Kasus Seorang wanita (25 tahun) datang dengan keluhan gigi belakang kanan bawah terasa ngilu saat minum minuman dingin dan berlubang besar. Dari hasil anamnesa, pasien tidak pernah mengalami sakit berdenyut dan sakit spontan. Saat dilakukan pemeriksaan, diketahui perkusi (-), tekan (-), mobility (-), vitalitas (+).
1.1 Pengertian Pulp Capping Pulp capping adalah aplikasi selapis atau lebih material pelindung atau bahan untuk perawatan diatas pulpa yang terbuka, misalnya hidroksida kalsium yang akan merangsang pembentukan dentin reparative (Harty dan Oston, 1993)
1.2 Tujuan Pulp Capping Tujuan pulp capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan vitalitasnya. Dengan demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan
1.3 Klasifikasi Pulp Capping Pulp capping dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Indirect pulp capping Indirect Pulp Capping adalah perawatan pada pulpa yang masih tertutup
lapisan dentin tipis karena karies yang dalam. Pada teknik ini obat-obatan yang digunakan tidak berkontak langsung dengan pulpa. Indirect pulp capping memerlukan lebih dari dua kali kunjungan. Indirect pulp capping dirasa lebih memberi hasil yang diharapkan dari pada metode direct pulp capping. Dilakukan bila pulpa belum terbuka, tapi atap pulpa sudah sangat tipis sekali, yaitu pada karies profunda. Agar perawatan ini berhasil jaringan pulpa harus vital dan bebas dari inflamasi. Biasanya atap kamar pulpa akan terbuka saat dilakukan ekskavasi. Apabila hal ini terjadi maka tindakan selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau tindakan yang lebih radikal lagi yaitu amputasi pulpa (Pulpotomi).
2. Direct pulp capping Direct Pulp Capping adalah perawatan sekali kunjungan. Direct pulp capping juga digunakan dalam contoh di mana ada pembusukan yang mendalam mendekati pulpa tapi tidak ada gejala infeksi. Direct pulp capping menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan langsung ke jaringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi oleh saliva, kalsium hidroksida dapat diletakkan di dekat pulpa dan selapis semen Zinc Okside Eugenol dapat diletakkan di atas seluruh lapisan pulpa dan biarkan mengeras untuk menghindari tekanan pada daerah perforasi bila gigi direstorasi. Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik jika membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa disekitar daerah terbuka harus vital dan dapat terjadi proses perbaikan. Ada dua hal yang menyebabkan prosedur ini harus dilakukan yakni jika pulpa terbuka secara mekanis (tidak sengaja) dan pulpa terbuka karena karies. Terbukanya pulpa secara mekanis dapat terjadi pada preparasi kavitas atau preparasi mahkota yang berlebihan, penempatan pin atau alat bantu retensi. Kedua tipe terbukanya pulpa ini berbeda ; jaringan pulpanya masih normal pada kasus pemajanan mekanis yang tidak sengaja, sementara pada pulpa yang terbuka karena karies yang dalam kemungkinan besar pulpanya telah terinfalamsi.
1.4 Indikasi dan Kontraindikasi Pulp Capping 1.4.1 Indikasi dan Kontraindikasi Indirect Pulp Capping Perawatan ini dapat dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda yang kariesnya telah luas dan sangat dekat dengan pulpa. Tujuannya adalah untuk membuang lesi dan melindungi pulpanya sehingga jaringan pulpa dapat melaksanakan perbaikannya sendiri dengan membuat dentin sekunder. Dengan demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan.
1. Indikasi
Lesi karies dalam dan tanpa gejala yang secara radiografik sangat dekat ke pulpa tetapi tidak mengenai pulpa.
Pulpa masih vital.
Terdapat peradangan pulpa yang minimal.
Bisa dilakukan pada gigi sulung dan atau gigi permanen muda.
2. Kontra Indikasi
Nyeri spontan – nyeri pada malam hari berkepanjangan.
Pembengkakan.
Fistula.
Peka terhadap perkusi.
Gigi goyang secara patologik.
Perubahan warna gigi.
Reaksi negatif dari uji pulpa listrik.
Resorpsi akar eksterna.
Resorpsi akar interna.
Radiolusensi di periapeks atau di antara akar.
Kalsifikasi jaringan pulpa.
1.4.2 Indikasi dan Kontraindikasi Direct Pulp Capping Perawatan ini dapat dilakukan terhadap gigi yang pulpanya terbuka karena
karies atau trauma tetapi kecil dan diyakini keadaan jaringan di sekitar tempat terbuka itu tidak dalam keadaan patologis. Dengan demikian pulpa dapat tetap sehat dan bahkan mampu melakukan upaya perbaikan sebagai respons terhadap medikamen yang dipakai dalam perawatan pulp capping.
1. Indikasi
Gigi sulung dengan pulpa terbuka karena sebab mekanis dengan besar tidak lebih dari 1mm persegi dan di kelilingi oleh dentin bersih serta tidak ada gejala.
Gigi permanen dengan pulpa terbuka karena sebab mekanis atau karena karies dan lebarnya tidak lebih dari 1 mm persegi dan tidak ada gejala.
Pulpa masih vital.
Hanya berhasil pada pasien di bawah usia 30 tahun, misalnya pulpa terpotong oleh bur pada waktu preparasi kavitas dan tidak terdapat invasi bakteri maupun kontaminasi saliva, dan perdarahan dapat dikontrol pada daerah eksposur.
2. Kontraindikasi
Nyeri spontan – nyeri pada malam hari.
Pembengkakan.
Fistula.
Peka terhadap perkusi.
Gigi goyang secara patologik.
Resorpsi akar eksterna.
Resorpsi akar interna.
Radiolusensi di periapeks atau di antara akar.
Kalsifikasi jaringan pulpa.
Terbukanya pulpa secara mekanis dan instrumen yang dipakai telah memasuki jaringan pulpa.
Perdarahan yang banyak sekali pada tempat terbukanya pulpa.
Terdapat pus atau eksudat pada tempat terbukanya pulpa.
3. Keuntungan Keuntungan Direct Pulp Capping antara lain : 1. Mempertahankan ketuhan dan vitalitas pulpa. 2. Memperbaiki dan penutup pulpa yang terbuka 3. Menghemat waktu perawatan. 4. Mempertahankan fungsi gigi.
1.5 Teknik Preparasi Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm (yaitu kira kira 0,5 mm ke dalam dentin. Pertahankan bur pada kedalaman kavitas dan dengan hentakan intermitten gerakan bor melalui fisur pada permukaan oklusal. Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula dengan menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut ke arah pulpa. Jika pulpa vital dan bagian yang terbuka tidak lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat dilakukan pulp capping.
1.6 Teknik Pulp Capping 1.6.1 Teknik Pulp Capping Indirect Tahapan perawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pada Kunjungan Pertama : 1. Karies dibuang dengan escavator atau bur round (bor bundar) kecepatan renda, lalu lakukan ekskavasi sampai dasar pulpa, hilangkan dentin lunak sebanyak mungkin tanpa membuka kamar pulpa. Jaringan karies yang paling dalam dibiarkan. 2. Kavitas disterilkan dengan air calxyl. Hindari penggunaan alkohol, karena dapat memicu terjadinya dehidrasi cairan tubulus dentin.
3. Aplikasi preparat Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 kemudian dilapisi Zinc Okside Eugenol (ZOE) yang diletakkan didasar kavitas kemudian dilapisi semen fosfat dan akhirnya tambalan sementara. 4. Perawatan dilanjutkan 1-2 minggu kemudian. Pada Kunjungan Kedua : Apabila tidak ada keluhan, dilakukan penambalan tetap.
1.6.2 Teknik Pulp Capping Direct Tahapan Perawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pada Kunjungan Pertama : 1. Dilakukan
pemasangan
rubber
dam/cotton
roll
untuk
mencegah
kontaminasi bakteri pada karies. 2. Karies dibuang dengan bor atau ekscavator steril. 3. Kavitas dibersihkan dengan air calxyl. 4. Bagian yang tereksponasi ditutup dengan cotton pellet yang sudah dibasahi dengan eugenol. Sebaiknya hindari desinfektan yang kaustik seperti fenol, kresol dan alkohol. 5. Kalau ada perdarahan atau rasa sakit, kontrol dengan cotton pellet dan eugenol yang dihangatkan. 6. Di atas pulpa yang masih terbuka, aplikasikan preparat Ca (OH)2 tanpa tekanan dengan Ash 49 atau amalgam carrier. Kelebihan obat dibuang dengan ekscavator. 7. Di atasnya diaplikasikan ZOE kemudian dilapisi semen fosfat kemudian dilapisi tambalan sementara. Pada Kunjungan Kedua : Setelah 8-10 hari, kalau tidak ada keluhan, dengan kata lain gigi bereaksi normal, lakukan penambalan permanen
1.7 Calxyl dan ZOE 1.7.1 Komposisi Calxyl •
Pasta base
: kalsium tungstat, tribasic calsium sulphate, dan zinc oxide
•
Pasta katalis
1.7.2
Sifat Calxyl
: kalsium hidroksida, zinc oxide, zinc stearat
•
pH 11,5-12,5 menetralkan asam
•
Antiseptik dengan kadar yang rendah
•
Tidak mengiritasi
•
Menghambat infeksi
•
Menstimulasi pembentukan dentin sekunder
1.7.3
Komposisi semen ZOE
•
Komposisi Bubuk : Zn Oksida, Resin, Zn stearat
•
Komposisi Liquid : eugenol
1.7.4 •
Fungsi ZOE Semen sementara ZOE digunakan sebagai luting mahkota sementara dan sebagai semen sementara restorasi logam mahkota jembatan
•
Restorasi sementara
•
Basis Semen ini memiliki compressive strength sekitar 5,5-39 MPa, dan kekuatan maksimum didapatkan pada 12-15 menit. Semen ini merupakan insulator termal yang sangat baik, hampir sama dengan dentin.
•
Endodontic sealer Semen ini dapat digunakan sebagai pengisi saluran akar dengan atau tanpa gutta-percha.
•
Periodontal management Beberapa jenis semen ZOE juga digunakan untuk management jaringan gingiva. Semen jenis ini digunakan dengan dua cara, yaitu untuk menggantikan jaringan lunak secara mekanik, serta sebagai dressing jaringan lunak setelah pembedahan.