PRAKTIKUM III EMBRIO AYAM I.
Pendahululuan Reproduksi atau perkembangbiakan adalah proses dimana suatu organisme menghasilkan individu dari spesies yang sama. Perkembangbiakan pada orgnisme itu bertujuan agar organisme yang bersangkutan dapat mempertahankan jenisnya. Sehingga bagi organisme, dengan bereproduksi maka hal tersebut merupakan cara agar keturunannya tidak mengalami kepunahan. Cara bereproduksi pada organisme dapat dibagi menjadi dua yakni, reproduksi seksual atau generatif atau kawin dan reproduksi secara aseksual atau vegetatif atau tidak kawin. Hewan vertebrata umumnya bereproduksi secara generatif atau secara kawin yang merupakan perkembangbiakan atau reproduksi yang terjadi apabila terbentuknya individu baru didahului dengan peristiwa peleburan sel-sel gamet atau fertilisasi dua sel haploid. Proses pembentukan sperma dan telur (ovum) disebut gametogenesis, sehingga sel sperma dan sel telur (ovum) memiliki kemampuan untuk saling melebur dalam proses fertilisasi. Bila terjadi fertilisasi atau konsepsi atau coitus, maka satu oosit akan bergabung dengan satu spermatozoa menghasilkan satu sel baru yaitu zigot. Fertilisasi menandai dimulainya fase diploid pada hewan dan tumbuhan yang berkembangbiak secara seksual. Fertilisasi pada berbagai jenis hewan vertebrata dibagi menjadi dua berdasarkan tempat terjadinya yakni fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal. Fertilisasi internal adalah fertilisasi yang terjadi di dalam tubuh organisme yang melakukan kopulasi atau coitus dan fertilisasi eksternal adalah fertilisasi yang terjadi di luar tubuh organisme yang melakukan kopulasi atau coitus. Fertilisasi internal biasanya menghasilkan sel telur dalam jumlah yang terbatas atau jumlah sel telur (ovum) yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan jumlah sel telur (ovum) yang dihasilkan dari fertilisasi eksternal. Pada Aves atau unggas proses fertilisasinya berlangsung secara internal. Proses ini mempertemukan kedua macam gamet dan sekaligus mempertahankan jumlah kromosom anakan tetap diploid seperti induknya. Pertemuan kedua macam gamet terjadi di saluran reproduksi hewan betina. Dalam hubungan ini gamet jantan (spermatozoa) dipindahkan ke dalam saluran reproduksi betina melalui proses kawin atau coitus untuk dapat bertemu dengan gamet betina (sel telur). Pola dasar perkembangan embrio Aves sama dengan embrio Katak, yaitu melalui tahap, blastula, gastrula, neurula dan organogenesis. Pembelahan Aves merupakan
pembelahan meroblastik, artinya pembelahan hanya berlangsung di keping lembaga saja. Dari hasil pembelahan diperoleh blastoderm sebanyak 3-4 lapisan sel. Blastula ayam memiliki epiblast, hipoblast, dan blastocoel. Epiblast bagian tengah yang lebih terang disebut area pelusida, bagian tepi yang lebih gelap adalah daerah opaka. Hipoblast merupakan bakal lapisan ekstra embrio. Berdasarkan teori yang diketahui maka perlu mengadakan sebuah kegiatan yang bisa menunjang pemahaman mengenai hal-hal yang menyangkut perkembangan embrio. Salah satunya adalah dengan mengadakan praktikum, yaitu pengamatan yang dilaksanakan praktikan secara langsung semua proses-proses sesuai teori dalam praktikum. Dengan begitu tidak hanya mengetahui proses perkembangan embrio ayam melalui teori saja, tetapi juga melalui kegiatan praktikum maka dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dengan pengamatan yang dilakukan secara langsung.
II.
Tujuan : 1. Mengetahui tahapan perkembangan embrio ayam 2. Mengetahui ciri-ciri tiap tahap perkembangan embrio ayam
III.
Alat dan Bahan : A. Alat 1. Pipet tetes 2. Cawan petri 3. 1 set alat bedah 4. Spite B. Bahan 1. Telur ayam 2. Kertas saring 3. Kapas 4. Larutan NaCl 0,01 % 5. Infus
IV.
Prosedur kerja : 1. Memecahkan telur ayam. 2. Membuat cincin embrio dengan kertas saring sebesar embrio yang ada.
3. Membersihkan embrio dari putih dan kuning telur dengan cara mengencerkan dengan NaCl 0,01 %. Lalu membersihkan dengan pipet tetes. 4. Membuat cincin embrio kembali apabila cincin embrio sebelumnya rusak. 5. Melakukan pengamatan dengan mikroskop dari kepala samapai ekor. 6. Memperhatikan organ-organ yang telah berkembang.
V.
Hasil
Pembahasan Tahapan perkembangan embrio ayam Berbeda dengan mamalia, unggas dalam hal ini ayam mengalami perkembangan embrio ayam di luar tubuh induknya. Selama perkembangan dalam telur, embrio memperoleh makanan dari telur. Perkembangan embrio ayam tidak bisa dilihat, dengan mata telanjang, melainkan dengan alat yang biasa disebut "candler" dan prosesnya dinamakan "candling". Biasanya candling dilakukan pada hari ke 7 dan hari ke 18 dalam inkubator (mesin tetas) dengan tujuan hari ke 7 yaitu menseleksi telur yang infertil (tidak ada embrio) dan hari ke 12 yaitu menyeleksi embrio yang mati. Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion, dan alantois. Dinding kantung kuning telur dapat menghasilkan enzim yang berfungsi mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumen. Pada suhu dan kelembaban yang tepat atau ideal, anak ayam akan menetas di hari ke 21. Ciri-ciri tiap tahap perkembangan embrio ayam Hari ke-1 Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio. Hari ke-3 Pada hari ke 3 jantung sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas. Hari ke 9 Pada hari ke 9 lipatan dan pembuluh darah sudah mulai bertambah banyak dan terbentuk jari kaki.
Hari ke 12 Pada
hari
ke
12
embrio
sudah
semakin
besar
dan
mulai
masuk
ke yolk sehingga yolk menjadi semakin kecil. Mata sudah mulai membuka dan telinga sudah terbentu. Hari ke 14 Pada hari ke 14 punggung embrio sudah terlihat melengkung atau meringkuk dan bulu hampir menutupi seluruh tubuhnya. Hari ke 17 Pada hari ke 17 paruh embrio sudah membalik ke atas Hari ke 20 Pada hari ke 20 kantung kuning telur sudah masuk sepenuhnya kedalam rongga perut. Embrio ayam ini hampir menempati seluruh rongga di dalam telur, kecuali kantung udara. Pada fase ini terjadi serangkaian proses penetasan yang diawali dengan kerabang mulai terbuka. Untuk membuka kerabang ini, ayam menggunakan paruhnya dengan cara mematuk. Semakin lama, kerabang akan semakin
besar
membuka,
sehingga
ayam
dapat
bernafas.
Pada
saat
ini kelembaban harus diperhatikan supaya pengeringan selaput kerabang dan penempelan perut pada kerabang dapat dicegah. Selanjutnya ayam memutar tubuhnya dengan bantuan dorongan kakinya. Dengan bantuan sayapnya, pecahnya kerabang semakin besar. Hari ke 21 Dihari ke dua puluh satu ini, ayam sudah membuka kerabangnya walaupun belum seluruhnya. Dari keadaan ini biasanya tubuh ayam memerlukan waktu beberapa jam untuk keluar dari kerabang. Setelah keluar dari kerabang, tubuh masih basah. Supaya kering, diperlukan waktu beberapa jam lagi.
VI.
Simpulan Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumin dan kerabang telur. Perkembangan embrio ayam berlangsung selama 21 hari, yang mana perkembangannya sangat cepat. pertumbuhan embrio semakin mendekati kesempurnaan pada saat albumin dan kuning telur menjadi sedikit, disebabkan oleh penyerapan embrio sendiri sabagai cadangan makanan anak ayam yang baru menetas. Rongga udara yang terdapat di bagian tumpul disetiap telur akan semakin bertambah luas sebab air dalam telur sewaktu proses
lncubasi akan terus berkurang dengan cara menguap lewat dinding kulit telur. Pada hari kesembilan belas hampir sepertiga bagian menjadi rongga udara.
Daftar Pustaka https://bioembriohistologi.files.wordpress.com/2014/05/perkembangan-embrioayam-laporan-akhir1.pdf ( diumduh pada tanggal 19 Maret 2015)
http://embriologipraktikan.blogspot.com/2013/03/perkembangan-embriologiayam.html ( diumduh pada tanggal 19 Maret 2015)
http://www.ciptapangan.com/files/downloadsmodule/@random4413d85398188/11 85953410_buletin_maret_2007.pdf ( diunduh pada tanggal 19 Maret 2015)
http://duniatentangayam.blogspot.com/2013/09/perkembangan-embrio-ayam.html (diunduh pada tanggal 20 Maret 2015)
https://id.pdfcoke.com/doc/245426493/laporan-praktikum-perkembangan-embrioayam-docx (diunduh pada tanggal 20 Maret 2015)
https://id.pdfcoke.com/doc/147919040/Perkembangan-Embrio-Ayam (diunduh pada tanggal 20 Maret 2015)