PERDAGANGAN INTERNASIONAL
KELOMPOK 7
MUH.TADING M. YUNUS RIFKA WAHDANIA TASYA NUR ZASABILA AMRIL ZASKIYAH AMELIAH PUTRI
SMA NEGERI 1 POLEWALI TAHUN PELAJARAN 2018/2019
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang. Perdagangan Internasional dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Sabar Nur selaku Guru mata pelajaran Ekonomi yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep perdagangan internasional dan konsep pembayaran Internasional. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Polewali,19 Maret 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .........................................................................................................i KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB I ...................................................................................................................................1 A.KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL ......................................................... 1 1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Perdagangan Internasional ..................................1 2. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Perdagangan Internasional ..................2 3. Teori Perdagangan Internasional .............................................................................2 4. Kebijakan Perdagangan Internasional......................................................................5 5. Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional ......................................................... 8 6. Dampak Positif dan Dampak Negatif Perdagangan Internasional ........................... 9 B. KONSEP PEMBAYARAN INTERNASIONAL ......................................................... 10 1. Alat Pembayaran Internasional ..............................................................................10 2. Neraca Pembayaran Internasional..........................................................................11 BAB II ............................................................................................................................... 14 1. Kesimpulan ............................................................................................................14 2. Saran ...................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ iii
ii
BAB I
A. KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL 1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Perdagangan Internasional Menurut Deliarnov (2010), perdagangan internasional adalah kegiatan perdaganganbarang dan jasa yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain. Perdagangan tersebut dapat diwakili penduduk atau badan usaha (lembaga) suatu negara dengan penduduk atau badan (lembaga) negara lain berdasarkan kesepakatan atau perjanjian antarnegara yang bersangkutan. Kegiatan perdagangan internasional terwujud dalam kegiatan ekspor dan impor barang dan/atau jasa. Tujuan perdagangan internasional antara lain : a. Menaikkan devisa negara b. Memenuhi kebutuhan yang ada di negara lain c. Memperoleh keuntungan internal dan eksternal d. Memperluas pasar e. Transfer teknologi modern Manfaat perdagangan internasional antara lain : a. Manfaat di bidang ekonomi. Bagi negara pengekspor yaitu memperoleh keuntungan atas spesialisasi produk, memperluas pasar produksi barang dan/atau jasa yang dihasilkan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Bagi negara pengimpor yaitu terpenuhinya kebutuhan masyarakat atas barang dan/atau jasa, tercukupnya persediaan barang dan/atau jasa, dan tercapainya stabilitas harga di negara tersebut. b. Manfaat di bidang sosial. Memberikan dampak sosial yang positif seperti mempererat persahabatan antarbangsa, mendorong kerja sama antarnegara, dan mengembangkan kepedulian terhadap negara lain. c. Manfaat di bidang budaya. Mengenalkan kebudayaan lokal kepada negara lain, memberi kesempatan masyarakat mengembangkan kebudayaan, dan memberi peluang akulturasi budaya yang bersifat positif. d. Manfaat di bidang politik. Memperkuat hubungan diplomasi antarnegara, mencari dukungan dari negaralain, dan memperkuat sistem politik yang telah digunakan di negara-negara tersebut. 1
e. Manfaat di bidang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendorong terjadinya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara berkembang, memberikan keuntungan bagi negara yang memilki teknologi canggih, serta meningkatkan pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan masyarakat. f. Manfaat di bidang pertahanan dan keamanan. Meningkatkan kerja sama penjagaan perbatasan antarnegara. 2. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Perdagangan Internasional Faktor-faktor pendorong perdagangan internasional antara lain: a. Memenuhi kebutuhan dalam negeri; b. Perbedaan sumber daya tiap-tiap negara; c. Selera masyarakat terhadap suatu produk; d. Motif memperoleh keuntungan sebesar-besarnya; e. Perbedaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek); f. Keinginan meningkatkan kerja sama antarnegara, serta; g. Kemajuan telekomunikasi, informasi, dan transportasi. Beberapa faktor yang dapat menghambat perdagangan internasional antara lain : a. Perbedaan mata uang dan nilai tukar; b. Jangka waktu pengiriman; c. Standar kualitas sumber daya manusia; d. Tata cara pembayaran yang kompleks; e. Kebijakan terhadap produk impor; f. Terjadinya konflik di suatu negara, serta; g. Keberadaan organisasi ekonomi regional. 3. Teori Perdagangan Internasional Beberapa pakar mengemukakan teori yang berhubungan dengan perdagangan internasional. Teori tersebut mendeskripsikan beberapa pandangan yang berbeda mengenai perdagangan internasional. Apa pun teori yang mendasari terjadinya perdagangan internasional, setiap negara perlu mengedapankan norma dalam melakukan hubungan dagang dengan negara lain.
2
a) Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantages) Keunggulan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara karena mengkhususkan kegiatan produksi barang dengan efesiensi lebih tinggi daripada negara lain ( Sadono Sukirno, 2012). Teori ini dikembangkan oleh Adam Smith. Menurut Adam Smith, kemakmuran suatu negara dapat dicapai melalui perdagangan. Adanya pembagian kerja dalam menghasilkan barang khusus mendorong suatu negara dalam memproduksi barang yang lebih murah dibanding negara lain. Setiap negara sebaiknya melakukan spesialisasi atas komoditas tertentu yang memiliki keunggulan mutlak dan mengimpor komoditas yang mengalami kerugian mutlak. Perhatikan tabel berikut! Tabel 4.1 Produksi Seorang Pekerja per Tahun Negara
Kain (meter)
Beras (kg)
India I
10.000
25.000
Indonesia
8.000
30.000
Berdasarkan tabel di atas, dalam waktu satu tahun seorang tenaga kerja di India mampu menghasilkan 10.000 meter kain dan 25.000 kg beras per tahun. Sementara itu, tenaga kerja di Indonesia mempu menghasilkan 8.000 meter kain dan 30.000 kg beras per tahun. India memiliki keunggulan mutlak dalam produksi kain, sedangkan Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi beras. India mampu memproduksi lebih banyak daripada Indonesia. Indonesia mampu memproduksi beras lebih banyak daripada India. Padahal, faktor produksi tenaga kerja yang dimiliki oleh kedua negara sama. Kondisi tersebut mendorong terjadinya perdagangan antara India dan Indonesia. India dapat menjual kain kepada Indonesia, sementara Indonesia dapat menjual beras kepada India. Dengan demikian, kenunggulan mutlak yang dimiliki kedua negara dapat mendorong
terjadinya
perdagangan
internasional.
Dapat
disimpulkan
keuntungan mutlak terjadi apabila suatu negara lebih unggul terhadap suatu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi negara lain.
3
b) Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantages) Teori keunggulan komparatif dikenalkan oleh David Ricardo dan John Stuart Mill. Keunggulan komparatif adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara karena melakukan spesialisasi (pengkhususan) dengan memproduksi barang yang memiliki harga relatif atau dasar tukar domestik lebih rendah dari negara lain (Sadono Sukirno, 2012). Perhatikan tabel berikut! Tabel 4.2 Produksi Seorang Pekerja per Tahun Negara
Produksi Televisi
Produksi Leptop
Dasar Tukar Dalam Negeri
A
8.000 unit
16.000 unit
1 unit televisi = 0,5 unit leptop atau 1 unit leptop = 2 unit televisi
B
16.000 unit
20.000 unit
1 unit televisi = 0,8 unit leptop atau 1 unit leptop =1,25 unit televisi
Berdasarkan tabel 4.2 negara A tidak memiliki keunggulan mutlak karena semua keunggulan mutlak dimiliki negara B. Akan tetapi, jika negara A menjual televisi kepada negara B, negara A akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,75 leptop (2 – 1,25) setiap unit televisi yang dijual. Jika negara B mengekspor leptop ke negara A, negara B akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,3 televisi (0,8 – 0,5) setiap 1 unit leptop yang dijual kepada negara A. Kedua negara tetap dapat melakukan perdagangan dan memperoleh keuntungan karena tiap-tiap negara memiliki keunggulan komparatif. Negara A mamiliki keunggulan komparatif jika memproduksi dan mengekspor televisi ke negara B. Negara B memiliki keunggulan komparatif jika memproduksi dan mengekspor leptop ke negara A. Teori keunggulan komparatif didasarkan pada asumsi berikut` 1. Perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara. 2. Barang yang diperdagangkan hanya dua jenis.. 3. Perdagangan dilakukan secara bebas. 4. Tenaga kerja dalam satu negara bersifat homogen. 5. Tenaga kerja bebas bergerak di dalam negeri. 6. Biaya produksi dianggap tetap. 7. Tidak ada biaya transportasi. 4
8. Tidak ada perubahan teknologi. Asumsi-asumsi tersebut kemudian diperbaiki oleh John Stuart Mill. Menurutnya, perdagangan internasional dengan keunggulan komparatif dapat dilakukan lebih dari dua negara, lebih dari dua jenis barang, sifat tenaga kerja yang tidak homogen, serta teknologi yang semakin berkembang. Saat ini perhitungan nilai tukar dilakukan menggunakan mata uang sehingga harga pokok dan harga jual dapat ditetapkan dengan satuan mata uang. Jadi, negaranegara yang tidak memiliki keunggulan mutlak pun dapat memperoleh keuntungan melalui perdagangan internasional jika negara tersebut memiliki keunggulan komparatif` c) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) Eli Heckscher dan Bertil Ohlin, ekonom asal Swedia, menyatakan perbedaan produktivitas karena jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) tiap-tiap negara akan menimbulkan perbedaan harga barang faktor produksi. Teori H-O juga dikenal dengan The Proportional Factor Theory. Teori H-O menyatakan negara-negara cenderung mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi secara intensif. Teori ini juga menyatakan suatu negara akan melakukan perdagangan dengan
negara lain karena memiliki
keunggulan komparatif, yaitu keunggulan di bidang teknologi dan faktor produksi. Dasar keunggulan komparatif yang memiliki suatu negara dipengaruhi oleh fakor endowment (kepemilikan faktor-faktor produksi yang terdapat di suatu negara) dan faktor intensity (teknologi yang digunakan dalam proses produksi, baik labour intensity maupun capital intensity). 4. Kebijakan Perdagangan Internasional Kebijakan
perdagangan
internasional
diperlukan
untuk
mengatasi
permasalahan yang timbul dalam perdagangan internasional. Kebijakan perdagangan internasional
diterapkan
untuk
melindungi
sektor
industri
dalam
negeri,
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sektor industri dalam negeri, memperluas kesempatan kerja, mengurangi defisit neraca perdagangan, menentukan harga produk di pasaran, memperlancar kegiatan perdagangan internasional, dan menciptakan kestabilan ekonomi. Kebijakan perdagangan internasional yang diterapkan negara-negara di dunia dapat diuraikan sebagai berikut. 5
a) Tarif Tarif merupakan bea atas keluar masuknya produk dari negara lain melalui wilayah pabean suatu negara. Penerapan tarif digunakan untuk mencapai tujuan antara lain:
Melindungi industri dalam negeri yang sedang berkembang (infant industry);
Melindungi produk dalam negeri dari persaingan produk impor;
Menambah penerimaan negara dari sektor pajak;
Mendorong penggunaan produk dalam negeri oleh masyarakat;
Mendorong diversifikasi produksi dalam negeri;
Membatasi permintaan produk impor,serta;
Menjaga perputaran uang agar tetap berada di dalam negeri.
Kebijakan tarif meliputi bea ekspor, bea impor, dan bea transito. Bea ekspor adalah pembebanan biaya untuk barang-barang ekspor atau barang yang akan diangkut ke wilayah pabean negara lain. Bea impor adalah pembebanan biaya atas barang-barang impor atau barang yang masuk ke wilayah pabean suatu negara, masyarakatnya berperan sebagai konsumen akhir. Bea transito adalah pembebanan biaya atas barang-barang yang melewati batas wilayah pabean suatu negara untuk di kirim ke negara lain sebagai konsumen akhir. b) Kuota Kuota adalah pembatasan jumlah suatu barang yang dapat di ekspor atau di impor pada periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis kebijakan kuota terdiri atas kuota ekspor dan kuota impor. Kuota ekspor biasanya diterapkan untuk merespon kebijakan kuota impor di negara tujuan ekspor, menjamin ketersediaan pasokan barang di dalam negeri, meningkatkan kegiatan produksi dan produktivitas di dalam negeri, menjaga kestabilan harga barang di dalam negeri, serta menjaga kepemilikan komoditas penting agar tidak berada di negara lain. Kuota impor terdiri atas absolute quota, negotiated quota, tariff quota, dan mixing quota. Absolute quota adalah pembatasan besar kecil jumlah barang impor yang ditentukan suatu negara tanpa persetujuan negara lain. Negotiated quota merupakan pembatasan besar kecil jumlah barang impor bedasarkan kesepakatan dua negara atau lebih. Tariff quota adalah penentuan jumlah dan tarif tertentu bagi orang yang diizinkan masuk ke suatu negara sehingga 6
tambahan jumlah barang yang diimpor melebihi kuota akan dikenai tarif tinggi. Mixing quota adalah kebijakan pembatasan penggunaan bahan mentah impor dalam proporsi tertentu atas produksi barang jadi dengan tujuan mengurangi ketergantungan industri dalam negeri terhadap bahan baku impor dan menghemat penggunaan devisa. c) Larangan Ekspor dan Impor Larangan ekspor bertujuan melindungi produsen dan konsumen dalam negeri serta meningkatkan nilai ekonomi komoditas tertentu. Sebaliknya, larangan impor bertujuan menjegah masuk dan beredarnya suatu komoditas tertentu yang berasal dari negara lain. Contoh larangan impor berorientasi lingkungan hidup antara lain limbah plastik serta produk susu dan olahan susu dari Tiongkok. d) Subsidi dan Premi Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional, subsidi dan premi diberikan pemerintah untuk membantu produsen dalam negeri. Subsidi adalah kebijakan pemerintah berupa bantuan modal, mesin, keringanan pajak, pemberian fasilitas, ataupun subsidi harga kepada industri dalam negeri. Premi adalah kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara menambahkan dana dalam bentuk uang atau insentif kepada produsen yang berhasil mencapai target produksi yang ditetapkan pemerintah. e) Devaluasi Devaluasi adalah kebijakan untuk menurunkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Kebijakan menurunkan nilai rupiah terhadap mata uang asing dikenal dengan istilah devaluasi. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan daya saing produk dalam negeri terhadap produk impor. f) Diskriminasi Harga Diskriminasi harga adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah ataupun eksportir melalui penetapan harga jual barang yang berbeda antara satu negara dengan negara lain. Kebijakan ini dilakukan atas dasar perjanjian dua negara atau lebih dalam rangka mengatasi hambatan tarif yang tinggi. Kebijakan ini bertujuan mengawasi tingkat harga jual dan beli atas barang tertentu sehingga menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. g) Dumping Dumping merupakan kebijakan menjual barang di pasar luar negeri dengan harga lebih rendah daripada harga jual di pasar dalam negeri. Tujuan utama 7
dumping adalah memperluas pasar ekspor atas produk yang telah dihasilkan. Contoh negara yang melakukan dumping yaitu Jepang. Setiap kebijakan perdagangan internasional memiliki tujuan tertentu. Setiap kebijakan perdagangan internasional juga memiliki dampak positif dan dampak negatif tertentu. Penerapan kebijakan perdagangan internasional di setiap negara akan berbeda tergantung faktor yang diprioritaskan negara tersebut. 5. Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional Dalam kegiatan perdagangan internasional, setiap negara meiliki kepentingan berbeda-beda. Untuk bisa memperoleh keuntungan atas keterlibatan perdagangan dalam perdagangan internasional., tiap-tiap negara akan menerapkan kebijakan tertentu. Tujuan kebijakan perdagangan internasional dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Mengendalikan Ekspor dan Impor Kebijakan perdagangan internasional ditetapkan untuk mengendalikan ekspor dan impor. Salah satu cara untuk menghindari hambatan ekspor dan impor adalah turut berpartisipasi dalam perdagangan bebas/globalisasi perdagangan. b. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Bagi negara berkembang, pertumbuhan ekonomi dalam negeri dapat meningkat jika memberlakukan kuota impor. Kuota impor bertujuan melindungi industri dalam negeri agar kelangsungan produksinya dapat terjamin dan terhindar dari persaingan produk luar negeri di pasar dalam negeri. Bagi negara maju, pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan jika mengekspor sebanyakbanyaknya atas hasil industri dalam negeri yang melimpah. c. Menyehatkan Neraca Pembayaran Neraca pembayaran suatu negara berkembang sering mengalami defisit. Untuk mengatasi neraca pembayaran yang defisit, suatu negara dapat menerapkan kebijakan perdagangan kuota impor, larangan impor, dan tarif impor yang tinggi. Kebijakan perdagangan internasional tersebut bertujuan melindungi industri dalam negeri dan persaingan dengan produk luar negeri di pasar dalam negeri. Selain itu, negara berusaha melakukan ekspor sebesar-besarnya atas produksi dalam negeri. d. Memperluas Lapangan Kerja Dengan kebijakan diversifikasi ekspor, suatu negara dapat meningkatkan keberadaan perusahaan bertaraf internasional karena hasil produksinya dapat di 8
ekspor. Dengan demikian, lapangan kerja semakin bertambah sehingga tingkat pengangguran di negara tersebut berkurang. 6. Dampak Positif dan Dampak Negatif Perdagangan Internasional Perdagangan internasional mempunyai dampak pada negara-negara yang terlibat. Dampak tersebut ada yang positif dan ada yang negatif, Indonesia sebagai negara yang melakukan perdagangan internasional memperoleh dampak-dampak tersebut. a) Dampak positif perdagangan internasional
Mempererat persahabatan antarbangsa;
Menambah kemakmuran negara;
Menambah kesempatan kerja;
Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Sumber pemasukan kas negara;
Menciptakan efisiensi dan spesialisasi;
Memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu negara.
b) Dampak negatif perdagangan internasional
Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lain;
Adanya persaingan yang tidak sehat dalam perdagangan internasional;
Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing sehingga memilih untuk gulung tikar;
Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang lebih maju;
Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi karena masyarakat menjadi konsumtif;
Timbulnya penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju.
9
B. KONSEP PEMBAYARAN INTERNASIONAL 1. Alat Pembayaran Internasional Perdagangan internasional memerlukan alat dan cara pembayaran yang dapat diterima oleh semua negara. Alat pembayaran internasional berupa mata uang yang memiliki nilai tukar kuat, emas, atau benda tertentu. Alat pembayaran tersebut dikenal dengan istilah devisa. Pembayaran internasional dapat dilakukan secara tunai dan nontunai. a) Pembayaran Tunai Pembayaran tunai memerlukan uang dalam jumlah besar. Pembayaran tunai dilakukan langsung setelah barang diterima. Jenis pembayaran ini cenderung dilakukan oleh eksportir dan importir yang belum saling mengenal. Pembayaran tunai biasanya dilakukan dengan cek, wesel bank atas unjuk, dan telegraphic transfer. b) Pembayaran Nontunai Pemabayaran nontunai tidak memerlukan uang dalam jumlah besar memiliki risiko keamanan lebih kecil dibandingkan pembayaran tunai. Pembayaran nontunai tidak secara langsung dilakukan setelah barang sampai kepada importir sehingga terdapat beberapa cara untuk melaksanakan pembayaran nonotunai. Pembayaran nontunai dilakukan dengan cara open account, commercial bill of exchange, consignment, letter of credit, dan private compensation. c) Devisa Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar. Devisa merupakan salah satu alat dan sumber pembiayaan uang penting bagi bangsa dan negara. Oleh karena itu, pemilikan dan penggunaan devisa serta sistem nilai tukar perlu diatur sebaik-baiknya untuk memperlancar lalu lintas perdagangan, investasi, dan pembayaran dengan luar negeri. Devisa dapat berupa valuta asing yang nilai kursnya telah ditentukan, surat-surat berharga (obligasi, commercial, papers, dan saham), serta surat wesel luar
negeri.
Suatu
negara
memperoleh
devisa
dari
kegiatan
ekspor,
pinjaman/bantuan luar negeri, pendanaan swasta, hibah, jasa sektor pariwisata, transaksi pengiriman uang tenaga kerja di luar negeri, dan pungutan bea masuk. 1) Macam-macam devisa Macam-macam devisa dapat dikelompokkan sebagai berikut:
10
a. Devisa umum, yanitu devisa yang diperoleh tanpa ada kewajiban untuk mengembalikannya. Devisa ini diperoleh dari kegiatan perdagangan ekspor, jasa, atau bunga modal. b. Devisa kredit, yaitu devisa yang diperoleh dengan syarat untuk mengembalikannya. Devisa ini diperoleh dari pinjaman luar negeri. c. Devisa negara, yaitu devisa yang dimiliki pemerintah yang ditatausahakan dalam dana devisa. d. Devisa pelengkap, yaitu devisa yang dimiliki pihak swasta yang penggunaannya diawasi dan diatur pemerintah. Sebagian dari devisa hasil penjualan jasa ( valuta asing) dari transfer dan lain-lain yang berlaku saat itu dapat dimiliki oleh yang menghasilkan e. Devisa ekspor, yaitu devisa milik swasta yang penggunaannya diawasi dan diatur pemerintah. Devisa ini berupa sebagian dari devisa hasil ekspor barang ( visible goods). Hal ini didasarkan pada peraturan devisa yang berlaku saat itu dapat dimiliki eksportir sebagai perangsang ekspor. 2) Fungsi dan manfaat devisa Fungsi devisa antara lain sebagai alat pembayaran internasional, sumber cadangan kekayaan negara, sumber dana bagi penyelenggaraan pembangunan, sumber penerimaan pemerintah dalam bentuk pajak devisa, alat pembayaran utang luar negeri, serta alat menstabilkan nilai mata uang dalam negeri. Penggunaan devisa memiliki manfaat antara lain, mendorong pembangunan ekonomi, mendorong stabilitas moneter, membiayai transaksi perdagangan impor barang dan jasa, menyelesaikan kewajiban luar negeri atas pemebelian surat berharga dan investor dalam negeri, membayar pinjaman (utang) luar negeri yang jatuh tempo, membiayai perwakilan pemerintah suatu negara di luar negeri, menyediakan keperluan wisatawan domestik yang akan berkunjung keluar negeri, membiayai jasa-jasa yang diterima dari luar negeri, serta membiayai misi budaya, seni, serta olahraga ke luar negeri. 2. Neraca Pembayaran Internasional Neraca pembayaran (balance of payment/BOP) merupakan catatan secara sistematik atas keseluruhan transaksi oleh suatu negara dalam hubungan ekonomi dengan negara lain, baik berupa barang,, jasa, maupun modal. Neraca pembayaran 11
Indonesia adalah statistik yang mencatat transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dan bukan penduduk selama satu periode tertentu. Transaksi yang terdapat pada neraca pembayaran Indonesia menururt Bank Indonesia meliputi transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi finansial. Penyusunan neraca pembayaran memiliki beberapa tujuan antara lain memberikan informasi bagi pemerintah mengenai posisi negara dalam perdagangan internasional, posisi pembayaran internasional, permasalahan utang luar negeri, posisi cadangan devisa, dan penetapan kebijakan fiskal dan moneter. Fungsi penyususnan neraca pembayaran antara lain sebagai alat pembukuan anggaran dan pembayaran luar negeri, alat menjalankan pengaruh transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional, alat mengukur keadaan perekonomian suatu negara dalam hubungan internasional, serta kebijakan moneter yang akan diberlakukan suatu negara. a) Stuktur Neraca Pembayaran Komponen neraca pembayaran sebagai berikut. 1. Transaksi Berjalan (Current Account) Transaksi berjalan (neraca lancar) berkaitan dengan ekspor impor barang dan jasa dalam satu tahun. Transaksi berjalan digunakan untuk menilai neraca perdagangan. Transaksi berjalan meliputi neraca perdagangan, neraca jasa, dan neraca nonbalas jasa yang diuraikan sebagai berikut. a. Neraca perdagangan (balance of trade), yaitu dafar perdagangan barang dan jasa suatu negara dengan negara lain dalam jangka waktu satu tahun. b. Neraca jasa, yaitu ikhtisar yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran devisa serta selisihnya dari transaksi ekspor dan impor jasa. c. Neraca nonbalas jasa (transfer payment), yaitu untuk mencatat transaksi yang bukan merupakan balas jasa, misalnya Indonesia memperoleh dana hibah dari Jepang. Transaksi ini akan dicatat dalam neraca nonbalas jasa. 2. Transaksi modal atau Neraca modal ( Capital Account) Transaksi modal atau sering disebut neraca modal merupakan neraca yang menunjukkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka panjang dan jangka pendek seperti saham, obligasi, dan real estate suatu negara. Neraca juga digunakan untuk mencatat arus kas masuk modal dan arus keluar modal selama periode tertentu. Neraca modal dapat dibedakan menjadi neraca modal pemerintah dan neraca modal swasta. Transaksi modal 12
yang dicatat dalam neraca modal dapat dibedakan menjadi transaksi modal jangka pendek dan transaksi modal jangka panjang. 3. Transaksi Finansial Transaksi finansial merupakan transaksi perubahan kepemilikan aset dan kewajiban finansial luar negeri satu periode tertentu.Komponen ttansaksi finansial meliputi transaksi dalam rangka investasi langsung, investasi portofolio, derivatif
finansial, dan investasi lainnya. Transaksi finansial
disajikan berdasakan prinsip aset dan kewajiban. b) Jenis-Jenis Neraca Pembayaran Neraca pembayaran mencatat semua transaksi ekonomi antarpenduduk suatu negara dengan negara lain selama periode tertentu. Neraca pembayaran selama tahun berjalan dikelompokkan sebagai berikut. 1. Neraca pembayaran surplus Neraca pembayaran surplus terjadi jika penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit) lebih besar daripada pembayaran luar negeri (transaksi debit). 2. Neraca pembayaran defisit Neraca pembayaran defisit terjadi jika penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit) lebih kecil daripada pembayaran luar negeri (transaksi debit). 3. Neraca pembayaran seimbang Neraca pembayaran dalam posisi seimbang jika transaksi pembayaran kepada luar negeri (transaksi debit) sama dengan penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit).
13
BAB II
1. Kesimpulan a) Menurut
Deliarnov
(2010),
perdagangan
internasional
adalah
kegiatan
perdagangan barang dan jasa yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain. b) Ekspor impor adalah suatu transaksi menjual dan membeli barang yang dilakukan
oleh dua atau lebih negara untuk mendapatkan barang-barang yang diperlukan di negara yang bersangkutan. c) Perdagangan internasional memerlukan alat dan cara pembayaran yang dapat diterima oleh semua negara. Alat pembayaran internasional berupa mata uang yang memiliki nilai tukar kuat, emas, atau benda tertentu. Alat pembayaran tersebut dikenal dengan istilah devisa. 2. Saran a) Di era globalisasi seperti sekarang ini perdagangan internasional memang sangat diperlukan untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Tetapi sangat diperlukan pengawasan yang ketat agar barang-barang yang masuk bukan merupakan barang yang terlarang. b) Pemerintah
diharapkan
berperan
aktif
dalam
memajukan
perdagangan
internasional dan juga dalam menyaring barang dan budaya yang ikut terbawa sebagai dampak dari globalisasi di perdagangan internasional.
14
DAFTAR PUSTAKA
2017, N. W. (2017, november 28). 5 Tujuan Perdagangan Internasional yang Perlu Anda Ketahui. Dipetik maret 19, 2019, dari tujuan-perdagangan-internasional-yang-perlu-andaketahu: https://www.jurnal.id/id/blog/2017-5-tujuan-perdagangan-internasionalyang-perlu-anda-ketahui/ Dampak Positif dan Dampak Negatif Perdagangan Internasional. (t.thn.). Dipetik maret 22, 2019, dari Dampak_Positif_dan_Dampak_Negatif_Perdagangan_Internasional: https://www.academia.edu/11715161/https://www.academia.edu/11715161/Da mpak_Positif_dan_Dampak_Negatif_Perdagangan_Internasionalhttps://www.acad emia.edu/11715161/Dampak_Positif_dan_Dampak_Negatif_Perdagangan_Internasi onal Irim Rismi Hastyorini, K. S. (2017). Buku PR Ekonomi Kelas XI Semester 2. Dalam K. S. Irim Rismi Hastyorini, Buku PR Ekonomi Kelas XI Semester 2 (hal. 81-95). Klaten: PT INTAN PARIWARA. Zaenudin, N. (2018). 4 Contoh Kata Pengantar Makalah Yang Baik Terbaru 2018. Dipetik maret 19, 2019, dari contoh-kata-pengantar-makalah-yang-baik: https://www.skipnesia.com/2014/10/contoh-kata-pengantar-makalah-yangbaik.html
.
iii