Efektifitasmidmap1.docx

  • Uploaded by: Ardi Saputro
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Efektifitasmidmap1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,725
  • Pages: 32
Nama Tugas : Penyusunan Skema Ringkas Peneitian Diketahui judul penelitian seperti berikut : “Efektifitas Peta Pemikiran (Mind Map) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN-X 1. Tuliskan dua judul lain yang berbeda dari judul di atas tetapi yang sesuai dengan penelitian dimaksud (penelitian yang sama) Jawab : 

Judul 1 : Efisiensi Penggunaan Mind Map dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa



Judul 2 :

Ketidakefektifan Mind Map dalam Meningkatkan Aspek

KOgnitif pada Kemampuan Belajar Siswa 2. Susun skema untuk pendahuluan (latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan, kegunaan dan manfaat penelitian). Tuliskan pokok-pokok yang harus ada pada latar belakang! Jawab : (Terlampir pada Lembar Penelitian dibawah) Dalam suatu penelitian ilmiah, latar belakang masalah dapat diartikan sebagai suatu informasi yang tersusun secara sistematis berkenaan dengan fenomena, masalah, atau problematika yang menarik untuk menjadi bahan sebuah penelitian. Timbulnya gejala tersebut karena ketidak sesuaian antara harapan dengan realitas di lapangan. Masalah akan menjadi fenomenal yang menarik untuk diteliti saat mengundang perhatian banyak orang dan menjadi bahan pembicaraan dalam kehidupan bermasyarakat. Latar belakang yang sistematis dan terstruktur berusaha menjelaskan mengapa masalah dalam penelitian itu perlu diteliti dan upaya-upaya dalam penyelesaiannya baik secara teoritis maupun secara praktis. Dalam sebuah penelitian ilmiah, latar belakang masalah yang ditulis harus memuat :

1. Alasan rasional yang membuat penelitian itu menarik untuk diteliti, dasarkan fakta, data, referensi atau temuan dari penelitian sebelumnya.

2. Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan. Hal ini harus terungkap dengan jelas untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian mengatasi kesenjangan yang ada.

3. Kompleksitas masalah. Jika permasalahan yang ditemukan dibiarkan begitu saja, khawatir akan menimbulkan permasalahan yang baru dan akan menghambat, mengganggu, atau mengancam suatu proses untuk mencapai tujuan.

4. Pendekatan untuk mengatai masalah. 5. Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang akan diteliti dalam lingkup studi yang ditekuni peneliti. Seperti tulisan pada umumnya, penulian latar belakang masalah terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pembuka yang memuat gambaran umum tentang masalah yang akan diangkat. Bagian isi yang memuat fakta, fenomena, data-data, dan pendapat ahli berkenaan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tetap dibiarkan.Bagian penutup yang memuat alternative penyelesaian masalah yang bisa ditawarkan. Berikut contoh kutipan latar belakang masalah dari sebuah judul tesis program studi teknologi pendidikan. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membuat kita semakin mudah mengakses berbagai sumber belajar. Hal ini membuat guru harus lebih meningkatkan wawasan, kemampuan mendidik dan memberikan inovasi serta pemanfaatan secara positif media dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa mampu memaknai

pengetahuan, termotivasi dan timbul keinginan untuk terus

membentuk pengetahuan dengan berbagai sarana yang telah bermunculan.

3. Susun skema untuk Landasan teori, penelitian relevan, kerangka berpikir dan pengajuan hipotesis (mencakup variabel yang terlibat dengan memberikan definisi, penelitian orang lain tentang atau yang sesuai serta hasilnya, kerangka berpikir, pengajuan hipotesis) (Terlampir pada Lembar Penelitian dibawah) 4. Susun skema untuk metodologi penelitian (waktu dan tempat, jenis dan metode penelitian, populasi dan teknik sampling, disain penelitian, data dan teknik pengambilan data, instrument penilaian dan validasi-reliabilitas, teknik analisis data, hipotesis statistic) (Terlampir pada Lembar Penelitian dibawah) 5. Susun kesimpulan penelitian (sesuai dengan rumusan masalah) (Terlampir pada Lembar Penelitian dibawah)

EFEKTIFITAS PETA PIKIRAN (MIND MAP) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN-X Tugas Kelompok 4 Mata Kuliah : Metodologi Pendidikan Dosen Pengampu : Drs. Kerdid Simbolon, M.Pd.

Disusun Oleh: Adenia Lestari

1613150006

Yuni Magdalena

1613150007

Daniel Jeremy

1613150008

Priambodo Ardi Saputro

1613150020

Hana Elisabeth

1613150022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 2019

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan

mengalami

dinamika

yang

semakin

lama

semakin

berkembang dan berusaha beradaptasi dengan gerak perkembangan yang dinamis tersebut. Oleh karenanya pendidikan yang diterapkan pada waktu sekarang tidak akan sama dengan pendidikan pada masa yang lalu ataupun masa yang akan datang. Sehingga akan selalu ada perubahan yang mengarah pada kemajuan pendidikan yang lebih baik. Hal ini seharusnya diikuti keberhasilan kegiatan pembelajaran, baik berupa peningkatan prestasi, motivasi, dan aktivitas peserta didik. Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Fungsi Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan merupakan masalah yang sangat menarik untuk dibahas karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan segera tercapai. Pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran. Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, siswa diajarkan sejumlah pelajaran, salah satunya adalah matematika. Matematika adalah ilmu mempelajari tentang besaran, struktur, bangun ruang, dan perubahan-perubahan yang pada suatu bilangan. Orientasi pembelajaran matematika di tingkat SMP.” Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam mewujudkan tujuan tersebut. Salah satunya faktor guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses belajar antara guru dan siswa, hubungan interaksi antara guru dan siswa terlihat jelas dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan pembelajaran akan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku pada peserta didik dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Perubahan tingkah laku pada anak terjadi apabila dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktivitas.

Aktivitas belajar siswa adalah sebuah proses yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas dengan cara mendengar, membaca, menulis, memberikan pandangan, mengamati, dan berpikir yang kesemuanya itu dilakukan di dalam kelas. Belajar yang berhasil akan melalui beberapa aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja. Sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyakbanyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Aktivitas inilah yang akan menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Ketika aktivitas siswa dalam belajar itu rendah, yaitu merasa bosan, malas mencatat, malu bertanya, takut mengemukakan pendapat dan malas mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, maka hasil belajar siswa tersebut cenderung akan rendah. Tetapi sebaliknya ketika aktivitas siswa tinggi maka hasil belajarnya akan baik. Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 2011), membagi aktivitas belajar menjadi 8 kategori, yaitu: 1) visual activities, 2) oral activities, 3) listening activities, 4) writing activities, 5) drawing activities, 6) motor activities, 7) mental activities, 8) emotional activities. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Selanjutnya faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Di dalam faktor sekolah, terdapat satu faktor yang sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, yaitu metode mengajar yang dipilih guru. Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode mengajar guru yang efektif, dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan mengingkatkan aktivitas siswa untuk belajar. Sebaliknya metode mengajar guru yang tidak efektif kurang meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Guru harus dapat memilih dan menggunkan metode mengajar yang efektif sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Salah satu metode yang efektif yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah metode mind map. Mind map merupakan salah satu metode pembelajaran aktif dan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, yang merupakan cara mencatat yang kreatif dan efektif”. Dengan Mind map siswa dapat menghasilkan gagasan, mencatat apa yang mereka pelajari atau merencanakan tugas baru. Sehingga siswa dapat mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka rencanakan. Dengan memetakan gagasannya sendiri, siswa lebih mudah dalam belajar dan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan penulis di kelas X SMAN-X, terdapat beberapa masalah yang muncul, salah satunya yaitu masih rendahnya aktivitas siswa dalam belajar, khususnya dalam mata pelajaran Matematika. Rendahnya aktivitas belajar siswa terlihat dari beberapa indikator, seperti visual activities seperti siswa malas untuk membaca buku pelajaran maupun buku catatan dan kurang memperhatikan penjelasan guru, oral activities seperti keberanian dan inisiatif siswa untuk bertanya pun masih sangat rendah, listening activities seperti siswa kurang menyimak penjelasan guru, emotional activities dan mental activities seperti siswa cenderung terlihat sangat jenuh dalam proses pembelajaran, sehingga ditemukan siswa yang mengantuk, mengobrol dengan teman lainnya, tidak fokus dalam mengikuti

proses

pembelajaran

yang

sedang

berlangsung

yang

mengakibatkan siswa mudah lupa dengan materi yang telah diajarkan. Rendahnya aktivitas belajar siswa tersebut disebabkan metode yang digunakan guru kurang efektif, sehingga kurang menimbulkan aktivitas belajar siswa.pada saat proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di kelas X SMAN-X dengan judul ”Efektifitas Peta

Pikiran (Mind Map) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN-X”. B. Identifikasi Makalah Dari latar belakang diatas, penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan dijadikan bahan penelitian selanjutnya, antara lain : 1. Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Matematika. 2. Siswa malas untuk membaca buku pelajaran maupun buku catatan dan kurang memperhatikan penjelasan guru. 3. Keberanian dan inisiatif siswa untuk bertanya khususnya dalam pelajaran Matematika masih sangat rendah. 4. Siswa kurang menyimak penjelasan guru. 5. Siswa cenderung terlihat sangat jenuh dalam proses pembelajaran, sehingga ditemukan siswa yang mengantuk, mengobrol dengan teman lainnya, tidak fokus dalam mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung yang mengakibatkan siswa mudah lupa dengan materi yang telah diajarkan. 6. Metode yang digunakan guru kurang efektif, sehingga kurang menimbulkan aktivitas belajar siswa. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi area dan fokus penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Matematika. 2. Metode yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa ialah metode mind map. 3. Aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan aktivitas belajar siswa Matematika yang meliputi beberapa aspek, yaitu

memperhatikan,

bertanya,

mendengarkan,

mencatat,

menggambar, mengingat, mengambil keputusan, menanggapi dan emosional.

4. Materi pelajaran Matematika pada penelitian ini meliputi keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dan keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu “Adakah perbedaan hasil belajar antara belajar mind map dan konvensional pada kelas X SMAN-X?”.

E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar matematika saat menggunakan metode mind map dan konvensional pada siswa kelas X SMAN-X.

F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian adalah: 1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan masukan dalam pemilihan metode pembelajaran bagi siswa, sehingga selain materi dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa diharapkan penyampaian materi dapat dilakukan dengan cara yang lebih menarik, serta meningkatkan kreativitas siswa.

2. Bagi Universitas Kristen Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai metode mind map yang digunakan untuk proses penyampaian materi, serta pengaruhnya terhadap hasil belajar dan tingkat kepuasan siswa. Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi mahasiswa serta menambah koleksi perpustakaan.

3. Bagi Penulis Dalam penelitian ini penulis diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan terutama di bidang pendidikan matematika.

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Variabel 1.

Hasil Belajar Menurut Sudjana (2005), hasil belajar kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Lalu menurut Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sudjana (2016:22) mengutip Horward Kingsley yang membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing- masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Sudjana (2016 : 22-33) menguraikan pembagian hasil belajar menurut Benyamin Bloom. Secara garis besar hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah: a. Faktor internal 1) Kecerdasan/intelegensi 2) Bakat 3) Minat 4) Motivasi b. Faktor eksternal 1) Keadaan lingkungan keluarga 2) Keadaan lingkungan sekolah 3) Keadaan lingkungan masyarakat Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Benyamin Bloom. Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom.

Berikut adalah penjelasan dari ketiga ranah menurut Benyamin Bloom. 1.

Ranah Kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan empat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2.

Ranah Efektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan

bahwa

sikap

seseorang

dapat

diramalkan

perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak memilih ranah kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai

tingkat

Reciving/attending,

yang

kompleks

Responding

atau

diantaranya

adalah

jawaban,

Valuing

(penilaian), Organisasi, dan karakteristik nilai atau internalisasi nilai. 3.

Ranah Psikomotoris Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yaitu gerakan refleks, keterampilan pada gerakangerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan di bidang fisik, gerakan-gerakan skill, dan kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.

Jika ingin

mendapatkan hasil belajar siswa yang maksimal, maka diperlukan metode pembelajaran yang tepat agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara dalam pelaksanaan belajar mengajar. Metode pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, jika materi yang akan diajarkan dirancang terlebih dahulu. Dengan rancangan yang sudah tersusun dapat ditentukan metode mengajar yang tepat. Salah satu metode pembelajaran yang mampu membantu tujuan tersebut adalah metode mind map. 2.

Mind Map Mind Map adalah proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya (Buzan dan Buzan : 1993). Mind map sendiri dapat membantu kita dalam banyak hal seperti merencakan sesuatu, mengingat segala hal dengan lebih baik, belajar dengan cepat dan efisien, dan lebih menghemat waktu dalam berbagai hal. Dalam hal ini, mind map juga dapat melihat unsur otak kanan dan otak kiri bekerja satu sama lain. Otak kiri berfungsi untuk tulisan, urutan penulisan, dan hubungan antarkata. Otak kanan berfungsi untuk warna, gambar, dan dimensi tiga (tata ruang). Sangat terlihat disini bahwa otak kanan dan otak kiri terlibat secara aktif untuk

mengatasi

permasalahan-permasalahan

belajar

dengan

menggunakan metode mind map karena mind map sangat banyak menggunakan gambar dan menggunakan kedua belah otak secara bersamaan dan seimbang.

Menurut Michael Michalko dalam Buzan (2009:6), ada beberapa kegunaan metode mind map dalam bidang pendidikan diantaranya adalah

memberi

pandangan

menyeluruh

pokok

masalah,

memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran suatu karangan, mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat, dan mendorong pemecahan masalah dengan kreatif. Sedangkan menurut Buzan (2009:54-130), metode mind map dapat bermanfaat untuk merangsang bekerjanya otak kiri dan otak kanan secara sinergis, membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar, membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan, membuat rencana atau kerangka cerita, mengembangkan sebuah ide, membuat perencanaan sasaran pribadi, memulai usaha baru, meringkas isi sebuah buku, fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan menyenangkan karena mudah diingat. Terdapat tujuh langkah dalam membuat mind map menurut Buzan (2005:15-16). Ketuju langkah tersebut adalah sebagai berikut. a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak. c. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar, warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif dan menyenangkan. d. Hubungkan cabang-cabang utama ke

gambar pusat

dan

hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Hal ini dikarenakan otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang,

akan lebih mudah mengerti dan mengingat. Penghubungan cabang-cabang utama akan menciptakan dan menetapkan struktur dasar atau arsitektur pikiran. Ini serupa dengan cara pohon mengaitkan cabang-cabangnya yang menyebar dari batang utama. Jika ada celah-celah kecil di antara batang sentral dengan cabangcabang utamanya atau diantara cabang-cabang utama dengan cabang dan ranting yang lebih kecil, alam tidak akan bekerja dengan baik. Tanpa hubungan dalam mind map, segala sesuatu akan berantakan, jadi buatlah hubungan. e. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus, karena garis lurus akan membosankan otak, cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata. f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map. Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. Bila kita menggunakan kata tunggal, setiap kata ini akan lebih bebas dan karenanya lebih bisa memicu ide dan pikiran baru. Kalimat atau ungkapan cenderung menghambat efek pemicu ini. Mind map yang memiliki lebih banyak kata kunci seperti tangan yang semua sendi jarinya bekerja. Mind map yang memiliki kalimat atau ungkapan adalah seperti tangan yang semua jarinya diikat. g. Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata, jadi bila hanya mempunyai sepuluh gambar dalam mind map kita, mind map sudah setara dengan 10.000 kata catatan. Dari tujuh langkah-langkah dalam membuat mind map di atas, dapat disimpulkan bahwa metode mind map ini dapat mempersingkat catatan pelajaran, dan catatan tersebut dapat bervariasi karena banyak gambar dan warna sesuai yang disukai.

3.

Langkah-langkah Pembelajaran Mind Map Dalam pembelajaran metode mind map terdapat langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam metode mind map ini sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Hamdayana (2016) menguraikan langkah-langkah pembelajaran metode mind map. Dalam skripsi ini peneliti memodifikasi langkahlangkah tersebut menjadi sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban. 3. Membentuk kelompok yang beranggotakan lima sampai enam siswa untuk membuat suatu ringkasan materi dengan cara memetakan pikiran. 4. Guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) dan tiap kelompok mengiventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi. 5. Kelompok, yang dipilih guru secara acak, membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan serta mengelompokkan sesuai kebutuhan guru. 6. Dari data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan oleh guru.

B. Hasil Penelitian Relevan Untuk mendukung penelitian ini, berikut disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut: 1.

Penelitian yang dilakukan oleh Samsurizal, Program S1 Jurusan Pendidikan Matematika. Penelitian berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Mind Map Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika”. Penelitian dilaksanakan di SMAN X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penerapan metode mind map siswa

sangat senang mengikuti pembelajaran dan membuat mereka aktif dan kreatif yang dinyatakan dari hasil penghitungan angket sebesar 52,5%. Sedangkan dari segi hasil pembelajaran dengan metode mind map mengalami peningkatan dari siklus1 dengan N-Gain 0,6 dan NGain siklus II 0,7. Dari data tersebut maka pembelajaran dapat dikatakan cukup efektif dan telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM) belajar karena sudah tidak ada siswa yang mendapatkan nilai 60. 2.

Penelitian yang dilakukan oleh Evie Widya Surya Putri, Program S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Negeri Surabaya. Penelitian berjudul “Penerapan Metode Mind Map untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat di Sekolah Dasar”. Penelitian dilaksanakan di SDN Kendal Sewu Tarik Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan metode mind map dapat meningkatkan keterlaksanaan dan skor ketercapaian aktivitas guru pada siklus I sebesar 91,66% dan 79,86, siklus II sebesar 100% dan 87,15, siklus III sebesar 100% dan 94,44. Ketercapaian siswa pada siklus I yaitu 66,75, siklus II sebesar 78,5, dan siklus III sebesar 88,63. Selain itu, dari hasil penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mengingat siswa yang terlihat dari hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai dan presentase ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus I sebesar 74,93 dan 78,38%, siklus II sebesar 84,55 dan 94,6% kemudian untuk siklus III sebesar 89,35 dan 100%. Respon siswa juga meningkat dari siklus I 78%, siklus II 96,3 dan siklus III 100%. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengingat dengan metode mind map dapat mendapatkan hasil yang lebih baik.

C. Kerangka Berpikir Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode mind map, siswa diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Pembelajaran dengan metode mind map

memfokuskan pada kegiatan kreatif siswa dan keaktifan berfikir siswa, yang akan meningkatkan pemahaman konsep yang kuat, sehingga memperoleh hasil belajar yang maksimal. Selain kegiatan belajar mengajar yang lebih menyenangkan, siswa akan lebih termotivasi dalam kegiatan belajar, karena dengan metode mind

map ini, siswa merasakan

pembelajaran yang tidak membosankan. Berikut adalah bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini:

OBSERVASI Pengambilan nilai pada keseluruhan nilai kelas X MIPA SMAN-X pada materi sebelumnya untuk mengambil kesetaraan nilai

Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen

PRETEST

PRETEST

Pembelajaran dengan metode diskusi

Pembelajaran dengan metode Mind Map

POSTTEST

POSTTEST

Keterlaksanaan pembelajaran dengan metode mind Map Analisis Pengaruh Hasil Belajar dengan Statistika

Uji mann-whitney dan uji normalitas

Ada pengaruh penerapan metode mind map terhadap hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen

D. Pengujian Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.

Tidak adanya perbandingan hasil belajar matematika antara kelas yang menggunakan peta pikiran (mind map) dengan kelas konvensional pada kelas X MIPA SMAN-X.

BAB III PENGUJIAN FAKTA 1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di SMAN-X dengan subjek siswa kelas X. Kelompok kontrol pada kelas X MIPA 1 dan kelompok eksperimental pada kelas X MIPA 2. Waktu penelitian ini adalah bulan Maret-April 2018. SMAN-X adalah sekolah yang memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap dan kegiatan pengembangan diri dalam bentuk ekstra kurikuler.

2. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Eksperimental Sungguhan yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental, satu atau lebih kondisi perlakuan dari membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan (Achmadi, 2007:51) Penelitian ini memiliki populasi dan sampel. Populasi pada penelitian ini adalah kelas X SMAN-X dan sampel pada penelitian ini adalah kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 SMAN-X. Dipilih dua kelompok yaitu kelompok pertama diberi perlakuan sedangkan kelompok kedua tidak. Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran, sedangkan kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok pengontrol tidak diberikan perlakuan tetapi hanya dilakukan pengukuran saja. Kedua kelompok tersebut hasilnya dibandingkan. Secara garis besar, penelitian ini melibatkan dua buah variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang dikenakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas X di SMAN-X.

3. Populasi – Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA 1 dan MIPA 2 SMAN-X yang berjumlah 157 siswa. b. Sampel Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 siswa, dengan masingmasing 20 siswa pada kelas eksperimen dan 20 siswa pada kelas kontrol.

4. Desain Penelitian

x

r

y

Keterangan: x = Mind Map y = Hasil belajar r = perbandingan Desain penelitian ini menggunakan “Pretest – Posttest Control Group Design” . Desain ini menggunakan satu kali pengukuran di depan (pretest) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (posttest).

5. Teknik Pengambilan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pengumpulan data melalui teknik simple random sampling dengan siswa dan guru matematika kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 dan pemberian tes yang berupa pretest dan posttest.

6. Instrumen Penelitian dan Validasi-Reliabilitas 1.

Instrumen Soal Pretest dan Posttest a. Soal Pretest Soal pretest diberikan kepada siswa pada awal pembelajaran untuk mengetahui nilai atau hasil belajar awal siswa sebelum menerapkan pembelajaran dengan metode mind map. Pretest ini diberikan untuk mengecek kesetaraan kemampuan siswa. Jika hasil yang diperoleh siswa mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) maka dapat dikatakan siswa sudah memahami materi awal yang akan dipelajari. b. Soal Posttest Posttest dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa secara keseluruhan dalam pembelajaran statistika dengan menggunakan metode mind map. Peneliti melakukan posstest pada pertemuan terakhir atau pertemuan keempat. Posttest dilaksanakan dengan alokasi waktu satu Jam Pelajaran (JP). Soal ulangan terdiri dari empat soal, dimana terdapat soal dalam kategori mudah, sedang, dan sulit. Jika hasil yang diperoleh siswa mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) maka siswa tersebut dinyatakan lulus dan tidak melakukan perbaikan. Soal pretest dan posttest divalidasi dengan validasi pakar yaitu dengan mengonsultasikan kepada dosen ahli dan guru matematika yang mengajar di kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2.

2.

Validasi Validasi adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validasi sebuah tes dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu validasi logis dan validasi empiris. Untuk mengetahui tingkat kevalidan soal tes berupa soal uraian yang akan. Digunakan untuk mengambil data, peneliti menggunakan validasi logis. Validasi logis sama dengan analisis kualitatif terhadap sebuah soal, yaitu untuk menentukan berfungsi tidaknya suatu soal berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yang

dalam hal ini adalah kriteria materi, konstruksi dan bahasa. Bentuk dari validasi logis diantaranya validasi isi, validasi konstruk, validasi prediktif dan validasi konkruen. Keempat bentuk validasi tersebut sangat tepat sesuai dengan tujuannya. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, peneliti

menggunakan

validasi isi. Validasi isi (content validity) sering pula dinamakan validasi kurikulum yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Pengujian

validasi isi dapat dilakukan dengan meminta

pertimbangan ahli (expert judgement). Sehingga sebelum penelitian dilakukan, peneliti menggunakan validitas logis dari beberapa ahli untuk menilai kevalidan dari soal tes yang akan diberikan. 3.

Reliabilitas Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. Suatu soal disebut konsisten apabila soal tersebut menghasilkan skor yang relatif sama meskipun diujikan berkali-kali. Pengujian atau pengukuran soal tes merupakan proses untuk memperoleh skor perorangan sehingga attribute atau instrument soal yang diukur benar-benar menggambarkan kemampuan mereka. Reabilitas atau keajegan suatu skor adalah hal yang sangat penting dalam menentukan apakah tes telah menyajikan pengukuran yang baik. Pada penelitian ini akan digunakan reliabilitas koefisien alpha (α) yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Interpretasi terhadap nilai r11 adalah sebagai berikut: 0,80 € rsy ≤ 1,00

: reabilitas sangat tinggi

0,60 € rsy ≤ 0,80

: reabilitas tinggi

0,40 € rsy ≤ 0,60

: reabilitas cukup

0,20 € rsy ≤ 0,40

: reabilitas rendah

rsy ≤ 0,20

: reabilitas sangat rendah

Untuk mempermudah uji reabilitas pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 16. Berdasarkan hasil

output

SPSS

16

diperoleh nilai

Cronbhach’s Alpha sebesar 0, 409. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa soal yang digunakan oleh peneliti memiliki

reabilitas yang cukup. Karena nilai

Cronbhach’s Alpha berada antara 0,40 — 0,60.

7. Teknik Analisis Data Analisis data ini diperlukan untuk mempermudah menginterpretasikan sehingga laporan yang dihasilkan mudah dipahami. Teknik analisis data yang digunakan adalah : 1.

Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Metode Mind Map Hasil dari keterlaksanaan pembelajaran metode mind map dianalisis dengan cara dihitung lalu di rata-rata pada setiap pertemuan. Jika

rata- rata dari keterlaksanaan pembelajaran dengan metode mind map tersebut lebih dari 80% maka penerapan metode mind map sudah terlaksana dengan baik. 2. Analisis Pretest dan Posttest Hasil pretest dan posttest ini dianalisis untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Hasil belajar dianalisis menggunakan uji Mann Whitney untuk melihat tidak ada perbedaan nilai pretest materi statistika yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dan ada perbedaan nilai posttest materi statistika yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3. Penyajian Data Penelitian Data penelitian yang diperoleh selama penelitian berupa data pengamatan keefektifan pembelajaran dengan metode Mind Map terhadap peningkatan hasil belajar. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang diperoleh peneliti, meliputi. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan regresi linier sederhana dengan uji hipotesis menggunakan uji t.

Jadi, persamaan regresinya adalah 𝑦̂ = 109,42 − 0,645 (𝑥). Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setiap perubahan nilai variabel X setiap satu satuan maka akan mempengaruhi perubahan nilai variabel Y sebesar 0,645 satuan. Artinya, apabila nilai X mengalami kenaikkan sebesar satu satuan maka nilai Y akan mengalami penurunan sebesar 0,645. Sebaliknya apabila nilai X mengalami penurunan maka nilai Y akan mengalami kenaikkan sebesar 0,645. Berdasarkan perhitungan tersebut maka regresi variabel X dan variable Y bernilai negatif dan tidak searah. langkah selanjutnya adalah menguji kelinearan persamaan regresi. Pengujian kelinearan regresi dilakukan dalam rangka menguji model persamaan regresi suatu variabel Y atas suatu variabel X. persyaratan uji kelinearan diperlukan untuk melakukan analisis inferensial dalam uji asosiasi (Suseno, 2013:115).

Dari tabel uji linearitas regresi diatas diketahui bahwa nilai maka tolak H0 dan terima H1 artinya persamaan regresi berpola linear dan signifikan atau Terdapat hubungan yang linear antara adiktif game online dan prestasi belajar dan Signifikan 2. Penghitungan koefisien korelasi Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linear antara dua variabel atau lebih. Kegunaan korelasi adalah untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Koefisien korelasi adalah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 s/d .koefisien korelasi menunjukkan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefisien korelasi positif maka kedua variabel memiliki hubungan yang searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif maka kedua variabel memiliki hubungan terbalik atau tidak searah. Artinya jika variable X mengalami kenaikkan maka variabel Y akan mengalami penurunan. Korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment karl pearson dengan rumus sebagai berikut :.

Koefisien korelasi dinyatakan dalam lambang r. nilai r terbesar adalah +1 dan nilai r terkecil adalah -1, sehingga dapat dinyatakan dengan (−1 ≤ 𝑟 ≤ +1)artinya apabila r = -1 disebut hubungan negatif sempurna dengan hubungan tidak langsung (indirect) sangat tinggi, dan disebut inverse. Sebaliknya apabila r = +1 disebut hubungan positif sempurna dan hubungannya linear langsung sangat tinggi. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut :

Dari penghitungan yang telah dilakukan di atas dapat diketahui bahwa nilai 𝑟 = −0,834 hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah tinggi dengan arah hubungan negatif (tidak searah). Artinya jika variabel X mengalami

kenaikkan maka variabel Y akan mengalami penurunan, dan sebaliknya. 3. Uji signifikasi Pengujian hipotesis penelitian dilakukan untuk mencari arti hubungan variabel agar mendapatkan kesimpulan, maka hasil korelasi (rxy) diuji melalui uji-t dengan rumus :

Kaidah pengujian : Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti Tolak Ho berarti signifikan Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti Terima Ho berarti Tidak signifikan Kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan angka pembanding 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diatas hanya berlaku untuk nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang bertanda positif (+). Selain cara diatas kita juga dapat menggunakan cara

pengujian

lainnya

yaitu

dengan

menggunakan

kurva,

penggunaan kurva bermanfaat sekali jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 bertanda negatif ( - ) . Jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 negatif maka pengujian dilakukan disisi kiri, sedangkan bila nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 bertanda positif (+) maka pengujian dilakukan disisi kanan. Bilangan negatif pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 tidak

bermakna minus (hitungan) tetapi memiliki makna bahwa pengujian hipotesis dilakukan disebelah kiri. Dengan ketentuan tingkat "kesalahan" 𝛼 = 0,05 dan 𝑑𝑏 = 𝑛 – 2 dengan 𝑛 = 40 maka akan diperoleh hasil 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,024 atau kita dapat diperoleh dari proses interpolasi sebagai berikut :

Tahap selanjutnya adalah membuat kurva untuk mendapatkan kesimpulan hasil pengujian hipotesis.

Kurva di atas menunjukkan bahwa jatuh di area H0 ditolak, dengan demikian H1 diterima. Jadi kesimpulannya adalah terdapat keefektifan peta pikiran (mind map) terhadap peningkatan hasil belajar matematika di kelas X SMAN-X yang berarti Ho di tolak dan signifikan.

8. Hipotesis Statistik a. Hipotesis Statistik H0 = Tidak Terdapat Pengaruh Kefektifan Peta Pikiran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN X. H1 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Pengaruh Kefektifan Peta Pikiran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN X. b. Kriteria penolakan atau penerimaan H0 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey expost facto. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25% dari jumlah populasi 157 siswa yaitu sebanyak 40 siswa kelas X MIPA 1-2 SMAN-X. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik Simple random sampling, yaitu merupakan metode pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan

regresi

menggunakan uji t.

linier

sederhana

dengan

uji

hipotesis

BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian dalam penerapan metode mind map untuk peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di SMAN X, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran aktif metode mind map dapat meningkatkan hasil belajar Matematika. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar Matematika siswa dari hasil skala aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis keefektifan peta pikiran terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN-X dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari perhitungan regresi sederhana diperoleh nilai 𝑏 = −0,645 dan nilai 𝑎 = 109,42. Sehingga membentuk persamaan regresi 𝑦̂ = 109,42 − 0,645(𝑥). Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setiap perubahan nilai variabel X setiap satu satuan maka akan mempengaruhi perubahan nilai variabel Y sebesar 0,645 satuan. Artinya, apabila nilai X mengalami kenaikkan sebesar satu satuan maka nilai Y akan mengalami penurunan sebesar 0,645. Sebaliknya apabila nilai X mengalami penurunan maka nilai Y akan mengalami kenaikkan sebesar 0,645. Berdasarkan perhitungan tersebut maka regresi variabel X dan variabel Y bernilai negatif dan tidak searah. 2. Dari tabel uji linearitas regresi dengan menggunakan Fhitung diketahui bahwa nilai Fhitung ≤ Ftabel, maka terima H0 dan tolak H1 artinya persamaan regresi berpola linear atau Terdapat hubungan yang linear antara keefektifan peta pikitan dan peningkatan hasil belajar. 3. Berdasarkan hasil analisis koefesien kolerasi dari penghitungan yang telah dilakukan diatas dapat diketahui bahwa nilai 𝑟 = 0,834 hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah tinggi dengan arah hubungan negatif (tidak searah). Artinya jika variabel X mengalami kenaikkan maka variabel Y akan mengalami penurunan, dan sebaliknya.

4. Hasil penelitian uji t diperoleh thitung sebesar -9,32 dengan taraf signifikan 5% (a = 0.05) dan dk = n - 2 = 40 – 2 = 38, maka ttabel = 2,03. Karena nilai thitung bertanda negatif maka uji t dilakukan dengan cara pengujian menggunakan kurva, dan pengujian dilakukan disisi kiri kurva. Bilangan negatif pada ttabel tidak bermakna minus (hitungan) tetapi memiliki makna bahwa pengujian hipotesis dilakukan disebelah kiri. Kurva diatas menunjukkan bahwa thitung jatuh di area H0 ditolak, dengan demikian H1 diterima. Jadi kesimpulannya adalah Terdapat pengaruh keefektifan peta pikiran terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN-X yang berarti Ho di tolak dan signifikan.

More Documents from "Ardi Saputro"

Nama Krisial Point.docx
December 2019 19
Sintesis Beta Kasein A2
October 2019 58
Peringatan Isra.docx
June 2020 27
Akupunktur Dan Anestesi
December 2019 43