacam-macam, antara lain: sedih, takut, jijik, sedih dan terkejut. Ragam emosi tidak memiliki acuan yang sama dan memiliki gradasi yang berbeda. Pembahasan emosi banyak dikaji oleh ilmu psikologi. Emosi diteliti berdasarkan beberapa acuan. Emosi dipicu dari pandangan seseorang terhadap suatu kejadian, adanya reaksi fisiologis yang kuat, ekspresi berdasarkan pada mekanisme genetika, merupakan informasi dari satu orang ke yang lainnya, dan membantu seseorang beradaptasi terhadap perubahan situasi lingkungan. Seorang mahasiswa mendapat nilai E. Dia mungkin tidak kesal medapat bobot nilai E, karena memang seorang pemalas, namun mahasiswa lain akan tampak sangat marah dan mencerca dosen yang memberi nilai tersebut. Emosi berkaitan dengan sikap yang membuat efek membekas dan dirasakan terhadap suatu objek dapat bersifat positif atau negatif. Pernyataan ini menyangkut pengertian emosi yang dirasakan oleh setiap orang. Efek positif mendekatkan pada suatu objek dan efek negatif menjauhkan dari objek (Newcomb,dkk, 1981:91). Emosi yang muncul disertai reaksi fisiologis yang dapat dikenali, misalnya detak jantung meningkat cepat, tangan gemetar, ingin kabur, dan sebagainya. Ekspresi emosional berdasarkan pada mekanisme genetika, artinya, semua orang memiliki kemiripan dalam mengekspresikan emosi (www.e-psikologi.com). Ekspresi wajah sedih pada orang cina mirip dengan ekspresi wajah sedih pada orang padang.
Ekspresi wajah bahagia orang Arab, mirip dengan ekspresi bahagia orang Jawa. Emosi tidak sekedar dilihat dari reaksi fisiologis. Emosi bisa munculkan oleh motif sosiogenetik yaitu motif yang dipelajari oleh orang lain berasal dari lingkungan tempat seseorang berkembang (Gerungan, 1996:149). Emosi memberikan informasi dari satu orang ke yang lainnya. Rasa takut yang dialami seseorang sebagai informasi bahwa dia tidak mau melakukan sesuatu. Marah dialami merupakan informasi bahwa ia tidak suka diperlakukan seperti perlakuan yang sudah diterimanya. Emosi dapat muncul tidak disadari dan tanpa diniatkan. Seseorang baru sadar mengalami sebuah emosi setelah emosi itu dialami sendiri, Misalnya bertemua dengan musuh, tiba-tiba saja marah. Emosi hakikatnya adalah salah satu bentuk dari komunikasi seseorang. Kala seseorang emosi, artinya dia sedang berupaya menyampaikan pesan kepada orang lain. Bentuk penyampaiannya berbeda-beda, bergantung pada lingkungan dan kondisi sosial budaya yang membentuknya. Komunikasi pada emosi memiliki ciri-ciri tertentu: 1. Sikap terjadi bukan dibawa sejak diilahirkan. 2. Sikap berubah-ubah dan dapat dipelajari. 3. Siap tidak berdiri sendiri, karena mengandung relasi terhadap suatu objek. 4. Sikap merupkan segi-segi motivasi dan perasaan. Sifat berdasarkan pengetahuan seseorang (Newcomb, Turner, dan Converse, 1981:151). Penjelasan diatas adalah uraian tentang emosi. Lalu, apakah yang dimaksud dengan marah? Marah adalah suatu perilaku yang normal dan sehat, sebagai salah satu bentuk ekspresi emosi manusia . Namun, ketika marah tidak terkendali dan cenderung menuju arah negatif, marah akan menjadi masalah (Rahmat, www.percikan-iman.com). Seperti bentuk emosi lainnya, marah juga diikuti dengan perubahan psikologis dan biologis. Ketika Anda marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, begitu juga dengan level hormon, adrenaline, dan noradrenaline, ungkap Charles Spielberger, Ph.D., seorang ahli psikologi yang mengambil spesialisasi studi tentang marah. Dari pendapatnya tersebut, Apabila seseorang sedang marah, ada banyak hal yang terjadi pada dirinya yang mungkin tidak pernah kita perhatikan lebih jauh. Ketika marah, secara psikologis dan biologis diri kita mengalami perubahan yang cukup signifikan, bahkan drastis, dibandingkan dengan keadaan ketika kita Emosi dalam Kepribadian “Si Dodi itu sabar dan orangnya baik banget, dia jarang marah, sedangkan Hasyim itu pemarah, orang batak seh”. Emosi pada kepribadian merujuk sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang. Suatu emosi cenderung diulang-ulang, maka emosi itu
dianggap sebagai sifat kepribadian. Emosi memilki hubungan yang mempengaruhi pada kepribadian seseorang. Orang yang sering marah-marah akan disebut memiliki sifat pemarah. Orang yang sering mengalami takut akan disebut penakut. Orang yang sering menunjukkan kebanggaan diri akan disebut sombong. Orang yang sering bersedih akan disebut pemurung. Orang yang mudah cemas disebut pencemas. Emosi berbeda diartikan berdasarkan latar daerah bahasa. Bahasa berbeda memiliki jumlah kosakata emosi yang berbeda. Misalnya, kata emosi dalam bahasa inggris berbeda dengan jumlah kata-kata emosi dalam bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa Minangkabau. Emosi yang dialami mungkin sama, namun dalam bahasa tertentu hanya digunakan satu kata untuk menyebutnya, sedangkan dalam bahasa lain diterangkan lebih terperinci sehingga dipecah ke dalam beberapa kata. Salah satu pengategorian emosi yang cukup bermanfaat adalah dengan membedakan emosi berdasarkan skenario kognitif yang dimiliki seseorang terhadap emosi yang dialami. Misalnya dibedakan berdasarkan kejadian-kejadian yang menyebabkan emosi, berdasarkan nilai positif dan negatif, berdasarkan kedekatan makna antara kata-kata emosi, dan lainnya. Sekurangnya terdapat tiga cara dalam membedakan emosi, yakni perbedaan yang terlihat dengan adanya kata-kata emosi yang banyak jumlahnya itu, membedakan berdasarkan kejadian yang menimbulkan emosi dan tanda-tanda munculnya emosi. Emosi datang berdasarkan motif. Motif merupakan pengertian yang berkaitan semua penggerak atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan diia berbuat sendiri. Tingkah laku manusia menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Gerungan, 1996:140). Anna Wierzbicka, seorang peneliti emosi dari Australian National University, membedakan emosi ke dalam 6 kelompok utama yang didasarkan pada tema-tema umum, yakni 1) "Sesuatu yang baik terjadi", 2) "Sesuatu yang buruk terjadi", 3) "Sesuatu yang buruk bisa/akan terjadi", 4) "Saya tidak ingin hal seperti ini untuk terjadi’, 5) ‘berpikir tentang orang lain", 6) "Berpikir tentang diri sendiri". Masingmasing dari tema itu terkait dengan beberapa aspek skenario kognitif yang dimiliki. Emosi tersebut berkaitan dengan derajat perasaan. Derajat perasaan sebagai suatu sikap dapat dilihat sebagai penilaian terhadap suatu objek tertentu dengan istilah baik atau buruk. Semakin sentral suatu objek seseorang semakin besar kemungkinan seseorang menyimpan sejumlah besar informasi mengenai objek itu, Tingkah laku manusia tidak hanya resfonsif terhadap rangsangan dari situasi sesaat. Situasi sepintas lalu maka sepintas juga yang terekam diingatan. Kalau lebih kompleks, maka lebih kompleks yang terekam diingatan. Masing-masing dari tema itu terkait dengan beberapa aspek skenario kognitif yang dimiliki.
1. Sesuatu yang baik terjadi. Jika seseorang mengalami sesuatu yang baik terjadi dalam hidup Anda, misalnya seseorang mendapatkan undian, diterima bekerja, mendapatkan kekasih, menggapai impian, maka akan merasa bahagia, senang, gembira, suka, riang, damai, nyaman, nikmat, lega, dan semacamnya. 2. Sesuatu yang buruk terjadi. Seseorang berada dalam situasi yang buruk, misalnya dipecat, dikhianati dan sebagainya yang buruk-buruk. Maka akan mengalami kesedihan, tertekan, menderita, sakit hati, frustrasi, kecewa, merasa ditolak, atau lainnya yang semacam. 3. Sesuatu yang buruk bisa/akan terjadi Jika seseorang merasa bahwa sesuatu yang buruk bisa saja terjadi. Misalnya bisa kehilangan orang disayang, kehilangan penghasilan, dan sebagainya yang burukburuk, maka mungkin mengalami cemas, panik, takut, khawatir, gugup, pucat, waswas, waspada, atau lainnya. 4. Seseorang tidak ingin hal seperti ini terjadi, Saat seseorang ingin yang terjadi tidak seperti yang dialami, mungkin akan merasa marah, panas hati, murka, terkejut, atau yang lainnya. 5. Berpikir tentang orang lain. Pada saat Anda memikirkan orang lain, mungkin seseorang merasa iri atau cemburu. 6. Berpikir tentang diri sendiri. Seseorang mengalami emosi tertentu ketika berpikir tentang diri sendiri. Emosi yang biasanya muncul karena berpikir tentang diri sendiri menimbulkan rasa malu, bingung, merasa bersalah, menyesal, bangga atau yang lainnya. Kesimpulan Emosi memiliki jenis yang berbeda-beda. Emosi memiliki terdiri dari sedih, takut, jijik, sedih dan terkejut. Ragam emosi tidak memiliki acuan yang sama dan memiliki gradasi yang berbeda. Emosi bukanlah marah, melainkan marah adalah bagian dari emosi. Emosi berkembang karena motif dan derjat perasaan. Emosi memiliki hubungan yang mempengaruhi terhadap kebudayaan.
Daftar Bacaan Danandjaja, James. 1988. Antropologi Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers. Gerungan, W.A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung. Eresco. Mendatu, Achmanto. Apakah arti emosi? www.e-psikologi.com Newcomb, Turner, dan Converse. 1981. Psikologi Sosial. Bandung: CV. Dipenogoro. Rahmat. Memahami Sifat Marah. www.percikan-iman.com