NAMA : FITRA AMALIAH NIM
: 16.1300.068
MATERI : BAB 7 “What Is Learning?”
BAGIAN I CONCEPT MAP
A. B. C. D. E. F. G.
DEFINISI PEMBELAJARAN HAKIKAT PEMBELAJARAN PRINSIP PEMBELAJARAN BELAJAR DAN BUKAN BELAJAR PROSES PEMBELAJARAN PENDEKATAN UNTUK PEMBELAJARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PEMBELAJARAN
BAGIAN II PEMBAHASAN A. Definisi Pembelajaran Proses belajar atau pembelajaran adalah fokus utama dalam psikologi pendidikan. Ketika rang ditanya apa fungsi sekolah itu, mereka biasa akan menjawab, “membantu murid untuk belajar”. Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar. Proses pembelajaran adalah merupakan proses interaksi komunikasi aktif antara siswa dengan guru dalam kegiatan pendidikan. Prinsip pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan serta perbedaan individu. B. Hakikat Pembelajaran Hakikat diartikan sebagai kebenaran dan kenyataan yang sebenarnya. Hakikat pembelajaran, di antaranya:
Pembelajaran terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan pendidik dan lingkungan belajar yang diatur oleh pendidik;
Proses pembelajaran yang efektif memerlukan strategi, metode, dan media pembelajaran yang tepat;
Program pembelajaran dirancang secara matang dan dilaksanakan sesuai dengan rancangan yang dibuat;
Pembelajaran harus memerhatikan aspek proses dan hasil belajar
Materi pembelajaran dan sistem penyampaiannya selalu berkembang.
C. PRINSIP PEMBELAJARAN Prinsip yang dimaksudkan sebagai salah satu kebenaran yang menjadi pokok dasar orang berpikir, bertindak, dan sebagainya. Dalam pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar akan membantu pendidik dalam memilih tindakan yang kelihatan baik justru akan merugikan siswa atas pencapaian keberhasilan pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) prinsip-prinsip itu meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan serta perbedaan individu. 1. Perhatian dan Motivasi Perhatian memang sangat berperan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini akan timbul pada siswa kalau bahan yang disajikan sesuai dengan minat, kebutuhan, dan menarik. Oleh sebab itu, berbagai upaya pendidik untuk menarik perhatianini di antaranya menggunakan media pembelajaran, mencari bahan baru, bahan yang mempunyai manfaat bagi pendekatan lanjutan atau dalam kehidupan. Motivasi juga memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran karena motivasi merupakan tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan kegiatan siswa untuk belajar Penerapan prinsip ini dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
Menggunakan metode pembelajaran bervariasi.
Menggunakan media pembelajaran untuk memperjelas pembelajaran.
Menggunakan ilustrasi dan contoh-contoh peristiwa nyata untuk memperjelas pembelajaran.
Menggunakan kegiatan yang melibatkan peserta (Tanya jawab, sumbang saran, demontrasi, simulasi, dan lain-lain.
Menggunakan humor yang relevan dengan bahan pembelajaran jika memungkinkan.
2. Keaktifan Keaktifan merupakan prinsip dalam pembelajaran.Teori behavioristik memperjelas tentang adanya respons, tanpa ada respons (aktivitas) belajar tidak akan dapat terjadi meskipun di beri stimulus. Demikian juga dalam teori kognitif bahwa belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa akan mengolah informasi yang diterima. Tanpa keaktifan siswa dalam belajar, tidak akan dapat membuat kesimpulan. Menurut teori ini peserta dituntut untuk mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Penerapan prinsip keaktifan dalam kegiatan pembelajaran antara lain:
Dalam pembelajaran menggunakan macam-macam metode dan media;
Dalam pembelajaran memberikan pada siswa secara individu dan kelompok;
Memberikan kesempatan diskusi dan Tanya jawab;
Memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari bahan dan mencakup bahan-bahan yang belum jelas dan penting
Memberikan kesempatan pada siswa melakukan percobaanpercobaan secara berkelompok.
3. Keterlibatan Langsung
Belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa, karena belajar yang baik melalui pengalaman. Pengajar harus menyadari bahwa keaktifan memerlukan pengalaman secara langsung dalam pembelajaran. Keterlibatan langsung yang dimaksudkan di sini menyangkut keterlibatan secara fisik, mental, emosional, dan intelektual dalam semua kegiatan pembelajaran. Penerapan prinsip ini dalam kegiatan pembelajaran meliputi:
menggunakan media yang langsung dapat digunakan siswa
memberikan tugas untuk mempraktikkan gerakan (ketrampilan) yang ditentukan pendidik
melibatkan siswa dalam mencari informasi dari berbagai sumber, baik di luar kelas maupun di luar sekolah/lembaga pendidikan;
memberikan kesempatan pada peserta melakukan eksperimen (percobaan-percobaan)
4. Pengulangan Banyak teori pembelajaran yang menyimpulkan bahwa perlu penekanan pengulangan(trial and error) dalam kegiatan pembelajaran. Teori yang memperkuat prinsip pengulangan ini adalah teori psikologi sosiasi, yang mengatakan belajar adalah pembentukan gabungan antara stimulus dan respons.Dengan memperbanyak pengulangan akan memperbesar timbulnya respons secara benar. Prinsip ini diterapkan dalam kegiatan pembelajaran melalui beberapa kegiatan, antara lain:
Perlu membuat rancangan pengulangan terutama bahan yang bersifat hafalan dan latihan;
Mengembangkan soal-soal bersifat hafalan dan latihan;
Membuat kegiatan pengulangan kegiatan secara bervariasi;
Mengembangkan kelompok kegiatan yang bersifat psikomotorik yang harus diulangi
Mengembangkan alat evaluasi dalam kegiatan pengulangan.
5. Tantangan Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bersemangat untuk mengatasinya. Bahan pelajaran yang baru yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Penggunaan metode eksperimen, inquiri, discovery juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif dan negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukuman yang tidak menyenangkan. Pelajaran yang memberikan kesempatan pada peserta untuk menemukan konsep, prinsip, dan generalisasi sangat cocok dan sesuai dengan prinsip ini.
Memberikan tugas pada peserta yang bersifat pemecahan masalah yang memerlukan bantuan informasi dari luar sekolah atau orang lain
Menugaskan pada siswa membuat kesimpulan atau rangkuman isi pelajaran
Membimbing peserta untuk menemukan konsep, prinsip, akta, dan generalisasi
Memberikan kesempatan untuk melakukan percobaan baik secara individual atau kelompok
Merancang kegiatan semacam diskusi, seminar, dan workshop
D. Belajar dan Bukan Belajar Saat anak belajar cara menggunakan komputer, mereka mungkin melakukan kesalahan dalam proses belajarnya, namun pada titik tertentu mereka akan terbiasa melakukan tindaka yang di butuhkan untuk menggunakan komputer secara efektif. Jadi, pembelajaran (learning) dapat didefenisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berfikir, yang diperoleh melalui pengalaman. Tidak semua yang kita tahu diperoleh melalui belajar. Kita mewarisi beberapa kemampuan – kemampuan itu sejak lahir, tidak di pelajari. Misalnya, kita tidak harus di ajari untuk menelan makanan, berteriak, atau berkedip saat silau. E. Proses Pembelajaran
Proses Pembelajaran dalam Perspektif Siswa Bila ditinjau dari sudut siswa, pembelajaran merupakan belajar. Belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan sikap serta nilai siswa, baik kemampuan intelektual, social, afektif, maupun psikomotorik.
Proses Pembelajaran dalam Perspektif Guru Dilihat dari sudut pandang guru, proses pembelajaran berwujud dalam kegiatan mengajar. Secara sempit, mengajar dapat diartikan sebagai proses penayampaian pengetahuan pada siswa.
Dalam pengertian luas mengajar mencakup segala kegiatan menciptakan situasi agar para siswa belajar. Kegiatan pembelajaran memang merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru mengajar/guru mengajar agar siswa belajar. Karena keduanya merupakan suatu keterpaduan, pendekatan atau metode mengajar yang digunakan oleh guru menentukan kegiatan yang dilakukan oleh siswa. F. Pendekatan Untuk Pembelajaran 1. Behavioral Behavioral adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Nah proses mental itu sendiri didefinisikan oleh psikolog sebagai pikiran, perasaan, dan motif yang kita alami namun tidak bisa dilihat leh orang lain. Menurut behavioris, pemikiran, perasaan, dan motif ini bukan subjek yang tepat untuk ilmu perilaku sebab semua itu tidak bisa dibservasi secara langsung. 2. Kognitif. Psikologi semakin cenderung ke pandangan kognitif selama dekade terakhir abad 20-an dan penekanan kognitif ini terus berlanjut sampai sekarang. Pendekatan kognitif terbagi menjadi 4 bagian yaitu: pendekatan kognitif sosial, yang menekankan bagaimana faktor perilaku, lingkungan, dan orang (kognitif) saling berinteraksi mempengaruhi proses pembelajaran. Pendekatan kedua, pemrosesan informasi, menitikberatkan pada bagaimana anak memproses informasi melalui perhatian, ingatan,
pemikiran, dan proses kognitif lainnya. Ketiga, konstruktivis kognitif, menekankan konstruksi kognitif terhadap pengetahuan dan pemahaman. Keempat, konstruktivis sosial, fokus pada kolaborasi dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman. G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Ada beberapa faktor yang memengaruhi proses pembelajaran, di antaranya siswa, pendidik, kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga non pendidik, dan lingkungan. 1. Siswa Siswa sering diistilahkan sebagai peserta didik, murid, pelajar, mahasiswa, anak didik, pembelajar, dan sebagainya. Pada hakikatnya, siswa adalah manusia yang memerlukan bimbingan belajar dari orang lain yang mempunyai suatu kelebihan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika siswa lebih tua (senior) dibandingkan pendidik. Karakteristik siswa sangat penting diketahui oleh pendidik dan pengembang pembelajaran karena sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Siswalah yang akan menerima materi dan mencapai tujuan pembelajaran. 2. Pendidik Pendidik sering disebut juga pengajar,dosen, guru, pamong, pembimbing, atau widyaiswara. Ada juga yang menyebutnya dengan bapa guru, kyai, resi, pendeta, dan sebagainya. Walaupun demikian, pada hakikatnya pendidik adalah seseorang yang karena kemampuannya atau kelebihannya diberikan pada orang lain melalui proses yang disebut pendidikan. Kompetensi yang harus dimiliki
seorang pendidik meliputi kompetensi pribadi (personal), kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. 3. Kurikulum Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. 4. Sarana dan Prasarana Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media. Menurut E. Mulyasa, Sarana Pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti bangunan, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. 5. Tenaga Non Pendidik Tenaga nonpendidik meliputi tiga kelompok, yaitu pimpinan (pengelola), staf administrasi, dan tenaga bantu. Pimpinan bertugas mengelola dan mengendalikan lembaga pendidikan. Semakin besar
lembaga pendidikan, pengelolanya (pimpinannya) akan berjenjang dan semakin kompleks. 6. Lingkungan Lingkungan merupakan situasi dan kondisi tempat lembaga pendidikan itu berada. Situasi akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran meliputi keadaan masyarakat, (rural, urban, semirural, atau semiurban, iklim, keadaan alam pegunungan/dataran tinggi, dataran rendah atau pesisir, dan sebagainya). Sementara kondisi berkaitan dengan tempat lembaga pendidikan tersebut berada. Misalkan, di tengah kota, kota besar, kota kecil, desa, dekat kota, terpencil, pelosok, dekat pasar, dekat masjid/greja, dekat perkampungan, dan sebagainya.
BAGIAN III CONTOH KASUS Pak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Purwadi menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut: Pak Purwadi: "Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.Pak Purwadi: Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini." Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama anak-anak bekerja Pak Purwadi duduk di depan kelas sambil membaca. Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Purwadi meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena jawaban itu salah, Pak Purwadi lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.
BAGIAN IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dalam pembahasan ini, ada beberapa penjelasan mengenai pembelajaran yaitu definisi pembelajaran, hakikat pembelajaran, prinsip pembelajaran , belajar dan bukan belajar, proses pembelajaran, pendekatan untuk pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Proses belajar atau pembelajaran adalah fokus utama dalam psikologi pendidikan. Ketika rang ditanya apa fungsi sekolah itu, mereka biasa akan menjawab, “membantu murid untuk belajar”. Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar. B. Saran Penyusun menyadari bahwa isi pembahasan dalam materi ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusun akan lebih fokus dan lebih rinci dalam menjelaskan tentang materi ini dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.