Echinodermata.docx

  • Uploaded by: Nisaa Chairatin
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Echinodermata.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,487
  • Pages: 27
LAPORAN PRAKTIKUM MAKROPALEONTOLOGI ECHINODERMATA

DisusunOleh: Chairatinnisa 21100118120015

LABORATORIUM SUMBERDAYA ENERGI, SEDIMEN, DAN PALEONTOLOGI DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG MARET 2019

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Makropaleontologi, Acara Echinodermata yang disusun oleh praktikan bernama Chairatinnisa telah diperiksa dan disahkan pada: hari

:

tanggal : pukul

:

Sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Makropaleontologi.

Semarang, 20 Maret 2019 AsistenAcara,

Praktikan,

Ulfatunnisa

Chairatinnisa

NIM : 2110011720016

NIM : 21100118120015

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN………………………………………….….….…..……i DAFTAR ISI…………………………………………………………..……….….…ii DAFTAR GAMBAR……………………………………………….……….…..…..iii DAFTAR TABEL……………………………………………………………...……iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud……………………………………………………………………1 1.2 Tujuan……………………………………………………………………..1 1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan…………………………………………..1 BAB II HASIL DESKRIPSI 2.1 Peraga DS-12…………………………………………………………...…2 2.2 Peraga A-1………………………………………………………………...3 2.3 Peraga BK-02…………………………………………………………….4 2.4 Peraga C-1………………………………………………………………...5 2.5 Peraga E-1………………………………………………………………...6 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Peraga DS-12……………………………………………………………..7 3.2 Peraga A-1……………………………………………………………….10 3.3 Peraga BK-02……………………………………………………………14 3.4 Peraga C-1……………………………………………………………….17 3.5 Peraga E-1……………………………………………………………….20 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan………………………………………………………………24 4.2 Saran……………………………………………………………………..26 LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Paracentrotus lividus................................................................................8 Gambar 3.2 Morfologi Fosil Peraga DS-12………………………………………….9 Gambar 3.3 Hudsonaster sp…………………………………………………………11 Gambar 3.4 Morfologi Fosil Peraga A-1…………………………………………....12 Gambar 3.5 Sistem Reproduksi Peraga A-1………………………………………...13 Gambar 3.6 Stronglyocentrotus sp…………………………………………………..15 Gambar 3.7 Morfologi Fosil Peraga BK-02………………………………………..16 Gambar 3.8 Metacrinus rotundus…………………………………………………....18 Gambar 3.9 Morfologi Fosil Peraga C-1…………………………………………….19 Gambar 3.10 Psolus fabricii…………………………………………………………21 Gambar 3.11 Morfologi Fosil Peraga E-1…………………………………………...22

DAFTAR TABEL 3.1 Tabel Skala Waktu Geologi………………………………………………………9 3.2 Tabel Skala Waktu Geologi……………………………………………………..13 3.3 Tabel Skala Waktu Geologi……………………………………………………..16 3.4 Tabel Skala Waktu Geologi……………………………………………………..19 3.5 Tabel Skala Waktu Geologi……………………………………………………..22

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

1.2

Makusd 

Mengetahui morfologi dari echinodermata



Mengetahui taksonomi dari echinodermata



Mengetahui umur geologi dari fosil echinodermata

Tujuan 

Dapat mengetahui fungsi dari morfologi dan anatomi dari echinodermata



Dapat mengetahui dan mengklasifikasikan echinodermata dari taksonominya.



Dapat mengetahui umur geologi untuk menentukan lingkungan pengendapan daripada echinodermata

1.3

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Makropaleontologi dilaksanakan pada : Hari

: Rabu

Tanggal

: 13 Maret 2019

Tempat

: Ruang GS 202, Gedung Pertamina Sukowati, Departemen Teknik Geologi, Universitas Diponegoro.

BAB III PEMBAHASAN Pada Rabu, 13 Maret 2019 telah dilaksanakan Praktikum Makropaleontologi, Acara Echinodermata, yang dilksanakan pada pukul 18.30 WIB – 21.30 WIB diruang GS 202 Gedung Pertamina Sukowati, Departemen Teknik Geologi, Universitas Diponegoro, Semarang. Praktikum tersebut dilaksanakan agar praktikan mengetahui karakteristik dari filum echinodermata tersebut, mengetahui taksonomi dari filum tersebut, dan untuk mengetahui umur geologinya. Adapun peraga yang dideskripsi ialah BK-02, A-1, DS-12, C-1, E-1. 3.1

Peraga DS-12 Berdasarkan penglihatan secara megasopis, pada fosil peraga DS-12, memiliki kenampakan warna putih susu dengan panjangnya 5 x 4 x 2 cm. Peraga ini termasuk jenis fosil lain-lain karena berupa maket buatan tangan manusia. Jenis pemfosilan pada bagian keras secara karbonatan. Proses ini terjadi dimana organism fosil tersebut mati, kemudian mengalami pembusukan, setelah itu fosil tersebut terkubur, dan kehilangan gas dan cairannya, sehingga hanya tertinggal lapisan bagian yang mengandung zat kapur (karbonatan). Taksonomi dari fosil peraga ini ialah terdiri dari filum echinodermata, kelas

echinoidea,

paracentrotus lividus.

ordo

palechinidae,

famili

paracentrotus,

spesies

Gambar 3.1 Paracentrotus lividus

Pada fosil peraga BK-02, memiliki morfologi yaitu anus untuk mngeluarkan sisa metabolism tubuhnya, podia (duri), mulut berfumgsi sebagai saluran masuknya makanan, amburakal intraplate dan coverplate adalah system kanal tertutup yang dilapisi oleh epithelium bersilia yang merupakan bagian dari embrionik. Cabang utama tertentu dari kanal menyediakan cairan untuk kaki tabung. Masing-masing bagian radial yang terdapat kaki tabung disebut ambulakrum. Kaki tabung memiliki fungsi dalam pergerakan, mencari mangsa, dan bernafas.

Gambar 3.2 Morfologi Fosil Peraga DS-12

Cara hidupnya ialah seperti benthos vagil yaitu organisme hidup dengan cara bergerak diatas permukaan substrat, dengan habitat ialah laut dangkal. Makanannya dapat berupa cacing. Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembelahan fisi, yaitu penyekatan dan pemisahan pisin pusat (piringan kecil dipusat tubuh), kemudian masing-masing bagian tubuh yang terpisahkan melakukan regenerasi menjadi individu yang lengkap. Sedangkan secara seksual dilakukan dengan pembuahan (fertilisasi) secara eksternal yang akan menghasilkan larva berbentuk simetri bilateral, kemudian larva tersebut turun ke substrat dan bermetamorfosis menjadi individu yang berbentuk simetri radial. Adapun fosil yang terdiri dari filum echinodermata, kelas echinoidea, ordo palechinidae, famili paracentrotus, spesies paracentrotus lividus, diperkirakan hidup pada zaman Ordovician – Zaman Kapur.

Tabel 3.1 Skala Waktu Geologi

3.2

Peraga A-1 Berasarkan pengamatan secara megaskopis, pada fosil peraga A-1 memiliki kenampakan warna putih susu dengan dimensi 15 x 10 x 4 cm. Peraga ini termasuk jenis fosil lain-lain karena berupa maket buatan tangan manusia. Jenis pemfosilan pada fosil tersebut ialah pada bagian keras secara karbonatan. Proses ini terjadi dimana organism fosil tersebut mati, kemudian mengalami pembusukan, setelah itu fosil tersebut terkubur, dan kehilangan gas dan cairannya, sehingga hanya tertinggal lapisan bagian yang mengandung zat kapur (karbonatan).

Taksonomi pada fosil tersebut ialah terdiri dari filum echinodermat, kelas asteroidean, ordo spinulesida, famili hudsonasteridae, spesies hudsonaster sp.

Gambar 3.3 Hudsonaster sp

Morfologi yang terdapat pada fosil peraga A-1 ialah terdapat 5 buah lengan, pada ujung lengan terdapat tentakel lunak yang dilengkapi bintik mata yang sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Selain itu juga terdapat, duri pada bagian dasar yang sudah mengalami pediselaria, yang berfungsi sebagai pelindung insang kulit (organ respirasi), menangkap makanan, mencegah sisasisa organism agar tidak tertimbun pada permukaan tubuhnya. Mulut yang berfungsi sebagai saluran masuknya makanan. Anus sebagai system pencernaan. Madreporit berfungsi sebagai lubang tempat masuknya air dari luar tubuh, menghubungkan air laut dengan system pembuluh air dan saluran kelamin, dilengkapi dengan saringan agar benda-benda asing tidak dapat masuk ke dalam system saluran air. Dan terakhir terdapat kaki tabung yang berfungsi dalam pergerakan, bernafas, dan mencari mangsa.

Gambar 3.4 Morfologi Fosil Peraga A-1

Cara hidup pada fosil ini ialah dengan benthos vagil, yaitu benthos yang hidupnya dengan cara bergerak diatas permukaan substrat, habitatnya ialah di laut dangkal. Makananya ialah cacing, udang, dan molusca. Reproduksi fosil ini sangat sederhana yaitu fertilisasi eksternal. Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembelahan fisi, yaitu penyekatan dan pemisahan pisin pusat (piringan kecil dipusat tubuh), kemudian masing-masing bagian tubuh yang terpisahkan melakukan regenerasi menjadi individu yang lengkap. Sedangkan secara seksual dilakukan dengan pembuahan (fertilisasi) secara eksternal yang akan menghasilkan larva berbentuk simetri bilateral, kemudian larva tersebut turun ke substrat dan bermetamorfosis menjadi individu yang berbentuk simetri radial.

3.5 Sistem Reproduksi Peraga A-1

Adapaun fosil peraga tersebut terdiri dari filum echinodermata, kelas asteroidea, ordo spinulesida, famili hudsonasteridae, spesies hudsonaster sp, diperkirakan fosil ini hidup pada zaman Ordovician – Holosen. Tabel 3.2 Skala Waktu Geologi

3.3

Peraga BK-02 Berdasarkan pengamatan secara megaskopis, pada fosil peraga Bk-02 memiliki kenampakan warna putih susu. Dimensi dari peraga ini ialah 7 x 7 x 2 cm. Peraga ini termasuk jenis fosil lain-lain karena berupa maket buatan tangan manusia. Jenis pemfosilan fosil ini ialah pada bagian keras secara karbonatan. Proses ini terjadi dimana organism fosil tersebut mati, kemudian mengalami pembusukan, setelah itu fosil tersebut terkubur, dan kehilangan gas dan cairannya, sehingga hanya tertinggal lapisan bagian yang mengandung zat kapur (karbonatan).

Taksonomi dari fosil ini ialah ialah filum Echinodermata, kelas Echinoidea,

ordo

Palechinidae,

famili

Stronglyocentrotidae

spesies

Stronglyocentrotus sp.

Gambar 3.6 Stronglyocentrotus sp

Pada fosil peraga BK-02, memiliki morfologi yaitu anus untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuhnya, podia (duri), mulut berfumgsi sebagai saluran masuknya makanan, amburakal intraplate dan coverplate adalah system kanal tertutup yang dilapisi oleh epithelium bersilia yang merupakan bagian dari embrionik. Cabang utama tertentu dari kanal menyediakan cairan untuk kaki tabung. Masing-masing bagian radial yang terdapat kaki tabung disebut ambulakrum. Kaki tabung memiliki fungsi dalam pergerakan, mencari mangsa, dan bernafas.

Gambar 3.7 Morfologi Fosil Peraga BK-02

Cara hidupnya ialah seperti benthos vagil yaitu organisme hidup dengan cara bergerak diatas permukaan substrat, habitatnya ialah laut dangkal. Makanannya dapat berupa cacing. Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembelahan fisi, yaitu penyekatan dan pemisahan pisin pusat (piringan kecil dipusat tubuh), kemudian masing-masing bagian tubuh yang terpisahkan melakukan regenerasi menjadi individu yang lengkap. Sedangkan secara seksual dilakukan dengan pembuahan (fertilisasi) secara eksternal yang akan menghasilkan larva berbentuk simetri bilateral, kemudian larva tersebut turun ke substrat dan bermetamorfosis menjadi individu yang berbentuk simetri radial. Adapun fosil peraga yang terdiri dari filum echinodermata, kelas echinoidea,

ordo

palechinidae,

famili

stronglyocentrotidae

stronglyocentrotus sp, hidup pada zaman Ordovician – Kapur. Tabel 3.3 Skala Waktu Geologi

spesies

3.4

Peraga C-1 Berdasarkan kenampakan secara megaskopis, pada fosil peraga C-1 memiliki kenampakan warna putih pucat dengan dimensi 14.5 x 4.5 x 2 cm. Peraga ini termasuk jenis fosil lain-lain karena berupa maket buatan tangan manusia. Jenis pemfosilan pada peraga ini ialah pada bagian keras secara karbonatan. Proses ini terjadi dimana organism fosil tersebut mati, kemudian mengalami pembusukan, setelah itu fosil tersebut terkubur, dan kehilangan

gas dan cairannya, sehingga hanya tertinggal lapisan bagian yang mengandung zat kapur (karbonatan). Taksonomi dari fosil ini ialah berasal dari filum echinodermata, kelas crinoidea, ordo isocrinida, famili isselicrinidae, genus metacrinus, spesies metacrinus rotundus.

Gambar 3.8 Metacrinus rotundus

Morfologi yang terdapat ialah memiliki tentakel pendek dan masingmasing memiliki pinnula sehingga terlihat seperti bulu burung atau daun bersirip, tangkai sebagai alat perekat sehinnga bentuknya seperti sebuah pohon dengan akar dan batang, dan calyx yaitu tubuhny terdiri dari lempeng kapur dan biasanya berbentuk cangkir.

Gambar 3.9 Morfologi Fosil Peraga C-1

Cara hidup fosil ini ialah secara benthos secyl yaitu hidup tertambat atau melekt pada substrat. Makanannya yaitu berupa plankton atau organism mati lainnya, dan habitat dilaut dalam dengan kedalaman. Reproduksi terjadi secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan regenerasi bagian tubuh. Sedangkan seksual dengan fertilisasi eksternal. Hasil pembuahan mbuh menjadi larva muda yang belum mempunyai mulut. Setelah beberapa hari, larva akan lepas dari pinula dan menempel didasar laut lalu mengalami pertumbuhan menjadi kaliks. Jika kaliks hilang akan segera diperbaharui, karena daya regenerasi yang tinggi. System saraf terletak didaerah aboral. Pusat saraf berbentuk cincin yang bercabang kelengan. Adapun fosil yang berasal dari filum echinodermata, kelas crinoidea, ordo isocrinida, famili isselicrinidae, genus metacrinus, spesies metacrinus rotundus, diperkirakan hidup dizaman Ordovician – Jura. Tabel 3.4 Skala Waktu Geologi

3.5

Peraga E-1 Berdasarkan kenampakan secara megaskopis, pada fosil peraga E-1 memiliki kenampakan warna putih pucat dengan dimensi 23 x 8 x 2.5 cm. Peraga ini termasuk jenis fosil lain-lain karena berupa maket buatan tangan manusia. Jenis pemfosilan pada peraga ini ialah pada bagian keras secara karbonatan. . Proses ini terjadi dimana organism fosil tersebut mati, kemudian mengalami pembusukan, setelah itu fosil tersebut terkubur, dan kehilangan gas dan cairannya, sehingga hanya tertinggal lapisan bagian yang mengandung zat kapur (karbonatan).

Taksonomi pada fosil peraga ini ialah filum echinodermata, kelas holothuridae¸ordo dendrochirotida, famili psolidae, spesies psolus fabricii.

Gambar 3.10 Psolus fabricii

Morofologi yang terdapat ialah tentakel yang berfungsi sebagai alat gerak, merasa, memeriksa dan alat untuk menangkap mangsa. Mulut sebagai saluran masuknya makanan. Madreporit berfungsi sebagai lubang tempat masuknya air dari luar tubuh, menghubungkan air laut dengan system pembuluh air dan saluran kelamin, dilengkapi dengan saringan agar bendabenda asing tidak dapat masuk ke dalam system saluran air. Dan terakhir terdapat kaki tabung yang berfungsi dalam pergerakan, bernafas, dan mencari mangsa. Gonad yaitu kelenjar kelamin yang berfungsis sebagai penghasil hormon kelamin.

Gambar 3.11 Morfologi Fosil Peraga E-1

Cara hidup pada fosil ini ialah dengan benthos vagil, yaitu benthos yang hidupnya dengan cara bergerak diatas permukaan substrat, habitatnya ialah di laut dangkal. Makananya ialah cacing, udang, dan molusca. Reproduksi fosil ini sangat sederhana yaitu fertilisasi eksternal. Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembelahan fisi, yaitu penyekatan dan pemisahan pisin pusat (piringan kecil dipusat tubuh), kemudian masing-masing bagian tubuh yang terpisahkan melakukan regenerasi menjadi individu yang lengkap. Sedangkan secara seksual dilakukan dengan pembuahan (fertilisasi) secara eksternal yang akan menghasilkan larva berbentuk simetri bilateral, kemudian larva tersebut turun ke substrat dan bermetamorfosis menjadi individu yang berbentuk seperti sosis. Adapun fosil peraga yang berasal dari ialah filum echinodermata, kelas holothuridae¸ordo dendrochirotida, famili psolidae, spesies psolus fabricii, diperkirakan hidup pada zaman Karbon Awal – Holosen. Tabel 3.5 Skala Waktu Geologi

BAB IV PENUTUP 4.1

Kesimpulan 

Berdasarkan penglihatan secara megasopis, pada fosil peraga DS-12, memiliki kenampakan warna putih susu dengan panjangnya 5 x 4 x 2 cm. Peraga ini termasuk jenis fosil lain-lain karena berupa maket buatan tangan manusia. Jenis pemfosilan pada bagian keras secara karboatan. Morfologi yang terdapat ialah anus, mulut, dan amburakal intraplate dan coverplate, podia (duri). Cara hidupnya ialah dengan benthos vagi. Makanan fosil ini dapat berupa plankton. Reproduksi fosil ini bersifat sederhana yaitu fertilisasi langsung secara eksternal. Hidup di laut dangkal, dengan umur geologi. Fosil ini hidup dizaman Ordovician – Kapur. Taksonomi dari fosil peraga ini ialah filum echinodermata,

kelas

echinoidea,

ordo

palechinidae,

famili

paracentrotus, spesies paracentrotus lividus. 

Berasarkan pengamatan secara megaskopis, pada fosil peraga A-1 memiliki kenampakan warna putih susu dengan dimensi 15 x 10 x 4 cm. Peraga ini termasuk jenis fosil lain-lain karena berupa maket buatan tangan manusia. Jenis pemfosilan pada fosil tersebut ialah pada bagian keras secara karbonatan. Morfologi yang terdapat pada fosil peraga ini ialah tentakel, mulut, tangan, anus, madreporit, kaki tabung. Cara hidup pada fosil ini ialah dengan benthos vagil. Makananya ialah cacing, udang, dan molusca. Reproduksi fosil ini sangat sederhana yaitu fertilisasi eksternal. Hidup dilaut dangkal, dengan umur geologi Ordovicium – Holosen. Taksonomi pada fosil tersebut ialah terdiri dari filum echinodermata, kelas asteroiden, ordo spinulesida, famili hudsonasteridae, spesies hudsonaster sp.



Berdasarkan pengamatan secara megaskopis, pada fosil peraga Bk-02 memiliki kenampakan warna putih susu. Dimensi dari peraga ini ialah 7 x 7 x 2 cm. Peraga ini termasuk jenis fosil lain-lain karena berupa maket buatan tangan manusia. Jenis pemfosilan fosil ini ialah pada bagian keras secara karbonatan. Morfologi yang ada pada fosil peraga ini ialah mulut, anus, amburakal intrapalet dan coverplate, podia (duri). Cara hidupnya ialah seperti benthos vagil. Makanannya dapat berupa cacing. Reproduksi echinoidea ini sederhana yaitu fertilisasi secara eksternal. Hidup pada perairan laut dangkal dengan umur geologi Ordovician – Kapur. Adapun taksonomi dari fosil ini ialah ialah filum echinodermata, kelas echinoidea, ordo palechinidae, famili stronglyocentrotidae spesies stronglyocentrotus sp.



Berdasarkan kenampakan secara megaskopis, pada fosil peraga C-1 memiliki kenampakan warna putih pucat dengan dimensi 14.5 x 4.5 x 2 cm. Peraga ini termasuk jenis fosil lain-lain karena berupa maket buatan tangan manusia. Jenis pemfosilan pada peraga ini ialah pada bagian keras secara karbonatan. Morfologi yang terdapat ialah pinnulae, tangkai, dan calyx, tidak memiliki anus. Makanan yang dimakan oleh fosil tersebut ialah plankton berupa mikroplankton. Reproduksi bersifat gonokris secara eksternal ataupun internal. Hidup dilaut dangkal dengan kaya oksigen, dengan umur geologi Ordovician – Jura. Taksonomi dari fosil ini ialah berasal dari filum echinodermata, kelas crinoidea, ordo isocrinida, famili isselicrinidae, genus metacrinus, spesies metacrinus rotundus.



Berdasarkan kenampakan secara megaskopis, pada fosil peraga E-1 memiliki kenampakan warna putih pucat dengan dimensi 23 x 8 x 2.5 cm. Peraga ini termasuk jenis fosil lain-lain karena berupa maket buatan tangan manusia. Jenis pemfosilan pada peraga ini ialah pada

bagian keras secara karbonatan. Morofologi yang terdapat ialah tentakel, mulut, anus. Cara hidup fosil tersebut ialah dengan benthos vagil. Reproduksi fosil ini sangat sederhana yaitu fertilisasi secara eksternal.

Lingkungan

hidupnya

ialah

laut

dangkal,

dengan

makanannya yaitu berupa plankton. Umur geologi Karbon awal – Holosen. Taksonomi pada peraga ini ialah filum echinodermata, kelas holothuridae¸ordo dendrochirotida, famili psolidae, spesies psolus fabricii.

4.2

Saran 

Diharapkan untuk para praktikan, lebih serius lagi pada saat praktikum



Diharapkan untuk para asisten lebih detail lagi menjelaskan mengenai filum echinodermata.

DAFTAR PUSTAKA Tim Asisten Makropaleontologi. 2017. Buku Panduan Praktikum Makropaleontologi 2017. Teknik Geologi. Universitas Diponegoro : Semarang.

More Documents from "Nisaa Chairatin"