Ejaan Firman.pptx

  • Uploaded by: ILo CHila'asZe SLayers
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ejaan Firman.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,524
  • Pages: 75
EJAAN BAHASA INDONESIA

FIRMAN A.D. KANTOR BAHASA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016

PENGERTIAN EJAAN Ejaan adalah kaidah bahasa yang mengatur penulisan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca. Misalnya, penempatan tanda baca pada kalimat berikut akan memengaruhi informasi yang disampaikan. Menurut kabar burung Pak Amat mati. Menurut kabar ayah ibu Galih Aryo Nimpuno adalah orang terkaya di daerahnya.

a. Menurut kabar / ayah ibu Galih Aryo Nimpuno adalah orang terkaya di daerahnya. b. Menurut kabar ayah / ibu Galih Aryo Nimpuno adalah orang terkaya di daerahnya. c. Menurut kabar ayah ibu / Galih Aryo Nimpuno adalah orang terkaya di daerahnya. d. Menurut kabar ayah ibu Galih / Aryo Nimpuno adalah orang terkaya di daerahnya. e. Menurut kabar ayah ibu Galih Aryo / Nimpuno adalah orang terkaya di daerahnya.

FUNGSI EJAAN Ejaan berfungsi sebagai a. landasan pembakuan tata bahasa, b. landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta c. alat penyaring masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.

ASPEK EJAAN Aspek fonologis: aturan tentang pelambangan fonem dengan huruf, penyesuaian huruf dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia  Aspek morfologis: aturan tentang pembentukan kata  Aspek sintaksis: aturan tentang penulisan dan pelafalan, frasa, klausa, dan kalimat. 

EJAAN SEBAGAI KAIDAH BAHASA TULIS

Sarana Berbahasa Wujud Kebahasaan

Bidang

Lisan

Bunyi-bunyi bahasa Lafal Intonasi

Tulis

Huruf, kata, kalimat, paragraf, dsb. Ejaan Tanda baca

PERBEDAAN KAIDAH EJAAN DAN KAIDAH BAHASA YANG LAIN Kaidah ejaan a. penentuannya didasarkan pada kesepakatan b. normatif. Kaidah lain a. penentuannya didasarkan pada hasil penelitian b. despkriptif.

PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA INDONESIA 1.

2. 3. 4. 5.

6.

Ejaan van Ophuijsen (1901) Ejaan Republik/Soewandi (1947) Ejaan Pembaharuan (1957) Ejaan Melindo (1959) Ejaan Baru (1966) Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Keppres No. 57/1972, 16 Agustus 1972) (Kepmendikbud No. 0196/U/1975, 27 Agustus 1975, PUEBIYD diberlakukan secara nasional)

1. Ejaan van Ophuijsen (1901) hal yang menonjol y>j j>dj u>oe c>tj k>(‘) kh>ch e dibedakan é ê 2. Ejaan Republik/ Ejaan Suwandi (1947) (SK Menteri PPK No. 264/Bhg. A, tanggal 19 Maret 1947) oe > u e taling/pepet > e (‘) > k angka 2 masih digunakan sebagai tanda ulang 3. Ejaan BI yang Disempurnakan (Keppres No.57 Tahun 1972, 16 Agustus 1972) dj> j tj>c nj> ny sj>sy ch>kh j>y angka 2 tidak lagi digunakan sebagai tanda ulang. penggunaan kata di- dibedakan: di rumah, dipertanyakan

UNSUR-UNSUR EJAAN 1. Pemakaian Huruf 2. Penulisan Kata 3. Pemakaian Tanda Baca 4. Penulisan Unsur Serapan

PEMAKAIAN HURUF Huruf dalam bahasa Indonesia Konsonan (21 huruf) Vokal (5 huruf) Gabungan Konsonan: kh, sy, ny, ng Diftong: ai, au, oi, ei

PEMAKAIAN DAN PENULISAN HURUF KAPITAL Huruf kapital digunakan untuk menuliskan hal-hal berikut. 1. Huruf pertama awal kalimat. Kami sedang mengikuti penyuluhan. Penyuluhan itu diadakan di Kantor Bahasa. 2. Huruf pertama petikan langsung. Dia bertanya, “Kapan penyuluhan ini ditutup?” Amir berkata, “Penyuluhan itu akan ditutup besok.”

3. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk nama Tuhan Allah Yang Maha Pengasih Yang Mahakuasa hamba-Nya hamba-Mu. 4. Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, yang diikuti nama orang, misalnya Haji Mansur Imam Syafii Nabi Ibrahim Sultan Agung.

5. Huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat Gubernur Nur Alam Kolonel Ahmad Taufik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 6. Huruf pertama nama orang Amir Hamzah, Agus Sri Danardana Widya Kirana. 7. Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa, misalnya bangsa Indonesia suku Jawa bahasa Korea.

8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah (tahun Masehi, bulan Agustus, bulan Muharam, hari Senin, hari Galungan, hari Lebaran, Perang Diponegoro, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia). 9. Huruf pertama nama khas dalam geografi (Lampung, Bukit Barisan, Danau Toba, Selat Sunda, Jalan Diponegoro, Teluk Benggala). 10. Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi (Kementerian Perindustrian, Dewan Perwakilan Rakyat, Piagam Jakarta, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia)

11.Huruf pertama semua awal kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata penghubung, seperti di, ke, dari, untuk, dan yang yang tidak pada posisi awal Pengantar Ilmu Ekonomi Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

12. Singkatan nama gelar dan sapaan Dr., Ir., M.A., S.E., S.H., Prof., Ny., Sdr. (kecuali dr.) 13. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan (Bapak, Ibu, Saudara, Kakak, Adik, dan Paman) yang dipakai sebagai sapaan.

14. Huruf pertama kata ganti (Anda).

HURUF KAPITAL 

Nama diri atau jenis? puskesmas

Nama jenis dapat

dijamakkan:

polres gubernur menteri luar negeri kakanwil

semua

Golkar Sultra Kapolri Kemdikbud

Nama diri

beberapa sejumlah dll.

tidak dapat dijamakkan hanya satu

PENULISAN HURUF MIRING 1. Kata atau istilah asing money politics, sense of humor 2. Kata atau istilah daerah kabanti, posuo, kasoami 3. Judul buku buku Pengantar Linguistik Umum buku Mengenal Kepribadian Anak 4. Nama majalah majalah Gadis majalah Horizon 5. Nama surat kabar yang dikutip di dalam teks Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Badan Bahasa. 6. Huruf, kata, atau istilah yang dikhususkan/ditegaskan (Kata pariwisata berasal dari pari dan wisata).

PENULISAN KATA

1. Bentuk Dasar Misalnya: 1) Mereka hadir dalam acara diskusi kemarin. 2) Mulai besok ada razia warga asing.

Penulisan Kata Turunan/Imbuhan 1. Ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya jalan --- berjalan, kemauan 2. Dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia mem-PHK-kan, di-upgrade, di-followup-i 3. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya bertepuk tangan, beri tahukan

4. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai, misalnya menyebarluaskan, menganaktirikan, mempertanggungjawabkan. 5. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. subsektor subbagian nonmigas nonformal multiguna

pramuniaga internasional narapidana pascasarjana swalayan

1. tanggung jawab bertanggung jawab pertanggungjawaban 2. beri tahu beri tahukan pemberitahuan 3. lipat ganda berlipat ganda melipatgandakan 4. garis bawah garis bawahi menggarisbawahi

RUMUS

KTSP

Peluluhan Bunyi meN- dan peN[k]  meng- 

[p]  mem- 

konversi, komputer koordinasi, kultus kategori, kampanye kalkulasi, konfirmasi parkir, populer porak-poranda pesona, paten posisi, publikasi percaya, pidana

meN[t]  men- 

[s]  meny- 

terjemah, tahap target, taat toleransi, tabulasi torpedo, teror sosialisasi, sinkron sejahtera, somasi sukses, sinergi survei, sabot

32

PENULISAN KATA DI -

Kegiatan itu di awali dengan doa bersama. Kami makan di meja nomor lima. Motor tidak boleh di parkir di tempat itu. Anak itu di suapi di dalam kamarnya. Lukanya di obati di puskesmas. Ia di angkat sebagai direktur di perusahaan itu.

PENULISAN KATA DEPAN DI, KE, DAN DARI Sebagai kata depan, di ditulis terpisah dari unsur yang mengikutinya. Ciri-cirinya: a. menyatakan makna 'tempat' b. berpasangan dengan ke dan dari c. menjadi jawaban pertanyaan di mana Misalnya: di samping ke samping dari samping di kantor ke kantor dari kantor di atas ke atas dari atas di bawah ke bawah dari bawah

PENULISAN AWALAN DISebagai awalan, di- ditulis serangkai dengan unsur yang mengikutinya. Ciri-cirinya: a. merupakan kata kerja b. berpasangan dengan awalan meMisalnya: ditulis menulis dilaksanakan melaksanakan diantisipasi mengantisipasi

PENULISAN BENTUK PUN 1.Bentuk pun ditulis terpisah jika berarti 'juga' atau 'saja' Misalnya: (1) Indonesia pun dapat bersaing di dalam pasar bebas. (2) Produk dalam negeri pun tidak kalah kualitasnya. (3) Siapa pun tidak perlu meragukan hal itu. (4) Jangankan bersaing, bertahan pun agak susah.

2.Bentuk pun ditulis serangkai jika sudah terpadu benar dengan unsur yang diikutinya. Misalnya: walaupun meskipun bagaimanapun biarpun sungguhpun kendatipun ataupun maupun adapun andaipun kalaupun sekalipun Kata pun lain harus ditulis terpisah.

PENULISAN BENTUK ULANG Bentuk ulang dalam bahasa Indonesia ditulis ulang dengan menggunakan tanda hubung (-), bukan angka dua (2). Misalnya: Baku Tidak Baku terus-menerus terus menerus prinsip-prinsip prinsip prinsip tiap-tiap tiap tiap masing-masing masing masing Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja. Misalnya: surat kabar -- surat-surat kabar rak buku -- rak-rak buku

PENULISAN BENTUK PER 1. Bentuk per ditulis terpisah dari unsur yang mengikutinya jika berarti (a) 'mulai', (b) 'demi', (c) 'tiap', dan (d) 'melalui' Misalnya: Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April. Semua orang yang diduga terlibat peristiwa itu dipanggil satu per satu. Harga buku itu Rp5.000,00 per eksemplar. Pesan itu saya terima per telepon.

2. Bentuk per ditulis serangkai dengan unsur yang mengikutinya jika menyatakan bilangan pecahan atau sebagai imbuhan. Misalnya: dua pertiga pertanian tiga perempat perkebunan satu persepuluh pertapa

PENULISAN SINGKATAN Singkatan ialah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Misalnya: a. SMP [es-em-pe] b. sdr. [saudara] PT [pe-te] bpk. [bapak] KUD [ka-u-de] dsb.[dan sebagainya] c. a.n. [atas nama], bukan u.p. [untuk perhatian], bukan u/p d.a. [dengan alamat], bukan d/a s.d. [sampai dengan], bukan s/d

a/n

a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiaptiap singkatan itu. Misalnya: B.J. Habibie Baharuddin Jusuf Habibie M. Hum. magister humaniora

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, dan nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya: DPR PBB WHO PGRI PT SD KTP SMKN

c. Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. Misalnya: jml. jumlah kpd. kepada hlm. halaman d. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. Misalnya: dll. dan lain-lain dsb. dan sebagainya ybs. yang bersangkutan Yth. Yang terhormat

d. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya: a.n. atas nama u.b. untuk beliau u.p. untuk perhatian e. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti dengan titik. Misalnya: Cu kuprum cm sentimeter kg kilogram Rp rupiah

PENULISAN AKRONIM Akronim ialah kependekan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, atau huruf awal dan suku kata yang ditulis dan dilafalkan seperti kata biasa. a. Nama diri yang berupa gabungan huruf awal ditulis dengan seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: LAN, LIPI, BIN b. Nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Bappenas, Kemdikbud, Kadin c.

Akronim yang bukan nama diri yang berupa singkatan ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: tilang, rapim, iptek, rudal, puskesmas

PENULISAN ANGKA DAN BILANGAN Angka ialah nomor atau tanda (lambang) yang berfungsi sebagai pengganti bilangan. Jenisnya a. angka Arab b. angka Romawi Angka Arab digunakan untuk a. menomori halaman utama karya tulis/laporan; b. menomori tabel, bagan, peta, atau grafik; c. menyatakan ukuran panjang, isi, berat, waktu, nilai uang, dan satuan jumlah. Angka Romawi digunakan untuk a. menomori halaman pelengkap karya tulis/laporan; b. menomori bab-bab dalam karya tulis/laporan.

PENULISAN LAMBANG BILANGAN Lambang bilangan ialah tanda atau lambang yang dipakai untuk menyatakan satuan bilangan atau jumlah.

a. Angka atau lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,. Misalnya: (1) Mereka sudah tiga kali menyelenggarakan kongres. (2) Koleksi taman baca itu lebih dari lima puluh buku. Mereka sudah 3 kali menyelenggarakan kongres. Koleksi taman baca itu lebih dari 50 buku. Kecuali jika digunakan secara berturut-turut (3) Kami memerlukan 3 unit komputer, 5 buah meja, dan 10 mesin ketik. (4) Ada 52 orang yang setuju, 15 orang yang tidak setuju, dan 5 orang abstain.

b. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika lebih dari dua kata, susunan kalimat diubah agar tidak ada pada awal kalimat. Misalnya: (1) Empat puluh siswa lulus ujian. (2) Panitia mengundang 150 orang peserta. 3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta. 50 siswa teladan mendapat beasiswa. 250 orang peserta diundang panitia. 25 naskah kuno tersimpan di perpustakaan.

c. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian agar lebih mudah dibaca. Misalnya: (1) Ia dituduh menggelapkan uang 650 miliar rupiah. (2) Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10 triliun. d. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, dan isi; satuan waktu; nilai uang; dan jumlah. Misalnya: 0,5 sentimeter 17 Agustus 1945 10 liter 1 jam 30 menit US$350 pukul 12.00 tahun 1928 10 persen

e. Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar. Misalnya: Jalan Sultan Murhum No. 10 Apertemen No. 3 Hotel Rajawali, Kamar 13 f. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci. Misalnya: Bab V, Pasal 20, halaman 10, Surah Yasin: 9

g. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. - pada awal abad XX - pada awal abad ke-20 - pada awal abad kedua puluh h. Penulisan bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara berikut. Misalnya: - lima lembar uang 1.000-an - tahun 1950-an.

PEMAKAIAN TANDA BACA a. Tanda Titik (.) (1) Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. (2) Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya: 1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi 1.2.1 Tabel 1.2.2 Grafik (3) Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Misalnya: pukul 2.30.20

(4) Dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan. Misalnya: Muharam, Abdul. 1920. Pangantar Linguistik Umum. Jakarta: Balai Pustaka. (5) Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang menunjukkan jumlah. Misalnya: - Desa itu berpenduduk 1.240 orang. - Penduduk Sulawesi Tenggara lebih dari 2.500.000 orang. (6) Dipakai pada penulisan singkatan.

Catatan: Tanda titik tidak dipakai di belakang a. nama dan alamat penerima surat b. nama dan alamat pengirim surat c. di belakang tanggal surat. Misalnya: Yth. Adinda Jalan Diponegoro 82 Kota Baubau

b. Tanda Koma (,) (1) Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: - Saya membeli sepatu, baju, dan celana. - Surat biasa, surat kilat, ataupun surat kilat khusus memerlukan prangko. (2) Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang ditandai dengan kata penghubung tetapi, melainkan, sedangkan, kecuali. Misalnya: - Kami akan membeli buku-buku cerita, tetapi Anda yang memilihnya. - Semua peserta harus hadir, kecuali yang tinggal di luar kota.

3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induknya jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya: - Atas kesediaan Bapak, kami ucapkan terima kasih. 4. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, padahal, malah, oleh sebab itu, meskipun begitu, lagi pula, kalau begitu, selain itu, bahkan, jadi, lagi pula, namun, meskipun demikian, walaupun demikian, akan tetapi, dalam pada itu, sebenarnya, pertama, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, misalnya, sebaliknya, sehubungan dengan itu, sementara itu, kemudian. Misalnya: - Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.

5. Dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh,dan kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas. Misalnya: - Hati-hati, ya, jalannya becek. - Kue ini enak, Bu. 6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dalam kalimat. Misalnya: - Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”

7. Dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, serta nama dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: - Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Jalan Mokodompit, Kendari - Baubau, 25 September 2013 8. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya. Misalnya: - Sitti Khadijah, M.A.

9. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya: - Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali. 10. Dipakai untuk menghindari salah baca atau salah pengertian. Misalnya: - Menurut kabar, burung Pak Amat mati. - Menurut kabar burung, Pak Amat mati. 

Sebelum kata-kata berikut, tidak boleh ada tanda koma. bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun, meskipun, kendatipun, apabila, jika, supaya, ketika, sebelum, sesudah, andaikata,sungguhpun, sekalipun, setelah.

c. Tanda Titik Koma (;) (1) Dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara. Misalnya: Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu menulis makalah di ruang kerjanya; adik membaca di teras depan; saya sendiri asyik memetik gitar sambil bernyanyi. (2) Dipakai untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Misalnya: Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil: 1. berkewarganegaraan Indonesia; 2. berijazah sarjana S-1; 3. berbadan sehat.

(3) Digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung. Misalnya: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaos; pisang, apel, dan jeruk.

d. Tanda Titik Dua (:) (1) Dipakai pada akhir pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya: Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

(2) Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Misalnya: Ketua : Ahmad Wijaya Sekretaris : Musdalifah Bendahara : Herlina Nur

(3) Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya: Ibu : “Bawa kopor ini, Nak!” Amir : “Baik, Bu.” Ibu : “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!” (4) Dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, bab dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Misalnya: Horison, XIII, No. 8/2009: 7 Surah Yasin: 9

e. Tanda Hubung (-) (1) Digunakan untuk menghubungkan ke dengan angka Arab atau angka biasa.

Misalnya: tahap ke-2, atau tahap II, bukan tahap ke-II HUT ke-10 atau HUT X, bukan HUT ke-X

(2) merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, angka dengan -an, dan singkatan dengan imbuhan. Misalnya: (a) se dengan kata berhuruf kapital se-DKI Jakarta se-Indonesia (b) angka dengan –an tahun 1990-an uang 5.000-an (c) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan ber-KTP DKI di-PTUN-kan ber-SIM palsu (d) imbuhan bahasa Indonesia dan kata asing di-recall di-smash

3. Digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya: anak-anak keputih-putihan. 4. Boleh dipakai untuk memperjelas hubungan bagianbagian kata atau ungkapan dan penghilangan bagian frasa atau kelompok kata. Misalnya: ber-evolusi dua-puluh ribuan. Bandingkan dengan: be-revolusi dua-puluh-ribuan.

f. Tanda Petik (“...”) 1. Untuk mengapit judul naskah (makalah, skripsi, tesis, diktat, disertasi, dll.) Misalnya: Malakah “Upaya Peningkatan Wisata Bahari” sudah saya baca. 2. Untuk mengapit judul artikel (dalam majalah, surat kabar, buletin). Misalnya: Beliau menulis artikel “Makna Ziarah dalam Budaya Jawa” dalam Kompas. 3. Untuk mengapit judul lagu/nyanyian. Misalnya: Lagu “Indonesia Raya” berkumandang di Gelora Bung Karno.

4. Untuk mengapit judul sajak/puisi. Misalnya: Sajak “Sepatu Tua” mengingatkan saya pada zaman revolusi. 5. Untuk mengapit makna khas/kias. Misalnya: Petugas pos itu tidak pernah menerima “amplop” dari siapa pun. 6. Untuk mengapit kalimat/petikan langsung. Misalnya: “Mungkin pelatihan akan ditutup hari ini,” kata Pak Hanafi.

g. Tanda Petik Tunggal (‘...’) 1. Untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain. Misalnya: “Lagu ‘Indonesia Raya’ harus berkumandang di Gelora Bung Karno,” ujar Ketua KONI Pusat dalam sambutannya. 2. Untuk mengapit makna kata atau ungkapan. Misalnya: Juru dakwah itu benar-benar expert ‘ahli’ di bidangnya. Kata expert berarti ‘ahli’ atau ‘pakar’.

h. Tanda Kurung ((...)) 1. Mengapit tambahan keterangan. Lokakarya (workshop) itu diadakan di Kendari. 2. Mengapit keterangan yang bukan bagian utama kalimat. Sajak Trenggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962. 3. Mengapit huruf/angka yang digunakan sebagai penanda perincian. Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.

i. Tanda Kurung Siku ([...]) (1) Mengapit huruf atau kata sebagai koreksi/tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain. Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia. (2) Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung. Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan dalam Bab II [lihat halaman 35—37]) perlu diuraikan di sini.

j. Tanda Garis Miring (/) 1. Dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: Nomor: 8/KB/III/2016 Jalan Haluoleo IV/7 Tahun Ajaran 2015/2016 2. Dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap. mahasiswa/mahasiswi dikirimkan lewat udara/laut buku dan/atau majalah harganya Rp100,00/lembar

k. Tanda Apostrof (’) Dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu. Misalnya: Dia ’kan kusurati. Mereka sudah datang, ’kan? Malam ’lah tiba. 5-2-’16

PENULISAN UNSUR SERAPAN

1. Tulisan Tetap bus bank unit program problem tank radio patriot plus

        

bus bank unit program problem tank radio patriot plus

2. Tulisan dan Lafal Berubah management  manajemen computer  komputer competent  kompeten curriculum  kurikulum congress  kongres credit  kredit charisma  karisma generic  generik genius  genius

YANG SUDAH TELANJUR JADI voorschot (Bld.)  persekot winkel (Bld.)  bengkel dommekracht (Bld.)  dongkrak frikadel (Bld.)  perkedel khabar (Arb.)  kabar i’lan (Arb.)  iklan fardu (Arb.)  perlu syaitan (Arb.)  setan sadaqah (Arb.)  sedekah

garfo igreja janela camisa almario cabuk dunba camat bah oan be chchia cha oan chinteng

(Port.)  garpu (Port.)  gereja (Port.)  jendela (Port.)  kemeja (Port.)  lemari (Parsi)  cambuk (Parsi)  domba (Parsi)  taman (Cina )  bakwan (Cina)  becak (Cina)  cawan (Cina)  centeng

KATA BAKU takwa dan taqwa kalbu dan qalbu kiblat dan qiblat kiamat dan qiamat dakwah dan da’wah Jumat dan Jum’at

salat dan shalat magrib dan maghrib azan dan adzan hadis dan hadits kurban dan qurban batin dan bathin

ramadhan dan ramadan bakti dan bhakti apotek dan apotik khawatir dan kuatir ijin dan izin syukur dan sukur atlet dan atlit propinsi dan provinsi kualitas dan kwalitas November dan Nopember do’a dan doa Pebruari dan Februari zaman dan jaman resiko dan risiko praktek dan praktik himbau dan imbau contek dan sontek utang dan hutang shalat dan salat colok dan solok

Ke Kota Baubau naik perahu Pulangnya bersama kawan Wahai Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Kesalahan mohon dimaafkan Matahari terbit dari timur Awan terbang membumbung tinggi Tak ada yang tahu batasan umur Semoga kita dapat bertemu lagi

SEKIAN

Related Documents

Ejaan Firman.pptx
December 2019 18
Berlatih Ejaan
June 2020 10
Ejaan - Cara Mengajar
June 2020 4
Kesalahan Bm-ejaan
June 2020 11
Ejaan Yang Disempurnakan
December 2019 6

More Documents from ""