Ekg Dan Ventilator.docx

  • Uploaded by: Indi Apriantii
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ekg Dan Ventilator.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,328
  • Pages: 19
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Elektrokardiograpi (EKG) adalah pemantulan aktivitas listrik dari serat-serat otot jantung secara goresan. Dalam perjalanan abad ini, rekaman EKG sebagai cara pemeriksaan tidak infasif sudah tidak dapat lagi di hilangkan dari klinik sejak di introduksinya galvanometer berkawat yang di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun 1903, galvanometer berkawat ini merupakan suatu pemecahan rekor perangkat sangat peka dapat merekam setiap perbedaan tegangan yang kecil sebesar milivolt. Perbedaan tegangan ini terjadi pada lupan dan imbunan dari serat-serat otot jantung perbedaan tegangan ini dirambatkan kepermukaan tubuh dan di teruskan ke sandapan-sandapan dan kaawat keperangkat penguat EKG. Aktifitas listrik mendahului penguncupan sel otot. Tidak ada perangkat pemeriksaan sedehana yang begitu banyak mengajar pada kita mengenai fungsi otot jantung selain di EKG dengan demikian masalah-masalah diagnistik penyakit jantung dapat di pecahkan dan pada gilirannya pengobotan akan lebih sempurna. Ventilator adalah suatu sistem alat bantuan hidup yang dirancang untuk menggantikan atau menunjang fungsi pernapasan yang normal. Tujuan utama pemberian dukungan ventilator mekanik adalah untuk mengembalikan fungsi normal pertukaran udara dan memperbaiki fungsi pernafasan kembali keadaan normal.(Bambang Setiyohadi,2016).

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud EKG? 2. Apa tujuan dari pemasangan EKG? 3. Bagaimana indikasi dari pemasangan EKG? 4. Apa yang dimaksud ventilator ? 5. Apa indikasi pemasngan ventilator ? 6. Apa saja bagian bagian ventilator ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui tujuan dan indikasi dari pemasangan EKG serta untuk mengetahui letak sandapan dan standar operasional prosedur dalam pelaksanann pemeriksaan EKG. 2. Untuk mengetahui tujuan dan indikasi dari pemasangan ventilator dan bagian bagian ventilator

BAB I I PEMBAHASAN

A. Defenisi Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah lektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Elektrokardiogram terdiri atas sejumlah bagian nama yang berbeda yaitu elektro karena berkaitan dengan elektronika, kardio berasal dari kata Yunani untuk jantung, sedangkan gram berasal dari kata Yunani yang berarti "menulis". Elektrokardiografi

adalah ilmu

yang mempelajari

aktifitas listrik

jantung.

Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Aktifitas listrik jantung dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. 1. Elektrofisiologi sel otot jantung Sel otot jantung dalam keadaan istirahat permukaan luarnya bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negatif. Perbedaan potensial muatan melalui membran sel ini kira-kira -90 milivolt. Ada 3 ion yang mempunyai peran penting dalam elektrofisiologi sel, yaitu Kalium, Natrium dan Kalsium. Rangsangan listrik dapat secara tiba-tiba menyebabkan masuknya ion natrium dengan cepat dari cairan luar sel ke dalam, sehingga menyebabkan muatan dalam sel menjadi lebih positif dibandingkan muatan luar sel. Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan depolarisasi. Setelah depolarisasi, terjadi

pengembalian muatan ke keadaan semula yang dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut disebut Aksi Potensial. 2. Elektrokardiogram Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. EKG hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis. Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda. Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), yang terdiri dari: 1. SA Node (Sino-Atrial Node) Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60-100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang. 2. AV Node (Atrio-Ventricular Node) Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Selsel dalam AV Node dapat juga mengeluarkan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node. 3. Berkas His Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu: 1) Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch) 2) Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch ) Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye. 3) Serabut Purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker

(impuls) yang secara otomatis engeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit. B. Tujuan Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah : 1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia 2. Kelainan-kelainan otot jantung 3. Pengaruh/efek obat-obat jantung 4. Ganguan -gangguan elektrolit 5. Perikarditis 6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel 7. Menilai fungsi pacu jantung. C. Indikasi Indikasi dari penggunaan EKG 1. Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting. 2. Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung 3. EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung akut 4. EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia) 5. EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan dan kiri) 6. EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung 7. EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia).

D. Macam dan Makna Gelombang EKG 1. Bentuk Gelombang Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen. Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal EKG terdiri atas: a. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil karena otot atrium yang relatif tipis. b. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut gelombang S. c. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat(repolarisasi).

2. Pembentukan Gelombang a. Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinya negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah terjadi depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F. Sangadji) b. Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P , sebuah “Kompleks QRS” , dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga gelombang tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S, ke semuanya di sebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardigram

yang normal, gelombang Q, dan S sering sangat menonjol dari pada gelombang R dan kadang kadang benar benar absen , tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks QRS atau hanya gelombang QRS. c. Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu atrium mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karna itu, gelombang P dan komponen komponen kompleks QRS adalah gelombang depolarisasi. Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi. 3. Durasi atau Interval Gelombang a. Interval P-Q atau Interval P-RLama waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang QRS adalah interval waktu antara permulaan kontraksi ventrikel. Periode ini disebut sebagai interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira 0,16 detik. Kadang-kadang interval ini juga disebut sebagai interval PR sebab gelombang Q sering tidak ada. b. Interval Q-TKontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang T. Interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada. Sinyal EKG ini memiliki sifat- sifat khas yang lain yaitu: Amplitudo rendah (sekitar 10μV – 10mV) dan frekuensi rendah (sekitar 0,05 – 100Hz). 4. Nilai-nilai EKG Normal a. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium. a) Nilai-normal ; lebar <> b) Tinggi <0,25> c) Bentuk + ( ) di lead I, II, aVF, V2 - V6 d) ( ) di lead aVR e) + atau - atau + bifasik ( ) di lead III, aVL, V1 b. Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan gelombang QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,10 detik.

1) Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik, dalam <1/3> 2) Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas (+) a) Tinggi ; tergantung lead. b) Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi (besar) c) Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 - V6. 3) Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel. R yang ke bawah (-). Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6. c. Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel 1) (+) di lead I, II, aVF, V2 - V6. 2) (-) di lead aVR. 3) (±) / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+) / positif) d. Gelombang U ; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak diketahui) dan dalam keadaan normal tidak terlihat. Sadapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar) Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung jantung dari berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna pengamatan terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung. Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua: 1. Sadapan bipolar Sadapan Bipolar (I, II, III). Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam perbedaan potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara arah vertikal (ke atas-bawah, dan ke samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik yang berbeda, yaitu kutub dan kutub negatif. Masing-masing elektrode dipasang di kedua tangan dan kaki. Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki. Masing-masing LA (left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari empat kabel elektrode ini akan dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut.

a. Sadapan I Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik jantung bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I. b. Sadapan II. Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan negatif dan LF yang bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar positif 60 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan II. c. Sadapan III. Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif dan RF yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar positif 120 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan III. 3. Sadapan unipolar Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan ini terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial. a. Unipolar Ekstremitas Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada ekstremitas. Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent (potensial 0). Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti yang digunakan pada sadapan bipolar. Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap jantung dalam arah vertikal. 1) Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL. 2) Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke

arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF. 3) Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke arah ekstrem). Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk mengamati adanya kelainan di seluruh permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut pandang akan dilengkapi dengan unipolar prekordial (sadapan dada). b. Unipolar Prekordial Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan). Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat pada mesin EKG yang dimulai dari nomor C1-C6. V1: Ruang interkostal IV garis sternal kanan V2: Ruang interkostal IV garis sternal kiri V3: Pertengahan antara V2 dan V4 V4: Ruang interkostal V garis midklavikula kiri V5: Sejajar V4 garis aksila depan V6: Sejajar V4 garis mid-aksila kiri

E. PENGERTIAN VENTILATOR Ventilasi Mekanik Ventilator adalah merupakan suatu alat bantu mekanik yang berfungsi bermanfaat dan bertujuan untuk memberikan bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatan dan juga merupakan mesin bantu nafas yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi. Ventilator adalah peralatan elektrik dan

memerlukan sumber listrik. Beberapa ventilator, menyediakan back up batere, namun batere tidak

didesain

untuk

pemakaian

jangka

lama.

Ventilator

adalah

suatu

metode

penunjang/bantuan hidup (life - support). Maksudnya adalah jika ventilator berhenti bekerja maka pasien akan meninggal. Oleh sebab itu harus tersedia manual resusitasi seperti ambu bag di samping tempat tidur pasien yang memakai ventilator, karena jika ventilator berhenti bekerja dapat langsung dilakukan manual ventilasi. F. IDIKASI PEMASANGAN VENTILATOR Ventilator merupakan peralatan elektrik yang memerlukan sumber listrik yang digunakan membantu pernafasan (respirasi) yang bekerja sebagai pengontrol, pengendali atau pengambil alihan fungsi paru-paru pasien. Tapi bila perawatan tidak tepat bisa, menimbulkan komplikasi seperti : 1. Pasien Dengan Gagal Nafas. Pasien dengan distres pernafasan gagal nafas, henti nafas (apnu) maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan pemasangan ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya. Distres pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi. Prosesnya dapat berupa kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena kelemahan otot pernafasan dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot). 2. Insufisiensi jantung. Tidak semua pasien dengan ventilasi mekanik memiliki kelainan pernafasan primer. Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF, peningkatan kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung kolaps. Pemberian ventilasi mekanik untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan sehingga beban kerja jantung juga berkurang. 3. Disfungsi neurologis. Pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko mengalami apnoe berulang juga mendapatkan ventilasi mekanik. Selain itu ventilasi mekanik juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien serta memungkinkan pemberian hiperventilasi pada klien dengan peningkatan tekanan intra cranial. 4. Tindakan operasi. Tindakan operasi yang membutuhkan penggunaan anestesi dan sedative sangat terbantu dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal napas selama operasi akibat pengaruh obat sedative sudah bisa tertangani dengan keberadaan ventilasi mekanik.

Dan berikut adalah kriteria indikasi pemasangan ventilasi mekanik. Kriteria Pemasangan Ventilasi Mekanik menurut Pontopidan (2003), seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi mekanik (ventilator) bila : 1. Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit. 2. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg. 3. PaCO2 lebih dari 60 mmHg 4. AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg. 5. Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB. G. BAGIAN BAGIAN VENTILASI 1. Rebreathing bag berfungsi untuk Memperbaiki ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2. 2. Suction Regulator berfungsi berfungsi untuk memompa dan mengatur jumlah gas yang masuk kedalam paru-paru pasien, dan filter karbondioksida berfungsi untuk memfilter kadar karbondioksida dari saluran pernafasan pasien. 3.Vaporize Berfungsi sebagai, alat membantu pernafasan lebih lega. Vaporizer ini bisa memberikan pengaruh positif baik itu secara fisik maupun mental. Aroma terapi pada Vaporizer tersebut akan memicu otak untuk lebih rileks serta mendapatkan banyak sekali manfaat yang mempengaruhinya. 4. Flow meter berfungsi untuk mengatur besarnya aliran gas yang masuk pada pasien. 5.Brake Berfungsi sebagai mengurangi karbon pada mesin,meneminalkan polusi udara,dan memantapkan akselerasi. 6.Carbon dioxida (O2) absorbe Berfungsi sebagai penyerapan dan penyarigan carbon dioxida (O2) yang di hirup dan di keluarkan dari tubuh manusia. 7.cylinder yokes Berfungsi untuk membuka dan menutup tabung oksigen. 8.cylinders Berfungsi sebagai tempat penampugan udara. 9. Flow control Berfungsi mengatur penghantaran oksigen berdasarkan kecepatan aliran yang sudah disetting terlebih dahulu. 10. Pipile inlets Berfungsi untuk mentransport fluida pada sebuah plan selama masa service.

11. Main Circuit Breake Berfungsi sebagai pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai pengaman beban lebih. 12. Bellows assembly Berfungsi sebagai kantong pernafasan pada sirkuit anestesi. 13. Oxygen power outlet Berfungsi untuk mensuplay gas ke sirkuit pernafasan. 14. Oxygen (O2) Flush button Berfungsi memberikan aliran besar (35-55I/mnt) dari oksigen langsung ke common gau outlet. 15. Scavenging connector Berfungsi sebagai penutup katup. 16. Secondary gas supply pressure gauges adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida (gas atau liquid) dalam tabung tertutup. 17. Sistem Switch adalah perangkat telekomunikasi yang menerima pesan dari perangkat yang terhubung dengannya dan kemudian mengirimkan pesan hanya untuk perangkat yang pesan dimaksud atau sebagai sentral/konsentrator pada sebuah network. 18. Display Berfungsi sebagai output dari memori komputer atau central processing unit berupa biner. Fungsi lainya dari display adalah menampilkan data-data berupa grafis tampilan dari prosesor untuk ditampilkan agar pengguna bisa melihat apa yang sedang dioperasikanya. 19. Alarm Akan berbunyi jika Pressure turun dibawah yang diset. Juga digunakan untuk mendeteksi kebocoran sistim 4. Blog Diagram Ventilator Keterangan : a. Power Supply berfungsi untuk memberikan tegangan keseluruh rangkaian dengan terlebih dahulu mengubah tegangan 220 VAC dari PLN ketegangan 5 VDC. b. Sensor Board merupakan board yang mengubah sinyal pendeteksiandari sensor-sensor untuk kemudian dikirim kecontrol board sebagai input secara terus-menerus.

c. Valve board merupakan board yang mengubah perintah dari controlboard sehingga dapat dikirim sebagai driver ke valve, baik itu valve pada mixer dan valve inspirasi serta ekspirasi. d. Display merupakan tampilan yang menampilkan pendeteksian sensor,nilainilai parameter dan pemilihan mode dari ventilator. e. Control Board merupakan pusat control dari ventilator , dimana pada control board menerima input baik itu input pendeteksian sensor ataupun input setting operator melalui tombol- tombol ventilator untuk kemudian diolah dan ditampilkan pada displayataupun dikirim ke valve board untuk dirubah menjadi perintah ke driver valve. f. Alarm merupakan bagian yang tidak kalah penting dan harus ada padaventilator sebagai pertanda ventilator bekerja, alarm juga sebagai indikator pendeteksian sensor untuk parameter-parameter penting pada ventilator. g. Pressure air intlet berfungsi sebagai sumber gas dari ventilator h. Air valve berfungsi untuk mengatur pressured air yang masuk dan oksigen valve yang mengaturoksigen yang masuk. i. Oksigen Intlet berfungsi sebagai saluran pengisian oksigen. j. Oksigen valve adalah alat yang berfungsi untuk mengatur dan mengontrol (buka, tutup) aliran gas. k. Mixer merupakan bagian yang melakukan pencampuran udara yang masuk dari source gas. l. Sensor flow berfungsi mendeteksi volume aliran tiap detik percampuran udara yang masuk ke tank . m. O2 Cell berfungsi untuk membaca nilai percampuran fraksi oksigen dari mixer . memonitor fraksi oksigen yang tercampur pada tank . n. Tank merupakan bagian yang berfungsi menampung udara campuran dari mixer . o. Valve ambient berfungsi sebagai jalan keluar udara ketika terjadi over pressur bekerja ketika terdapat tekanan yang terlalu tinggi dalamrentang waktu tertentu dan dirasa akan membahayakan pasien.

p. Valve inspirasi merupakan bagian yang berfungsi membuka danmembatasi aliran udara dari tank ke breathing circuit hingga nantinya sampai ke pasien, baik itu dengan metode invasif ataupun non-invasif. q. Control pemanas berfungsi untuk membantu dan menjaga kestabilan sistem heating dan cooling udara pada proses ventilasi. r. Humidifier Merupakan blok untuk melembabkan gas yang mengalir ke pasien agar pernafasan pasien menjadi lembab, karena apabila udara kering yang mengalir maka akan berakibat buruk pada pasien tersebut s. Valve ekspirasi merupakan bagian yang berfungsi mengalirkan udarasisa pernafasan dari pasien ke pembuangan. t. Pembuangan berfungsi sebagai media jalur keluarnya oksigen (dibuang ke tubing Exaust.) u. Flow sensor pasien berfungsi untuk mendeteksi aliran dan tekanan udara untuk mendapat jumlah volume udara dan tekanan yang terhantarkan kepasien saat inspirasi serta saat ekspirasi.

Cara kerja ventilator i. Ketika ventilator dihubungkan

dengan

sumber

tegangan

PLN dan dihidupkan, tegangan akan menyuplai bagian elektrik ventilator. Control

board akan

menjalankan software

ventilator ,

kemudian melakukan self test guna pengecekan komponen-komponen penting ventilator . b. .b. Selanjutnya

operator

akan

melakukan

pemilihan mode dan

memasukkan setting nilai, baik itu fraksi oksigen, rasio inspirasi dan ekspirasi, jumlahnafas per menit, jumlah volume udara yang akan dihantarkan ke pasientiap satu kali nafas, pemberian PEEP dan lainnya. Kemudian setting tersebut akan diproses pada control board untuk kemudian dikirimsebagai output ke valve board c. Valve

board akan

mengolah output dari control

board menjadi

sinyalpengaktifan driver pada valveoksigen dan valve air pada mixer .Valve tersebut akan bekerja membuka dan menutup secara bergantian untukmendapatkan

percampuran udara sesuai dengan setting yang diinginkandan terus menerus dideteksi oleh flow sensor saat udara menuju tank . d. Pada tank , percampuran udara akan memenuhi tank dan secara terus menerus fraksi oksigen akan dimonitor oleh O2cell. e. Selanjutnya valve inspirasi

akan

udara yang dihantarkan ke

membuka

celah

pasien.Valve inspirasi

sesuai

pengaturanvolume

akan

bekerjabersinergi

dengan valve ekspirasi dimana saat sedang fase inspirasi,valve inspirasi akan terbuka dan valve ekspirasi akan tertutup, begitu juga saat sedang ekspirasi,valveinspirasi akan lebih menutup(menyisakan celah untuk PEEP) dan valve ekspirasi akan membuka. f. Udara

yang

dihantarkan

akan

keluar

dari

celah valve inspirasi

kemudian menuju humidifier yang akan melembabkan dan menghangatkan udara agar sesuai dengan suhu tubuh manusia sekitar 36,5o C. Terdapatpemantauan suhu saat keluar dari humidifier ampai kemudian menuju”Y‟ piece. “Y‟ pieceterhubung dengan pasien flow sensor yang mendeteksi secara terus menerus udara yang dialirkan dan tekanan udara untuk kemudian dikirim ke sensor board dan menjadi pembanding real time pada display serta digunakan sebagai penyesuaianoleh alat untuk mendapatkan volume udara hantaran yang diinginkan.Selanjutnya dari pasien flow sensor akan terhubung dengan ETT untuk pemberian udara secara invasif atau dengan face mask untuk pemberianudara secara non-invasif, udara berhasil dihantarkan sampai ke pasien. g. Setelah terjadi fase inspirasi, selanjutnya adalah fase ekspirasi, dimanaudara hasil pernafasan

atau

pertukaran

dari

paru-paru

pasien

akandihantarkan

keluar

melaluibreathing circuit . Udara hasil pernafasanyang mengandung karbondioksida (CO2)

dan

uap

air

akan

mengalirmelalui

pasien flow

sensor ,

melewati “Y‟ piece menuju aliran ekspirasi dengan valve inspirasi mulai mengurangi celah dan tekanan alirannya berkurang (menjadi aliran PEEP) untuk mencegah udara ekspirasimenuju

ketank dan valve ekspirasi

membuka

dengan

celah

diatur

untukmempertahankan PEEP sebagai jalan keluar udara ekspirasi. h. Siklus inspirasi dan ekspirasi dengan bantuan ventilator akan terus-menerus berlangsung sampai hasil monitoring pasien dirasa cukupmembaik sehingga dapat beralih menggunakan mode lain yang sesuaidengan kondisi pernafasan pasien.

Cara Pengoperasian Alat 1. Hubungkan ventilator dengan sumber listrik

2. Hubungkan ventilator dengan sumber O2 dan udara tekan 3. Isi humidifier dengan air steril (lihat batas air) 4. Perhatikan ‘’breathing circuit’’ apakah ada kebocoran 5. Perhatikan konektor yang menghubungkan pasien dengan ‘’breathing circuit’’ 6. Sebelum dihubungkan ke pasien harus disetting terlebih dahulu yaitu :  M.V = Tidal Volume (T.V) X Respiratory rate (R.R)  Normal T.V = 10-15 cc / kg BB  Normal R.R = 10-12 X/mt (pada orang dewasa)  Tentukan FiO (Fresentase Oksigen)  Pada permulaan di berikan 50% selanjutnya lihat analisa gas darah pada pasien dengan pasca ‘’cardiac arrest’’ FiO2 harus diberikan 100.  Tentukan PEEP (Positive End Ekspiratory Pressure)  setting pengaturan alarm

Metode pemeliharaan dan trouble shooting a. 1.Metode Pemeliharaan –

Pemeliharaan harian i. Bersihkan badan pesawat dari kotoran yang ada. ii. Periksa kondisi O2 dan Air pressure,jangan sampai kosong atauhabis. iii. Uji cobakan ventilator sebelum digunakan kepasien

b. –Pemeliharaan mingguan –

Ganti selang dari ventilator



Buang cairan dari water trap

c. –Pemeliharaan bulanan –

Bersihkan ekspirasi port



Bersihkan Expirasi valve



Pemeliharaan tahunan

d. Kalibarsi ventilator teersebut layak atau tidaknya dipakai

Metode perbaikan dan troubel shooting Didalam alat ventilator biasanya juga terdapat kerusakan karena tidak adanya pemeliharaan atau pemantauan. Disini teknisi elektromedik sangat berperan penting membuktikan keahlianya dalam memperbaiki alat ventilator. Kerusakan yang sering didapat dalam alat ventilator sebagai berikut: 1. O2 tidak keluar Tindakan : periksa selang O2 apakah terhubung ke ventilator atau tidak 2. Ada penyumbatan di expirasi valve Tindakan : bersihkan expirasi valve dengan menggunakan air bersih atau alkohol. 3. Tidak ada dorongan O2 untuk inspirasi kepasien Tindakan : terlebih dahulu periksa air pressure apakah masuk ke ventilator, kemudian apabila O2 masih tidak keluar periksa di mixer karena O2 dan air pressure itu bercampur 4. Ventilator tidak nyala Tindakan : periksa jala-jala sumber tegangan terhubung atau tidak, periksa regulator pada ventilator.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. EKG hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung.Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda. Ada beberapa hal yang menjadikan tujuan dan manfaat penggunaan ventilasi mekanik ini dan juga beberapa kriteria pasien yang perlu untuk segera dipasang ventilator. Tujuan Ventilator antara lain adalah sebagai berikut : 1. Mengurangi kerja pernapasan. 2. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien. 3. Pemberian MV yang akurat. 4. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi. 5. Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat.

B. Saran 

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa keperawatan



Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.



Semoga makalah ini dapat menjadi pokok bahasan dalam berbagai diskusi dan forum terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Ventilasi mekanik ventilator. http://fkpcci.blogspot.com/2012/06/ventilasimekanik-ventilator.html .diakses pada 24 September 2017. Nuraini. 2012. Ventilasi mekanik. http://nurainiperawatpjnhk.blogspot.com/2012/09/ventilasi-mekanik.html. diakses pada 24 september 2017. Noviandryani. 2011. Askep klien dengan ventilasi. http://noviandryani.blogspot.com/2011/11/askep-klien-dengan-ventilasi-mekanik.html. diakses pada 25 september 2017.

Related Documents

Ekg.
April 2020 22
Ekg
June 2020 30
Ekg
April 2020 19
Ekg
April 2020 27
Ekg Normal
June 2020 15

More Documents from ""