Efisiensi Pasar.docx

  • Uploaded by: Puspa Ningrum
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Efisiensi Pasar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,271
  • Pages: 12
EFISIENSI PASAR Makalah Teori Portofolio dan Analisis Investasi Dosen Pengampu : Wawan S, M.Si

Disusun oleh : 15 C Akuntansi Era Anida Rizqi

15.0102.0156

Yunni Listiawati

15.0102.0158

Muhammad Khadiq

15.0102.0203

Titin Anggraeni

15.0102.0215

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG TAHUN 2017/2018

PENDAHULUAN Di dalam pasar yang kompetitif, harga ekuilibrium suatu aktiva ditentukan oleh tawaran yang tersedia dan permintaan agregat. Harga semua partisipan pasar tentang nilai dari aktiva tersebut berdasarkan informasi yang tersedia.jika suatu informasi baru yang relevan masuk ke pasar yang berhubugan dengan suatu aktiva, informasi ini akan digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva bersangkutan.Akibatnya adalah kemungkinan pergeseran ke harga ekuilibrium yang baru.Harga ekuilibrium ini akan tetap bertahan sampai suatu informasi baru lainnya merubahnya kembali ke harga ekuilibrium yang baru. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan yang baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. Dengan demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang menjelaskan tentang keadaan ekulibrium dengan konsep pasar efisien yang mencoba bagaimana pasar memproses informasi utuk menuju ke posisi ekulibrium yang baru. Efiseiensi pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi. Yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia. Makalah ini akan membahas Efisiensi Pasar Modal dan Keputusan Pendanaanya. Secara umum, efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Secara detail, efisiensi pasar dapat didefinisikan dalam beberapa macam definisi,yaitu, Definisi pasar didasarkan pada nilai intrinsik sekuritas, Definisi efisiensi pasar didasarkan pada akurasi dari harga sekuritas (Fama, 1970), Definisi efisiensi pasar didasarkan pada disstribusi dan informasinya (Beaver, 1989), Definisi efsiensi pasar didasarkan pada proses dinamik (Jones, 1951) Efisiensi pasar merupakan salah satu topik mendasar yang perlu kita renungi karena berkaitan langsung dengan relevan atau tidaknya kegiatan untuk berusaha memprediksi arah harga (timing). Sebagian besar kalangan akademisi berkeyakinan bahwa pasar saham merupakan pasar yang efisien. Suatu pasar dikatakan efisien apabila harga barang-barang yang dijual telah menunjukan semua informasi yang ada sehingga tidak terbiasa menjadi terlalu murah atau terlalu mahal.

PEMBAHASAN PENGERTIAN EFISIENSI PASAR Untuk bidang keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar efisien adalah pasar yang dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien, yaitu : 1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. 2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah. 3. Informasi yang ada bersifat random. 4. Investor berinvestasi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai yang sebenarnya akibat informasi tersebut. BENTUK – BENTUK EFISIENSI PASAR Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya saja atau dapat dilihat tidak hanya dari ketersediaan informasi, tetapi juga dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia. 1. Efisiensi Pasar Secara Informasi Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara informasi. Menurut Fama (1970)menyajikan tiga macam bentuk dari infoormasi, antara lain : a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) Pasar dikatakan efisiensi dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Jika pasar efisiensi secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini dapat diartikan bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal. b. Efisi ensi Pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa : 1) informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten. 2) informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan. informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga sekuritas-sekuritas perusahaan yang terkena regulasi tersebut. 3) informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga sekuritas-sekuritas semua perusahaan yang berada di pasar saham. Informasi ini berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak kepada perusahaan emiten. c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form) Pasar dapat dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak dapat ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat. Tingkatan kumulatif mempunyai implikasi bahwa pasar efisiensi bentuk setengah kuat adalah pasar efisiensi bentuk lemah sedangkan pasar kuat adalah pasar bentuk setengah kuat dan pasar efisiensi bentuk lemah. Implikasi tidak berlaku sebaliknya bahwa pasar efisiensi bentuk lemah tidak harus berarti pasar efisiensi bentuk setengah kuat. PENGUJIAN TERHADAP HIPOTESIS PASAR EFISIEN Pengujian terhadap hipotesis pasar efisien pada dasarnya bissa dibagi dalam tiga kelompok pengujian berdasarkan klasifikasi hipotesis pasar efisiensi yang akan diuji, antara lain : a. Pengujian prediktabilitas return digunakan untuk pengujian hipotesis pasar efisiensi dalam bentuk lemah. Pengujian prediktabilitas return dapat dilakukan dengan cara : 1. Mempelajari pola return seasonal

2. Menggunakan data return di masa yang lalu, baik untuk prediktabilitas jangka pendek maupun jangka panjang 3. Mempelajari hubungan return dengan karakteristik perusahaan b. Pengujian event studies digunakan untuk pengujian hipotesis pasar efisiensi dalam bentuk setengah kuat . c. Pengujian private information digunakan untuk pengujian hipotesis pasar efisiensi dalam bentuk kuat. Pola Return Sekuritas 1. Pola harian Salah satu pola return yang secara intensif diteliti adalah adanya perbedaan return untuk hari-hari tertentu dalam seminggu. Penelitian ini hanya mengamati data dalam jangka waktu yang relatif singkat dan pasar mungkin sudah menyesuaikan dengan pola tersebut, tidak akan berhasil mendapatkan return yang maksimal. 2. Pola Bulanan Banyak penelitian menemukan bahwa pada bulan januari terdapat return yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya dan ini biasanya terjadi pada saham yang nilainya kecil (small stock). Fama (1991) menentukan bahwa pada periode 1941-1981, return dibulan januari lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Sedangkan untuk periode 1982 sampai januari 1991, fama juga menemukan hal yang sama, tetapi perbedaan return dibulan januari untuk small stock dan larger stock tidak terlalu besar. Fenomena tersebut sering disebut dengan januari effect, dan penelitiannya juga sudah banyak dilakukan diluar bursa Amerika. Gultekin dan Gultekin (1983) mempelajari januari effect dengan menggunakan data dari 17 negara termasuk Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa disemua negara terjadi return yang relatif lebih tinggi di bulan januari. Hasil yang diperoleh adalah tidak adanya hubungan antara return saham dengan ukuran saham. Januari effect ini juga terjadi pada obligasi. Keim dan Stambaugh (1984) mempelajari pola return dipasar obligasi selama 1926 sampai dengan 1978 dan ditentukan bahwa rata-rata pada bulan januari, hanya obligasi yang kualitasnya lebih rendah saja yang dapat memberikan return abnormal. Penjelasan lain mengenai penyebab tingginya return dibulan januari (khususnya hari-hari awal bulan) adalah tax-selling hypothesis. Pada akhir tahun banyak penasihat investasi yang menyeramkan investor untuk menjual sekuritas yang mengalami

kerugian sebelum akhir tahun, dan pada awal tahun membeli sekuritas yang sama. Tindakan ini akan menciptakan tax loss untuk investor. Pada pasar yang efisien, pola seasonal tersebut seharusnya tidak terjadi. Investor yang melihat adanya return yang tinggi dibulan januari akan mulai melakukan pembelian diakhir bulan desember untuk mendapatkan return abnormal. Perilaku pembelian investor tersebut akan menyebabkan pola seasonal yang ada menjadi hilang. Tetapi ternyata return tinggi dibulan desember tidak dapat sepenuhnya dapat dijelaskan dengan baik, sehingga januari effect merupakan suatu penyimpangan bagi pasar yang efisien. MEMPREDIKSI RETURN DARI DATA RETURN DIWAKTU LALU Return dimasa lalu dapat digunakan untuk memprediksi return dimasa depan,baik jangka pendek maupun jangka panjang. A. PREDIKSI JANGKA PENDEK pengujian prediksi jangka pendek biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah return pada periode sebelumnya (biasanya sehari atau beberapa hari sebelumnya) dapat digunakan untuk memprediksi return hari ini. Ada beberapa cara pengujian yang dapat dilakukan mulai dari cara yang sederhana dengan hanya menggunakan data return periode sebelumnya, (misalnya dengan uji korelasi, run test, fillter test dan kekuatan relatif sekuritas). 1. Uji Korelasi Adalah pengujian hubungan linier antara return hari ini dengan return diwaktu lalu. Semakin tinggi korelasi antara return masa lalu dengan return saat ini, berarti semakin tinggi kemampuan return masa lalu tersebut untuk memprediksi return masa depan. Secara matematis, bentuk persamaannya bisa ditulis sebagai berikut : rt =a+ br +et Dimana α menunjukkan tingkat retun yang diharapkan yang tidak berhubungan dengan return sebelumnya dan b menunjukkan besarnya hubungan antara return diwaktu yang lalu dengan return hari ini. Dalam persamaan di atas, jika t = 0 akan menunjukkan hubungan antara return hari ini dengan return sehari sebelumnya, sedangkan jika t = 1 menunjukkan hubungan return hari ini dengan return dua hari sebelumnya dan seterusnya. Sedangkan, c dalam persamaan diatas merupakan angka random yang merupakan variabilitas return yang berhubungan dengan tingkat return sebelumnya. Persamaan bisa diperoleh dengan melakukan korelasi return hari ini (rt-1) dengan return sebelumnya (rt). Misalnya didapat koefisien korelasi sebesar 0,4 maka

akan diperoleh angka (0,4)...= 0,16 atau 16%. Artinya, 16% dari return hari ini (sisi kiri persamaan), dapat dijelaskan oleh return sebelumnya (sisi kanan persamaan). 2. Run Test Koefisien korelasi cenderung sangat dipengaruhi oleh data return yang bersifat ekstrim (terlalu besar ataupun terlalu kecil). Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu alternatif analisis yang bisa menghilangkan dampak dari data yang ekstrim tersebut, yaitu dengan memberikan tanda pada perubahan harga. Teknik analisis ini tidak akan terpengaruh oleh adanya perubahan-perubahan harga yang ekstrim, dan disebut sebagai run. Pada analisis run ini, perubahan harga ditandai dengan (+) bila terjadi kenaikan harga, (-) bila terjadi penurunan dan 0 bila tidak terjadi perubahan. Kemudian jika perubahan harga berhubungan positif, maka kecenderungannya + akan diikuti oleh + dan - juga diikuti oleh -. Urutan tanda yang sama diantara tanda yang berbeda disebut run. Kesimpulan dari hasil uji korelasi dan run test adalah bahwa sering terdapat adanya indikasi hubungan yang positif antara return hari ini dengan return yang telah lalu, meskipun secara rata-rata hubungan tersebut masih bersifat sangat lemah. Bahkan kadangkala sering juga ditemui adanya korelasi yang bersifat negatif antara return sekarang dengan return yang lalu. Secara teoritis, dalam pasar efisien, terdapat asumsi bahwa tidak ada biaya transaksi yang harus ditanggung investor. Tetapi dalam praktek nyata pasar modal, komponen biaya transaksi yang harus ditanggung investor tetap ada, dan terkadang justru bisa menghilangkan return potensial yang mungkin diperoleh investor dengan menggunakan data rangkaian return seperti dalam run test tersebut. 3. Filter Test Teknik analisis filter rule biasanya dilakukan dengan membandingkan return yang didapat jika melakukan strategi beli dan simpan (buy and hold strategy). Strategi perdagangan tersebut biasannya dilakukan dengan cara melakukan pembelian ketika harga mengalami kenaikan sebesar x% dari batas atas yang sudah ditentukan, dan selanjutnya menjual sekuritas ketika harganya mengalami penurunan sebesar y% dari batas bawah yang sudah ditentukan pula, untuk menghindari kerugian lebih lanjut. Strategi perdagangan ini akan menunjukkan kapan investor sebaiknya menjual

sekuritas yang biasa disebut timing strategy. Pengujian mengenai filter rule secara insentif pernah dilakukan oleh Fama dan Blume (1996), dengan membandingkan return yang menggunakan strategi filter rule dengan strategi buy and hold. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa strategi dengan menggunakan filter rule ternyata relatif kurang menguntungkan dibandingkan dengan strategi buy and hold. 4. Relatif strength Salah satu cara yang banyak dikenal untuk mengkombinasikan informasi harga sekuritas dimasa lalu untuk memilih saham, adalah dengan cara yang disebut sebagai kekuatan relatif (relative strength). Salah satu contoh aturan relative strength pernahdikemukakan oleh Levy (1967), yaitu dengan membandingkan harga suatu saham saat ini (𝑃𝑗𝑡 )dengan harga rata-rata saham tersebut selama beberapa periode (𝑃𝑗𝑡 ). Misalnya, jika harga rata-rata (𝑃𝑗𝑡 ) adalah harga rata-rata saham j pada waktu t selama 27 minggu, dan (𝑃𝑗𝑡 ) adalah harga saham j dan t. Maka relative strength saham tersebut adalah sebesar (𝑃𝑗𝑡 ). Selanjutnya, dalam periode berikutnya, jika relative strength dari saham tersebut mengalami penurunan hingga dibawah relative strength sebesar K%, maka saham tersebut harus dijual dan dana yang diperoleh dari hasil penjualan harus diinvestasikan kembali pada saham yang termasuk dalam X% rasio tertinggi. Levi telah menguji bahwa untuk nilai X dan K yang menguntungkan adalah sebesar X=5% dan K=70%. B. PREDIKSI JANGKA PANJANG Fama dan French (1968) serta Poterba dan Summers (1988) telah meneliti korelasi return dengan jangka waktu pengujian yang relatif lama. Fama dan French melakukan pengujian dengan menggunakan data periode 1926-1985, dan menemukan bahwa terdapat korelasi sebesar -0,25 untuk jangka waktu tiga tahun dan korelasi sebesar -0,40 untuk jangka waktu empat tahun.

HUBUNGAN RETURN DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN Hubungan antara karakteristik perusahaan dengan return abnormal dinyatakan sebagai sebuah anomali dengan pasar yang efisien, karena dalam pasar yang efisien, secara teoritis tidak ada seorang investor pun bisamemperolehreturn abnormal dengan menggunakan informasi karakteristik perusahaan. 1. Size effect

Banz(1981) menunjukkan bukti empiris paling awal mengenai adanya size effect, yaitu adanya kecenderungan saham-saham perusahaan kecil yang mempunyai return yang lebih tinggi dibanding saham-saham perusahaan besar. Benz telah menemukan adanya return abnormal yang bisa diperoleh investor jika memiliki saham dan perusahaan kecil, selama periode 1936-1977 Reinganum (1981), juga menemukan adanya return abnormal pada saham perusahaan kecil. Tetapi, hasil penelitian tersebut banyak mendapat kritikan terutama mengenai penggunaan CAPM dalam menentukan besarnya return yang diharapkan.CAPM dianggap tidak tepat utuk menghitung return abnormal, karena model ini terlalu bergantung kepada beta. Sedangkan Chan dan Hsidh (1985), mencoba menggunakan model APT,dan menemukan adanya perbedaan return antara portofolio perusahaan besar dan potofolio perusahaan kecil, sebesar 1,5% per tahun. Nilai pasar dibagi dengan nilai buku (market to book value). Penelitian yang dilakukan Fama dan French (1991), Lakonishok, Shleifer dan Vishny (1993), serta Chain, Hamono dan Lakonishok (1991) bahwa ada perbedaan return antara saham yang mempunyai market to book value yang tinggi dibanding saham yang mempunyai market to book value rendah. Hasil penelitian Lakonishok, Shleifer dan Vishny menemukan adanya perbedaan sebesar 7,8% per tahun. Saham tingkat return yang lebih besar dibandingkan dengan sahamsaham yang mempunyai marketto book yang rendah. 2. Earning price Basu (1977), pernah melakukan penelitian mengenai hubungan antara rasio earning price (E/P) dengan tingkat return abnormal yang diperoleh dengan menggunakan CAPM. Seperti halnya penelitian pada size effect, hasil penelitian ini mendapatkan kritikan karena menggunakan CAPM dalam menentukan tingkat return yang diharapkan.

PREDIKSI

RETURN

JANGKA

PANJANG

DENGAN

MENGGUNAKAN

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN PASAR Dipresiksi dengan menggunakan data yang berhubungan dengan tingkat return pasar dan struktur tingkat suku bunga. Proporsi return jangka panjang yang dapat dijelaskan oleh data-data yang relatif tinggi. Fama dan French (1988) menemukan bahwa 25% return selama dua sampai empat tahun dapat dijelaskan dengan menggunakan data karakteristik pasar. A. Even Studies

Event studies merupakan suatu penelitian yang mengamati tentang bagaimana dampak dari pengumuman informasi terhadap suatu harga ekuitas yang umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar yang mana dapat tercermin pada harga saham. Terdapat beberapa standar metodologi yang biasanya digunakan dalam evebt studies tersebut yaitu: a) Mengumpulkan sampel, dimana beberapa perusahaan mempunyai pengumuman yang mengejutkan pasar (event). Perubahan harga dapat terjadi jika terdapat suatu event yang mengejutkan pasar seperti adanya pengumuman perusahaan yang akan melakukan merger, penerbitan saham baru atau pengumuman mengenai earning perusahaan. b) Menentukan hari pengumuman atau event. c) Menentukan periode pengamatan, yang biasanya dihitung dalam hari. d) Menghitung return masing-masing sampel setiap hari selama periode pengamatn. e) Menghitung return abnormal, yang dihitung dnegan mengurangi return aktual yang sebenarnya terhjadi dengan return yang diharapkan. f)

Menghitung rata-rata return abnormal semua sampel setiap hari, yang dihitung dari data yang diperoleh sehingga dapat menggambarkan adanya pengaruh event terhadap perubahan harga selama periode pengamatan yang sudah ditentukan.

g) Return abnormal harian yang terkadang digabungkan untuk menghitung return abnormal kumulatif selama periode tertentu. h) Mempelajari dan mendiskusikan hasil yang telah diperoleh. Salah satu contoh penelitian mengenai event studies yang pernah dulakukan di Indonesia menujukkan hasil yang kurang mendukung yang berkaita dengan efisiensi pasar. Husnan (1993) melakukan suatau penelitian tentang pengaruh pengumuman emisi saham baru oleh perusahaan terhadap perubahan harga sekuritas, dan ternyata hasilnya menunjukkan bahwa harga sekuritas di BEJ belum dapat mencermikan dari informasi yang ada. Selain itu, Husnan, Hanafi dan Wibowo (1996) melakukan penelitian event studies namun penelitian mereka tidak menggunakan varibel harga, melainkan variabel kegiatan perdagangan dan variabilitas tingkat return. Sedangkan pengumuman atau event yang dipili ialah pengumuman laporan keuangan. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah laporan keuangan tersebut sedikit berdampak pada kegiatan perdangan sedangkan pengaruh pengumuman laporan keuangan terhadap variabilitas tingkat return tidak terlalu signifikan.

B. Pengujian Private Information Pengujian Private Information berkaitan dengan pengujian apakah pihak insider perusahaan dan kelompok investor tertentu yang dainggap mempunyai akses informasai yang lebih baik untuk dapat memperoleh return abnormal dibandingkan dengan return pasar pada umunya. Insider trading. Pihak-pihak yang disebut insider seperti direktur, manajer, karyawan atau pemegang saham karena dianggap bisa mendapatkan informasi yang sesungguhnya mengenai suatu perusahaan. Pada umumnya, insider diharuskan melaporkan kegiatan perdagangannya kepada suatu komisi yang bertindak sebagai pengawas bursa. Rozeff dan Zaman (1998) berpendapat bahwa investor yang bukan insider juga dapat memperoleh return dengan menggunakan informasi yang terpublikasi serta memperhatikan transaksi yang dilakukan oleh insider.

IMPLIKASI PASAR MODAL YANG EFISIEN Investor yang percaya bahwa pasar dalam kondisi tidak efisien akan menerapkan strategi perdagangan aktif yang berarti investor tersebut secara aktif melakukan perdagangan di pasar agar bisa mendapatkan return yang lebih besar dibandingkan dengan return pasar. Oleh karena itu, investor yang percaya mengenai adanya pola tertentu dalam pergerakan harga yang dapat digunakan untuk memperoleh return akan melakukan analisi teknikal utuk menentukan nilai intrinsikdari suatu sekuritas. Sedangakan untuk investor yang percaya pasar dalam kondisi efisien, akan cenderung menerapkan strategi perdagangan pasif yaitu dengan membentuk portofolio yang bisa mereplkasi indeks pasar. Implikasi hipotesis pasar efisien terhadap seorang investor yang berinvestasi di pasar modal dapat dilihat dari implikasinya terhadapa investor yang menerapkan analisis teknikal maupun analisis fundamental dalam hal penilaian dan pemilihan saham. Analisis teknikal diterapkan bagi investor yang pada dasarnya percaya bahwa pergerakan harga saham di masa datang dapat diprediksi dari data pergerakan harga saham di masa lalu. Sedangkan, analisis fundamental merupakan suatu analisis saham yang dilakukan dengan mengestimasi nilai intrinsik saham berdasarkan informasi fundamnetal yang telah dipublikasikan ole perusahaan yang kemudia digunakan untuk mengambil keputusan menjual atau membeli saham.

ARTIKEL 1. Apakah Harga Saham Sepenuhnya Mencerminkan Informasi dibayar dan Arus Kas tentang Laba Masa Depan? Menurut pendapat dari kelompok kami dalam penelitian yang dilakukan oleh Richard G. Sloan (Akuntansi Review, Vol. 71, No 3. (Juli, 1996), hlm. 289-315) yang menyelidiki tentang apakah harga saham mencerminkan informasi tentang pendapatan masa depan yang terkandung dalam komponen akrual dan arus kas dari pendapatan saat ini ? Dan kami menyimpulkan dari hasil penelitian tersebut bahwa hasil harga saham tidak konsisten dengan pandangan pasar efisien tradisional bahwa harga saham sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia untuk publik. Namun, temuan bahwa harga saham tidak sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia secara publik tidak selalu berarti irasionalitas investor atau adanya peluang keuntungan yang tidak dieksploitasi. Biaya perolehan informasi dan biaya pemrosesan yang terkait dengan penerapan strategi yang digariskan dalam makalah ini secara real time tidak sepele. Selain itu, pengembalian untuk mengeksploitasi strategi berpotensi dibatasi oleh efek tekanan harga. Mengamati harga perdagangan historis pada kaset CRSP tidak berarti bahwa jumlah stok yang tidak terbatas dapat diperdagangkan pada harga tersebut. Mungkin hasil dalam makalah ini hanyalah bukti pengembalian normal ke strategi investasi aktif berdasarkan analisis laporan keuangan. Menurut kelompok kami hasil penelitian tersebut dapat menimbulkan masalah tambahan untuk penelitian masa depan. Kepentingan khusus adalah sejauh mana persistensi rendah kinerja laba yang disebabkan komponen akrual laba adalah karena manajemen laba. Dechow dkk. (1995) meneliti contoh manipulasi laba yang tunduk pada tindakan penegakan SEC dan menemukan bahwa manipulasi laba ini terutama disebabkan akrual yang membalikkan tahun setelah manipulasi laba. Dengan demikian, bukti mereka konsisten dengan manajemen laba yang berkontribusi terhadap persistensi yang lebih rendah dari komponen pendapatan akrual. Isu-isu terkait termasuk menetapkan apakah manajemen laba dibuat dengan maksud memanipulasi sementara harga saham dan motivasi untuk manipulasi harga saham seperti itu.

Related Documents


More Documents from "LiLyzLolaSLalu"