Drs Susilo Wiyanto Mm

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Drs Susilo Wiyanto Mm as PDF for free.

More details

  • Words: 787
  • Pages: 2
Yth Kabadiklat Dephan Drs Susilo Wiyanto,MM. Siswa Suspimjemenhan III/2008 Mohon ijin, membuat tulisan bebas yang berjudul : TINJAUAN SIKAP INDONESIA , MALAYSIA DAN SINGAPURA DALAM PENGELOLAAN KEAMANAN DI SELAT MALAKA Persoalan Selat Malaka, pada mulanya timbul karena adanya perkembangan yang penting di bidang perkapalan dan perubahan strategi militer secara global dari negara – negara besar. Sejak pecahnya perang Arab-Israel banyak kapal – kapal tangki yang membawa minyak dari Timur Tengah ke Jepang dan Timur Jauh menjadikan Selat Malaka urat nadi perekonomian dunia, khususnya bagi negara Jepang.. Selat Malaka yang panjangnya 500 mil merupakan salah jalur pelayaran penting seperti Terusan Suez atau Terusan Panama karena juga membentuk jalur pelayaran terusan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta menghubungkan tiga dari negara – negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia yaitu India, Indonesia dan Cina. Dalam setiap tahunnya sebanyak 50.000 kapal yang melintas , yang mengangkut antara seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia. Apabila dilihat dari kepentingan Indonesia dalam mengelola Selat Malaka menolak adanya intervensi pasukan asing terutama dari Amerika Serikat semata - mata untuk menjaga kestabilan politik didalam negeri. Kestabilan politik dalam negeri secara tidak Iangsung akan mempengaruhi kondisi dalam negeri Indonesia dimana Indonesia sedang melakukan transformasi politik, menghadapi berbagai macam permasalahan dalam negeri seperti Pemerintahan yang tidak stabil, perekonomian yang rapuh, gerakan pemisahan diri, konflik etnis dan religius yang mengancam demokrasi. Selain itu, dengan tidak melibatkan pasukan asing, Indonesia ingin menunjukkan kepada dunia luar bahwa dengan keadaan peralatan dan ekonomi yang serba terbatas Indonesia masih mampu memberikan rasa aman di Selat Malaka yang menjadi tanggung jawabnya. Rasa aman inilah yang diharapkan pada akhirnya dapat memperbaiki iklim investasi di Indonesia dan memancing investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia yang pada akhirnya tentu saja dapat menggairahkan kembali perekonomian di Indonesia. Selain itu juga diikuti oleh tindakan pemerintah Malaysia dalam menolak peran serta negara asing dalam mengamankan Selat Malaka juga dapat tercermin dari dasar pertahanan negaranya dimana didalam dasar pertahannanya, Selat Malaka termasuk salah satu wilayah yang keamanannya harus dijaga karena Selat Malaka menurut dasar pertahanan Malaysia termasuk didalam kawasan kepentingan strategis. Selain karena dasar pertahanannya, Malaysia berpendapat bahwa sebagai negara yang bebas dan berdaulat Malaysia menyadari bahwa langkah yang paling wajar untuk memelihara kepentingan dan keselamatan negara adalah melalui usaha kearah kemandirian yang merupakan teras pertahanan negara. Prinsip ini memberi penekanan

kepada upaya kemandirian Angkatan Tentara dalam usahanya untuk mandiri secara nasional. Mandiri disini dengan kata lain tidak memperoleh bantuan luar guna menyelesaikan permasalahan keselamatan dalam negeri. Dan juga mandiri dalam usahanya untuk mempertahankan kedaulatan wilayah dan kepentingan keselamatan keselamatan dalam lingkungan terdekat dari ancaman - ancaman luar tahap rendah dan pertengahan. Jadi dapat disimpulkan bawasannya keamanan jalur Sea Lanes of Communications baik di Selat Malaka ataupun ditempat lainnya merupakan hal yang sangat berharga bagi Malaysia dan tanpa banyak tanya akan turut serta menjaga keamanan di wilayah tersebut dengan kekuatan negara yang dimilikinya. Singapura melihat bagaimana mengatasi pemasalahan Selat Malaka sebagai sesuatu yang sangat penting, faktor keamanan merupakan hal yang dipandang penting bagi Singapura maka untuk mencapai tingkat keamanan yang diinginkannya, Singapura tidak segan bekerja sama dengan negara - negara asing dalam mengamankan Selat Malaka. Pada akhirnya memang Singapura hanya bekerja sama dengan negara pesisir saja dalam mengamankan Selat Malaka tapi secara tidak langsung kita dapat melihat bagaimana Singapura sangat sensitif sekali dengan permasalahan keamanan. Hal itu tidaklah mengherankan karena dengan luas wilayah yang kecil, dan jumlah penduduk yang tidak banyak serta posisinya yang terletak diantara dua negara yang besar seperti Indonesia dan Malaysia membuat Singapura merasa sensitif dengan masalah keamanan hal ini juga, untuk terlihat dalam kebijakan pertahanannya dimana terdapat salah satu kalimat yang menyatakan bahwa untuk melindungi negaranya maka seluruh warga negaranya haus turut serta atau total defense. Dibidang militerpun, Singapura memiliki persenjataan yang canggih dan jumlah anggaran militer yang besar, semakin menyiratkan bagaimana pentingnya permasalahan keamanan bagi Singapura. Disamping nilai-nilai strategis Selat Malaka pada tahun 2003 juga dibarengi dengan kerawanannya , terutama perompakan atau ancaman terorisme sebanyak 150 kasus kejadian . Namun negara-negara pantai di Selat Malaka ( Indonesia, Malaysia dan Singapura ) pada Juli 2004 lalu telah menyepakati pengamanan dengan konsep “ Patroli Terkoordinasi “, dan bukan “ Patroli Bersama “ . Sejak diberlakukannya patroli terkoordinasi itu, jumlah perompakan – penyerangan bersenjata di Selat Malaka turun drastis. Data statistik IMB ( International Maritime Bureau ) juga menunjukkan penurunan angka pembajakan – perompakan di Selat Malaka. Sebagaimana disebutkan Menhan Juwono Sudarsono , kepedulian sejumlah negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat , untuk membantu mengamankan Selat Malaka adalah hal yang positip, sepanjang mereka tidak membantu dalam gelar kekuatan militer , seperti mengerahkan kapal-kapal perang. Namun negara – negara Indonesia, Malaysia dan Singapura telah menyatakan dengan tegas bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pengaman Selat Malaka, sementara negara lainnya diharapkan hanya memberikan bantuan dibidang peralatan dan informasi. Terimakasih.

Related Documents